Share

Ternyata Arkan, Teman Lamaku

Author: Ririichan13
last update Huling Na-update: 2024-10-16 14:50:12

Andri terdiam untuk beberapa saat, ia seperti mengenali suara itu tapi entah dimana. Otaknya pun seakan buntu, hingga tak tau apa yang akan ia lakukan.

"Kenapa diem disitu? Masuk aja, anggep aja kamar sendiri," ucap lelaki itu lagi tanpa menoleh sedikit pun pada Andri.

Andri pun menghembuskan napasnya panjang, dan berusaha mencari sesuatu agar ada alasan untuk dia mendekat.

Beruntung, sebuah mobilan berada tepat didekat pintu. Andri pun segera mengambil mobil itu dan menghampiri lelakinya.

"Ini punyamu?" tanya Andri ramah, seraya menaruh mobilan itu dekat dengannya.

"Terimakasih," jawab lelaki itu singkat.

Andri hanya mengangguk dan setelah itu suasana pun kembali hening. Ia bingung harus bilang apa dan bagaimana, apalagi lelaki itu sepertinya sama sekali tak tergubris oleh kehadirannya.

"Gimana soal persiapan pernikahannya? Apa kamu suka? Atau, ada yang mau diganti?" tanya lelaki itu bertubi-tubi.

Andri tak langsung menjawab, ia masih diam dan menunduk, namun tangannya ikut memainkan sebuah lego dan menyusunnya.

"Mumpung masih ada waktu sampai esok, siapa tau ada konsep yang mau kamu ubah. Bicarakan saja," ucap Arkan kembali.

Andri menghembuskan napasnya pelan, lalu mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat lelaki yang akan menjadi calon suaminya itu.

"Arkan, kenapa kamu ada disini? Maksud aku, apa kita akan tetap jadi menikah?" tanya Andri ambigu.

Mendengar ucapan Andri, Arkan pun segera menaruh mainannya, dan merubah posisi duduknya. Kini, posisi duduk mereka nampak berhadapan-hadapan.

"Kenapa? Apa kamu masih mau nikah sama Mas Agra?" tanya Arkan balik.

Andri menggeleng pelan, ia bingung, ia kalut, semuanya nampak terasa begitu cepat dan ia sama sekali tak diberi pilihan untuk memilih.

"Terus, kamu mau nikah sama siapa? Sama Om Nathan? Atau jangan-jangan, Kakek?" tanya Arkan sedikit sarkas.

"Arkan! Gak gitu konsepnya astaga," jawab Andri seraya memanyunkan bibirnya.

Arkan terkekeh sesaat lalu segera bangkit dari duduknya. Tak lama, ia kembali datang membawa dua kotak minuman kemasan dan beberapa cemilan.

"Minum dulu, siapa tau nervousmu sedikit berkurang abis ini," ucap Arkan seraya membuka minuman miliknya.

"Aman gak nih? Gak dicampur macem-macem kan?" tanya Andri sedikit khawatir.

"Ambil sendiri sana di kulkas kalau takut diapa-apain mah," gerutu Arkan sedikit kesal membuat Andri menjadi salah tingkah.

Andri pun mengambil minuman itu, dan langsung meminumnya. Tenggorokan yang tadinya terasa kering pun saat ini sudah lebih nyaman.

"Jadi, gimana soal persiapan pernikahannya? Ada yang mau diubah?" tanya Arkan kembali.

"Nggak ada," jawab Andri singkat.

Arkan mengangguk sesaat lalu tangannya kembali mengambil mainan lego dan mulai menyusunnya kembali.

"Arkan," panggil Andri lirih.

"Mas. Panggil aku, Mas, sekarang, Ndri. Kamu sebentar lagi akan jadi istri aku, jadi mulailah terbiasa memanggil aku dengan sebutan itu," ucap Arkan sedikit mengoreksi.

Andri pun menghembuskan napasnya kasar dan berdecak kesal.

"Mas Arkan, kamu belum jawab pertanyaan aku. Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Andri penasaran.

