Share

Bab 5. Memegang Janji

Author: Irana
last update Last Updated: 2024-09-04 13:23:53

Alih-alih membujuk suaminya agar tidak marah, Alina malah mengucapkan kata-kata yang membuat suaminya semakin marah. Ya, Reno marah, saat mendengar Alina malah mengusirnya. Seharusnya, hari ini menjadi hari yang bahagia untuk Reno dan Alina, karena kehamilan Lily. Akan tetapi, sikap Alina malah mengacaukan segalanya. Reno pun mulai membenarkan apa yang dikatakan oleh ibunya, bahwa sebenarnya Alina memang tidak senang dia bahagia.

"Keluar Mas, aku lelah. Aku mau istirahat." Alina mengusir suaminya untuk kedua kalinya, sambil memalingkan wajah dari pria itu. Dia tidak mau kamu sampai Reno melihatnya menangis. Tapi, jika pria itu cukup peka akan perasaannya, mungkin Reno akan bertanya bagaimana perasaan istri pertamanya saat ini.

"Keterlaluan kamu Alina! Apa kamu benar-benar nggak suka lihat aku sama Lily bahagia? Bisa-bisanya kamu sikap kayak gini, saat tahu Lily hamil?" Reno mencecar istrinya sambil marah-marah. Dia kecewa karena Alina tidak menunjukkan kebahagiaan atas kabar ini.

"Seharusnya kamu bahagia Al. Karena kita juga akan menjadi orang tua dari anak yang dikandung Lily!" ujarnya lagi dengan tegas dan sekaligus menyalahkan Alina.

"Aku bahagia untuk kamu dan Lily, Mas. Tapi apa rasa bahagiaku ini harus selalu aku ungkapkan? Aku sedang lelah dan kamu—"

Tiba-tiba saja dan tanpa aba-aba, Reno menarik pinggang ramping Alina, kemudian membenamkan bibirnya pada bibir istri pertamanya itu. Tidak hanya sekedar menempel saja, Reno juga memberikan lumatan pada bibir Alina yang rasanya manis, masih sama seperti dulu.

Ciuman itu semakin menggebu dan Alina tak mampu untuk menolak kewajibannya sebagai istri. Sudah hampir dua bulan lamanya, sejak Reno menikah dengan Lily, dia tidak mendapatkan sentuhan seperti ini. Tidak ada ciuman, pelukan, sentuhan, apalagi nafkah batin yang di dapatkan Alina dari suaminya. Alina hampir tidak dipedulikan, hampir setiap malam juga di dalam kamar ini, hanya ada dirinya seorang.

Jantungnya berdegup kencang, setiap kali Reno di dekatnya, menyentuhnya dengan intim. Tak bisa Alina pungkiri, bahwa cinta itu masih ada di dalam hatinya untuk Reno. Alina akui, dia rindu pada sentuhan ini, dia merasakan kehangatan saat bibirnya bersatu dengan Reno. Namun, kehangatan itu tak berangsur lama saat dia mengingat pernikahan kedua suaminya. Mengingat bahwa suaminya, bukan hanya miliknya seorang lagi. Dadanya kembali merasakan sesak luar biasa dan pada akhirnya air matanya jatuh tak tertahankan.

Menyadari buliran basah di pipi Alina yang menyentuh kulit pipinya, Reno pun melepaskan tautan bibirnya. Kedua tangan Reno menangkup pipi Alina, jari-jarinya mengusap basah di pipi itu dan matanya menatap Alina dengan dalam. Melihat Alina menangis, amarah Reno langsung lenyap padanya.

"Dengar aku Al. Meskipun Lily sedang hamil, aku akan tetap berusaha adil untuk kamu dan Lily. Aku akan tetap mencintai kamu, mau itu dulu atau sekarang."

Pria itu berusaha untuk meyakinkan Alina bahwa cintanya kepada cinta pertamanya itu masih sama seperti dulu. Manis sekali mulut Reno berbicara, sehingga membuat Alina terbawa perasaan dan benteng yang dia pasang menjadi runtuh. Namun, inilah saatnya Alina untuk mengatakan unek-uneknya yang tersimpan dalam benaknya selama ini.

