Share

Bab 5. Memegang Janji

Author: Irana
last update Last Updated: 2024-09-04 13:23:53

Alih-alih membujuk suaminya agar tidak marah, Alina malah mengucapkan kata-kata yang membuat suaminya semakin marah. Ya, Reno marah, saat mendengar Alina malah mengusirnya. Seharusnya, hari ini menjadi hari yang bahagia untuk Reno dan Alina, karena kehamilan Lily. Akan tetapi, sikap Alina malah mengacaukan segalanya. Reno pun mulai membenarkan apa yang dikatakan oleh ibunya, bahwa sebenarnya Alina memang tidak senang dia bahagia.

"Keluar Mas, aku lelah. Aku mau istirahat." Alina mengusir suaminya untuk kedua kalinya, sambil memalingkan wajah dari pria itu. Dia tidak mau kamu sampai Reno melihatnya menangis. Tapi, jika pria itu cukup peka akan perasaannya, mungkin Reno akan bertanya bagaimana perasaan istri pertamanya saat ini.

"Keterlaluan kamu Alina! Apa kamu benar-benar nggak suka lihat aku sama Lily bahagia? Bisa-bisanya kamu sikap kayak gini, saat tahu Lily hamil?" Reno mencecar istrinya sambil marah-marah. Dia kecewa karena Alina tidak menunjukkan kebahagiaan atas kabar ini.

"Seharusnya kamu bahagia Al. Karena kita juga akan menjadi orang tua dari anak yang dikandung Lily!" ujarnya lagi dengan tegas dan sekaligus menyalahkan Alina.

"Aku bahagia untuk kamu dan Lily, Mas. Tapi apa rasa bahagiaku ini harus selalu aku ungkapkan? Aku sedang lelah dan kamu—"

Tiba-tiba saja dan tanpa aba-aba, Reno menarik pinggang ramping Alina, kemudian membenamkan bibirnya pada bibir istri pertamanya itu. Tidak hanya sekedar menempel saja, Reno juga memberikan lumatan pada bibir Alina yang rasanya manis, masih sama seperti dulu.

Ciuman itu semakin menggebu dan Alina tak mampu untuk menolak kewajibannya sebagai istri. Sudah hampir dua bulan lamanya, sejak Reno menikah dengan Lily, dia tidak mendapatkan sentuhan seperti ini. Tidak ada ciuman, pelukan, sentuhan, apalagi nafkah batin yang di dapatkan Alina dari suaminya. Alina hampir tidak dipedulikan, hampir setiap malam juga di dalam kamar ini, hanya ada dirinya seorang.

Jantungnya berdegup kencang, setiap kali Reno di dekatnya, menyentuhnya dengan intim. Tak bisa Alina pungkiri, bahwa cinta itu masih ada di dalam hatinya untuk Reno. Alina akui, dia rindu pada sentuhan ini, dia merasakan kehangatan saat bibirnya bersatu dengan Reno. Namun, kehangatan itu tak berangsur lama saat dia mengingat pernikahan kedua suaminya. Mengingat bahwa suaminya, bukan hanya miliknya seorang lagi. Dadanya kembali merasakan sesak luar biasa dan pada akhirnya air matanya jatuh tak tertahankan.

Menyadari buliran basah di pipi Alina yang menyentuh kulit pipinya, Reno pun melepaskan tautan bibirnya. Kedua tangan Reno menangkup pipi Alina, jari-jarinya mengusap basah di pipi itu dan matanya menatap Alina dengan dalam. Melihat Alina menangis, amarah Reno langsung lenyap padanya.

"Dengar aku Al. Meskipun Lily sedang hamil, aku akan tetap berusaha adil untuk kamu dan Lily. Aku akan tetap mencintai kamu, mau itu dulu atau sekarang."

Pria itu berusaha untuk meyakinkan Alina bahwa cintanya kepada cinta pertamanya itu masih sama seperti dulu. Manis sekali mulut Reno berbicara, sehingga membuat Alina terbawa perasaan dan benteng yang dia pasang menjadi runtuh. Namun, inilah saatnya Alina untuk mengatakan unek-uneknya yang tersimpan dalam benaknya selama ini.

