Share

121

Penulis: NingrumAza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 22:25:40

"Aaaaa, sakit, Ren. Lepaskan aku." Syakila sengaja merintih kesakitan karena menyadari bahwa ada banyak orang yang sedang menyaksikan.

"Renata! Apa yang kamu lakukan!" Teriak Sukoco berhasil menghentikan aksi brutal Renata.

Renata menegang tak berkutik. Ia bagai seorang maling yang tertangkap basah.

Sukoco berlari sembari menuntun Aira. Mendorong tubuh Renata lalu membantu menantunya untuk berdiri.

"Ambil apa saja untuk menutupi tubuhmu!" perintah Sukoco pada Renata sembari merangkul dan mengelus kepala Syakila.

"Cepat!" sentak Sukoco sebab Renata tak sama sekali bergerak.

Renata terlonjak, lalu tergesa mengambil kimono dan mengenakannya.

"Astaghfirullah, untuk sekuriti belum datang."

"Iya, kalau sekuriti melihat baju yang dipakai Non Renata, 'kan kita ikut malu, ya."

"Iya. Ih, bisa-bisanya dia pakai baju seperti itu di kamar orang. Mana nyakitin Non Syakila lagi. Tidak tahu diri banget."

"Betul. Kalau aku jadi Bu Sukoco, sudah aku seret keluar perempuan seperti itu."

Para asisten ru
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
NingrumAza
Sama-sama Kakak. Resiko dapat suami ganteng dan tajir emang banyak cobaannya ⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃o⁠(⁠(⁠*⁠^⁠▽⁠^⁠*⁠)⁠)⁠o
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
trimakasih,outhor.dah tambah episode,lagi seru seru nih,ada si ulat bulu baru gantinya yumna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   122

    "Mas Devan percaya sama semua omongan dia?" Syakila sengaja bertanya seperti itu untuk mengetes seberapa dalam kepercayaan Devan padanya."Tidak." Devan menjawab dengan tegas. Kemudian dia menyandarkan punggungnya pada sofa sembari satu tangannya merangkul pundak Syakila dari belakang. "Aku percaya pada istriku."Syakila semakin tersenyum penuh kemenangan sembari memandang remeh Renata."Lalu Ibu. Bagaimana menurut Ibu? Apa aku perlu membeberkan semuanya sekarang?" Kini Syakila beralih memberi pertanyaan pada ibu mertuanya."Tidak perlu. Waktu sudah semakin malam. Ibu ingin cepat istirahat," jawab Sukoco. "Tapi, Mas. Aku berkata jujur. Tolong percayalah padaku." Renata masih saja mengiba.Tak menyangka ternyata hubungan suami istri yang duduk berdampingan itu sudah membaik. Renata kira Devan masih sama seperti Devan yang tadi siang ia temui di kantor."Apa perlu aku tunjukkan pada semua orang hasil rekaman videonya agar kamu berhenti berpura-pura. Aku paling benci dengan manusia mun

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   123

    "Lambat laun semua orang juga bakal tahu karena perutku semakin membesar tiap bulan." "Jangan sampai orang tahu tentang hal itu. Apa kata mereka kalau tahu kamu hamil tanpa suami. Mama pasti jadi biang gosipan warga sekitar. Malulah, Yum." "Terus gimana, dong, Ma? Aku gak mau bayi ini lahir." Sundari nampak berpikir keras. "Bagaimana kalau kamu minum jamu? Rasanya memang pahit, tapi dijamin berhasil merontokkan janin." Dengan teganya Sundari memberikan ide untuk membunuh calon cucunya sendiri. "Terserah Mama mau pakai cara apa. Yang penting aku terbebas dari janin sialan ini." "Tapi rasanya akan sangat sakit. Kamu harus siap menahannya." "Aku sudah siap, Ma. Dari pada seperti ini. Mau makan apa-apa gak bisa karena mual." "Ya sudah, besok pagi Mama akan cari bahan-bahan yang diperlukan. Semoga ini berhasil." "Iya, Ma. Supaya aku bisa mencari lelaki lain yang lebih segalanya dari pada Devan dan Ray." "Hmmm. Besok pagi Mama ke pasar, dan kamu harus mau meminumnya." "Pasti, Ma.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   124

