Share

Part 22

Mendengar itu Ratih sedikit tersedak. Dia tidak bisa menjawab. Belum lagi mereka mengira dia pura-pura hamil kemarin, sekarang dia sudah duduk di kursi roda meski masih bisa sembuh. Berapa banyak alasan yang dimiliki wanita itu agar dia menyerah?

"Tapi…" dia ingin bilang bahwa dia masih hadir menghadiri kelas universitas di sore hari namun Tengku Ammar memotongnya dengan kesal.

"Apakah kamu masih mencoba berbohong padaku?”

Ratih terkejut dan berkata,

"Apa yang kamu tahu?"

Bukankah pria ini sudah tau kalau dia sedang kuliah?Apa yang harus di sembunyikan?

"Aku tidak bisa menyembunyikan apapun dari orang sepertimu," Jawab Ratih dengan suara rendah. Tampak sedikit lelah.

“Apa maksudmu?” Tengku Ammar bahkan lebih marah.

“Bukankah sebelumnya aku pernah bilang bahwa aku tidak mengizinkanmu menghubunginya, tapi kau tetap saja terlibat dengannya. Apakah kamu begitu tergila-gila dengan uang?"

Tengku Ammar bertanya dengan tatapan curiga.

“Aku….” Ratih tidak bisa lagi menjawab.

"Mengapa kamu lebi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status