Share

S2 - Bab 20

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2025-04-28 08:00:43

"Cie, Sinta, punya fans juga ternyata dia," ledek Andri sambil tersenyum lebar.

Sinta hanya menggeleng, lalu mengambil air putih dingin yang berada di depannya.

"Eh, es strawberry-nya nggak mau diminum kah? Kok malah ngambil air putih?" tanya Andri penasaran.

Sinta menoleh perlahan, lalu mengambil es strawberry-nya dan menyerahkannya pada Andri. "Mbak mau? Kalau mau buat Mbak aja. Tapi suruh Mas Arkan cobain dulu, takutnya dia masukin yang aneh-aneh."

Kedua suami istri itu nampak saling pandang, keduanya sedikit heran, apa yang sebenernya terjadi dengan asistennya itu?

Namun, Sinta tetap tak bersuara. Arkan pun berinisiatif untuk meminum es strawberry-nya sedikit dan mencoba martabaknya. Namun, ia tidak menemukan keanehan apapun. Sepertinya, ada sesuatu yang Sinta tutupi dari mereka.

"Aman kok, Dek, kalau kamu mau mah," ucap Arkan lembut. "Mas mau mandi dulu, ya."

Andri mengangguk. Arkan pun bergegas bangkit dari duduknya. Mungkin, Sinta sedikit canggung untuk bercerita karena ada dir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 21

    Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB, Sinta pun bergegas pamit undur diri. Tak mungkin ia berada terus di sana, itu sama saja dengan mengganggu waktu bosnya untuk bersama.Sinta melangkah keluar rumah Andri dengan perasaan yang sedikit berat. Ia pun melajukan motornya dengan kecepatan pelan sedikit sedang. Seolah sedang menikmati hembusan angin pada malam itu.Setelah menempuh perjalanan hampir empat puluh menit lamanya, akhirnya ia pun tiba di rumah kecilnya. Sebuah rumah minimalis type 21 sebagai kenang-kenangan dari mantan suaminya.Begitu Sinta masuk ke dalam, ruangan itu nampak gelap gulita. Hanya penerangan dari arah kamar mandi saja yang ada. Sinta percaya, bahwa lampu kamar mandi tidak boleh padam. Itu yang selama ini ia pegang teguh.Setelah menyalakan saklar lampu, ia pun segera menaruh tas dan berkasnya di atas meja, lalu duduk bersandar di sofa.Ia memejamkan matanya sebentar, sambil memegangi pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri.'Kenapa harus dia? Kenapa harus Aldy ya

    Last Updated : 2025-04-28
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 22

    Setelah hampir satu jam berkeliling mencari donat yang diminta Andri, Arkan pun kembali dengan sekotak donat empuk rasa vanila. Memang tak seperti yang diinginkan Andri tadi -donat rasa es krim vanila- tapi, apa bedanya? Toh sama-sama rasa vanila, pikir Arkan.Arkan membuka pintu dengan perlahan, sepi. Itu lah yang ia rasakan pertama kali."Adek, Mas pulang," ucapnya seraya menutup pintu dengan perlahan dan menguncinya.Hening, tak ada jawaban sama sekali. Arkan mengernyit heran, lalu segera melangkah ke ruang keluarga.Begitu tiba di ruangan itu, ia pun mendesah pelan. Andri sudah terlelap di sana sambil memeluk boneka teddy bear-nya dengan mulut yang sedikit terbuka. Bahkan, irama nafasnya terlihat begitu teratur, seolah tak ada drama 'ngidam' seperti yang tadi ia minta.Arkan menatap sekotak donat di tangannya, lalu menatap istrinya. Ia menghela napas panjang, seolah sedang menahan tawa dan rasa pasrah."Boleh gua timpuk nggak, sih, ni orang. Udah ngerjain, minta ngidam malem-malem

    Last Updated : 2025-04-30
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Tertangkap Basah

    “Ah, Sayang – terus, lebih cepat ....” Andri terdiam di ambang pintu kamar Agra, tunangannya. Tangannya sedikit gemetar sambil memegang gagang pintu, sementara telinganya masih bisa mendengar jelas suara rintihan dan desahan dari dalam kamar. Dengan perlahan, ia mulai membuka pintu kamarnya sedikit, membuat celah agar ia bisa melihat apa yang terjadi disana. Namun, seketika jantungnya pun seolah berhenti saat melihat pemandangan itu Disana, ia melihat Agra tengah memadu kasih dengan seseorang. Dan yang lebih menyesakkannya lagi, perempuan itu adalah Arsy, adiknya sendiri. “Ah, Sayang, aku hampir ....” Andri sudah tak kuasa mendengar kalimat yang menjijikan itu kembali. Ia pun berusaha menguatkan hatinya, hingga akhirnya .... Brak! Pintu kamar pun terbuka cukup lebar, membuat kedua insan yang sedang memadu kasih itu langsung terkesiap kaget dan menoleh ke arah pintu. “Mbak.” “Sayang.” Ucap kedua orang itu secara serempak. Agra segera melepaskan tubuhnya dari tubuh Arsy,