    "Sa-saya tidak tahu, Dok. Setahu saya dia cuma, cuma berhubung sama satu laki-laki." Sundari agaknya sedikit malu di depan dokter. "Berarti kemungkinan laki-laki itu yang menularkan penyakitnya pada Mbak Yumna.""Memangnya penyakit apa, Dok?" Ibu dari Yumna itu begitu deg-degan. Ia khawatir anaknya terkena penyakit HIV. Jika sampai itu terjadi, ke ujung dunia pun Ray akan dia cari untuk bertanggung jawab."Kami menduga Mbak Yumna terkena Gonore, Bu.""Gonore? Apa itu. Apa masih bisa disembuhkan, Dok?" "Jika dibarengi dengan pola hidup sehat, berhenti hubungan intim dengan banyak lelaki, dan meminum obat insyaallah bisa, Bu.""Tapi bukan Aids 'kan, Dok?""Bukan, Bu. Gonore adalah Infeksi bakteri menular seksual, yang jika tidak diobati, dapat menyebabkan infertilitas (Gangguan pada kehamilan). Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi tanda-tanda keberadaan infeksi meskipun tidak ada gejala. Dan insyaallah masih bisa disembuhkan.""Huffhh, syukurlah." Sundari bernapas lega. Setidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   125

    "Ehm! Perlu bantuan gak?" Syakila menawarkan diri tetapi sesungguhnya sebagai bentuk ejekan.Bersandar pada dinding seraya bersedekap dada, Syakila tersenyum kemenangan mendatangi kamar yang ditempati Renata.Wanita yang sedang mengemasi barang-barangnya itu nampak mendengus. Rasa kesal di dirinya semakin bertumbuh manakala dengan sengaja rivalnya menertawakan seakan dirinya adalah pecundang."Jangan sampai ada yang tertinggal, ya. Aku tidak mau ada alasan bagimu untuk kembali datang ke rumah ini. Ku harap kau cukup paham dan sadar diri untuk tidak menggangu rumah tanggaku lagi." Syakila memberi ultimatum.Seketika Renata menghentikan aktivitasnya. Menoleh dan memberi tatapan tajam pada Syakila."Jangan merasa menang dulu. Permainan sebenarnya baru dimulai. Ini baru pemanasan. Setelah ini kau akan tahu bagaimana rasa sakit yang sebenarnya. Aku pastikan kau akan menangis dan menyesal telah berurusan dengan Renata!""Jangan berkata seperti itu, Ren. Aku jadi ... Hahaha, jadi ingin terta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   126

    "Jangan ngaco, Jo. Mana mungkin aku nyidam. Cepat pergi, jangan banyak alasan!" tampik Devan."Bisa saja kan, Bos? Nona Syakila yang hamil dan Bos yang nyidam." Jo tetap menduga. Dugaan yang awalnya asal ceplos saja."Anggap saja begitu. Dan tugasmu adalah menuruti semua nyidamku!" Devan mengiyakan saja ucap Jo agar perdebatan berakhir."Haiiisss, baiklah, Bos."Devan merebahkan diri di sofa setelah panggilan itu berakhir. Rasa mualnya masih sedikit terasa. Entah apa yang salah pada dirinya.Tak terasa matanya perlahan terpejam. Devan terlelap di ruangannya seorang diri.***"Veen, bagaimana perkembangan kasus Nona Maharani?" Nita bertanya saat mereka sedang makan siang di sebuah restoran."Belum ada. Tersangka utama tetap bungkam dan menyatakan tak ada orang lain lagi yang terlibat. Biar Tuhan saja yang menghukumnya. Aku ingin fokus pada keluargaku, Nit. Lambat laun pelaku kejahatan itu pasti mendapat karmanya.""Kamu benar, Veen. Hukum di dunia mungkin mereka bisa lolos, tapi hukuma

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   127

    "Kak Yumna keguguran, Sya. Dia pendarahan cukup hebat sampai harus transfusi darah. Beruntung golongan darahku sama. Alhamdulillah keadaannya sekarang semakin membaik." Kamil memulai pembicaraan. "Astaghfirullah, aku ikut berduka, Mas. Semoga Kak Yumna cepat sehat lagi," sahut Syakila ikut prihatin. "Kau tahu, Sya? Aku akan bercerai dengan Della. Dia selingkuh." Kamil menerawang jauh sembari tersenyum getir, tatkala rumah tangga yang ia bangun dari hasil berkhianat kini terkhianati. Wanita yang duduk berjarak dengan Kamil hanya diam menunduk. Syakila tak tahu harus berkomentar apa. Lebih baik diam dari pada salah bicara, pikirnya. "Aku jadi berpikir, semua kejadian buruk yang menimpa keluargaku adalah karma karena telah menyakitimu dulu. Mungkin Tuhan tak terima wanita sebaik dan setulus kamu disakiti." Kamil kembali berujar. "Jangan begitu, Mas. Itu semua ujian. Bukankah setiap manusia yang hidup akan selalu diuji? Jadikan semuanya pelajaran untuk memperbaiki diri menjadi le