Arkan menghembuskan napasnya kasar lalu menaruh minumannya ditengah.

"Sama seperti kamu. Aku disini, karena Kakek berhutang budi dengan kedua orangtuaku. Ah, tepatnya, kecelakaan yang merenggut kedua orangtuaku. Setelah kedua orang tuaku meninggal, Kakek Gala mengadopsi ku sebagai salah satu cucunya," jelas Arkan kemudian.

Andri pun hanya mengangguk paham dan mengerti.

"Mas, kita gak bener-bener nikah, kan? Maksud aku, kita hanya nikah diatas kertas aja, kan?" tanya Andri sedikit ragu.

"Apa mau kamu, Ndri?" tanya Arkan kembali yang langsung membuat Andri menjadi salah tingkah.

"A-aku mau kita bikin surat perjanjian, Mas," ucap Andri setelahnya.

Arkan kembali menoleh ke arah Andri, untuk sesaat pandangan keduanya pun nampak beradu, sampai akhirnya, Andri membuang wajahnya ke samping.

"Surat perjanjian? Boleh juga, kamu bisa bikinnya? Aku serahkan sama kamu," ucap Arkan kembali.

"Em, apa ada syarat dari kamu?" tanya Andri kembali.

Arkan mendongakkan kepalanya sebentar, menatap langit-langit kamarnya yang biru.

"Anak. Aku ingin anak dari kamu, Ndri, setelah itu kita bercerai. Kejar impian kamu sendiri, dan biarkan anak itu sama aku," ucap Arkan lirih.

"A-anak? Mas, aku tuh gak subur, gimana bisa mau punya anak? Argh, ini mah sama aja boong, bilang aja kamu gak mau pisah," gerutu Andri kesal dan hanya mendapat kekehan saja dari Arkan.

***

Lagi, Andri merobek sebuah kertas yang baru saja ia tulis beberapa kata dan langsung menaruhnya di tempat sampah.

Tempat sampah itu pun hampir penuh oleh kertas yang sama seperti yang Andri buang barusan.

"Huft, kenapa otakku jadi buntu gini? Biasanya kalau soal urusan nulis suka cepet dan sat set, tapi udah hampir satu jam satu poin aja belum ada yang ke tulis," gerutu Andri kesal.

Andri beranjak dari duduknya dan memilih untuk bersantai sebentar di balkon lantai 2. Keluarganya masih sibuk berada dilantai bawah, selain menyiapkan pesta pernikahan untuk esok, mereka pun tengah sibuk merencanakan pesta untuk Arsy bulan depan.

Andri menghembuskan napasnya kasar, tubuhnya berayun mengikuti irama ayunan yang ia duduki saat ini.

'Apa yang harus aku tulis? Setidaknya, harus bisa menguntungkan bagi aku maupun Mas Arkan,' lirih Andri pelan.

Saat ini, Andri benar-benar bingung harus menulis apa, selain poin yang diminta Arkan tadi.

Arkan bersedia mengganti permintaannya untuk memiliki anak asal Andri mau menemaninya menjalani proses terapi dan minum obat, sampai akhirnya Arkan dinyatakan benar-benar sembuh oleh dokter.

Tangan Andri bergerak lincah di layar smartphone-nya, mencari bagaimana contoh surat pra nikah yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, hingga akhirnya, belaian lembut di pundaknya membuyarkan aktifitasnya.

"Lagi apa, Mbak?" tanya Ayah lembut lalu duduk disebelah Andri.

"Lagi santai, Yah. Ayah masih sibuk?" tanya Andri berusaha mengalihkan perhatiannya.

Revan menggeleng pelan lalu membelai lembut rambut sang anak.

"Ada apa, Mbak? Mau cerita sama ayah?" tanya Ayah kembali.

Andri menggigit bibirnya dan mengangguk pelan. Percuma ia menyembunyikan semuanya dari sang ayah, pasti akan ketahuan juga.