"Kamu tetap mencintai aku? Apa itu benar Mas? Kamu akan bisa bersikap adil sama aku dan Lily, apa kamu yakin Mas?"

Alina menekan nafasnya yang terasa sesak, berusaha untuk menahan air matanya yang terus merembes jatuh tak tertahankan.

"Selama ini aku tidak merasa kalau kamu berbuat adil sama aku, Mas. Kamu berat sebelah. Ya ... aku paham, karena kamu hanya segera memiliki keturunan, makanya setiap malam kamu tidur bersama dengan Lily. Kamu lebih banyak menghabiskan waktu dengannya, dibandingkan dengan aku. Apa itu yang namanya adil, Mas?" tutur Alina sambil mengusap air matanya sendiri, dia merasa sakit saat mengatakan semua penat di hatinya.

"Tidak Al, aku tidak setiap malam tidur dengan Lily!" sanggah Reno tegas.

Alina tersenyum getir, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak Mas. Sudah 2 bulan, kamu tidak datang ke kamar ini dan tidur bersamaku."

Jantung Reno kontan saja berhenti saat mendengar perkataan Alina, tentang 2 bulan lamanya dia tidak tidur bersama Alina dan datang ke kamar mereka. Wajah Reno langsung berubah pucat pasi, hatinya bertanya-tanya, karena dia tidak yakin kalau selama itu dia mengabaikan Alina.

"Sejak pernikahan kamu dan Lily ... kamu tidak pernah datang ke kamar kita. Padahal sebelum kamu menikahi Lily, kamu sudah janji sama aku ... kalau kamu akan bersikap adil sama aku dan Lily. Tapi apa buktinya Mas? Apa ini adil untuk aku?"

Mungkin, dengan Alina mengutarakan penat di dalam hatinya pada Reno, pria itu akan mengerti bagaimana perasaannya. Semoga saja begitu.

"Aku ini istri pertama kamu, tapi kenapa aku merasa jadi orang ketiga dalam pernikahan kamu dan Lily, Mas." Desah Alina dengan buliran bening hangat yang masih keluar dari kedua bola matanya itu.

Jari Reno menutup bibir Alina yang tampak bergetar itu. Sedangkan satu tangannya lagi, mengusap tangan Alina dengan lembut, sentuhan yang berusaha untuk menenangkannya.

"Sayang, kenapa kamu bicara begitu? Kamu istri aku, bukan orang ketiga."

"Tapi, sikap kamu yang menunjukkan kalau aku ini orang ketiga dalam pernikahan kita, Mas!" seru Alina kesal.

Kedua tangan Reno mengenggam tangan Alina, dia tatap sepasang mata berwarna coklat muda yang tampak menunjukkan kesedihannya itu.

"Maaf, kalau kamu merasa begitu Al. Mas, sama sekali nggak bermaksud buat menyakiti kamu, membuat kamu menangis seperti ini. Maafin Mas ya. Mas janji, mas akan menjadi suami yang adil untuk kamu dan Lily. Berikan Mas kesempatan untuk perbaiki diri, ya?" Mohon Reno kepada Alina, agar dia diberikan kesempatan untuk memperbaiki dirinya.

Dia tidak mau kehilangan Alina maupun Lily, mereka berdua sangat berarti untuknya. Alina, cinta pertama yang menemaninya dari nol dan Lily, wanita cantik yang saat ini sedang mengandung keturunannya. Reno tak bisa mengabaikan keduanya dan dia harus berusaha bersikap adil.

"Oke ... aku kasih Mas satu kesempatan. Aku akan lihat, apakah kamu bisa bersikap adil sama aku dan Lily!" sahut Alina yang berusaha memberikan kesempatan untuk Reno. 'Dan aku harap ... kamu tidak terpengaruh oleh Mama, Mas' sambung Alina dalam hatinya.

"Aku pegang janji kamu, Mas." Mata Alina menatap tajam pada suaminya, sambil berharap kalau janji Reno bukanlah janji palsu.