"Kamu tetap mencintai aku? Apa itu benar Mas? Kamu akan bisa bersikap adil sama aku dan Lily, apa kamu yakin Mas?"

Alina menekan nafasnya yang terasa sesak, berusaha untuk menahan air matanya yang terus merembes jatuh tak tertahankan.

"Selama ini aku tidak merasa kalau kamu berbuat adil sama aku, Mas. Kamu berat sebelah. Ya ... aku paham, karena kamu hanya segera memiliki keturunan, makanya setiap malam kamu tidur bersama dengan Lily. Kamu lebih banyak menghabiskan waktu dengannya, dibandingkan dengan aku. Apa itu yang namanya adil, Mas?" tutur Alina sambil mengusap air matanya sendiri, dia merasa sakit saat mengatakan semua penat di hatinya.

"Tidak Al, aku tidak setiap malam tidur dengan Lily!" sanggah Reno tegas.

Alina tersenyum getir, dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak Mas. Sudah 2 bulan, kamu tidak datang ke kamar ini dan tidur bersamaku."

Jantung Reno kontan saja berhenti saat mendengar perkataan Alina, tentang 2 bulan lamanya dia tidak tidur bersama Alina dan datang ke kamar mereka. Wajah Reno langsung berubah pucat pasi, hatinya bertanya-tanya, karena dia tidak yakin kalau selama itu dia mengabaikan Alina.

"Sejak pernikahan kamu dan Lily ... kamu tidak pernah datang ke kamar kita. Padahal sebelum kamu menikahi Lily, kamu sudah janji sama aku ... kalau kamu akan bersikap adil sama aku dan Lily. Tapi apa buktinya Mas? Apa ini adil untuk aku?"

Mungkin, dengan Alina mengutarakan penat di dalam hatinya pada Reno, pria itu akan mengerti bagaimana perasaannya. Semoga saja begitu.

"Aku ini istri pertama kamu, tapi kenapa aku merasa jadi orang ketiga dalam pernikahan kamu dan Lily, Mas." Desah Alina dengan buliran bening hangat yang masih keluar dari kedua bola matanya itu.

Jari Reno menutup bibir Alina yang tampak bergetar itu. Sedangkan satu tangannya lagi, mengusap tangan Alina dengan lembut, sentuhan yang berusaha untuk menenangkannya.

"Sayang, kenapa kamu bicara begitu? Kamu istri aku, bukan orang ketiga."

"Tapi, sikap kamu yang menunjukkan kalau aku ini orang ketiga dalam pernikahan kita, Mas!" seru Alina kesal.

Kedua tangan Reno mengenggam tangan Alina, dia tatap sepasang mata berwarna coklat muda yang tampak menunjukkan kesedihannya itu.

"Maaf, kalau kamu merasa begitu Al. Mas, sama sekali nggak bermaksud buat menyakiti kamu, membuat kamu menangis seperti ini. Maafin Mas ya. Mas janji, mas akan menjadi suami yang adil untuk kamu dan Lily. Berikan Mas kesempatan untuk perbaiki diri, ya?" Mohon Reno kepada Alina, agar dia diberikan kesempatan untuk memperbaiki dirinya.

Dia tidak mau kehilangan Alina maupun Lily, mereka berdua sangat berarti untuknya. Alina, cinta pertama yang menemaninya dari nol dan Lily, wanita cantik yang saat ini sedang mengandung keturunannya. Reno tak bisa mengabaikan keduanya dan dia harus berusaha bersikap adil.

"Oke ... aku kasih Mas satu kesempatan. Aku akan lihat, apakah kamu bisa bersikap adil sama aku dan Lily!" sahut Alina yang berusaha memberikan kesempatan untuk Reno. 'Dan aku harap ... kamu tidak terpengaruh oleh Mama, Mas' sambung Alina dalam hatinya.

