Share

Hasil Lab

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2024-10-16 14:32:37

"Apa maksud kamu bilang aku mandul, Mas?" tanya Andri dengan raut wajah yang sedikit syok.

"Benar. Apa maksudmu, Nak? Kalian saja belum menikah, tapi kamu sudah bisa bilang kalau dia mandul?" tanya Om Nathan seolah tak percaya.

"Aku punya buktinya, kok. Tunggu sebentar, akan aku ambilkan," ucap Agra angkuh.

Agra beranjak dari duduknya dan segera berlalu ke salah satu ruangan yang berada tak jauh dari sana.

"Nak, apa yang Agra bilang itu benar?" tanya Ayah Revan penasaran.

Andri menggeleng pelan lalu mengambil lengan sang ayah dan membelainya dengan lembut.

"Andri gak tau, Yah. Andri aja bingung kenapa Mas Agra bisa bilang begitu sama Andri," jawab Andri lirih.

Ayah Revan pun menggenggam erat lengan sang anak dan tersenyum, seolah memberikan sedikit kekuatan agar sang anak mampu menghadapi ujian ini.

Tak lama, Agra pun kembali, membawa dua buah amplop panjang berwarna coklat lalu menaruhnya diatas meja sana.

"Kalau Papa dan Kakek gak percaya, kalian bisa lihat sendiri disini," ucap Agra sambil menunjuk amplop itu.

Ia pun lalu mengarahkan pandangannya ke arah Andri, dan berkata, "kamu gak lupa kan, Ndri, kalau minggu lalu kita abis tes catin dan kesuburan? Dan dua hari lalu hasil tes itu keluar."

"Kenapa, Mas gak bilang sama aku kalau hasil tes itu udah keluar, Mas? Kenapa Mas malah menyembunyikannya?" tanya Andri seolah tak terima.

Amplop yang awalnya ada dimeja, kini sudah berpindah tangan ke Om Nathan dan juga Kakek Gala.

Raut wajah Kakek Gala pun berubah menjadi sedikit sendu, seolah menyiratkan kekecewaan yang begitu mendalam.

"Karena saya gak mau bikin kamu sakit hati atau kecewa. Saya tau, kakek berhutang budi dengan ibumu, dan kami pun sudah keluar uang cukup banyak untuk membuat pesta pernikahan ini. Jadi, karena itu aku menyembunyikannya. Biarlah, aku menyimpannya sendiri, dan berharap semoga suatu saat akan ada keajaiban untuk kita. Tapi, berhubung kamu maksa ingin membatalkannya, jadi buat apa saya tutupi lagi?" tanya Agra sambil mendongakkan kepalanya.

Setelah itu, Agra pun kembali duduk di sofa samping kedua orangtuanya. Kali ini, kakinya disilangkan seolah merasa kemenangan akan berada di pihaknya.

Ayah melihat hasil tes lab yang diberikan oleh Kakek Gala dengan wajah yang cukup serius. Beberapa kali ia nampak mengernyitkan dahinya seolah ada sesuatu yang salah disana. Beberapa kali ia membolak balikkan kedua hasil lab bertuliskan nama Agra Putra Wiguna dan Andriyani Eka Devandra itu dengan seksama.

"Gimana kalau hasil tesnya ini dimanipulasi?" tanya Ayah Revan seraya menaruh amplopnya kembali ke atas meja.

"Manipulasi?" tanya Om Nathan dan Kakek Gala bersamaan.

Kedua orang itu pun saling pandang dan manggut-manggut seolah membenarkan ucapan Revan. Tak ada yang tak mungkin, apalagi Agra sudah menyembunyikannya dari dua hari lalu.

"Yah, siapa tau begitu, hasil lab itu dimanipulasi, apalagi, sudah kamu simpan dua hari lamanya. Gak ada yang gak mungkin, kan?" tanya Ayah Revan santai.

"Apa maksud Ayah bilang begitu? Ayah mau nuduh kalau aku manipulasi hasil lab? Buat apa, Yah?" tanya Agra tak terima.

Wajahnya nampak memerah bak kepiting rebus dan dadanya nampak kembang kempis seolah menahan amarah yang ada.

"Ya, mungkin, buat nutupin kebobrokan kamu yang gak bisa ngasih keturunan ke keluarga Wiguna," ucap Revan dingin.