Daripada menyulut kemarahan ayah nantinya, Andri pun akhirnya memilih untuk bercerita saja, termasuk dengan rencana surat perjanjian yang akan ia buat bersama Arkan.

Ayah mendengarkan semuanya tanpa menyela sedikit pun, setelah Andri selesai bercerita, barulah ia mulai bersuara.

"Udah ceritanya?" tanya Ayah dan mendapat anggukan dari Andri.

Ayah mengulum senyumnya dan membelai lembut lengan Andri seolah memberinya sedikit semangat.

"Bukankah Arkan itu teman sekolahmu saat kecil, Mbak?" tanya Ayah kembali dan lagi-lagi mendapat anggukan dari Andri.

"Pikirkan semuanya baik-baik, Mbak. Ayah rasa, gak perlu kamu buat surat perjanjian seperti itu. Percaya sama Ayah, pelan namun pasti, terkadang cinta itu bisa datang dengan sendirinya. Yang ayah takut kan, andai suatu saat kalian saling mencintai, sementara disurat perjanjian kalian, sudah waktunya untuk berpisah, apa tak membuat kalian akan terluka?" tanya Ayah lembut.

"Apa ayah yakin, Mbak akan bahagia dengan Mas Arkan?" tanya Andri kembali seolah tak percaya.

"Yakin, Mbak. Ayah yakin, Mbak akan lebih bahagia sama Arkan dibanding sama Agra," jawab Ayah dengan senyum tulusnya.

Andri pun mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Setelah itu, Ayah pun segera pamit, karena masih harus mengurus yang lain.

Seperginya Ayah, Andri mencoba untuk memantapkan kembali hatinya. Meyakinkan dirinya, bahwa ia pasti bisa melalui semuanya.

Setelah hatinya merasa lebih baik, ia pun segera beranjak dari duduknya, dan memilih untuk segera menemui Arkan.

Ia tak jadi membuat surat perjanjian yang terlihat konyol itu, dan memilih menjalani semuanya seperti air mengalir.

Namun, baru saja ia hendak mengetuk pintu kamar Arkan, pundaknya serasa ditepuk oleh seseorang, dan dalam sekejap bayangan, tubuhnya pun langsung ditarik paksa untuk menjauh, bahkan mulutnya pun langsung dibekap, agar ia tak bersuara.

Deg!

'Ya Tuhan, apa lagi ini?'

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pernikahan

    Tubuh Andri terhuyung membentur dinding dekat lemari kaca. Napasnya sedikit tercekat, ingin berteriak namun tak bisa karena mulutnya dibekap kuat.Andri membelalakkan matanya tak percaya saat mengetahui siapa yang menarik tadi."Jangan teriak, ini aku, Ndri," ucap Agra dengan wajah tanpa dosa."Gimana gak kaget. Kamu tiba-tiba narik aku gitu aja. Mau apa lagi kamu, Mas?" tanya Andri sedikit ketus.Kedua matanya nampak beradu dengan pandangan Agra yang tajam, hingga akhirnya ia memilih untuk membuang wajahnya ke samping."Apa kamu benar-benar mau menikah dengan Arkan, Ndri?" tanya Agra dengan sedikit memelas."Apa urusanmu?" tanya Andri ketus."Ndri, pikirkan baik-baik, Arkan itu hanya anak idiot, dia juga gak kerja. Aku yakin, kamu pasti gak akan pernah bahagia sama dia," bujuk Agra kembali."Terus, apa dengan aku nikah sama kamu, aku akan bahagia?" tanya Andri sedikit ragu.Agra mengangguk mantap, kedua tangannya kini menyentuh dinding dan berada disisi kanan kiri Andri, sehingga mem

    Huling Na-update : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ijab Kabul

