Beranda / Rumah Tangga / Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar / Bab 7. Ditinggal Sendiri lagi..

Share

Bab 7. Ditinggal Sendiri lagi..

Penulis: Irana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-17 13:26:30

Kedua mata Abimana menatap Alina dengan sendu dari kejauhan. Kamarnya yang kebetulan bersebrangan dengan kamar Alina, membuat Abimana tanpa sengaja melihat adik iparnya itu di sana.

Pintu kamar Alina masih terbuka, menampilkan sosok Alina yang masih berdiri mematung di sana dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Kepalanya sesekali menunduk, jari-jarinya sesekali mengusap sesuatu di pipinya. Abimana tahu apa yang diusap oleh Alina, pasti masih hal yang sama, yaitu air mata.

"Kasihan sekali kamu, Al." Abimana berucap dengan lirih, merasa iba pada adik iparnya itu.

Dia sudah bisa menebak bahwa malam ini, pasti Alina akan menangis lagi seorang diri di kamarnya dan terlihat sembab di pagi hari. Bukan hanya sekali, dua kali, Abimana melihat Alina seperti itu. Selama dua bulan ini, Abimana sering melihat adik iparnya bersedih dan murung. Sejak pernikahan kedua suaminya, wanita itu hampir tak pernah tersenyum. Belum lagi tekanan dari ibunya yang selalu merecoki rumah tangga Alina dan Reno.

Abimana masih berdiri di depan pintu kamarnya, sementara Alina sudah menutup pintu kamarnya. Abimana menghela nafas berat, dia merasa tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghibur Alina.

"Oh iya ... aku bisa melakukan sesuatu untuk Alina."

Pria itu tiba-tiba saja terpikirkan sebuah cara untuk membuat Alina merasa lebih baik. Abimana menaruh tas kerjanya di dalam kamar, kemudian dia pergi keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke arah dapur. Entah, apa yang akan dilakukan oleh pria itu di sana.

***

Tangan Alina menyentuh pelan, tempat disebelah ranjangnya yang kosong. Tempat yang selalu diisi oleh suaminya, kini sudah terasa dingin. Setiap malam, sejak pernikahan suaminya, dia hanya bisa memeluk guling yang menemaninya.

"Lagi-lagi kamu meninggalkanku sendiri Mas. Kamu membiarkan ranjang ini dingin, tanpa ada kamu disampingku."

Tidak seperti dugaan Abimana, kali ini Alina tidak menangis seperti sebelumnya. Apakah air matanya habis atau sudah mengering? Entah apa yang terjadi pada Alina. Mungkin juga ia lelah menangis.

"Sebenarnya, aku ini masih istrimu kan, Mas?" tanya Alina dengan senyuman getir di bibirnya. Pertanyaan yang dia tanyakan pada dirinya sendiri. Dia merasa diabaikan sepenuhnya dan meragukan dirinya sebagai istri sah Reno. Sebab, pria itu lagi-lagi bersama dengan istri keduanya.

Suara getaran terdengar dari ponsel yang berada di atas nakas, membuat Alina terpaksa harus menunda dulu lamunannya. Dia memeriksa ponsel tersebut dan melihat ada 3 baris pesan masuk di sana dari ibunya.

"Ibu?"

Kedua mata Alina memicing melihat isi pesan dari ibunya, hatinya terenyuh bertabur rindu. Sudah lama dia tidak bertemu dengan ibunya yang tinggal di kota Paris Van Java.

[Assalamualaikum Neng, gimana kabar kamu? Baik-baik aja kan di sana? Ibu tiba-tiba kepikiran sama Neng, beberapa hari ini ibu suka mimpiin kamu. Oh ya, gimana kabar mantu ibu, kakak ipar kamu dan mertua kamu? Baik kan, Neng?]

[Oh ya, ibunya Lily nanyain Lily juga nih. Kamu sama Lily kan? Lily baik-baik aja kan, Neng?]