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Hasil Lab

    "Apa maksud kamu bilang aku mandul, Mas?" tanya Andri dengan raut wajah yang sedikit syok."Benar. Apa maksudmu, Nak? Kalian saja belum menikah, tapi kamu sudah bisa bilang kalau dia mandul?" tanya Om Nathan seolah tak percaya."Aku punya buktinya, kok. Tunggu sebentar, akan aku ambilkan," ucap Agra angkuh.Agra beranjak dari duduknya dan segera berlalu ke salah satu ruangan yang berada tak jauh dari sana."Nak, apa yang Agra bilang itu benar?" tanya Ayah Revan penasaran.Andri menggeleng pelan lalu mengambil lengan sang ayah dan membelainya dengan lembut."Andri gak tau, Yah. Andri aja bingung kenapa Mas Agra bisa bilang begitu sama Andri," jawab Andri lirih.Ayah Revan pun menggenggam erat lengan sang anak dan tersenyum, seolah memberikan sedikit kekuatan agar sang anak mampu menghadapi ujian ini.Tak lama, Agra pun kembali, membawa dua buah amplop panjang berwarna coklat lalu menaruhnya diatas meja sana."Kalau Papa dan Kakek gak percaya, kalian bisa lihat sendiri disini," ucap Agr

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Kakek Gala

    "A-Arkan? Kakek yang bener aja! Masa mau nikahin Andri ke dia sih?" tanya Agra seolah tak terima."Kenapa? Apa ada masalah dengannya? Kakek rasa itu pilihan yang tepat, karena hanya Arkan lah satu-satunya cucu kakek yang belum menikah," ucap Kakek Gala memberitahu."Tapi, Arkan itu bukan cucu kandung Kakek. Dia itu hanya sampah yang kakek pungut dan di jadikan cucu, untuk apa menganggap dia sebagai cucu, hah?! Apalagi, dia bocah idiot yang pasti nyusahin!" sentak Agra kesal."Tutup mulutmu, Agra! Kalau saja bukan karena kelakuanmu, sudah pasti Arkan tak akan menjadi yatim piatu dan berkebutuhan khusus seperti sekarang," ucap Om Nathan menambahkan."Tapi, Pa--," Om Nathan langsung melambaikan tangannya seolah tak ingin dibantah.Agra menggelengkan kepalanya pelan. Wajahnya nampak kecewa berat dengan keputusan yang diberikan oleh sang kakek.Ia pun segera beranjak dari duduknya, dan langsung menghampiri Andri disana. Ia memegang lembut lengan Andri dan membelainya."Ndri, aku mohon, men

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ternyata Arkan, Teman Lamaku

    Andri terdiam untuk beberapa saat, ia seperti mengenali suara itu tapi entah dimana. Otaknya pun seakan buntu, hingga tak tau apa yang akan ia lakukan. "Kenapa diem disitu? Masuk aja, anggep aja kamar sendiri," ucap lelaki itu lagi tanpa menoleh sedikit pun pada Andri. Andri pun menghembuskan napasnya panjang, dan berusaha mencari sesuatu agar ada alasan untuk dia mendekat. Beruntung, sebuah mobilan berada tepat didekat pintu. Andri pun segera mengambil mobil itu dan menghampiri lelakinya. "Ini punyamu?" tanya Andri ramah, seraya menaruh mobilan itu dekat dengannya. "Terimakasih," jawab lelaki itu singkat. Andri hanya mengangguk dan setelah itu suasana pun kembali hening. Ia bingung harus bilang apa dan bagaimana, apalagi lelaki itu sepertinya sama sekali tak tergubris oleh kehadirannya. "Gimana soal persiapan pernikahannya? Apa kamu suka? Atau, ada yang mau diganti?" tanya lelaki itu bertubi-tubi. Andri tak langsung menjawab, ia masih diam dan menunduk, namun tangannya ikut m