"Tutup mulutmu, Yah! Kalau gak percaya, kalian bisa hubungin nomer telpon dokter itu langsung!" sentak Agra tak suka sambil menunjuk wajah Revan.

"Gak perlu telpon, Mas Agra gak mungkin bohong, Yah. Hasil tes itu emang benar, Mbak Andri lah yang gak subur," ucap seseorang dari arah pintu masuk.

Sontak semua orang pun segera mengalihkan pandangannya ke arah orang tersebut yang ternyata adalah Arsy. Disebelah Arsy, ada Bunda Seira yang menemaninya sambil menggandeng lengannya.

"Apa maksudmu, Ar?" tanya Ayah Revan tak paham.

"Arsy hamil anaknya Mas Agra," jawab Arsy santai lalu segera duduk disebelah Agra.

Sementara Bunda, duduk disebelah Ayah Revan.

"Kamu hamil, Sayang? Beneran?" tanya Agra seolah tak percaya.

Arsy tak menjawab, hanya langsung menunjukkan sebuah tespek dengan hasil garis dua. Agra yang melihat itu pun segera memeluk tubuh Arsy dan mengecup pucuk kepalanya beberapa kali.

"Apa bukti ini kurang jelas? Aku rasa, ini jelas banget, Yah, kalau emang Andri ini mandul," ucap Agra sedikit pongah.

Andri meremas ujung bajunya mendengar ucapan Agra yang begitu menusuk dihatinya. Ia tak habis pikir, ada yah orang yang begitu bangga karena kekasihnya hamil padahal belum menikah.

"Ekhm," dehem Kakek Gala yang mampu membuyarkan lamunan Andri sekaligus kemesraan Agra.

"Kakek, Agra punya usul, bagaimana kalau pernikahan ini tetep berlanjut tapi dengan berganti mempelai wanitanya? Jadi, yang nikah itu Agra sama Arsy, bukan sama Andri? Gimana?" tanya Agra serius.

Kakek Gala pun mengernyitkan dahinya seolah memikirkan sesuatu sebentar.

"Nathalie rasa itu saran yang bagus, Kek. Bukannya kakek ingin segera memiliki cicit dari keluarga Nathan? Lalu, tunggu apa lagi? Kenapa tak menikahkan Agra dengan Arsy saja? Bukannya sama saja, antara Arsy dan juga Andri? Mereka sama-sama anak dari Revan yang telah menyelamatkan kakek?" tanya Nathalie yang tak lain adalah ibunda Agra. Dari tadi, ia hanya menyimak saja karena takut salah bicara.

"Kek, Andri rasa itu juga saran yang masuk akal. Maksud Andri, Arsy kan adik Andri, jadi gak ada bedanya kan antara Andri mau pun adik Andri. Bukan kah akan percuma misalnya Andri masuk ke keluarga ini, tapi gak bisa ngasih cicit untuk Kakek?" tanya Andri dengan senyum yang dipaksakan.

Kakek Gala hanya tersenyum samar dan mengangguk.

Untuk beberapa saat, suasana pun kembali hening, hanya bunyi helaan napas berat yang sedikit terdengar seolah mengisyaratkan waktu yang tak kunjung berjalan.

"Kakek terima usul kalian semua. Tapi, disini Kakek berhutang budi pada Keyla, yang tak lain adalah ibunda dari Andri. Andri, kakek benar-benar minta maaf atas perlakuan Agra kepadamu. Jujur, kakek sendiri kecewa dengan kelakuannya dan tak menutup Kakek juga kecewa atas hasil lab yang kita terima hari ini," ucap Kakek Gala memulai obrolannya.

Andri hanya diam tertunduk sambil memainkan jari jemarinya. Ia tak berani menatap Kakek Gala yang wajahnya tetap teduh meskipun sedang marah dan kecewa itu.

"Tapi, keputusan Kakek tetap bulat. Andri, kamu harus tetap menikah dengan cucuku," ucap Kakek Gala tenang namun berat.

"Ta-tapi, Kek ...," Kakek Gala langsung melambaikan tangannya seolah tak ingin di sela lebih dahulu.

"Kamu akan menikah dengan cucu angkatku, Arkan. Meskipun tak ada darah yang mengalir pada tubuhnya, tapi dia pun sama berartinya seperi ibumu bagi kakek," putus Kakek Gala.