Hati Alina terenyuh, setelah melihat pesan yang dikirimkan oleh ibunya kepadanya, yang membahas tentang Lily juga. Rumah Lily dan Alina memang berdekatan, mereka berasal dari kota dan kampung yang sama. Ibu Lily dan ibu Alina juga berteman baik, itulah sebagian alasan mengapa Lily dan Alina juga bersahabat. Namun, persahabatan mereka terpaksa harus terputus sementara karena Lily tinggal di ibu kota, setelah perceraian ibu dan ayahnya. Lily memilih pergi bersama ayahnya yang merupakan orang berada, tidak seperti ibunya yang miskin dan tinggal di kampung.

Tanpa diduga, takdir mempertemukan Alina dan Lily, dengan cara yang menyakitkan. Di mana Reno dan mertuanya, Weni, memilih Lily sebagai istri kedua Reno. Ternyata Lily juga adalah mantan pacar suaminya saat SMA dulu. Hubungan persahabatan diantara mereka yang pernah terjalin di masa lalu, kini merenggang, menjauh dan mereka seperti bermusuhan.

"Ibu, seandainya Ibu tahu ... kalau Lily adalah adik maduku bu. Apa yang akan ibu katakan, nanti?" gumam Alina dengan perasaan yang sesak, mengingat dirinya yang dimadu oleh suaminya, bersama sahabatnya sendiri. Bahkan, ibunya belum tahu kalau Reno sudah menikah lagi, karena Alina sengaja menyembunyikannya dari sang ibu. Dia tidak mau ibunya sampai kepikiran, kalau sampai ibunya mengetahui semua ini.

Alina membalas pesan dari ibunya seperti biasa, dia selalu mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Akan tetapi, dia putuskan untuk tidak membahas Lily dan mengalihkan pembicaraan ke arah lain. Mereka jadi membahas soal adik Alina yang akan lulus SMA.

Asyik berbalas pesan dengan ibunya, Alina bisa melupakan sejenak kesedihannya yang ditinggal Reno untuk ke sekian kalinya. Tak berselang lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu di depan kamarnya.

"Apa Mas Reno balik lagi?" Pikir Alina sambil tersenyum, dia meletakkan ponselnya ke atas ranjang. Kemudian dia berjalan menuju ke arah pintu kamarnya.

Dengan semangat, Alina membuka pintu kamarnya, dia pikir Reno kembali untuk menemaninya malam ini. Namun, senyuman Alina sirna saat melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya itu. Hatinya kembali dihantam badai kekecewaan dan kesedihan.

"Bodoh kamu Alina. Kenapa kamu masih berharap Mas Reno mau balik ke kamar dan nemenin kamu? Kalau udah sama Lily, dia pasti lupa sama kamu, bahkan nggak inget sama dunianya sendiri." Alina merutuki kebodohannya dalam hati, yang mengira Reno akan datang padanya.

"Bang Abi?"

Abimana tersenyum lembut pada Alina. "Al, kamu udah makan malam belum?" tanya pria itu.

"Belum Bang. Emang kenapa?" Alina menjawab, sekaligus bertanya balik pada Abimana.

"Kebetulan deh. Barusan aku masak kebanyakan, aku bingung mau ajak siapa buat makan. Ya udah, aku ajak kamu aja. Mubazir kan kalau makanannya nggak habis?" Abimana memperhatikan raut wajah Alina yang tidak terlihat baik-baik saja. Dia berharap, Alina mau menerima ajakannya.

Tanpa diduga, wanita itu tersenyum dan mengangguk. "Ya udah, ayo Bang."

Abimana dan Alina pun pergi ke dapur untuk makan bersama. Meskipun sekarang sudah lewat dari jam makan malam. Alina takjub melihat makanan yang dimasak Abimana, bahkan aromanya saja tercium menyengat. Sepertinya sangat enak. Benar saja, saat Alina mencoba nasi goreng buatan Abimana, rasanya memang seenak itu.

"Aku tahu Bang Abi jago masak ... tapi aku nggak nyangka kalau masakan Bang Abi, seenak ini."