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   128

    "mau ke mana?" Devan mencekal tangan Syakila ketika hendak beranjak."Mau bukain pintu, Mas. Kasihan Aira.""Tunggu dulu. Sepertinya sudah ada ibu yang menangani." Keduanya terdiam berusaha mendengar suara serupa gumaman dari luar. Benar. Itu suara Bu Sukoco yang sedang membujuk Aira untuk pergi bersamanya."Ibu memang yang terbaik," ucap Devan setelah tak lagi terdengar suara."Mas Devan ini.""Yuk lanjutin," bisik Devan membuat Syakila tersipu."Tapi ...""Kenapa?""Aku belum shalat isya, Mas.""Sama, Mas juga belum. Ya udah, kita shalat berjamaah dulu, sekalian shalat sunah dua rakaat." Sembari mengedipkan satu matanya, Devan dengan genit menggoda Syakila."Au, ah. Mas Devan genit." Lalu Syakila buru-buru menuju kamar mandi menghindari godaan.Di dalam kamar mandi, Syakila meraba dadanya yang berdegup lebih kencang dari biasanya. "Kenapa jadi kaya remaja jatuh cinta gini, sih? Padahal biasanya juga tidak terlalu begini." Monolognya."Apa begini rasanya habis berantem lalu baikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   129

    "Lepas!" sentak Jasmin saat tangannya di pegang oleh Dion. Mereka sudah berada di luar."Tenang, Jas. Aku bisa jelaskan baik-baik masalah ini. Kita bicarakan semua dengan kepala dingin, jangan seperti ini." Dion berusaha membujuk."Tenang bagaimana? Jelas-jelas kamu berpelukan dengan wanita lain di depanku. Siapa yang tidak panas, hah!" Jasmin masih meluapkan emosi."Dion, dia siapa kamu?" Kali ini Renata yang mengeluarkan sebuah pertanyaan."Aku pacarnya. Dan kami akan segera menikah! Tahu kamu!" Jasmin yang menjawab dengan nada nyolot."Pacar? Aku gak salah dengar, Ion?" balas Renata pada Dion."Nanti aku jelasin, Ren. Eum ..." Dion mendadak bingung. Antara menyuruh Renata pulang sendiri atau Jasmin.Akan tetapi jika Renata yang pulang sendiri, dia tak tega. Apalagi malam semakin larut. Namun, jika Jasmin yang sendirian, Dion membutuhkan tubuh wanita itu untuk melampiaskan nafsunya yang tak bisa tersalurkan bersama Renata, meski sejujurnya lelaki itu ingin sekali melakukannya bersa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22

Bab terbaru

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   229

    Bamantara segera memanggil dokter. Sementara Sukoco, Amber dan Devan berdiri di sisi ranjang persalinan Syakila."Silakan menunggu di luar. Kami akan segera melakukan tindakan. Cukup suaminya saja yang berada di sini," ucap dokter sesaat setelah ia memeriksa pembukaan Syakila yang sudah genap."Baik, Dok." Mereka semua keluar, menyisakan Devan yang gemetar menemani Syakila.Dibantu beberapa perawat, dokter perempuan spesialis kandungan mengarahkan Syakila untuk mengatur napas.Suara erangan Syakila terus menggema di ruang bersalin. Devan tidak melepaskan genggaman tangannya, matanya memerah, dan hatinya penuh doa yang tak putus. Keringat deras membasahi dahi Syakila, tetapi semangatnya tak tergoyahkan."Sayang, kamu kuat. Sebentar lagi selesai," bisik Devan, suaranya bergetar menahan rasa cemas yang menyelubungi hatinya.Dokter memberi isyarat kepada Syakila untuk kembali mendorong dengan tenaga terakhir. "Ayo, Bu, sekali lagi! Tarik napas dalam dan dorong sekuat tenaga!"Dengan satu

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   228

    Mendengar teriakkan Renata, seketika membuat Devan dan ibunya panik. Sementara dokter segera mengambil tindakan dengan memberikan obat penenang. Terpaksa hal itu harus dilakukan kembali karena keadaan Renata yang belum bisa stabil mengontrol dirinya.Perlahan tapi pasti, teriakan Renata melemah dan akhirnya dia terbaring dengan mata terpejam di tempat tidur."Kira-kira, apa Renata bisa sembuh, Dok?" tanya Sukoco setelah mereka berada di luar ruangan."Semua kemungkinan tetap ada, Bu. Kita hanya bisa berusaha, selebihnya Tuhan yang akan menentukan," sahut dokter."Lakukan yang terbaik untuk Renata, Dok. Saya serahkan pada tim dokter di sini sembari membantu dengan doa," timpal Devan."Tentu, kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien.""Terima kasih. Kalau begitu, kami pamit dulu, Dok. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungi saya.""Baik, Pak Devan. Terima kasih kembali."Kemudian mereka berpisah di lorong yang berbeda tujuan. Devan dan Sukoco berjalan pulang, sementara