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Kakek Gala

    "A-Arkan? Kakek yang bener aja! Masa mau nikahin Andri ke dia sih?" tanya Agra seolah tak terima."Kenapa? Apa ada masalah dengannya? Kakek rasa itu pilihan yang tepat, karena hanya Arkan lah satu-satunya cucu kakek yang belum menikah," ucap Kakek Gala memberitahu."Tapi, Arkan itu bukan cucu kandung Kakek. Dia itu hanya sampah yang kakek pungut dan di jadikan cucu, untuk apa menganggap dia sebagai cucu, hah?! Apalagi, dia bocah idiot yang pasti nyusahin!" sentak Agra kesal."Tutup mulutmu, Agra! Kalau saja bukan karena kelakuanmu, sudah pasti Arkan tak akan menjadi yatim piatu dan berkebutuhan khusus seperti sekarang," ucap Om Nathan menambahkan."Tapi, Pa--," Om Nathan langsung melambaikan tangannya seolah tak ingin dibantah.Agra menggelengkan kepalanya pelan. Wajahnya nampak kecewa berat dengan keputusan yang diberikan oleh sang kakek.Ia pun segera beranjak dari duduknya, dan langsung menghampiri Andri disana. Ia memegang lembut lengan Andri dan membelainya."Ndri, aku mohon, men

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ternyata Arkan, Teman Lamaku

    Andri terdiam untuk beberapa saat, ia seperti mengenali suara itu tapi entah dimana. Otaknya pun seakan buntu, hingga tak tau apa yang akan ia lakukan. "Kenapa diem disitu? Masuk aja, anggep aja kamar sendiri," ucap lelaki itu lagi tanpa menoleh sedikit pun pada Andri. Andri pun menghembuskan napasnya panjang, dan berusaha mencari sesuatu agar ada alasan untuk dia mendekat. Beruntung, sebuah mobilan berada tepat didekat pintu. Andri pun segera mengambil mobil itu dan menghampiri lelakinya. "Ini punyamu?" tanya Andri ramah, seraya menaruh mobilan itu dekat dengannya. "Terimakasih," jawab lelaki itu singkat. Andri hanya mengangguk dan setelah itu suasana pun kembali hening. Ia bingung harus bilang apa dan bagaimana, apalagi lelaki itu sepertinya sama sekali tak tergubris oleh kehadirannya. "Gimana soal persiapan pernikahannya? Apa kamu suka? Atau, ada yang mau diganti?" tanya lelaki itu bertubi-tubi. Andri tak langsung menjawab, ia masih diam dan menunduk, namun tangannya ikut m

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pernikahan

    Tubuh Andri terhuyung membentur dinding dekat lemari kaca. Napasnya sedikit tercekat, ingin berteriak namun tak bisa karena mulutnya dibekap kuat.Andri membelalakkan matanya tak percaya saat mengetahui siapa yang menarik tadi."Jangan teriak, ini aku, Ndri," ucap Agra dengan wajah tanpa dosa."Gimana gak kaget. Kamu tiba-tiba narik aku gitu aja. Mau apa lagi kamu, Mas?" tanya Andri sedikit ketus.Kedua matanya nampak beradu dengan pandangan Agra yang tajam, hingga akhirnya ia memilih untuk membuang wajahnya ke samping."Apa kamu benar-benar mau menikah dengan Arkan, Ndri?" tanya Agra dengan sedikit memelas."Apa urusanmu?" tanya Andri ketus."Ndri, pikirkan baik-baik, Arkan itu hanya anak idiot, dia juga gak kerja. Aku yakin, kamu pasti gak akan pernah bahagia sama dia," bujuk Agra kembali."Terus, apa dengan aku nikah sama kamu, aku akan bahagia?" tanya Andri sedikit ragu.Agra mengangguk mantap, kedua tangannya kini menyentuh dinding dan berada disisi kanan kiri Andri, sehingga mem