"Aku pegang janji kamu, Mas." Mata Alina menatap tajam pada suaminya, sambil berharap kalau janji Reno bukanlah janji palsu.

Reno tersenyum, lantas dia menarik istri pertamanya itu ke dalam pelukannya. "Makasih Sayang, mas pasti akan menepati janji. Percaya sama Mas ya?" kata Reno lembut dan Alina berusaha untuk mempercayai suaminya.

***

Setelah pembicaraan itu, Reno memberikan keputusan kepada kedua istrinya mengenai pembagian jatah tidur. Bahwa 3 hari dalam seminggu, dia akan tidur dengan Alina dan tiga harinya lagi, dia akan tidur dengan Lily. Sedangkan untuk hari Minggu, Reno akan tidur sendiri. Inilah yang dimaksud Reno dengan sikap adil.

Malam ini, giliran Reno tidur dengan Alina. Alina sudah bersiap-siap mengenakan pakaian tidurnya yang berbahan satin dan menunggu suaminya di dalam kamar.

"Mas, kamu sudah datang?"

Kedua mata Alina berbinar-binar saat dia melihat suaminya sedang berjalan masuk ke kamarnya. Dia menyambut suaminya dengan senyuman terbaiknya.

"Mas? Ada apa?" tanya Alina yang heran melihat Reno terlihat gelisah dan bingung.

"Malam ini Mas nggak bisa tidur sama kamu. Lily lagi nggak enak badan dan aku harus nemenin dia. Aku kesini cuma buat kasih tahu itu, Al."

Alina membeku mendengar penjelasan dari suaminya, kalau pria itu tidak bisa tidur bersama dengannya malam ini. Lagi-lagi Alina harus kecewa dengan keputusan suaminya.

"Aku nggak izinkan kamu ke kamar Lily, Mas."

Bersambung ...

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
mampus lah kau alina. udah gatal betul selangkanganmu buat digaruk ya? sehingga lupa gimana rasanya 2 bulan diabaikan. dasar benalu dan g nisa mandiri. pantas suamimu nikah lagi krn kau gampangan.
goodnovel comment avatar
Anisha
Dasar tukang bohong. Aku harap Alina kuat ya kak, jangan kayak novel sbelah yang dimaafin si suaminya dengan alasan anak. Selingkuh itu penyakit Thor
goodnovel comment avatar
Atut Manto
hmmmm awal bab udh di bikin nyesek ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 6. Wanita Egois!

    Kali ini Alina tidak mau mengalah, dia harus bisa membuat Reno bisa tinggal dengannya malam ini. Reno juga sudah berjanji padanya dan bukankah sudah seharusnya Reno menjaga janjinya pada Alina?Selalu aja ada alasan, yang membuat Reno harus bersama Lily. Sampai-sampai Alina tidak punya waktu untuk bersama suaminya sendiri. Alina paham, kalau Lily juga istri suaminya, tapi wanita itu terlalu menguasai waktu Reno. Sehingga Alina tidak mendapatkan waktu bersama Reno."Aku tidak mengizinkanmu pergi, Mas. Malam ini kamu harus bersamaku, itu janji kamu!" ujar Alina tegas. Dia menekankan pada Reno, tentang janji pria itu kepadanya.Melihat suaminya diam saja, Alina kembali berkata. "Kemarin-kemarin seharusnya waktu kamu bermalam denganku, Mas. Tapi lagi-lagi Lily sakit, Lily pengen ditemenin kamu, Lily ngidam lah. Kamu nggak jadi bermalam sama aku. Sekarang aku mau kamu di sini Mas, karena ini waktu aku sama kamu."Wanita itu mengutarakan keluhannya pada suaminya, dia hanya ingin keadilan ya

    Last Updated : 2024-09-12
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 7. Ditinggal Sendiri lagi..