Reno tersenyum, lantas dia menarik istri pertamanya itu ke dalam pelukannya. "Makasih Sayang, mas pasti akan menepati janji. Percaya sama Mas ya?" kata Reno lembut dan Alina berusaha untuk mempercayai suaminya.

***

Setelah pembicaraan itu, Reno memberikan keputusan kepada kedua istrinya mengenai pembagian jatah tidur. Bahwa 3 hari dalam seminggu, dia akan tidur dengan Alina dan tiga harinya lagi, dia akan tidur dengan Lily. Sedangkan untuk hari Minggu, Reno akan tidur sendiri. Inilah yang dimaksud Reno dengan sikap adil.

Malam ini, giliran Reno tidur dengan Alina. Alina sudah bersiap-siap mengenakan pakaian tidurnya yang berbahan satin dan menunggu suaminya di dalam kamar.

"Mas, kamu sudah datang?"

Kedua mata Alina berbinar-binar saat dia melihat suaminya sedang berjalan masuk ke kamarnya. Dia menyambut suaminya dengan senyuman terbaiknya.

"Mas? Ada apa?" tanya Alina yang heran melihat Reno terlihat gelisah dan bingung.

"Malam ini Mas nggak bisa tidur sama kamu. Lily lagi nggak enak badan dan aku harus nemenin dia. Aku kesini cuma buat kasih tahu itu, Al."

Alina membeku mendengar penjelasan dari suaminya, kalau pria itu tidak bisa tidur bersama dengannya malam ini. Lagi-lagi Alina harus kecewa dengan keputusan suaminya.

"Aku nggak izinkan kamu ke kamar Lily, Mas."

Bersambung ...

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
mampus lah kau alina. udah gatal betul selangkanganmu buat digaruk ya? sehingga lupa gimana rasanya 2 bulan diabaikan. dasar benalu dan g nisa mandiri. pantas suamimu nikah lagi krn kau gampangan.
goodnovel comment avatar
Anisha Hara
Dasar tukang bohong. Aku harap Alina kuat ya kak, jangan kayak novel sbelah yang dimaafin si suaminya dengan alasan anak. Selingkuh itu penyakit Thor
goodnovel comment avatar
Atut Manto
hmmmm awal bab udh di bikin nyesek ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 6. Wanita Egois!

    Kali ini Alina tidak mau mengalah, dia harus bisa membuat Reno bisa tinggal dengannya malam ini. Reno juga sudah berjanji padanya dan bukankah sudah seharusnya Reno menjaga janjinya pada Alina?Selalu aja ada alasan, yang membuat Reno harus bersama Lily. Sampai-sampai Alina tidak punya waktu untuk bersama suaminya sendiri. Alina paham, kalau Lily juga istri suaminya, tapi wanita itu terlalu menguasai waktu Reno. Sehingga Alina tidak mendapatkan waktu bersama Reno."Aku tidak mengizinkanmu pergi, Mas. Malam ini kamu harus bersamaku, itu janji kamu!" ujar Alina tegas. Dia menekankan pada Reno, tentang janji pria itu kepadanya.Melihat suaminya diam saja, Alina kembali berkata. "Kemarin-kemarin seharusnya waktu kamu bermalam denganku, Mas. Tapi lagi-lagi Lily sakit, Lily pengen ditemenin kamu, Lily ngidam lah. Kamu nggak jadi bermalam sama aku. Sekarang aku mau kamu di sini Mas, karena ini waktu aku sama kamu."Wanita itu mengutarakan keluhannya pada suaminya, dia hanya ingin keadilan ya

    Last Updated : 2024-09-12
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 7. Ditinggal Sendiri lagi..