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ijab Kabul

    Arkan melangkah dengan tegap menghampiri Andri, wajahnya penuh keyakinan. Tanpa ragu, ia mengulurkan tangannya, yang langsung disambut Andri dengan senyum hangat dan penuh kebahagiaan."Cantik," bisik Arkan lembut, matanya menatap Andri dengan penuh kasih membuatnya menjadi salah tingkah."Sudah siap?" tanyanya lagi sambil mengalungkan lengan Andri kedalam tangannya, seolah memberi dukungan yang tenang namun kuat.Andri hanya mengangguk, senyumnya pun tak pudar dari wajahnya."Mas," lirih Andri pelan sesaat sebelum keduanya kembali melangkah.Arkan segera mengalihkan pandangannya kepada Andri, seolah bertanya mengapa?"Terimakasih," bisik Andri lirih.Hanya itu yang bisa Andri ucapkan untuk saat ini kepada lelakinya. Setelah itu, keduanya pun segera melangkah menuju meja tempat ijab kabul akan dilangsungkan yang berada tak jauh dari atas pelaminan.Di sepanjang perjalanan menuju meja ijab kabul, bisik-bisik dari para tamu mulai terdengar, mengiringi langkah keduanya. Sayup-sayup, Andr

    Last Updated : 2024-11-08
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Resepsi

    Kakek Gala melangkah pelan mendekati pak penghulu disana.Dengan setengah berbisik, ia pun menceritakan alasan kenapa nama mempelai prianya berganti. Tentu saja, apa yang diceritakannya itu tidak sepenuhnya benar. Ia hanya mengatakan bahwa ada sesuatu hal yang menimpa calon suami sebelumnya.Pak penghulu nampak mengangguk paham dengan apa yang terjadi. Ia pun nampak menghembuskan napasnya dengan sedikit berat."Baik, saya mengerti. Tapi, saya mohon maaf, buku nikah kalian untuk sementara saya tahan dulu, sampai berkas milik saudara Arkan masuk ke kantor kami, bagaimana?" tanya Pak Penghulu dengan berat."Apa gak bisa buku nikah itu dikasih dahulu, Pak?" tanya Ayah Revan mencoba meloby pak penghulu.Pak penghulu menggeleng pelan lalu mengeluarkan secarik kertas di dalam tasnya."Untuk sementara kita pakai surat ini dahulu sebagai tanda kalau pernikahan kalian memang sudah sah dan tercatat ya," ucap Pak Penghulu kembali.Arkan dan Andri saling pandang, saling merasakan kelegaan sekaligu

    Last Updated : 2024-11-09
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pelepasan Burung Merpati

    Arkan hanya tersenyum lalu mengajak Andri untuk segera duduk di kursi pelaminan.Andri hanya menurut meskipun pandangannya tak pernah lepas pada apa yang ada disebelah pelaminan itu."Itu hotweels asli buat kamu, Dek. Itu salah satu koleksi aku, dan aku hadiahkan untuk istri aku nantinya," bisik Arkan pelan.Mata Andri nampak membola, siapa sebenernya lelaki disebelahnya itu? Banyak orang yang mengatakan bahwa ia hanya pria idiot yang kelakuannya seperti anak kecil. Namun, yang ia temui hari ini, sungguhlah berbeda.Semua tamu pun memandang takjub pada apa yang dihadiahkan oleh Arkan kepada istrinya.Bagaimana tidak, yang Arkan hadiahkan adalah sebuah supercar type Audy 8R V10, harga dipasaran Indonesia saja masih sekitar 5 miliar keatas. Kalaupun itu mobil second harganya pun masih bernilai fantastis sekitar 2 miliar rupiah.Andri masih tak percaya dengan apa yang ia dapatkan kini. Kasak-kusuk para tamu undangan terlihat jelas dari atas pelaminan.Andri meremas gaun pengantinnya deng

    Last Updated : 2024-11-11
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Goda Saja Kalau Kau Mau

    Waktu pun terus berlalu, hingga tak terasa jam pun sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, waktunya acara hampir selesai.Satu persatu para tamu undangan pun berpamitan lalu memberikan pelukan hangat dan ucapan selamat untuk terakhir kalinya kepada Arkan dan juga Andri. Hingga akhirnya hanya menyisakan keluarga inti saja.Lampu-lampu hias mulai dipadamkan pertanda bahwa acara sudah selesai. Andri melangkah perlahan menuju ruang ganti bersama sang Bunda, begitupun dengan Arkan yang sudah lebih dahulu melangkah bersama Kakek Gala.Saat tiba diruang ganti, sudah ada Arsy dengan tatapan tajam seolah tak suka."Aku heran, sebenernya siapa Mas Arkan. Kok bisa dia ngasih hadiah Audy 8R buat Mbak," ucapnya dengan ketus.Andri menggidikkan bahunya tanda tak tahu dan meminta bantuan sang bunda untuk melepaskan resleting yang sulit ia jangkau di belakang punggungnya."Andai tau Mas Arkan sekaya itu, mending aku kemarin godain dia," gerutu Arsy kembali."Hush! Buat apa kamu godain dia, belum tentu Ark