    Kedua mata Abimana menatap Alina dengan sendu dari kejauhan. Kamarnya yang kebetulan bersebrangan dengan kamar Alina, membuat Abimana tanpa sengaja melihat adik iparnya itu di sana.Pintu kamar Alina masih terbuka, menampilkan sosok Alina yang masih berdiri mematung di sana dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Kepalanya sesekali menunduk, jari-jarinya sesekali mengusap sesuatu di pipinya. Abimana tahu apa yang diusap oleh Alina, pasti masih hal yang sama, yaitu air mata."Kasihan sekali kamu, Al." Abimana berucap dengan lirih, merasa iba pada adik iparnya itu.Dia sudah bisa menebak bahwa malam ini, pasti Alina akan menangis lagi seorang diri di kamarnya dan terlihat sembab di pagi hari. Bukan hanya sekali, dua kali, Abimana melihat Alina seperti itu. Selama dua bulan ini, Abimana sering melihat adik iparnya bersedih dan murung. Sejak pernikahan kedua suaminya, wanita itu hampir tak pernah tersenyum. Belum lagi tekanan dari ibunya yang selalu merecoki rumah tangga Alina dan Reno.A

    Last Updated : 2024-09-17
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 8. Kemarahan Alina!

    "Nanti kamu harus buatin aku pancake keju cokelat!"Alina menatap kakak iparnya dengan kedua alis yang terangkat dan kening yang berkerut. Ya, Alina bingung. Pasalnya ia tahu, bahwa kakak iparnya ini tidak terlalu menyukai makanan yang manis-manis."Lho? Kenapa ngeliatin Abang kayak gitu, Al? Ada yang salah ya?" tanya Abimana pada adik iparnya itu, lantaran ia dapat melihat kebingungan di raut wajah Alina."Aneh aja. Kenapa Abang minta dibuatin makanan yang manis-manis? Abang kan nggak suka yang manis-manis," tutur Alina sambil mengambil air minum yang ada di atas meja dapur.Kali ini giliran Abimana yang memuji Alina yang pandai membuat cake. "Kalau kamu yang buatnya, Abang pasti suka. Soalnya, cake buatan kamu kan enak.""Ya udah, nanti Alina buatin ya, Bang. Ngomong-ngomong makasih lho, nasi gorengnya. Pasti, yang nanti jadi istri Abang, akan merasa sangat beruntung.""Kenapa?" tanya Abimana sambil memperhatikan raut wajah Alina yang sudah tampak lebih baik dari sebelumnya. Jujur d

    Last Updated : 2024-10-01
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 9. Mari kita ke pengadilan!

    Jantung Reno seakan berhenti berdetak, saat ia menyadari apa yang baru saja ia lakukan pada istri pertamanya. Reno menampar Alina dengan keras, cukup keras sampai wanita itu terjatuh ke lantai. Tangannya gemetar, ia melihat tangan kanan yang baru saja menampar Alina. Tersirat rasa bersalah dimatanya dan rasa tidak percaya, kalau ia sanggup melukai wanita yang ia cintai. Wanita yang selalu memaafkan kesalahannya dan menerima pernikahan keduanya. Sedangkan di sisi lain, Lily yang berada di atas ranjang itu, diam-diam tersenyum tipis melihat apa yang baru saja terjadi. Meskipun, matanya menunjukkan keterkejutan. "Al, maafin Mas ya? Sini, Mas bantu." Reno mendekati Alina, mengulurkan tangannya untuk meraih tangan wanita itu dan membantu Alina berdiri. Namun, Alina langsung menepis tangan suaminya dan dia berdiri sendiri. "Al, bibir kamu berdarah. A-aku minta maaf," ucap Reno terbata, ia tak menyangka tamparannya cukup kuat sampai membuat sudut bibir Aluna berdarah dan pipinya memer

    Last Updated : 2024-10-02
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 10. Menantu Kesayangan