    Kedua mata Abimana menatap Alina dengan sendu dari kejauhan. Kamarnya yang kebetulan bersebrangan dengan kamar Alina, membuat Abimana tanpa sengaja melihat adik iparnya itu di sana.Pintu kamar Alina masih terbuka, menampilkan sosok Alina yang masih berdiri mematung di sana dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Kepalanya sesekali menunduk, jari-jarinya sesekali mengusap sesuatu di pipinya. Abimana tahu apa yang diusap oleh Alina, pasti masih hal yang sama, yaitu air mata."Kasihan sekali kamu, Al." Abimana berucap dengan lirih, merasa iba pada adik iparnya itu.Dia sudah bisa menebak bahwa malam ini, pasti Alina akan menangis lagi seorang diri di kamarnya dan terlihat sembab di pagi hari. Bukan hanya sekali, dua kali, Abimana melihat Alina seperti itu. Selama dua bulan ini, Abimana sering melihat adik iparnya bersedih dan murung. Sejak pernikahan kedua suaminya, wanita itu hampir tak pernah tersenyum. Belum lagi tekanan dari ibunya yang selalu merecoki rumah tangga Alina dan Reno.A

    Last Updated : 2024-09-17
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 8. Kemarahan Alina!

    "Nanti kamu harus buatin aku pancake keju cokelat!"Alina menatap kakak iparnya dengan kedua alis yang terangkat dan kening yang berkerut. Ya, Alina bingung. Pasalnya ia tahu, bahwa kakak iparnya ini tidak terlalu menyukai makanan yang manis-manis."Lho? Kenapa ngeliatin Abang kayak gitu, Al? Ada yang salah ya?" tanya Abimana pada adik iparnya itu, lantaran ia dapat melihat kebingungan di raut wajah Alina."Aneh aja. Kenapa Abang minta dibuatin makanan yang manis-manis? Abang kan nggak suka yang manis-manis," tutur Alina sambil mengambil air minum yang ada di atas meja dapur.Kali ini giliran Abimana yang memuji Alina yang pandai membuat cake. "Kalau kamu yang buatnya, Abang pasti suka. Soalnya, cake buatan kamu kan enak.""Ya udah, nanti Alina buatin ya, Bang. Ngomong-ngomong makasih lho, nasi gorengnya. Pasti, yang nanti jadi istri Abang, akan merasa sangat beruntung.""Kenapa?" tanya Abimana sambil memperhatikan raut wajah Alina yang sudah tampak lebih baik dari sebelumnya. Jujur d

    Last Updated : 2024-10-01
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 9. Mari kita ke pengadilan!

    Jantung Reno seakan berhenti berdetak, saat ia menyadari apa yang baru saja ia lakukan pada istri pertamanya. Reno menampar Alina dengan keras, cukup keras sampai wanita itu terjatuh ke lantai. Tangannya gemetar, ia melihat tangan kanan yang baru saja menampar Alina. Tersirat rasa bersalah dimatanya dan rasa tidak percaya, kalau ia sanggup melukai wanita yang ia cintai. Wanita yang selalu memaafkan kesalahannya dan menerima pernikahan keduanya. Sedangkan di sisi lain, Lily yang berada di atas ranjang itu, diam-diam tersenyum tipis melihat apa yang baru saja terjadi. Meskipun, matanya menunjukkan keterkejutan. "Al, maafin Mas ya? Sini, Mas bantu." Reno mendekati Alina, mengulurkan tangannya untuk meraih tangan wanita itu dan membantu Alina berdiri. Namun, Alina langsung menepis tangan suaminya dan dia berdiri sendiri. "Al, bibir kamu berdarah. A-aku minta maaf," ucap Reno terbata, ia tak menyangka tamparannya cukup kuat sampai membuat sudut bibir Aluna berdarah dan pipinya memer

    Last Updated : 2024-10-02
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 10. Menantu Kesayangan