    Arkan melangkah dengan tegap menghampiri Andri, wajahnya penuh keyakinan. Tanpa ragu, ia mengulurkan tangannya, yang langsung disambut Andri dengan senyum hangat dan penuh kebahagiaan."Cantik," bisik Arkan lembut, matanya menatap Andri dengan penuh kasih membuatnya menjadi salah tingkah."Sudah siap?" tanyanya lagi sambil mengalungkan lengan Andri kedalam tangannya, seolah memberi dukungan yang tenang namun kuat.Andri hanya mengangguk, senyumnya pun tak pudar dari wajahnya."Mas," lirih Andri pelan sesaat sebelum keduanya kembali melangkah.Arkan segera mengalihkan pandangannya kepada Andri, seolah bertanya mengapa?"Terimakasih," bisik Andri lirih.Hanya itu yang bisa Andri ucapkan untuk saat ini kepada lelakinya. Setelah itu, keduanya pun segera melangkah menuju meja tempat ijab kabul akan dilangsungkan yang berada tak jauh dari atas pelaminan.Di sepanjang perjalanan menuju meja ijab kabul, bisik-bisik dari para tamu mulai terdengar, mengiringi langkah keduanya. Sayup-sayup, Andr

    Huling Na-update : 2024-11-08
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Resepsi

    Kakek Gala melangkah pelan mendekati pak penghulu disana.Dengan setengah berbisik, ia pun menceritakan alasan kenapa nama mempelai prianya berganti. Tentu saja, apa yang diceritakannya itu tidak sepenuhnya benar. Ia hanya mengatakan bahwa ada sesuatu hal yang menimpa calon suami sebelumnya.Pak penghulu nampak mengangguk paham dengan apa yang terjadi. Ia pun nampak menghembuskan napasnya dengan sedikit berat."Baik, saya mengerti. Tapi, saya mohon maaf, buku nikah kalian untuk sementara saya tahan dulu, sampai berkas milik saudara Arkan masuk ke kantor kami, bagaimana?" tanya Pak Penghulu dengan berat."Apa gak bisa buku nikah itu dikasih dahulu, Pak?" tanya Ayah Revan mencoba meloby pak penghulu.Pak penghulu menggeleng pelan lalu mengeluarkan secarik kertas di dalam tasnya."Untuk sementara kita pakai surat ini dahulu sebagai tanda kalau pernikahan kalian memang sudah sah dan tercatat ya," ucap Pak Penghulu kembali.Arkan dan Andri saling pandang, saling merasakan kelegaan sekaligu

    Huling Na-update : 2024-11-09
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pelepasan Burung Merpati

    Arkan hanya tersenyum lalu mengajak Andri untuk segera duduk di kursi pelaminan.Andri hanya menurut meskipun pandangannya tak pernah lepas pada apa yang ada disebelah pelaminan itu."Itu hotweels asli buat kamu, Dek. Itu salah satu koleksi aku, dan aku hadiahkan untuk istri aku nantinya," bisik Arkan pelan.Mata Andri nampak membola, siapa sebenernya lelaki disebelahnya itu? Banyak orang yang mengatakan bahwa ia hanya pria idiot yang kelakuannya seperti anak kecil. Namun, yang ia temui hari ini, sungguhlah berbeda.Semua tamu pun memandang takjub pada apa yang dihadiahkan oleh Arkan kepada istrinya.Bagaimana tidak, yang Arkan hadiahkan adalah sebuah supercar type Audy 8R V10, harga dipasaran Indonesia saja masih sekitar 5 miliar keatas. Kalaupun itu mobil second harganya pun masih bernilai fantastis sekitar 2 miliar rupiah.Andri masih tak percaya dengan apa yang ia dapatkan kini. Kasak-kusuk para tamu undangan terlihat jelas dari atas pelaminan.Andri meremas gaun pengantinnya deng

    Huling Na-update : 2024-11-11
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Goda Saja Kalau Kau Mau