    "Abang apaan sih? Alina ... nggak mungkin minggat!" sanggah Reno pada perkataan sang kakak yang sangat membuatnya tak nyaman. Wajah Reno sendiri, masih menunjukkan kegelisahan. Istri pertamanya belum pulang sampai selarut ini."Nggak mungkin sih dia nggak minggat, setelah kejadian tadi pagi." Abimana terus saja berbicara dan membuat Reno kesal."Bisa diem, nggak, Bang!" ujar Reno dengan suara yang agak meninggi."Abang cuma ngasih tahu aja, Ren. Lagian sih kamu, terlalu pilih kasih sama istri-istri kamu. Jadi kayak gini deh!"Reno mendelik tajam ke arah kakaknya, tanpa berkata sepatah katapun. Sedangkan Abimana, pria itu malah tersenyum dengan santainya. Menikmati tatapan mata adiknya yang tampak kesal."Alina selama ini memang banyak diem. Tapi inget loh Ren, marahnya orang diem itu serem," tutur Abimana lagi pada adiknya."Mungkin, kalau marah masih bisa diredakan. Tapi hati-hati kalau seseorang sudah kecewa. Orang kalau udah kecewa, itu sulit untuk kembali."Perkataan Abimana, memb

    Last Updated : 2024-10-03
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 11. Aku akan menghukummu, Alina!

    Beberapa menit sebelumnya, Reno mengunjungi butik Tira dan rumah Tira untuk mencari istrinya. Namun, ternyata, baik Tira maupun Alina tidak ada di sana. Padahal, ia hanya tahu kalau Alina dekat dengan Tira, ia tak tahu Alina berteman dengan siapa lagi di sini. Istrinya itu pendiam dan jarang bergaul, sirkel pertemanannya juga sedikit. Lily dan Tira adalah teman dekatnya, hanya itu yang Reno tahu."Kemana sih kamu Al? Ditelpon gak aktif juga," desis Reno sambil mengacak-acak rambutnya ke belakang dengan kasar. Ia mengkhawatirkan Alina, bagaimana kondisi wanita itu dan apa yang sedang ia lakukan.Reno juga bingung, ia harus menghubungi siapa lagi. Ia tak tahu, kalau Alina mungkin punya teman lain.Suara petir yang menggelegar, terdengar berkali-kali bergemuruh di langit yang berwarna kelam tanpa bintang itu. Menandakan bahwa sebentar lagi akan segera turun hujan. Reno melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia semakin mengkhawatirkan Alina. Meskipun ia selal

    Last Updated : 2024-10-04
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 12. Hati sudah mati

    [Ly, maaf. Mas nggak bisa pulang. Mas kejebak hujan sama Alina. Mas terpaksa menginap di hotel yang berada di dekat sini. Maaf ya kamu harus tidur sendiri. Tapi kalau kamu kesepian, kamu tidur aja sama mama ya, sayang]Itulah pesan yang dikirimkan oleh kepada istri keduanya. Hal yang membuat Lily sangat kecewa berat, karena ia tidak ditemani oleh Reno malam ini. Suaminya itu pasti akan menghabiskan waktu bersama dengan Alina di hotel. Mungkin mereka tidak hanya tidur bersama, tapi melakukan hal yang lebih dari itu. Membayangkannya saja, hati Lily terasa sakit."Enggak! Kamu nggak boleh sama Alina, mas. Kamu nggak bisa kayak gini!" teriak Lily marah, setelah ia melempar ponsel mahalnya ke tembok dan akhirnya ponsel itu hancur lebur berserakan ke lantai.Lily jatuh terduduk di lantai, tangannya bersandar di atas sudut ranjang. Wanita itu terlihat marah, ia meremas seprai di atas ranjang dengan erat. Menahan tangisnya sekuat mungkin."Sialan kamu Ali

    Last Updated : 2024-10-05
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 13. Aku mau cerai!