    "Abang apaan sih? Alina ... nggak mungkin minggat!" sanggah Reno pada perkataan sang kakak yang sangat membuatnya tak nyaman. Wajah Reno sendiri, masih menunjukkan kegelisahan. Istri pertamanya belum pulang sampai selarut ini. "Nggak mungkin sih dia nggak minggat, setelah kejadian tadi pagi." Abimana terus saja berbicara dan membuat Reno kesal. "Bisa diem, nggak, Bang!" ujar Reno dengan suara yang agak meninggi. "Abang cuma ngasih tahu aja, Ren. Lagian sih kamu, terlalu pilih kasih sama istri-istri kamu. Jadi kayak gini deh!" Reno mendelik tajam ke arah kakaknya, tanpa berkata sepatah katapun. Sedangkan Abimana, pria itu malah tersenyum dengan santainya. Menikmati tatapan mata adiknya yang tampak kesal. "Alina selama ini memang banyak diem. Tapi inget loh Ren, marahnya orang diem itu serem," tutur Abimana lagi pada adiknya. "Mungkin, kalau marah masih bisa diredakan. Tapi hati-hati kalau seseorang sudah kecewa. Orang kalau udah kecewa, itu sulit untuk kembali." Perkataan

    Last Updated : 2024-10-03
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 11. Aku akan menghukummu, Alina!

    Beberapa menit sebelumnya, Reno mengunjungi butik Tira dan rumah Tira untuk mencari istrinya. Namun, ternyata, baik Tira maupun Alina tidak ada di sana. Padahal, ia hanya tahu kalau Alina dekat dengan Tira, ia tak tahu Alina berteman dengan siapa lagi di sini. Istrinya itu pendiam dan jarang bergaul, sirkel pertemanannya juga sedikit. Lily dan Tira adalah teman dekatnya, hanya itu yang Reno tahu."Kemana sih kamu Al? Ditelpon gak aktif juga," desis Reno sambil mengacak-acak rambutnya ke belakang dengan kasar. Ia mengkhawatirkan Alina, bagaimana kondisi wanita itu dan apa yang sedang ia lakukan.Reno juga bingung, ia harus menghubungi siapa lagi. Ia tak tahu, kalau Alina mungkin punya teman lain.Suara petir yang menggelegar, terdengar berkali-kali bergemuruh di langit yang berwarna kelam tanpa bintang itu. Menandakan bahwa sebentar lagi akan segera turun hujan. Reno melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia semakin mengkhawatirkan Alina. Meskipun ia selal

    Last Updated : 2024-10-04
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 12. Hati sudah mati

    [Ly, maaf. Mas nggak bisa pulang. Mas kejebak hujan sama Alina. Mas terpaksa menginap di hotel yang berada di dekat sini. Maaf ya kamu harus tidur sendiri. Tapi kalau kamu kesepian, kamu tidur aja sama mama ya, sayang] Itulah pesan yang dikirimkan oleh kepada istri keduanya. Hal yang membuat Lily sangat kecewa berat, karena ia tidak ditemani oleh Reno malam ini. Suaminya itu pasti akan menghabiskan waktu bersama dengan Alina di hotel. Mungkin mereka tidak hanya tidur bersama, tapi melakukan hal yang lebih dari itu. Membayangkannya saja, hati Lily terasa sakit. "Enggak! Kamu nggak boleh sama Alina, mas. Kamu nggak bisa kayak gini!" teriak Lily marah, setelah ia melempar ponsel mahalnya ke tembok dan akhirnya ponsel itu hancur lebur berserakan ke lantai. Lily jatuh terduduk di lantai, tangannya bersandar di atas sudut ranjang. Wanita itu terlihat marah, ia meremas seprai di atas ranjang dengan erat. Menahan tangisnya sekuat mungkin. "Sialan kamu Alina! Pasti kamu manfaatin situas

    Last Updated : 2024-10-05
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 13. Aku mau cerai!