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pernikahan

    Tubuh Andri terhuyung membentur dinding dekat lemari kaca. Napasnya sedikit tercekat, ingin berteriak namun tak bisa karena mulutnya dibekap kuat.Andri membelalakkan matanya tak percaya saat mengetahui siapa yang menarik tadi."Jangan teriak, ini aku, Ndri," ucap Agra dengan wajah tanpa dosa."Gimana gak kaget. Kamu tiba-tiba narik aku gitu aja. Mau apa lagi kamu, Mas?" tanya Andri sedikit ketus.Kedua matanya nampak beradu dengan pandangan Agra yang tajam, hingga akhirnya ia memilih untuk membuang wajahnya ke samping."Apa kamu benar-benar mau menikah dengan Arkan, Ndri?" tanya Agra dengan sedikit memelas."Apa urusanmu?" tanya Andri ketus."Ndri, pikirkan baik-baik, Arkan itu hanya anak idiot, dia juga gak kerja. Aku yakin, kamu pasti gak akan pernah bahagia sama dia," bujuk Agra kembali."Terus, apa dengan aku nikah sama kamu, aku akan bahagia?" tanya Andri sedikit ragu.Agra mengangguk mantap, kedua tangannya kini menyentuh dinding dan berada disisi kanan kiri Andri, sehingga mem

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ijab Kabul

    Arkan melangkah dengan tegap menghampiri Andri, wajahnya penuh keyakinan. Tanpa ragu, ia mengulurkan tangannya, yang langsung disambut Andri dengan senyum hangat dan penuh kebahagiaan."Cantik," bisik Arkan lembut, matanya menatap Andri dengan penuh kasih membuatnya menjadi salah tingkah."Sudah siap?" tanyanya lagi sambil mengalungkan lengan Andri kedalam tangannya, seolah memberi dukungan yang tenang namun kuat.Andri hanya mengangguk, senyumnya pun tak pudar dari wajahnya."Mas," lirih Andri pelan sesaat sebelum keduanya kembali melangkah.Arkan segera mengalihkan pandangannya kepada Andri, seolah bertanya mengapa?"Terimakasih," bisik Andri lirih.Hanya itu yang bisa Andri ucapkan untuk saat ini kepada lelakinya. Setelah itu, keduanya pun segera melangkah menuju meja tempat ijab kabul akan dilangsungkan yang berada tak jauh dari atas pelaminan.Di sepanjang perjalanan menuju meja ijab kabul, bisik-bisik dari para tamu mulai terdengar, mengiringi langkah keduanya. Sayup-sayup, Andr

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 22

    Setelah hampir satu jam berkeliling mencari donat yang diminta Andri, Arkan pun kembali dengan sekotak donat empuk rasa vanila. Memang tak seperti yang diinginkan Andri tadi -donat rasa es krim vanila- tapi, apa bedanya? Toh sama-sama rasa vanila, pikir Arkan.Arkan membuka pintu dengan perlahan, sepi. Itu lah yang ia rasakan pertama kali."Adek, Mas pulang," ucapnya seraya menutup pintu dengan perlahan dan menguncinya.Hening, tak ada jawaban sama sekali. Arkan mengernyit heran, lalu segera melangkah ke ruang keluarga.Begitu tiba di ruangan itu, ia pun mendesah pelan. Andri sudah terlelap di sana sambil memeluk boneka teddy bear-nya dengan mulut yang sedikit terbuka. Bahkan, irama nafasnya terlihat begitu teratur, seolah tak ada drama 'ngidam' seperti yang tadi ia minta.Arkan menatap sekotak donat di tangannya, lalu menatap istrinya. Ia menghela napas panjang, seolah sedang menahan tawa dan rasa pasrah."Boleh gua timpuk nggak, sih, ni orang. Udah ngerjain, minta ngidam malem-malem

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 21

    Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB, Sinta pun bergegas pamit undur diri. Tak mungkin ia berada terus di sana, itu sama saja dengan mengganggu waktu bosnya untuk bersama.Sinta melangkah keluar rumah Andri dengan perasaan yang sedikit berat. Ia pun melajukan motornya dengan kecepatan pelan sedikit sedang. Seolah sedang menikmati hembusan angin pada malam itu.Setelah menempuh perjalanan hampir empat puluh menit lamanya, akhirnya ia pun tiba di rumah kecilnya. Sebuah rumah minimalis type 21 sebagai kenang-kenangan dari mantan suaminya.Begitu Sinta masuk ke dalam, ruangan itu nampak gelap gulita. Hanya penerangan dari arah kamar mandi saja yang ada. Sinta percaya, bahwa lampu kamar mandi tidak boleh padam. Itu yang selama ini ia pegang teguh.Setelah menyalakan saklar lampu, ia pun segera menaruh tas dan berkasnya di atas meja, lalu duduk bersandar di sofa.Ia memejamkan matanya sebentar, sambil memegangi pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri.'Kenapa harus dia? Kenapa harus Aldy ya