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   227

    Suasana mendadak sunyi seakan menunggu jawaban Devan. Entah karena memang ingin mengetahui kabar Renata, atau karena bingung dengan reaksi Devan yang berubah mimik ketika ibunya bertanya, semua yang duduk lesehan di ruang tengah menatapnya.Menghembuskan napas panjang, Devan pun akhirnya menjawab setelah beberapa saat terdiam, "Renata sekarang berada di rumah sakit, Bu. Keadaannya tidak baik-baik saja.""Innalillahi ... Apa dia sakit di penjara?" Dengan keterkejutan yang tak dapat disembunyikan, Sukoco kembali bertanya."Devan juga kurang tahu, Bu. Rencananya besok Devan akan menjenguk untuk melihat keadaannya. Semoga dia baik-baik saja.""Kasihan sekali dia. Lalu, apakah Rosa tahu kalau Renata sakit?""Sepertinya belum, karena Tante Rosa sudah lama pindah dan Devan tidak tahu tempat tinggalnya yang baru."Sukoco mendesah pelan. Rasa iba seketika menghinggapi mengingat Renata pernah tinggal bersamanya. Meskipun akhir-akhir ini sikap gadis itu melewati batas, tetapi Sukoco tahu bahwa s

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   226

    "Maafkan aku, Veen. Aku gak tega menyembunyikan dari mereka, terlebih kamu harus melewatinya hanya bersama Mas Devan. Ya, meskipun aku tahu, kalian pasti bisa melewati semuanya," terang Nita menyela ucapan Syakila.Sahabatnya itu benar-benar tak tega saat menjenguknya beberapa waktu lalu di rumah sakit, sehingga keceplosan bilang pada Bamantara saat bertemu di butik. Nita pikir, dengan adanya do'a dari keluarganya, mungkin bisa mengurangi rasa sakit Syakila."Jangan salahkan Nita, Nak. Kita yang memaksanya untuk bicara," timpal Bamantara, memandang cucu angkatnya dengan sendu. Rasanya tak tega melihat wanita itu diuji terus menerus sejak dulu. Walaupun cuma cucu angkat, tapi Bamantara benar-benar menyayanginya."Lagian, kenapa kamu menyembunyikannya dari kami, hem?" tanya Amber sembari mengusap kepala Syakila.Istri dari Devan itu hanya menunduk. "Kila hanya tidak ingin terus menerus menambah beban pikiran kalian," lirihnya."Apa yang kamu katakan, Sayang. Kamu ini bukan beban, tapi k

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   225

    Devan meletakkan ponselnya di meja dengan tangan bergetar. Napasnya terasa berat, dan pikirannya dipenuhi kekhawatiran yang membingungkan. Wajahnya pucat, membuat Syakila semakin cemas.“Mas, apa yang mereka katakan?” tanyanya dengan nada panik.Devan menghela napas panjang sebelum menjawab. “Polisi bilang... Renata dalam kondisi buruk di penjara. Dia sering membuat keributan, dan itu membuat dia harus ditempatkan di ruang isolasi dan kemungkinan akan dipindahkan ke tahanan rumah sakit kejiwaan. Mereka minta aku datang.”“Astaghfirullah. Kenapa bisa begitu, Mas?" ucap Syakila tak kalah terkejut."Mas juga gak tahu, Sayang. Mas akan telepon Pak Herman saja untuk mengurusnya."Syakila tertegun sejenak. Ia tak tega melihat suaminya dilanda banyak masalah dan tanggung jawab. Andai bisa, ia ingin sekali membantu, tetapi kondisinya yang lemah mungkin hanya akan memperburuk keadaan. Untuk itu Syakila ingin mengurangi beban pikiran suaminya dengan pulang dan istirahat di Jakarta saja supaya l