    Last Updated : 2024-11-12
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Apa Yang Harus Aku Lakukan

    Di dalam kamar, Andri terlihat memegangi dadanya yang terasa berdebar kencang. Sejak tadi, jantungnya terus berdetak lebih cepat dari biasanya, apalagi saat melihat kamar Arkan yang nampak romantis dan penuh oleh keintiman ini.'Apa mungkin sekarang saatnya aku menyerahkan apa yang telah aku jaga selama ini?' gumam Andri lirih.Setelah menenangkan hatinya, ia pun melangkah menuju nakas. Disana, sudah ada sebuah tote bag pemberian dari Natasya--istri Andre-- yang tadi sempat menelponnya.Andri mengambil tote bag itu dan matanya langsung membola saat melihat apa yang ada di dalamnya. Ia pun segera mengambilnya lalu mengibaskannya sebentar dan memperhatikannya dengan seksama.'Baju model apa ini? Kenapa tipis dan menerawang sekali?' tanya Andri di dalam hatinya.Tak lama, ponselnya pun berdering tanda ada pesan masuk. Andri pun bergegas segera mengambil ponsel itu dan membaca pesannya yang ternyata dari Natasya.[Mbak, jangan lupa bajunya di pake ya] pesan Natasya.Tangan Andri pun berge

    Last Updated : 2024-11-12

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 5

    Agra tak bisa menjawab ucapan itu, ia hanya bisa tertunduk diam, merutuki kebodohannya dahulu."Aku bener-bener minta maaf, Ar. Aku tahu aku salah, dan aku minta kesempatan dari kamu untuk memperbaiki segalanya," ucap Agra, nada suaranya penuh penyesalan dan juga luka."Selama ini, aku selalu cari kamu. Tapi, entah kenapa aku nggak pernah bisa nemuin kamu. Seolah, jejak kamu emang benar-benar menghilang begitu aja," ucap Agra kembali.Arsy menggigit bibir bawahnya, matanya mulai memanas kembali."Aku tahu, Mas. Mas Arkan dan Mbak Andri sering cerita tentang kamu. Dan gimana tersiksanya kamu. Tapi, aku masih belum siap saat itu," ucap Arsy pada akhirnya.Agra mengerutkan keningnya, "Jadi, selama ini kamu tahu tentang aku?' tanya Agra memastikan.Arsy mengangguk mantap. Sementara Agra, kembali memeluk tubuh wanitanya itu kembali. Arsy kembali menangis di pelukan lelakinya itu."Aku minta maaf, Arsy, aku minta maaf," ucap Agra kali ini.Arsy hanya mengangguk, membiarkan air matanya jatuh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 4

    Tak hanya Agra, namun wanita itu pun sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada disana. Yah, wanita itu adalah Arsy, wanita yang ia cari selama hampir lima tahun lamanya. Ia pikir, wanita itu benar-benar menghilang, dan kedua adiknya tak tahu tentangnya. Namun, kenyataan di depannya seolah menghantam segala rasa sesak yang ada. Di sisi lain, Andri dan Arkan sama sekali tak bergerak. Keduanya pun hanya bisa saling bertukar pandang, tak menyangka bahwa akan ada pertemuan di antara mereka. Keduanya memilih mengalihkan perhatiannya pada Humai, bocah kecil yang baru saja datang dan langsung meminta Arkan untuk menggendongnya itu. Arsy menelan ludah. Ia mengalihkan pandangannya dari arah Agra ke arah Andri dan Arkan, lalu kembali pada Agra kembali. Hingga akhirnya, tanpa dikomando mulutnya pun berkata dengan lirih, nyaris bergumam menyebut nama itu. "Ma--Mas Agra." Agra mengembuskan napas berat setelah beberapa saat ia terdiam. Tak lama, ia pun segera bangkit dari duduknya dan mengh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 3