    Melihat raut wajah Reno yang panik, bercampur bingung dan takut, membuat Alina tidak butuh jawaban dari pria itu. Karena ia tahu jawabannya. Sontak saja Alina tertawa getir melihat raut wajah suaminya yang tampak kacau itu. "Hahaha." Reno menatap Alina heran, karena wanita itu malah tertawa. Di saat suasana diantara mereka sedang serius. "Wajahnya santai aja kali, Mas. Tenang, Mas. Aku cuma bercanda. Ya kali ... Mas mau menceraikan istri tercinta, Mas, yang sedang hamil saat ini," cetus Alina sambil menepuk bahu suaminya. Kata-kata yang terlontar dari bibirnya, merupakan sindiran pedas. "Mulai saat ini, kamu akan melihat Alina yang berbeda, Mas. Bukan Alina yang dulu patuh padamu." Kata Alina dalam hatinya. Ia sudah bertekad untuk mengubah sikapnya pada Reno dan semua orang, agar ia tidak ditindas lagi. "Ini bukan saatnya bercanda, Al." "Oh ... jadi kamu pengennya aku serius? Saat aku menyuruh kamu menceraikan Lily?" tanya Alina lagi yang membuat Reno tersentak. "Al, Mas

    Last Updated : 2024-10-05

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 125. Ekstra Part 2

    Alina dibawa ke rumah sakit setelah dirasa air ketubannya sudah pecah, dibantu oleh orang-orang yang ada di butik. Mereka naik ambulance agar lebih cepat sampai dan bisa menghindari kemacetan. Alina ditemani oleh Tira, sementara bayinya dititipkan pada ibu mertuanya lebih dulu. Disaat-saat seperti ini, Tira harus ada bersama dengan Alina. Bahkan saat Tira melahirkan putranya yang bernama Aksa, Alina ada di sana bersamanya."Bu, apa sudah dihubungi suaminya?" tanya seorang perawat pada Tira."Iya, ini mau saya telpon, Sus." Tira mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Dia bergegas menghubungi Abimana untuk memberitahukan kondisi istrinya.3 kali ditelpon, tapi Abimana tidak kunjung mengangkat telponnya. "Aduh, si pak Abi gimana sih? Biasanya juga gercep angkat telpon. Kok ini mendadak lemot."Hingga akhirnya dia menelpon suaminya, karena dia baru ingat kalau suaminya mungkin saat ini sedang bersama dengan Abimana untuk membahas masalah pekerjaan."Halo Mas Rey!""Ada apa yang?" tan

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 124. Ekstra part 1

    Apa yang sudah diputuskan Abimana harus terlaksana, apalagi jika itu mengenai istrinya. Siang itu, Abimana sudah berada di depan butik untuk menjemput istrinya. Meski istrinya sudah mengatakan padanya, kalau dia tidak mau pergi ke dokter."Mas, aku kan udah bilang sama Mas. Aku nggak mau periksa ke dokter. Ini cuma asam lambung doang," ucap Alina kesal.Abimana menggeleng-gelengkan kepalanya, wajahnya terlihat datar dan tatapan matanya menunjukkan kalau dia tidak menerima penolakan."Pokoknya kalau aku bilang pergi ke dokter, harus ke dokter.""Aku kan nggak kenapa-napa Mas.""Pokonya ke rumah sakit!" ujar Abimana tegas.Bibir Alina mencebik saat mendengar keras kepala suaminya. Abimana memang sulit diubah pikiran dan tekadnya. Jangan lupa, bahwa pria itu adalah pejuang yang keras kepala. Dia keras kepala dan bersikeras mendapatkan Alina. Dari awal sampai akhir, dia terus berusaha sampai dia bisa mendapatkannya. Inilah dia dan keras kepalanya yang tak bisa diganggu gugat.Dengan terpa

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 123. Pesona Istri Bahagia

    "Mas berangkat duluan ya Sayang." Pria itu memberikan kecupan mesra di kening istrinya seraya berpamitan."Kita barengan aja Mas. Aku juga kan mau ke butik," kata Alina sambil menyimpan gelas air minum yang sudah kosong ke atas meja. Dia juga sudah bersiap-siap untuk pergi ke butik.Abimana malah kembali membuatnya duduk di atas kursi. Padahal Alina sudah berdiri dan siap-siap pergi ke butik. "Kamu berangkatnya agak siangan aja Sayang. Semalam kan kita habis anu, kamu pasti masih capek."Lagi-lagi Abimana mengingatkan mereka akan malam panas mereka semalam. Meski sudah berkali-kali melakukannya dan membahas ini, Alina tetap merasa malu. "Mas...""Kenapa sih? Orang cuma ada kita berdua aja di sini. Kamu masih malu?" goda Abimana seraya memegang dagu sang istri.Matanya menatap istrinya dengan penuh cinta seperti biasa. Dia tidak pernah bosan melihat istrinya setiap hari dan hampir setiap detik, cintanya bertambah terus menerus seakan tak akan pernah habis dan selalu diisi ulang.Inikah

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 122. Gempur!