    Waktu pun terus berlalu, hingga tak terasa jam pun sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, waktunya acara hampir selesai.Satu persatu para tamu undangan pun berpamitan lalu memberikan pelukan hangat dan ucapan selamat untuk terakhir kalinya kepada Arkan dan juga Andri. Hingga akhirnya hanya menyisakan keluarga inti saja.Lampu-lampu hias mulai dipadamkan pertanda bahwa acara sudah selesai. Andri melangkah perlahan menuju ruang ganti bersama sang Bunda, begitupun dengan Arkan yang sudah lebih dahulu melangkah bersama Kakek Gala.Saat tiba diruang ganti, sudah ada Arsy dengan tatapan tajam seolah tak suka."Aku heran, sebenernya siapa Mas Arkan. Kok bisa dia ngasih hadiah Audy 8R buat Mbak," ucapnya dengan ketus.Andri menggidikkan bahunya tanda tak tahu dan meminta bantuan sang bunda untuk melepaskan resleting yang sulit ia jangkau di belakang punggungnya."Andai tau Mas Arkan sekaya itu, mending aku kemarin godain dia," gerutu Arsy kembali."Hush! Buat apa kamu godain dia, belum tentu Ark

    Huling Na-update : 2024-11-12
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Apa Yang Harus Aku Lakukan

    Di dalam kamar, Andri terlihat memegangi dadanya yang terasa berdebar kencang. Sejak tadi, jantungnya terus berdetak lebih cepat dari biasanya, apalagi saat melihat kamar Arkan yang nampak romantis dan penuh oleh keintiman ini.'Apa mungkin sekarang saatnya aku menyerahkan apa yang telah aku jaga selama ini?' gumam Andri lirih.Setelah menenangkan hatinya, ia pun melangkah menuju nakas. Disana, sudah ada sebuah tote bag pemberian dari Natasya--istri Andre-- yang tadi sempat menelponnya.Andri mengambil tote bag itu dan matanya langsung membola saat melihat apa yang ada di dalamnya. Ia pun segera mengambilnya lalu mengibaskannya sebentar dan memperhatikannya dengan seksama.'Baju model apa ini? Kenapa tipis dan menerawang sekali?' tanya Andri di dalam hatinya.Tak lama, ponselnya pun berdering tanda ada pesan masuk. Andri pun bergegas segera mengambil ponsel itu dan membaca pesannya yang ternyata dari Natasya.[Mbak, jangan lupa bajunya di pake ya] pesan Natasya.Tangan Andri pun berge

    Huling Na-update : 2024-11-12
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Rasa Bersalah

    Di dalam kamar, Andri diam terpaku melihat respon yang Arkan tunjukkan tadi. Ia pun menundukkan kepalanya lalu segera mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas.Ia lalu menghubungi adik iparnya itu seraya menutupi tubuhnya dengan selimut yang berada di atas kasur.["Kenapa lagi, Mbak?"] tanya Natasya dari sebrang telpon sana."Tadi aku udah coba pake baju yang kamu kasih. Tapi, Mas Arkan malah pergi dan langsung nutup pintu kamar. Apa aku terlalu jelek atau ...?" Andri tak meneruskan ucapannya.Rasanya, kata-kata itu tercekak di dalam tenggorokannya dan sulit untuk keluar.["Kok bisa? Coba kita VC, aku mau lihat,"] ucap Natasya dengan tak percaya."VC? Aku malu, Sya. Masih pake baju ini soalnya," ucap Andri ragu.["Gak apa-apa, Mbak. Mumpung disini juga gak ada Mas Andre, soalnya aneh aja. Pas aku pake baju itu, Mas Andre langsung napsu liat aku, masa iya Mas Arkan enggak sih? Pasti ada yang salah ini,"] ucap Natasya.Andri pun menghembuskan napasnya pelan, lalu mengganti mode t

    Huling Na-update : 2024-11-13
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kegilaan Agra