    Melihat raut wajah Reno yang panik, bercampur bingung dan takut, membuat Alina tidak butuh jawaban dari pria itu. Karena ia tahu jawabannya. Sontak saja Alina tertawa getir melihat raut wajah suaminya yang tampak kacau itu. "Hahaha." Reno menatap Alina heran, karena wanita itu malah tertawa. Di saat suasana diantara mereka sedang serius. "Wajahnya santai aja kali, Mas. Tenang, Mas. Aku cuma bercanda. Ya kali ... Mas mau menceraikan istri tercinta, Mas, yang sedang hamil saat ini," cetus Alina sambil menepuk bahu suaminya. Kata-kata yang terlontar dari bibirnya, merupakan sindiran pedas. "Mulai saat ini, kamu akan melihat Alina yang berbeda, Mas. Bukan Alina yang dulu patuh padamu." Kata Alina dalam hatinya. Ia sudah bertekad untuk mengubah sikapnya pada Reno dan semua orang, agar ia tidak ditindas lagi. "Ini bukan saatnya bercanda, Al." "Oh ... jadi kamu pengennya aku serius? Saat aku menyuruh kamu menceraikan Lily?" tanya Alina lagi yang membuat Reno tersentak. "Al, Mas

    Last Updated : 2024-10-05

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 94. Selamat Buat Kalian!

    Suasana malam dan suasana taman yang mendukung acara dadakan Abimana untuk melamar Alina. Rasa tidak sabar ingin memiliki yang membuncah, membuat Abimana mengambil tindakan secepatnya untuk mengadakan lamaran dadakan ini.Dengan persiapan yang seadanya, Abimana membuat semuanya terasa sederhana, namun indah dipandang mata. Alina juga sangat menyukai suasana dan juga keindahan taman tersebut. Ia menyukai hal-hal yang sederhana, jadi apapun yang dilakukan oleh Abimana dan apapun yang direncanakan olehnya di sini, Alina akan selalu menyukainya.Setelah mengungkapkan isi hati dan keinginannya untuk menjadikan Alina istrinya, Abimana menunggu jawaban dari wanita itu sambil menatapnya dengan tatapan yang dalam."Aku tidak bisa menolak kamu, Mas." Alina akhirnya memberikan jawaban sambil tersenyum dan jawaban itu adalah jawaban yang diinginkan oleh Abimana selama ini."Ya, aku mau jadi istri kamu," sambungnya lagi yang seketika membuat Abimana tidak tahan lagi. Air mata bahagia perlahan-laha

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 93. Tidak Jomblo Lagi

    Bugh!Tira berhasil menendang milik Rey yang masih terbungkus di dalam celananya. Rey meringis kesakitan dan dia membuka matanya perlahan-lahan."Aarggh ....""Udah sadar lo, bajingan!" sentak Tira seraya mendorong tubuh Rey dari atas tubuhnya. Selagi pemuda itu lengah dengan rasa sakitnya. Tira menatap nyalang pada Rey dan wajahnya memerah menunjukkan kemarahannya.Namun, Tira tidak menyadari saat ini bibirnya bengkak, di lehernya ada bekas merah dan pakaiannya sedikit berantakan."Keterlaluan lo!""A-apa yang gue lakuin?" gumam Rey sambil merasakan kepalanya yang berdenyut sakit, karena minuman haram yang ia tenggak.Tok, tok, tok!Terdengar suara ketukan kaca dari luar mobil itu dan mengagetkan Tira. Sedangkan Rey sedang sibuk memegani area selangkangannya yang sakit dan merasakan kepalanya yang berdenyut."Keluar kalian! Atau kami pecahkan kaca mobil ini dan lapor polisi!" seru seorang pria dari luar sana mengancam."Waduh! Emangnya kenapa harus lapor polisi segala? Gue kan nggak

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 92. Menikmati Ciuman

    Entah kesialan apa yang menimpa Tira, hingga ia harus bertemu dan menolong Rey yang hampir di keroyok di depan tempat hiburan malam. Pemuda itu terlihat mabuk, ya setengah sadarkan diri. Entah apa yang dilakukannya sehingga ia bermasalah dengan beberapa anak nakal di sana. Jika bukan karena Tira yang mengenal salah satu anak nakal itu dan mengenal petugas keamanan di sana, mungkin Rey sudah habis ditangan mereka."Hey! Bangun nggak lo dan bilang di mana alamat rumah lo. Atau gue lempar lo ke jembatan," ujar Tira pada pemuda yang saat ini berada di sampingnya dalam keadaan tak sadarkan diri."Sialan! Gua nyesel udah nolongin lo, tahu nggak?" gerutu Tira sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia bingung harus mengantarkan Rey kemana, karena tak tahu menahu tentang dirinya."Apa gua telpon Alina aja ya? Dia mungkin tahu dimana alamat si bocah tengil ini," pikir Tira. Ia menebak, Alina mungkin tahu di mana rumah Rey.Tira pun menepikan mobilnya di pinggir jalan, tak jauh dari sebuah jemba

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 91. Main Di Mobil?