Alina tak ragu memuji masakan kakak iparnya, karena memang masakannya enak. Hal itu membuat Abimana tersenyum senang mendengarnya. Mendapatkan pujian dari Alina adalah sesuatu yang membahagiakan. Apalagi melihat senyuman Alina yang sudah jarang dia lihat sejak Reno menduakannya.

"Makasih Al, aku senang kalau kamu suka. Kalau kamu mau, Abang bisa buatin lagi."

"Serius Bang? Haha, mau dong dibuatin." Sahut Alina sambil terkekeh.

"Tapi ada syaratnya ...."

"Syarat? Apa Bang?"

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hei alina njing, koq aku yg malu bacanya ya. rebutan burung sama gundik suami. mstilah kau njing. dasar dungu,goblok,g punya harga diri. biarpun berasal dari kampung harusnya kamu kuat, tegas dan mandiri.
goodnovel comment avatar
Anisha Hara
Abimana duda apa belum nikah kak?
goodnovel comment avatar
Atut Manto
nikah sama aku .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 8. Kemarahan Alina!

    "Nanti kamu harus buatin aku pancake keju cokelat!"Alina menatap kakak iparnya dengan kedua alis yang terangkat dan kening yang berkerut. Ya, Alina bingung. Pasalnya ia tahu, bahwa kakak iparnya ini tidak terlalu menyukai makanan yang manis-manis."Lho? Kenapa ngeliatin Abang kayak gitu, Al? Ada yang salah ya?" tanya Abimana pada adik iparnya itu, lantaran ia dapat melihat kebingungan di raut wajah Alina."Aneh aja. Kenapa Abang minta dibuatin makanan yang manis-manis? Abang kan nggak suka yang manis-manis," tutur Alina sambil mengambil air minum yang ada di atas meja dapur.Kali ini giliran Abimana yang memuji Alina yang pandai membuat cake. "Kalau kamu yang buatnya, Abang pasti suka. Soalnya, cake buatan kamu kan enak.""Ya udah, nanti Alina buatin ya, Bang. Ngomong-ngomong makasih lho, nasi gorengnya. Pasti, yang nanti jadi istri Abang, akan merasa sangat beruntung.""Kenapa?" tanya Abimana sambil memperhatikan raut wajah Alina yang sudah tampak lebih baik dari sebelumnya. Jujur d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 9. Mari kita ke pengadilan!

    Jantung Reno seakan berhenti berdetak, saat ia menyadari apa yang baru saja ia lakukan pada istri pertamanya. Reno menampar Alina dengan keras, cukup keras sampai wanita itu terjatuh ke lantai. Tangannya gemetar, ia melihat tangan kanan yang baru saja menampar Alina. Tersirat rasa bersalah dimatanya dan rasa tidak percaya, kalau ia sanggup melukai wanita yang ia cintai. Wanita yang selalu memaafkan kesalahannya dan menerima pernikahan keduanya. Sedangkan di sisi lain, Lily yang berada di atas ranjang itu, diam-diam tersenyum tipis melihat apa yang baru saja terjadi. Meskipun, matanya menunjukkan keterkejutan. "Al, maafin Mas ya? Sini, Mas bantu." Reno mendekati Alina, mengulurkan tangannya untuk meraih tangan wanita itu dan membantu Alina berdiri. Namun, Alina langsung menepis tangan suaminya dan dia berdiri sendiri. "Al, bibir kamu berdarah. A-aku minta maaf," ucap Reno terbata, ia tak menyangka tamparannya cukup kuat sampai membuat sudut bibir Aluna berdarah dan pipinya memer