    Arkan menghembuskan napasnya perlahan, lalu ia pun mengetuk pintu kamarnya.Tok! Tok! Tok!"Dek, kok pintunya di kunci?" tanya Arkan lirih dari luar kamar.Arkan merasa jantungnya berdebar cukup kencang, perasaannya entah mengapa mengatakan bahwa ada sesuatu yang tak beres.Ia pun akhirnya menyadari sesuatu, karena rasa gelisah yang begitu mendera, ia pun mengetuk pintu lebih keras.Sementara di dalam kamar, Andri yang saat itu pura-pura untuk tidur pun tersentak dalam kebingungan.'Kenapa Mas Arkan ngetuk pintu dan manggilin aku? Kalau Mas Arkan diluar, terus yang ada dikamar siapa?" batin Andri lirih.Andri mencoba mengabaikan perasaan tidak enaknya dan membuka matanya secara perlahan. Ia menggeliat sebentar, dan pura-pura mengucek matanya agar terlihat baru bangun tidur.Agra yang menyadari bahwa Andri telah bangun karena ketukan pintu dikamar pun berusaha berpikir cepat bagaimana agar Andri tetap tunduk padanya.Rajang pun kembali bergerak, namun kali ini, seperti ada sesuatu yang

    Huling Na-update : 2024-11-14

Pinakabagong kabanata

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 11

    "Sans, Ar, gua ke sini cuma mau nanya kabar lu doang, kok," ucap lelaki itu sambil tersenyum smirk.Andri yang memang tak mengetahui permasalahan apa yang dihadapi kedua lelaki itu memilih untuk kembali fokus ke abang telur gulung tadi."Jadi, berapa semuanya, Bang?" tanya Andri dengan senyum riang."Dua puluh ribu, Mbak," jawab si penjual.Andri lalu menyerahkan selembar uang berwarna hijau kepada penjual itu, dan melangkah santai menuju gerobak lumpia basah.Arkan yang melihat Andri pergi, hanya berdecak kesal melihat kelakuannya itu."Ada apa? Gua tau lu bukan tipe orang yang suka basa basi, Vin," ucap Arkan ketus.Ya, lelaki itu adalah Kevin sahabat serta musuhnya lima tahun lalu. Setelah melepaskan Dirgantara kepada Kevin, Arkan memilih kembali fokus mengurus Amira Corp sendiri. Lalu, bagaimana dengan Oom Wisnu?Sejak kejadian itu, Oom Wisnu memutuskan untuk membuka perusahaan sendiri. Tidak, lebih tepatnya usaha sendiri. Ia membuat beberapa ruko dan juga kontrakan dari uang hasi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 10

    Andri dan Arkan nampak saling pandang, sementara Agra segera menepuk pelan lengan sang istri.Ya, wanita itu adalah Arsy, adik dari Andri.Arsy yang sadar mendapat teguran halus seperti itu langsung menundukkan kepalanya."Ma--maaf, Mba," ucap Arsy sedikit menyesal.Andri hanya tersenyum, lalu segera memeluk tubuh adiknya."Doain ya, Dek. Bismilah semoga beneran," ucapnya lirih."Amin ya Allah," ucap Arsy dengan lantang."Kalau misalnya Mbak beneran hamil, Arsy mau nunda kehamilan, biar bisa ngerawat anaknya Mbak dulu, kek dulu Mbak ngerawat Humai," ucapnya kembali namun langsung mendapat cubitan dari Andri."Nggak boleh, gitu! Mbak nggak suka cara ngomong kamu! Anak itu rejeki, kalau dikasih jangan di tolak. Kamu nggak liat perjuangan Mbak mu ini, sampe lima tahun belum di kasih juga," ucap Andri sambil berdecak kesal.Arsy memanyunkan bibirnya, "salah lagi aja aku," gerutunya dan langsung mendapat tawaan dari mereka semua.Setelah berbasa-basi sebentar, Andri dan Arkan pun pamit pul