    Melihat istrinya akan mengamuk, Reno bergegas membujuk Lily dan membawanya pergi dari sana. Walaupun tidak mudah membujuknya, tapi Reno berhasil membawa Lily pergi.Di sepanjang perjalanan pulang, Reno terlihat tak begitu fokus pada Lily yang mengomel. Ucapan Lily masuk ke telinga kanannya, tapi keluar dari telinga kirinya.Reno malah memikirkan pertemuannya dengan Alina. Pesona mantan istrinya itu tidak bisa ia abaikan begitu saja. Bahkan sekarang ia merasa kalau Alina jauh lebih dari cantik dari Salsa dan Lily.Wajah Alina terbayang-bayang di benaknya, bahkan aroma tubuh wanita itu juga seolah masih terhirup oleh hidungnya. "Alina ... kenapa dia semakin cantik saja? Kenapa dulu dia tidak terlihat seperti itu?""Tapi ngomong-ngomong, kenapa dia ada disini dan berpakaian seperti itu? Apa dia bertemu dengan seseorang? Apa dia sudah punya kekasih baru?""Ah ... tidak mungkin. Aku yakin Alina masih belum bisa lupain aku. Mana mungkin dia berpaling dari aku semudah itu."Pria itu terus sa

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 90. Pria Gatal?

    "Mas Reno?"Alangkah terkejutnya Alina, melihat Reno baru saja keluar dari toilet pria yang bersebrangan dengan toilet wanita. Reno berjalan menghampirinya dan tersenyum ramah. Seolah mereka masih berhubungan baik. Padahal Alina sudah menekankan kepadanya sebelumnya, kalau Reno tidak boleh menyapa ataupun bersikap mengenalnya.Reno menatapnya dengan kagum, dari atas sampai ke bawah. Alina terlihat sangat cantik di matanya dan ia terpesona. Dari dulu, Reno juga tahu kalau Alina memang cantik. Tapi setelah bercerai, Alina makin cantik."Apa kabar Al? Kamu ngapain di sini?" tanya Reno dengan senyuman dibibirnya yang membuat Alina malas menanggapi.Alina berdecak, kemudian melangkah pergi mengabaikan Reno. Akan tetapi, Reno tidak membiarkan Alina pergi begitu saja dan menarik tangannya."Alina!"Tubuh wanita itu kehilangan keseimbangannya, kemudian tanpa sengaja jatuh ke dalam pelukan Reno. Saat Alina akan melepaskan diri dari Reno, pria itu malah dengan sengaja memeluk dirinya dan tidak

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 89. Belum Melamar

    Benar dugaan Abimana, ini adalah green light dari keluarganya. Alina disambut baik oleh paman, ayah dan juga kakak pertamanya. Ya, wanita yang berada di sana adalah kakak pertama Abimana yang bernama Riana."Saya dan Galih sudah mencari kamu. Saat itu saya belum sempat mengucapkan terimakasih sama kamu, Nak Alina." Pria paruh baya itu tersenyum ramah dan bicara dengan hangat pada Alina. Walaupun wajahnya terlihat tegas dan galak, tapi sebenarnya Wirya memilki hati yang baik dan lembut."Saya ikhlas menolong Bapak. Saya senang bisa kembali bertemu' dengan bapak. Dan sepertinya bapak sudah baik-baik saja.""Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat. Saya sudah baik-baik saja," ucap Wirya dengan senyuman hangatnya pada Alina. Ia menunjukkan ketertarikannya pada wanita yang diperkenalkan sebagai kekasih putranya itu."Kamu nggak salah pilih calon istri, Bi. Alina sangat cantik dan baik. Dia juga yang sudah menolong Papa," kata Riana yang juga memuji Alina dan memberikan dukungan pada Abimana

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 88. Ini Calon Kamu?