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 10. Menantu Kesayangan

    "Abang apaan sih? Alina ... nggak mungkin minggat!" sanggah Reno pada perkataan sang kakak yang sangat membuatnya tak nyaman. Wajah Reno sendiri, masih menunjukkan kegelisahan. Istri pertamanya belum pulang sampai selarut ini. "Nggak mungkin sih dia nggak minggat, setelah kejadian tadi pagi." Abimana terus saja berbicara dan membuat Reno kesal. "Bisa diem, nggak, Bang!" ujar Reno dengan suara yang agak meninggi. "Abang cuma ngasih tahu aja, Ren. Lagian sih kamu, terlalu pilih kasih sama istri-istri kamu. Jadi kayak gini deh!" Reno mendelik tajam ke arah kakaknya, tanpa berkata sepatah katapun. Sedangkan Abimana, pria itu malah tersenyum dengan santainya. Menikmati tatapan mata adiknya yang tampak kesal. "Alina selama ini memang banyak diem. Tapi inget loh Ren, marahnya orang diem itu serem," tutur Abimana lagi pada adiknya. "Mungkin, kalau marah masih bisa diredakan. Tapi hati-hati kalau seseorang sudah kecewa. Orang kalau udah kecewa, itu sulit untuk kembali." Perkataan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 11. Aku akan menghukummu, Alina!

    Beberapa menit sebelumnya, Reno mengunjungi butik Tira dan rumah Tira untuk mencari istrinya. Namun, ternyata, baik Tira maupun Alina tidak ada di sana. Padahal, ia hanya tahu kalau Alina dekat dengan Tira, ia tak tahu Alina berteman dengan siapa lagi di sini. Istrinya itu pendiam dan jarang bergaul, sirkel pertemanannya juga sedikit. Lily dan Tira adalah teman dekatnya, hanya itu yang Reno tahu."Kemana sih kamu Al? Ditelpon gak aktif juga," desis Reno sambil mengacak-acak rambutnya ke belakang dengan kasar. Ia mengkhawatirkan Alina, bagaimana kondisi wanita itu dan apa yang sedang ia lakukan.Reno juga bingung, ia harus menghubungi siapa lagi. Ia tak tahu, kalau Alina mungkin punya teman lain.Suara petir yang menggelegar, terdengar berkali-kali bergemuruh di langit yang berwarna kelam tanpa bintang itu. Menandakan bahwa sebentar lagi akan segera turun hujan. Reno melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia semakin mengkhawatirkan Alina. Meskipun ia selal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 12. Hati sudah mati

    [Ly, maaf. Mas nggak bisa pulang. Mas kejebak hujan sama Alina. Mas terpaksa menginap di hotel yang berada di dekat sini. Maaf ya kamu harus tidur sendiri. Tapi kalau kamu kesepian, kamu tidur aja sama mama ya, sayang] Itulah pesan yang dikirimkan oleh kepada istri keduanya. Hal yang membuat Lily sangat kecewa berat, karena ia tidak ditemani oleh Reno malam ini. Suaminya itu pasti akan menghabiskan waktu bersama dengan Alina di hotel. Mungkin mereka tidak hanya tidur bersama, tapi melakukan hal yang lebih dari itu. Membayangkannya saja, hati Lily terasa sakit. "Enggak! Kamu nggak boleh sama Alina, mas. Kamu nggak bisa kayak gini!" teriak Lily marah, setelah ia melempar ponsel mahalnya ke tembok dan akhirnya ponsel itu hancur lebur berserakan ke lantai. Lily jatuh terduduk di lantai, tangannya bersandar di atas sudut ranjang. Wanita itu terlihat marah, ia meremas seprai di atas ranjang dengan erat. Menahan tangisnya sekuat mungkin. "Sialan kamu Alina! Pasti kamu manfaatin situas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 13. Aku mau cerai!

    Melihat raut wajah Reno yang panik, bercampur bingung dan takut, membuat Alina tidak butuh jawaban dari pria itu. Karena ia tahu jawabannya. Sontak saja Alina tertawa getir melihat raut wajah suaminya yang tampak kacau itu. "Hahaha." Reno menatap Alina heran, karena wanita itu malah tertawa. Di saat suasana diantara mereka sedang serius. "Wajahnya santai aja kali, Mas. Tenang, Mas. Aku cuma bercanda. Ya kali ... Mas mau menceraikan istri tercinta, Mas, yang sedang hamil saat ini," cetus Alina sambil menepuk bahu suaminya. Kata-kata yang terlontar dari bibirnya, merupakan sindiran pedas. "Mulai saat ini, kamu akan melihat Alina yang berbeda, Mas. Bukan Alina yang dulu patuh padamu." Kata Alina dalam hatinya. Ia sudah bertekad untuk mengubah sikapnya pada Reno dan semua orang, agar ia tidak ditindas lagi. "Ini bukan saatnya bercanda, Al." "Oh ... jadi kamu pengennya aku serius? Saat aku menyuruh kamu menceraikan Lily?" tanya Alina lagi yang membuat Reno tersentak. "Al, Mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 14. Ceraikan dia