    Rey melihat istrinya sedang jongkok sambil memegangi perutnya. Tak hanya itu, kedua mata istrinya berurai oleh cairan bening yang hangat. Suara tangisannya terdengar menyakitkan, sampai ke ulu hati Rey."Sayang? Kamu kenapa di sini?" tanya Rey yang tak kunjung membuat sang istri berhenti menangis dan mau melihat ke arahnya. Tira malah semakin menyembunyikan dirinya dari Rey."Maafin aku ya, Sayang." Pria yang akan segera jadi ayah itu, ikut berjongkok bersama istrinya dan disamping istrinya. Dengan tulus dia meminta maaf, tapi Tira sepertinya tidak mempercayai permintaan maafnya dan malah berkata lain-lain."Ngapain kamu ke sini? Pasti kamu mau marahin aku lagi kan? Sana pergi! Jangan ganggu aku sama bayiku," ujar Tira mengusir suaminya pergi dari sana dengan wajah bad mood."Eh? Kok gitu sih? Bayi kita ya, bukan bayi kamu aja. Orang aku kok yang nanam benihnya," celetuk Rey yang sontak saja mendapatkan pelototan maut dari istrinya. "Kenapa? Aku bicara benar kan? Benihnya dari aku loh

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 121. Kamu kenapa?

    Ketika ibu dan ayah mertuanya menanyakan keadaannya, Tira hanya bisa menangis sambil mengatakan maaf. Mereka jadi kebingungan melihat Tira seperti ini. Hingga akhirnya Rey yang masih setengah sadar, tiba di dapur dan melihat asap mengepul di sana."Ada apa sih? Siapa orang yang masak malam-malam dan bikin dapur kebakar kayak gini?" tanya Rey pada semua orang yang sudah ada di sana.Papa Rey terlihat kesal dengan perkataan putranya. Dia terlihat santai, padahal istrinya bisa saja terluka saat berada di dapur. "Rey! Kamu ini gimana sih? Kenapa kamu biarkan istri kamu ke dapur sendiri hah?""Hah? Istriku ke dapur sendirian?" kata Rey dengan polosnya."Iya, sepertinya dia lagi masak nasi goreng tapi gosong nasinya. Kenapa sih kamu nggak perhatian sama istri kamu?" ucap mamanya kali ini dengan galak."Ma, tolong jangan marah-marah sama Mas Rey. Aku sendiri yang mau ke dapur, ini bukan salah dia." Tira membela suaminya, karena memang dia sendiri yang ingin pergi ke dapur dan membuat makanan

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 120. Perkara Makan Tengah Malam

    Ketika Alina dan Abimana sedang menikmati masa bulan madu mereka yang indah. Rey dan Tira sedang menikmati masa sebelum mereka menjadi orang tua. Kandungan Tira sudah menginjak bulan ketiga ,dia sudah tidak mengalami mual-mual lagi seperti sebelumnya. Tapi sekarang sikapnya sangat membuat Rey kebingungan. Setiap hari Rey dibuat sibuk dan Tira tidak bisa melihat suaminya diam."Rey, bangun. Rey." Tira menggoyang-goyangkan tubuh suaminya dengan kedua tangannya.Dia mencoba membangunkan suaminya itu. Namun, Rey masih tertidur lelap dan belum ada tanda-tanda mau bangun. Tira semakin jengkel dan akhirnya dia pun mengambil peluit yang ada di dalam lemari nakas. Kemudian dia meniup peluit itu tak jauh dari telinga Rey.Prit... Prit...Suara peluit itu terdengar kencang dan kontan saja membuat kedua mata Rey terbuka lebar. Pemuda itu benar-benar terbangun. "Astaghfirullah! Sayang!" pekik Rey kaget, seraya mengorek-ngorek telinganya yang terasa sakit setelah apa yang dilakukan istrinya barusan