    Abimana datang menjemput Alina, tepat pukul 19.15. Laki-laki itu terlihat tampan dengan kemeja berwarna merah maroon yang ia kenakan dan celana jeans berwarna hitam. Entah kebetulan atau direncanakan, tapi warna pakaian Abimana sangat serasi dengan warna pakaian yang dikenakan Alina saat ini. Hingga mereka terlihat seperti couple."Ini tandanya udah jodoh sih. Baju aja warnanya samaan gini," goda Tira pada kedua orang itu.Alina dan Abimana saling melihat satu sama lain, memperhatikan warna pakaian mereka berdua. Kemudian Alina tersipu malu saat menyadari, warna pakaian mereka sama. Sedangkan Abimana, pemuda itu tersenyum lembut dan terlihat bahagia."Iya dong, kita memang jodoh. Cuma waktunya agak telat aja," sahut Abimana yang membuat pipi Alina semakin merona. Setiap kata-kata dari pemuda itu selalu berhasil membuat hati Alina berbunga-bunga."Ciye ciye ... huhuy. Cepetan halalin ya, biar lebih mantap," ucap Tira yang sekaligus mendoakannya kebahagiaan Alina dan Abimana."Aamiin.

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 87. Seperti Saudara

    Akhirnya waktu yang telah dijanjikan pun tiba, tapi Alina masih terlihat belum siap-siap. Bahkan ia terlihat bingung dan malah bengong di dalam kamarnya sambil melihat-lihat pakaian di dalam lemarinya berulang kali."Al! Ngapain bengong gitu?" Suara Tira dari ambang pintu itu mengagetkan Alina, sekaligus membawa Alina kembali ke dalam kesadarannya.Wanita itu menoleh ke arah Tira yang sedang berjalan menghampirinya. Tatapan Tira bertanya-tanya padanya. "Tira?""Hey, bukannya si bang Abi mau jemput lo jam 7? Ini udah mau jam 7 loh. Kenapa lo belum siap? Lo masih pake baju yang tadi?" kata Tira sambil melihat Alina dari atas sampai ke bawah. Sahabatnya itu masih memakai pakaian rumah seperti tadi."Hah? Udah mau jam tujuh?" Alina panik usai mendengar Tira memberitahunya kalau ini sudah mau jam 7 malam."Ya ampun ... dari tadi lo ngapain aja Al? Lo di kamar hampir 3 jam. Gue kira lo lagi siap-siap dandan cantik, mandi atau gimana. Eh tahunya lo malah bengong. Estoge, gue gak habis pikir

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 86. Menikah Akhir Tahun

    Reno berusaha untuk fokus pada pekerjaannya, walaupun saat ini ada Lily bersamanya. Ia berusaha untuk tetap tenang, supaya tidak menimbulkan kecurigaan Lily setelah pertengkaran mereka tadi pagi. Tidak ada obrolan yang hangat diantara mereka, yang ada saling curiga dan saling mengawasi."Sepertinya aku tidak bisa ketemu Salsa hari ini."Pria itu menghela napas gusar, ia melihat istrinya yang sedang duduk di sofa sambil memakan camilan. Tapi pikirannya mengarah pada Salsa.***Siang itu, Abimana pergi dari kantornya untuk makan siang bersama dengan Alina dan melihat kerja kelompok kekasihnya itu. Tepat saat Abimana pergi, pimpinan perusahaan dan Bella mencarinya. Akhirnya mereka pun tidak bertemu.Di sebuah rumah makan lesehan, Alina dan empat anggota kelompoknya akan makan siang sambil kerja kelompok di sana. Kebetulan, salah satu teman kelompok Alina adalah pemilik rumah makan lesehan itu. Suasana rumah makan itu terlihat asri, dengan udara yang sejuk dan pemandangan indah."Wow ...

DMCA.com Protection Status