    Hati Lily terasa sakit ketika ia melihat adegan ciuman antara suaminya dan istri sahnya, membuat jantung Lily seakan berhenti berdetak dan dadanya mendadak terasa sesak. Kedua matanya mengembun, wajahnya menunjukkan gurat kekesalan dan kecemburuan melihat itu semua."Aku pikir kamu sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi sama istri sah kamu itu, mas. Tapi ternyata..." Lily membatin sambil memegang dadanya yang terasa sesak.Lily sakit, tidak terima dengan fakta kalau Reno juga mencintai istri pertamanya itu. Meskipun sudah ada dirinya di samping pria itu. Tapi ternyata tak cukup.Weni dan Abimana yang ada di sana, tak kalah terkejut melihat Reno mencium Alina. Ya, walaupun mereka tahu kalau Reno dan Alina adalah pasangan suami-istri. Tapi melihat seperti ini secara langsung, tentunya membuat mereka terkejut.Ada yang berdenyut di dalam hati Abimana saat melihat adegan sah suami-istri itu. Ia bahkan sampai memalingkan wajahnya ke samping. Sebab, ciuman yang dilakukan Reno pada Alina cu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 15. Pengacara

    "Reno, kenapa sih kamu nggak mau menceraikan dia? Apa sih kelebihan dia, sampai kamu masih mempertahankannya? Udah ada Lily, Ren. Lily yang berasal dari keluarga kaya, dia cantik, baik dan dia sedang mengandung anak kamu."Weni mencecar pernyataan putranya yang tidak akan menceraikan Alina. Menurutnya, Alina tidak pantas untuk dipertahankan lagi. Dia tidak memiliki kelebihan apa-apa, dibandingkan dengan Lily yang sudah lebih dari segalanya."Mama nggak habis pikir. Kenapa kamu masih mempertahankan dia? Sedangkan dia, bahkan nggak bisa ngasih keturunan buat kamu!" seru Weni sambil berdecak kesal dan sangat menyesalkan keputusan putranya untuk mempertahankan Alina."Ma ... Alina adalah wanita yang menemani aku dari nol. Mama ingat? Saat aku kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Alina yang membantu aku untuk bekerja di perusahaan dan dia selalu menemani aku, di saat aku susah. Bahkan dia juga selalu menjaga Mama, memberikan Mama apapun yang Mama inginkan, selama dia mampu memberikannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 119. Romantisnya Pasutri

    Seakan tidak pernah puas dengan istrinya, Abimana kembali lanjutkan aktivitas suami istri itu pada pagi hari. Hingga mereka berdua baru bisa bersantai pada sore hari. Ketika perut keduanya sama-sama lapar dan ketika Alina ingin pergi jalan-jalan keluar. Dia bosan di dalam kamar, bisa-bisa suaminya terus melakukan ini seharian."Kamu mau jalan-jalan? Memang nggak capek heum?" ucap Abimana seraya mengelus dagu istrinya dengan lembut. Abimana tersenyum pada istrinya itu yang merengek ingin jalan-jalan."Gak. Aku lebih capek kalau terus-terusan berada di kamar ini. Kamu pasti bakal mesum terus sama aku, Mas." Alina mengucapkannya dengan blak-blakan. Kedua tangannya menyilang di dada dan matanya menunjukkan kekesalan."Baiklah. Kita akan keluar. Tapi gantilah dulu bajumu Sayang. Jangan sampai kamu memakai pakaian terbuka saat kita keluar nanti," ucap Abimana yang akhirnya menuruti rengekan istrinya.Seulas senyum manis nan indah, terlihat di bibir Alina dan membuat Abimana turut bahagia."T