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 9

    Tiga buat tespek bergaris dua.Yang menandakan bahwa saat itu Andri sedang hamil.Arkan masih terdiam, berusaha mencerna semua itu. Ia mengambil salah satu tespek itu dan memberikannya kepada Andri "I -- ini, beneran, Dek?" tanya Arkan dengan raut wajah yang tak percaya.Andri mengangguk lemah, lalu segera membelai perutnya."Cuma, aku nggak tau dia udah berapa lama. Catatan haidku udah hilang," lirih Andri dengan sendu.Ia kemudian mengambil ponselnya dan menyerahkannya kepada Arkan."Hari ini, aku udah daftar ke rumah sakit tempat aku sama Mas Agra dulu ngelakuin tes kesuburan. Beruntung, dokter yang dulu nanganin aku juga masih ada," ucap Andri memberitahu."Jadi ... kamu ke sini mau ngajak aku buat periksa dede gitu?" tanya Arkan seraya membelai lembut perut sang istri.Andri hanya mengangguk seolah membenarkan ucapan Arkan.Arkan menelan ludah. Lengannya masih bertumpu pada perut sang istri. Seolah tengah menyapa kehidupan baru di sana."Terus ... jadwalnya kapan, Dek?" tanya Ar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 8

    Andri membuka pintu ruangan Arkan dengan kasar, membuat suara dentuman keras yang menggema di dalam. Nafasnya tersengal, dadanya naik turun, sementara matanya menyapu tajam ke sekeliling ruangan."Mas Arkan! Kamu sama siapa di dalam?!" teriaknya lantang, suaranya penuh tuduhan.Arkan yang saat itu tengah asyik mainan mobilan di dekat mejanya, sontak langsung terkesiap. Ia segera melepas mainannya dan berdiri. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung dengan kehadiran sang istri yang tiba-tiba dan penuh emosi."Mas Arkan!" seru Andri sekali lagi, kali ini dengan lebih keras.Arkan menghela napas pelan. "Ada apa, Dek? Kok kamu ke sini nggak bilang-bilang?" tanyanya, suaranya tetap tenang.Andri melangkah maju, mendekatinya dengan sorot mata tajam. "Kalau aku bilang-bilang, aku nggak akan tahu kalau kamu selingkuh! Hayo, ngaku, kamu pasti lagi selingkuh kan di dalam?!" cecarnya penuh amarah.Arkan mengernyitkan dahi, berusaha memahami maksud istrinya. Ia bermaksud mengambil lengan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 7

    Dua bulan berlalu setelah pertemuan tak sengaja antara Agra dan Arsy di rumah Andri, ternyata membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi keluarga mereka.Agra dan Arsy pun akhirnya menyelenggarakan pernikahan mewah mereka yang kemarin sempat tertunda karena Arsy yang menghilang.Semua keluarga, sahabat dan juga kolega bisnis mereka, turut hadir, menyaksikan pernikahan yang telah lama dinantikan itu.Gosip-gosip yang bilang bahwa Agra menganut "kaum pelangi" pun seketika menguap begitu saja, saat mengetahui bahwa Agra menikah dengan seorang wanita bahkan telah memiliki anak yang wajahnya begitu mirip dirinya.Kini, saat semuanya tengah berkumpul di ruang keluarga kediaman Kakek Gala, Agra pun segera membicarakan rencananya untuk berbulan madu."Humai, lu ajak, Mas?" tanya Arkan yang saat itu tengah menggendong Humai sambil memainkan salah satu mobilan miliknya."Ajak, lah! Masa iya gua tinggal dia sendirian di sini," ucap Agra sambil tersenyum."Elah, kalian bulan madu berdua aja. Biar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 6

    Arkan membelai lembut punggung Humai, berusaha menenangkan sang anak yang ketakutan."Humai, itu Papa, Nak," ucap Arsy pada akhirnya.Humai mendongak, menatap wajah Arsy dan Agra bergantian."Papa?" tanyanya pelan, nyaris berbisik.Arsy mengangguk mantap, lalu segera mengambil Humai dari gendongan Arkan."Iya, Oom ini adalah Papa kamu. Papa kandung kamu," ucap Arsy kembali.Humai sedikit terkejut. Ia menatap Agra ragu-ragu, seolah mencari kebenaran dalam sorot mata pria itu. Agra sendiri tampak membeku, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Arkan dan Andri saling pandang sebentar, dan keduanya seolah menahan napas bersama. Situasi ini sedikit sulit, namun cepat atau lambat, semua pasti akan terjadi."Papa?" ulang Humai dengan suara lebih lirih. Matanya berkaca-kaca, tapi bukan karena takut—melainkan kebingungan.Agra, yang sejak tadi diam, akhirnya berlutut di depan Humai, berusaha menyamakan tinggi mereka. "Iya, Nak," ucapnya, suaranya bergetar. "Papa di sini."Humai menggigit bibir