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 20

    "Cie, Sinta, punya fans juga ternyata dia," ledek Andri sambil tersenyum lebar.Sinta hanya menggeleng, lalu mengambil air putih dingin yang berada di depannya."Eh, es strawberry-nya nggak mau diminum kah? Kok malah ngambil air putih?" tanya Andri penasaran.Sinta menoleh perlahan, lalu mengambil es strawberry-nya dan menyerahkannya pada Andri. "Mbak mau? Kalau mau buat Mbak aja. Tapi suruh Mas Arkan cobain dulu, takutnya dia masukin yang aneh-aneh."Kedua suami istri itu nampak saling pandang, keduanya sedikit heran, apa yang sebenernya terjadi dengan asistennya itu?Namun, Sinta tetap tak bersuara. Arkan pun berinisiatif untuk meminum es strawberry-nya sedikit dan mencoba martabaknya. Namun, ia tidak menemukan keanehan apapun. Sepertinya, ada sesuatu yang Sinta tutupi dari mereka."Aman kok, Dek, kalau kamu mau mah," ucap Arkan lembut. "Mas mau mandi dulu, ya."Andri mengangguk. Arkan pun bergegas bangkit dari duduknya. Mungkin, Sinta sedikit canggung untuk bercerita karena ada dir

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 19

    Sinta langsung terbatuk mendengar ucapan itu. Ia menggeleng pelan lalu berjalan sedikit menjauh dari Andri sambil berdecak kesal."Duh, Bu bos ini ... kenapa seneng banget bikin envy sih? Nggak tau apa, kalau asistennya ini jomblo," gerutu Sinta.Andri hanya terkekeh pelan, lalu menutup telponnya. Wajahnya bersemu merah bagai kepiting rebus dan langsung ia tutupi dengan tangan."Maaf deh, Sin, habis lagi pingin dimanja," ucap Andri sambil sedikit cengengesan.Sinta berdecak, memilih memainkan ponselnya sambil menunggu seblak pesanannya jadi."Mbak Andri, pedes nggak nih seblaknya?" tanya sang penjual."Dikit aja pedesnya, Teh. Buat sarat aja. Kalau ada gula tambahin boleh teh, aku pingin yang manis pedes gitu. Terus, kuahnya dibikin nyemek gitu Teh," jawab Andri.Sang penjual sedikit mengerutkan alisnya. "Tumben, Mbak, nggak kek biasanya, pedes."Andri mengangguk mantap. "Iya, bawaan si bayik pinginnya yang pedes manis, Teh."Sang penjual sedikit terkejut mendengarnya. Dan tak lama, i

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 18

    Cukup lama Andri memandang rujak itu tanpa berniat untuk menyentuhnya sama sekali. Sinta yang berada di dekatnya pun sedikit heran melihat tingkah sang nyonya saat ini."Mbak," panggil Sinta pelan."Hm," gumam Andri singkat."Kok cuma diliatin doang sih rujaknya? Nggak ada niat mau dimakan apa?" tanya Sinta sedikit heran.Andri melirik sekilas sebelum tersenyum simpul. Ia pun segera mengaduk bumbunya dan mulai mencicipi.Namun, baru saja dua suapan masuk, ekspresi Andri langsung berubah drastis. Matanya menyipit, lidahnya menjulur, tangan mulai kipas-kipas.“Pedes! Astaga, ini sambel atau lava gunung berapi?!”Sinta spontan berdiri. “Lho lho! Tadi bahagia banget, sekarang kayak ayam kecolok cabai!”Andri batuk-batuk, wajahnya merah padam. “Air! Air, Sinta! Ambilin air di kulkas buruan!"Sinta berlari ke dapur sambil mengomel. Ia bergegas mengeluarkan satu botol dari dalam kulkas, dan buru-buru menuangkannya ke dalam gelas sebelum menyerahkannya pada Andri.Andri segera menerimanya dan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 17