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 118. Malam Pertama

    Seketika tubuh Alina meremang, kala Abimana memeluknya dan bibir lelaki itu menyentuh tengkuknya dengan lembut, penuh perasaan. Gelayar aneh mulai muncul di dalam dirinya, seakan-akan meledak. Sentuhan Abimana membuat Alina geli, tapi juga merasa bahagia.Kini mereka adalah suami istri dan mereka sudah sah secara hukum negara maupun agama. Bukankah ini saatnya mereka untuk melakukan malam pertama?"Kamu wangi banget, Yang." Suara Abimana terdengar mendesah dan bibirnya masih terus mengecupi leher Alina.Wanita itu terkekeh mendengar perkataan Abimana yang terdengar seperti gombalan. "Mana ada wangi, Mas? Yang ada aku bau keringat, karena seharian di tempat acara resepsi pernikahan kita.""Keringatmu tetap wangi Sayang. Apa lagi saat kita melakukan kegiatan positif di atas ranjang itu yang membuat kita semakin berkeringat, pasti rasanya akan nikmat," ucap Abimana menggoda. Sontak saja Alina terkejut mendengar ucapan suaminya yang ternyata bisa vulgar seperti ini."Mas ..." desah Alina

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 117. Wedding Alina Abimana

    Suasana di gedung hotel mewah itu menjadi saksi pernikahan Abimana dan Alina. Semuanya sudah disiapkan dengan sebaik-baiknya dan sesempurna mungkin. Pernikahan kedua Alina ini, jelas jauh lebih mewah dari pernikahan sebelumnya yang sederhana. Kalah jauh. Abimana lah yang menginginkan pernikahan ini menjadi pernikahan yang mewah. Ia ingin meratukan wanita yang ia cintai dengan gemerlap kemewahan dan kasih sayang. Apa yang ia lakukan ini menunjukkan betapa besarnya kasih sayang pria itu kepadanya. Semua wanita akan iri kepadanya hari ini, karena ia mendapatkan mempelai pria yang sangat mencintainya. Orang-orang juga akan banyak yang mendoakan agar keduanya bahagia. Sakinah, mawadah warahmah. Angga yang terharu dengan pernikahan kakaknya, tak bisa menahan tangis. Air matanya terus saja keluar, tak terkendali. Tira yang melihat itu pun mencoba membuat Angga berhenti menangis. "Masa kamu nangis sih? Ini hari bahagia kakak kamu loh. Ayo senyum ah! Jelek tahu!" tukas Tira gemas melihat

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 116. Mati Bersama?

    Rupanya, pria yang mengendarai mobil truk itu adalah Toni. Dengan sengaja Toni menabrak mobil yang membawa Reno dan Weni ke rumah sakit jiwa. Setelah menantikan momen di mana Reno keluar dari rumah sakit. Akhirnya waktu itu pun tiba, di mana ia akan membalaskan dendamnya pada Reno."Toni?""Jangan sentuh anak saya!" seru Weni sambil menahan rasa sakit ditubuhnya saat ia melihat sepasang mata Toni yang menatap penuh kebencian pada Reno."Diam! Ini bukan urusan lo. Ini urusan gue sama anak lo yang gila cewek dsn brengsek!" ujar Tono membentak Weni.Dengan kedua tangannya sendiri, ia menarik Reno yang terluka keluar dari mobil. Tanpa peduli tubuh Reno akan terluka oleh luka baru. Terlihat tangan Reno berdarah-darah karena kaca yang menancap di sana. Sedangkan Weni, ia hanya bisa melihat dari dalam mobil, karena ia terjebak badan mobil dan sulit untuk keluar."Reno! Reno!""Lepaskan anak saya! Jangan kamu sakiti anak saya," ujar Weni panik. Ia berusaha melepaskan dirinya dan segera meno