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 5

    Agra tak bisa menjawab ucapan itu, ia hanya bisa tertunduk diam, merutuki kebodohannya dahulu."Aku bener-bener minta maaf, Ar. Aku tahu aku salah, dan aku minta kesempatan dari kamu untuk memperbaiki segalanya," ucap Agra, nada suaranya penuh penyesalan dan juga luka."Selama ini, aku selalu cari kamu. Tapi, entah kenapa aku nggak pernah bisa nemuin kamu. Seolah, jejak kamu emang benar-benar menghilang begitu aja," ucap Agra kembali.Arsy menggigit bibir bawahnya, matanya mulai memanas kembali."Aku tahu, Mas. Mas Arkan dan Mbak Andri sering cerita tentang kamu. Dan gimana tersiksanya kamu. Tapi, aku masih belum siap saat itu," ucap Arsy pada akhirnya.Agra mengerutkan keningnya, "Jadi, selama ini kamu tahu tentang aku?' tanya Agra memastikan.Arsy mengangguk mantap. Sementara Agra, kembali memeluk tubuh wanitanya itu kembali. Arsy kembali menangis di pelukan lelakinya itu."Aku minta maaf, Arsy, aku minta maaf," ucap Agra kali ini.Arsy hanya mengangguk, membiarkan air matanya jatuh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 4

    Tak hanya Agra, namun wanita itu pun sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada disana. Yah, wanita itu adalah Arsy, wanita yang ia cari selama hampir lima tahun lamanya. Ia pikir, wanita itu benar-benar menghilang, dan kedua adiknya tak tahu tentangnya. Namun, kenyataan di depannya seolah menghantam segala rasa sesak yang ada. Di sisi lain, Andri dan Arkan sama sekali tak bergerak. Keduanya pun hanya bisa saling bertukar pandang, tak menyangka bahwa akan ada pertemuan di antara mereka. Keduanya memilih mengalihkan perhatiannya pada Humai, bocah kecil yang baru saja datang dan langsung meminta Arkan untuk menggendongnya itu. Arsy menelan ludah. Ia mengalihkan pandangannya dari arah Agra ke arah Andri dan Arkan, lalu kembali pada Agra kembali. Hingga akhirnya, tanpa dikomando mulutnya pun berkata dengan lirih, nyaris bergumam menyebut nama itu. "Ma--Mas Agra." Agra mengembuskan napas berat setelah beberapa saat ia terdiam. Tak lama, ia pun segera bangkit dari duduknya dan mengh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 3

    "Haha sabar, Mas," ucap Andri seraya mengecup bibir sang suami.Arkan mendengus kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Sementara Andri, merapihkan pakaiannya dan juga rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah suaminya.Dengan wajah sedikit dongkol, Arkan membuka pintu rumah dengan kasar. Diambang pintu, Agra berdiri dengan wajah yang sedikit berkerut karena bingung melihat kelakuan sang adik.."Assalamu'alaikum," salam Agra sekali lagi."Wa'alaikumsalam," jawab Arkan ketus.Agra sempat terdiam, merasa heran. Ia tak merasa melakukan apapun, tapi kenapa Arkan bersikap menyebalkan kepadanya? Apa dia sedang tak dapat jatah dari Andri? Atau ...Agra menepis pikiran liarnya, dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, dengan sigap Arkan langsung pasang badan menahan Agra di pintu."Mau ngapain sih, Mas,? Ganggu orang aja!" seru Arkan sedikit ketus."Dih, ngapa lu? Kaga seneng banget perasaan liat gua ke sini. Gua mau ketemu bini lu, bukan lu. Dah, sana minggir," ucap Agra san

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status