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 119. Romantisnya Pasutri

    Seakan tidak pernah puas dengan istrinya, Abimana kembali lanjutkan aktivitas suami istri itu pada pagi hari. Hingga mereka berdua baru bisa bersantai pada sore hari. Ketika perut keduanya sama-sama lapar dan ketika Alina ingin pergi jalan-jalan keluar. Dia bosan di dalam kamar, bisa-bisa suaminya terus melakukan ini seharian."Kamu mau jalan-jalan? Memang nggak capek heum?" ucap Abimana seraya mengelus dagu istrinya dengan lembut. Abimana tersenyum pada istrinya itu yang merengek ingin jalan-jalan."Gak. Aku lebih capek kalau terus-terusan berada di kamar ini. Kamu pasti bakal mesum terus sama aku, Mas." Alina mengucapkannya dengan blak-blakan. Kedua tangannya menyilang di dada dan matanya menunjukkan kekesalan."Baiklah. Kita akan keluar. Tapi gantilah dulu bajumu Sayang. Jangan sampai kamu memakai pakaian terbuka saat kita keluar nanti," ucap Abimana yang akhirnya menuruti rengekan istrinya.Seulas senyum manis nan indah, terlihat di bibir Alina dan membuat Abimana turut bahagia."T

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 118. Malam Pertama

    Seketika tubuh Alina meremang, kala Abimana memeluknya dan bibir lelaki itu menyentuh tengkuknya dengan lembut, penuh perasaan. Gelayar aneh mulai muncul di dalam dirinya, seakan-akan meledak. Sentuhan Abimana membuat Alina geli, tapi juga merasa bahagia.Kini mereka adalah suami istri dan mereka sudah sah secara hukum negara maupun agama. Bukankah ini saatnya mereka untuk melakukan malam pertama?"Kamu wangi banget, Yang." Suara Abimana terdengar mendesah dan bibirnya masih terus mengecupi leher Alina.Wanita itu terkekeh mendengar perkataan Abimana yang terdengar seperti gombalan. "Mana ada wangi, Mas? Yang ada aku bau keringat, karena seharian di tempat acara resepsi pernikahan kita.""Keringatmu tetap wangi Sayang. Apa lagi saat kita melakukan kegiatan positif di atas ranjang itu yang membuat kita semakin berkeringat, pasti rasanya akan nikmat," ucap Abimana menggoda. Sontak saja Alina terkejut mendengar ucapan suaminya yang ternyata bisa vulgar seperti ini."Mas ..." desah Alina

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 117. Wedding Alina Abimana

    Suasana di gedung hotel mewah itu menjadi saksi pernikahan Abimana dan Alina. Semuanya sudah disiapkan dengan sebaik-baiknya dan sesempurna mungkin. Pernikahan kedua Alina ini, jelas jauh lebih mewah dari pernikahan sebelumnya yang sederhana. Kalah jauh. Abimana lah yang menginginkan pernikahan ini menjadi pernikahan yang mewah. Ia ingin meratukan wanita yang ia cintai dengan gemerlap kemewahan dan kasih sayang. Apa yang ia lakukan ini menunjukkan betapa besarnya kasih sayang pria itu kepadanya. Semua wanita akan iri kepadanya hari ini, karena ia mendapatkan mempelai pria yang sangat mencintainya. Orang-orang juga akan banyak yang mendoakan agar keduanya bahagia. Sakinah, mawadah warahmah. Angga yang terharu dengan pernikahan kakaknya, tak bisa menahan tangis. Air matanya terus saja keluar, tak terkendali. Tira yang melihat itu pun mencoba membuat Angga berhenti menangis. "Masa kamu nangis sih? Ini hari bahagia kakak kamu loh. Ayo senyum ah! Jelek tahu!" tukas Tira gemas melihat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status