Share

131

Decitan mobil yang ditumpangi Syakila terdengar nyaring. Kentara sekali si pengemudi sangat terburu-buru.

Di halaman sebuah rumah sakit, wanita yang menyetir sendirian itu keluar dari mobil lalu berjalan setengah berlari menuju lobby. Di tempelkannya ponsel di telinga untuk menghubungi mertuanya.

"Halo, Bu. Syakila sudah di lobby rumah sakit. Ibu di mana?"

"Ibu masih di UGD. Gak jauh kok dari lobby."

"Ya sudah, Syakila ke sana." Panggilan pun terputus.

Setelah bertanya pada resepsionis, Syakila bergegas menuju tempat di mana Devan berbaring lemah.

"Ibu ... Ya Allah, Mas Devan, kenapa bisa sampai begini?" Syakila cemas melihat keadaan Devan yang tak berdaya dengan selang infus di tangannya, setelah beberapa saat kemudian sampai di UGD.

"Sayang ..." lirih Devan sembari mengulurkan tangan, yang segera disambut oleh Syakila.

"Dari kamu berangkat ke butik pagi tadi, dia muntah terus. Satu suap pun gak ada makanan yang masuk ke perutnya. Bahkan minum air putih saja dia mual."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status