    "Haha sabar, Mas," ucap Andri seraya mengecup bibir sang suami.Arkan mendengus kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Sementara Andri, merapihkan pakaiannya dan juga rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah suaminya.Dengan wajah sedikit dongkol, Arkan membuka pintu rumah dengan kasar. Diambang pintu, Agra berdiri dengan wajah yang sedikit berkerut karena bingung melihat kelakuan sang adik.."Assalamu'alaikum," salam Agra sekali lagi."Wa'alaikumsalam," jawab Arkan ketus.Agra sempat terdiam, merasa heran. Ia tak merasa melakukan apapun, tapi kenapa Arkan bersikap menyebalkan kepadanya? Apa dia sedang tak dapat jatah dari Andri? Atau ...Agra menepis pikiran liarnya, dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, dengan sigap Arkan langsung pasang badan menahan Agra di pintu."Mau ngapain sih, Mas,? Ganggu orang aja!" seru Arkan sedikit ketus."Dih, ngapa lu? Kaga seneng banget perasaan liat gua ke sini. Gua mau ketemu bini lu, bukan lu. Dah, sana minggir," ucap Agra san

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 2

    Seketika, ruangan itu mendadak hening. Semua mata memandang Andri dengan ekspresi yang sama --terkejut.Mereka tahu, Andri bukan lah orang yang suka ceplas-ceplos, bahkan terkesan santun dan sopan. Ucapannya barusan tentu saja membuat mereka semua terkejut, tak terkecuali dengan Arkan.Namun, Arkan hanya menyunggingkan sedikit senyumnya. Senyum yang tipis, sehingga tidak semua orang menyadarinya.'Fiks, khodam harimaunya akan keluar ini,' batin Arkan sambil terkekeh geli."A-- apa maksud kamu, Ndri?" tanya Bu Irma dengan sedikit tergagap.Andri tertawa pelan, seraya bangkit dari duduknya."Ibu pikir, saya nggak tahu kalau menantu itu hamil duluan, makanya nikah buru-buru? Ya ilah, Bu, sebelum acara nikahan itu berlangsung, saya udah ketemu duluan sama anak ibu dan pacarnya di poli kandungan dua bulan sebelumnya," ucap Andri. "Mereka sendiri yang bilang kalau misalnya mau USG anak mereka," ucapnya kembali.Ia merapihkan ujung bajunya, lalu kembali menatap Bu Irma dengan tajam."Tolong

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 1

    Ruang tamu itu dipenuhi oleh kehangatan. Suara bayi yang baru lahir terdengar lirih dari sudut ruangan, sementara para tamu sedang asyik mengobrol santai sambil menikmati teh dan camilan.Diantara tamu-tamu itu, Andri dan Arkan pun tak luput untuk datang menengok tetangga mereka yang baru saja melahirkan.Andri ikut tersenyum saat melihat si bayi yang masih merah tertidur pulas dalam gendongan ibunya. Aroma bedak bayi dan minyak telon tercium samar di udara. Ada rasa haru sekaligus kagum di matanya, sesuatu yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata."MasyaAllah, gemes banget ya, Ndri," bisik Bu RT yang berada di sampingnya.Andri mengangguk. "Iya, Bu. Lucu banget, masyaallah," ucapnya lembut."Mbak Andri mau coba gendong?" tanya sang empunya rumah dengan ramah.Andri terdiam sebentar, lalu melirik ke arah Arkan yang berada tak jauh darinya. Arkan hanya mengangguk sambil tersenyum, seolah memberi ijin untuk Andri.Andri mengangguk ragu dan tak lama bayi merah itu telah berpindah tanga

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 99 (Ending Season 1)

    Tante Adel berdiri di ambang pintu dengan ekspresi datar, tetapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak. Seakan dia tahu lebih banyak daripada yang mereka pahami saat ini."Karena itu, kapan kamu mau bawa koleksi mainan kamu?" tanyanya kembali, namun kali ini dengan nada lebih tenang, tetapi tetap tajam.Arkan masih berusaha mencerna semuanya. Koleksi mainan yang selama ini menjadi kenangan berharga, bukan hanya sekadar benda mati, tapi juga suatu koleksi atas kesabaran dan penghargaan, ternyata sudah dijual dan dilelang. Lalu, ditukar dengan saham dan juga investasi."Lalu, apa masih ada yang tersisa, Tan?" tanya Arkan kali ini. Suaranya terdengar serak, nyaris berbisik.Tante Adel terdiam sebentar, lalu menggeleng lemah. Ia segera masuk ke dalam kamar Yudha, dan menarik salah satu kursi di sana."Kalau kamu tanya soal mainan yang ada diruangan Mas Gerry, kemungkinan udah nggak ada semua yang tersisa," ucap Tante Adel lirih."Tapi, kalau misalnya kamu tanya soal mainan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 98