    Selepas dari ruang rapat, Sinta pun mendengus kesal. Ia melangkah cepat menuju ruangannya, mengambil laptop dan juga beberapa dokumen penting dan memasukkannya ke dalam tas dengan buru-buru.Tak lama, ponselnya bergetar, menandakan ada sebuah pesan yang masuk.Sinta mengernyit, nomor tak dikenal, dari siapa ya? Batinnya.Ia pun bergegas mengangkat telponnya dan ternyata itu adalah nomer abang ojol yang mengantar pesanan Arkan."Tunggu di lobby sebentar ya, Pak. Sebentar lagi, saya turun, tunggu 5 menit," ucap Sinta cepat-cepat di telpon.["Baik, Bu. Tapi maaf, saya minta dua ribu untuk parkir ya, Bu, jika boleh,"] pinta sang abang ojol."Oke, Pak," jawab Sinta seraya menutup telponnya.Ia kembali mengecek isi tas, memastikan semuanya lengkap, lalu mengambil kunci motornya dan menuju lift.Namun sialnya, begitu tiba di lift, ia harus berpapasan dengan seseorang yang selalu ingin ia hindari, Aldy. Lelaki yang pernah menghiasi hari-harinya 7 tahun silam, sebelum akhirnya lelaki itu memil

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 16

    Arkan kembali melanjutkan presentasinya yang sempet tertunda. Tentu saja, sebelum memulai itu, ia pun sudah mengirimkan pesan kepada Sinta duluan untuk mengantarkan pesanan istrinya ke rumah.Namun, baru beberapa menit memulai, pintu ruang rapat kembali di ketuk.Arkan mendesah pelan. Ia tahu betul, hanya dua orang yang bisa menginterupsi saat rapat yaitu Sinta dan Agra."Mohon maaf, ada iklan sebentar," ucap Arkan seraya bangkit dari duduknya.Semua peserta rapat pun mengangguk paham. Dan Arkan, pun bergegas ke untuk membuka pintu ruangannya.Sinta berdiri di depan sana, dengan tangan menyilang di dadanya, seolah bertanya tanpa suara."Pleas, tolongin yaa," ucap Arkan dengan nada memelas.Sinta mendengus. "Fiks! Tahun depan saya akan undur diri. Saya ini sekretaris kantor, kenapa malah jadi kang ojek," gerutunya kesal.Arkan tersenyum kecut, "terpaksa, nyonya lagi ngidam.""Nyonya ngidam?" Sinta menaikkan sebelah alisnya, seolah tak percaya.Arkan mengangguk mantap, bahkan ia menangk

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 15

    Setelah memastikan Andri sarapan dan juga mandi, kini giliran Arkan yang bersiap untuk berangkat kerja."Adek, Mas berangkat ya," pamitnya. "Kamu nggak apa-apa kan ditinggal sendiri?"Andri menggeleng sambil tersenyum tipis. "Nggak apa-apa kok, Mas. Kan udah biasa ditinggal sendiri juga."Arkan hanya mengangguk lalu segera mengecup pucuk kepala sang istri. Tak hanya itu, tangannya pun terulur di perut sang istri sebelum akhirnya ia mendaratkan kecupan disana juga."Anak-anak ayah jangan pada manja sama Bunda, ya," bisik Arkan. "Kalau mau manja, pas ada Ayah aja ya, Nak. Insyaallah apa yang kalian mau pasti akan selalu ayah turutin. Sehat-sehat di perut Bunda ya, Sayang."Andri hanya tersenyum melihat kelakuan manis suaminya itu. "Makasih ya, Mas, hati-hati di jalan."Arkan kembali mengangguk, mengambil kunci mobil di meja, lalu melangkah menuju garasi. Dibelakangnya, Andri mengikutinya sampai ke depan pintu.Beberapa saat kemudian, suara mesin mobil terdengar. Andri berdiri memandangi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 14

    Keesokan paginya, Andri sudah bangun lebih dulu karena rasa mual yang begitu mendera. Tubuhnya mulai sedikit limbung, namun ia memaksakan diri untuk berdiri dan melangkah ke kamar mandi.Sementara Arkan, masih terlelap di kasurnya. Tangannya mulai meraba, antara sadar dan setengah sadar, ia mencari sang istri di sana. Namun sayangnya, kosong."Adek!" seru Arkan refleks langsung bangun.Ia melihat ke samping. Andri tak ada di sampingnya. Kemanakah perginya wanita itu? Apa ke kamar mandi?Buru-buru ia pun bangkit dari tidurnya dan bergegas menuju dapur. Dan benar saja, Andri berada di sana tengah memuntahkan apa yang ada diperutnya.Dengan telaten, ia pun memijat tengkuk sang istri agar merasa lebih baik."Masih mual, Dek?" tanya Arkan begitu Andri menyelesaikan muntahnya.Andri menggeleng pelan, lalu mencuci mukanya. Sementara Arkan dengan sigap segera mengambil handuk dan membantu sang istri untuk membersihkan wajahnya."Adek mau bikin teh? Atau mau susu? Biar Mas bikinin," tawar Arka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status