Share

123

"Lambat laun semua orang juga bakal tahu karena perutku semakin membesar tiap bulan."

"Jangan sampai orang tahu tentang hal itu. Apa kata mereka kalau tahu kamu hamil tanpa suami. Mama pasti jadi biang gosipan warga sekitar. Malulah, Yum."

"Terus gimana, dong, Ma? Aku gak mau bayi ini lahir."

Sundari nampak berpikir keras.

"Bagaimana kalau kamu minum jamu? Rasanya memang pahit, tapi dijamin berhasil merontokkan janin." Dengan teganya Sundari memberikan ide untuk membunuh calon cucunya sendiri.

"Terserah Mama mau pakai cara apa. Yang penting aku terbebas dari janin sialan ini."

"Tapi rasanya akan sangat sakit. Kamu harus siap menahannya."

"Aku sudah siap, Ma. Dari pada seperti ini. Mau makan apa-apa gak bisa karena mual."

"Ya sudah, besok pagi Mama akan cari bahan-bahan yang diperlukan. Semoga ini berhasil."

"Iya, Ma. Supaya aku bisa mencari lelaki lain yang lebih segalanya dari pada Devan dan Ray."

"Hmmm. Besok pagi Mama ke pasar, dan kamu harus mau meminumnya."

"Pasti, Ma.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status