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   224

    Renata duduk di sudut ruangan. Tubuhnya yang dulu anggun kini hanya menyisakan bayang-bayang kesengsaraan dengan rambutnya yang kusut."Mas Devan... tolong aku," lirihnya, hampir tak terdengar. Namun, suara itu terus diulang-ulang, seolah menjadi satu-satunya pegangan di tengah kegelapan.Para narapidana lain di sel besar itu menatapnya dengan berbagai ekspresi. Ada yang iba, tapi lebih banyak yang mencemooh. Salah satu dari mereka, wanita bertubuh kekar dengan tato di lehernya, mendekat sambil menyeringai."Kau pikir orang yang kau sebut namanya itu akan menyelamatkanmu? Hah! Kau ini cuma boneka yang sudah dibuang. Lihat dirimu sekarang!" Wanita itu meludahi tanah, matanya memandang Renata dengan jijik.Renata memejamkan matanya, mencoba mengabaikan ejekan itu. Tapi pikirannya tak bisa berhenti memutar ulang ingatan tentang Devan. Pria itu—satu-satunya yang dia anggap mampu menyelamatkannya dari tempat ini."Mas Devan pasti akan datang," gumam Renata. Suaranya nyaris tak terdengar, t

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   223

    Meski sudah berbulan-bulan tak sadarkan diri, kakak kandung almarhum Kamil itu masih sangat mengenali pria gagah di hadapannya. Pria yang dulu begitu didambanya, tetapi pada akhirnya dia harus merelakan ia berjodoh dengan yang lain meskipun awalnya penuh ketidakrelaan."Syukurlah akhirnya kamu sadar, Yum. Bagaimana perasaanmu sekarang? Apa yang kamu keluhkan?" Devan memberondong Yumna dengan pertanyaan setelah dokter selesai memeriksanya.Tak menjawab, Yumna menyunggingkan senyum tipis. Dokter kemudian menjelaskan bahwa kondisi Yumna sudah lebih baik, hanya saja ada beberapa hal yang ingin dokter sampaikan pada Devan tetapi tanpa sepengetahuan Yumna. Melalui sebuah kode, dokter itu menyuruh Devan untuk ikut dengannya ke ruangan."Kamu istirahatlah, aku keluar dulu," ucap Devan. Yumna mengangguk lemah.***"Maaf sebelumnya, apakah Anda suami dari pasien?" tanya dokter ketika mereka sudah berada di ruangan konsultasi."Bukan, Dok. Saya temannya. Atas permintaan almarhum adiknya, saya ya

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   222

    Di lorong rumah sakit, Devan duduk termenung di salah satu bangku, menggenggam secangkir kopi yang sudah dingin. Pikirannya berkelana, memikirkan dua wanita yang kini menjadi tanggung jawabnya—Sundari dan Yumna. Pesan terakhir Kamil masih terngiang jelas dalam ingatannya."Tolong jaga mamaku yang sedang struk, juga Kak Yumna yang masih koma."Suara langkah kaki membuat Devan menoleh. Perawat yang tadi menangani Sundari datang menghampirinya."Pak Devan, saya sudah memeriksa keadaan Bu Sundari. Sejauh ini stabil, tapi... sepertinya beliau sangat berharap Pak Kamil datang," ujar perawat itu hati-hati.Devan mengangguk lemah. "Saya mengerti. Saya akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengannya."Perawat itu ragu sejenak sebelum melanjutkan. "Saya yakin Pak Kamil ingin yang terbaik untuk keluarganya. Tapi beban ini tentu tidak mudah bagi Anda. Jika butuh bantuan, kami di sini siap mendukung."Devan tersenyum tipis, merasa sedikit terhibur oleh perhatian perawat itu. "Terima kasih. Sa

  • Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan   221

    Beberapa saat kemudian, perawat yang tadi berjanji kembali memasuki ruangan. Wajahnya tampak sedikit tegang, tapi dia mencoba tersenyum agar tidak menambah kecemasan pasiennya."Ibu, saya sudah coba hubungi Pak Kamil," katanya lembut.Sundari, yang terbaring di tempat tidur, berusaha menggerakkan bibirnya untuk bertanya. Namun, hanya gumaman lemah yang keluar. Perawat itu segera mendekat, menggenggam tangan Sundari dengan hati-hati."Pak Kamil sedang sibuk, Bu. Tapi beliau titip pesan bahwa beliau sangat sayang sama Ibu dan akan segera datang jika urusannya selesai," lanjutnya dengan suara penuh kebohongan yang terdengar begitu tulus.Mata Sundari sedikit berkaca-kaca. Meskipun tidak bisa berkata-kata, ia mencoba menunjukkan rasa terima kasih dengan menggenggam lemah tangan perawat tersebut."Tenang saja, Bu. Saya akan pastikan Ibu tetap sehat supaya bisa bertemu beliau nanti," ucap perawat itu sambil menyeka sudut matanya yang mulai basah.Namun di dalam hatinya, perawat itu merasa s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status