    Arkan memutar-mutar kertas itu di tangannya. Tulisan Yudha yang sedikit miring di sudut kertas terus menarik perhatiannya."Suatu saat, aku akan jelaskan."Apa yang ingin Yudha jelaskan? Kenapa terasa seperti ada rahasia besar yang sengaja disembunyikan darinya?Perasaan tidak nyaman mengendap di dadanya. Perlahan, Arkan berdiri dan melangkah ke arah lemari buku milik Yudha. Ia membuka satu per satu laci dan rak, mencari sesuatu yang mungkin bisa memberikan jawaban. Tapi semuanya tampak biasa saja. Buku pelajaran, beberapa majalah, dan alat tulis.Namun, ketika ia membuka laci paling bawah, pandangannya tertumbuk pada sebuah kotak persegi panjang berwarna hitam. Kotak itu terkunci, tapi di atasnya ada gantungan kunci kecil berbentuk kepala Megatron.Arkan mengernyit. Ia ingat betul gantungan kunci itu. Itu adalah hadiah yang ia berikan pada Yudha saat ulang tahunnya yang ke lima belas.Perlahan, ia mengambil kotak itu. Berat. Ia menggoyangkannya perlahan—ada sesuatu di dalamnya."Apa

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 97

    "... kamar Yudha. Iya, benar kamar Yudha," ujar Tante Adel sambil tersenyum.Arkan memincingkan mata, kamar Yudha? Bagaimana bisa?"Kemarin Yudha lagi disuruh bikin prakarya gitu. Nah, salah satu mainan kamu jadi bahan contohnya. Coba aja cek di sana, sepertinya ada," ujar Tante Adel kembali seolah itu bukan masalah sama sekali.Alis Arkan berkerut dalam, kenapa Yudha tak ijin dahulu padanya? Biasanya, ia akan selalu ijin untuk meminjam mainannya. Tapi, kenapa kali ini tidak? Apalagi, mainan yang diambilnya adalah Gundam limited edition. Itu bukan hanya tentang sebuah koleksi berharga, namun juga mengajarkannya suatu kesabaran karena rela menunggu barang itu launching hingga berbulan-bulan lamanya.Tanpa mengucapkan sepatah kata, Arkan segera berbalik dan melangkah menuju kamar Yudha yang berada di sebelah kamarnya yang berada di sana. Langkah kakinya terasa sedikit berat, ia takut bahwa kenyataan yang ada di depan sana, akan kembali mengecewakan seperti kejadian di gudang tadi pagi.

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 96

    Namun, seolah tak ingin kehilangan kendali, Oom Wisnu buru-buru melangkah mengikuti Arkan yang hendak keluar dari gedung. Napasnya tersengal, cemas. Ia tahu, jika Arkan sampai pulang dan menemukan apa yang sebenarnya terjadi di rumah, segalanya akan hancur."Arkan, tunggu! Jangan pulang sekarang!" seru Oom Wisnu, mencoba menghentikan langkah Arkan.Namun Arkan tetap berjalan, bahkan mempercepat langkahnya. "Kenapa? Takut aku menemukan sesuatu?" tanyanya tajam, tanpa menoleh."Bukan begitu, Ar. Dengar dulu! Sebaiknya kita fokus pada permasalahan Dirgantara dahulu, daripada mainan-mainan itu!" Oom Wisnu kembali berdiri di depan Arkan, menghalangi jalannya.Arkan menghentikan langkahnya. Matanya menyipit, memandangi Oom Wisnu yang kini berkeringat dingin."Dirgantara?" tanya Arkan sambil tertawa pelan.Arkan mencengkram pundak Oom Wisnu dengan pelan, lalu menyunggingkan sedikit senyumnya."Mainan itu lebih berharga dibanding Dirgantara, Oom," ucap Arkan lirih. "Aku lebih baik kehilangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status