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 115. Tidak Waras

    Rey dan ibunya terlihat senang saat mengetahui Tira sedang hamil. Sedangkan wanita itu seperti tenggelam sendiri dan merasa kalau semua ini adalah mimpi. Tira tidak percaya kalau ia bisa hamil secepat ini, padahal baru satu bulan ia dan Rey menikah."Sayang, ayo kita makan bareng sama kak Alina. Sekalian kasih tahu kabar baik ini sama dia. Dia pasti senang kalau tahu kamu sedang hamil," ucap Rey yang mengajak istrinya untuk makan bersama dengan Alina sekalian memberitahu kabar bahagia ini."Ayo. Kebetulan Angga juga ada di sini. Kita bisa kumpul barengan." Tira setuju dengan ajakan suaminya. Ia tersenyum dan tak sabar untuk memberitahu kabar baik ini pada sahabatnya.Tira mengusap perutnya yang masih datar dengan perasaan haru. "Nggak nyangka. Ternyata di dalam sini ada bayi aku sama Rey." Wanita itu seakan tidak percaya bahwa Allah telah memberikannya kepercayaan secepat ini untuk memiliki seorang momongan. Semua adalah kehendaknya dan pastinya Rey Tira sudah dipercaya oleh yang kuas

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 114. Hamil

    Diamnya Alina dan sikap abai wanita itu, membuat Abimana tidak tahan lagi. Abimana paham, mengapa wanita itu bersikap seperti ini kepadanya. Itu semua karena kebohongan yang ia lakukan. Tapi, daripada didiamkan seperti ini, di mana lebih suka kalau Alina marah-marah kepadanya. Mengutarakan semua rasa amarahnya. Sangat tidak nyaman baginya diabaikan.Abimana mengatakan kalau ia bersedia melakukan apa saja agar Alina mau memaafkannya dan mau bicara padanya. Alina pun berkata padanya. "Kalau begitu, larilah ke gunung Everest, lalu naiklah ke puncaknya. Maka, aku akan mempertimbangkan untuk memaafkan kamu Mas."Sontak saja Abimana terkekeh mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Alina padanya. Apa wanita itu bercanda menyuruhnya untuk berlari ke gunung Everest dan naik ke puncak gunungnya?"Kenapa malah ketawa? Kamu nggak mau aku maafin, Mas?" tanya Alina dengan wajah serius dan tatapan mata tajam pada Abimana. Tidak terlihat ada candaan di dalam raut wajahnya."Sayang. Kamu serius ny

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 113. Maafin aku Yang

    "Dasar anak kurang ajar!"Ketika William hendak menampar Bella lagi, mamanya Bella dengan cepat menghentikan suaminya itu."Pa! Bisa kan nggak usah pakai kekerasan?" Tegur wanita paruh baya itu pada suaminya. Ia memohon pada Wiliam untuk tidak memukul Bella, menggunakan kekerasan. "Bisa kan bicara baik-baik, Pa?"William berusaha untuk meredakan emosinya yang saat ini menggebu-gebu berkat kelakuan anak semata wayangnya itu. "Kamu sudah berbuat apa pada Abimana dan tunangannya? Kamu menyinggung mereka lagi kan?" tanya William yang mencoba bicara baik-baik."Aku nggak ngelakuin apa-apa kok." Bella menyangkalnya."BOHONG!" sentak William yang seketika membuat Bella kaget. Jantungnya seakan berhenti berdetak, kala ia mendengar bentakan dari papanya."Pa ... udah.""Tolong Mama jangan ikut campur. Papa seperti ini demi mendidik anak kita. Dia sudah sangat keterlaluan, Ma." William meminta istrinya untuk diam saja.Ia pun merasakan kepada Bella bahwa perusahaan yang ia pimpin saat ini sedan

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 112. Tamparan untuk Bella

    "Bang! Kak Alina kenapa?" Angga panik, begitu ia keluar dari restoran dan melihat calon kakak iparnya sedang menggendong kakaknya yang tidak sadarkan diri.Abimana menoleh ke belakang dan melihat ke arah Angga. "Kakak kamu pingsan. Abang akan bawa dia ke rumah sakit.""Ya udah ayo Bang. Aku ikut ya.""Kakak juga ikut Bi." Riana datang dan tiba-tiba saja ia mengatakan ingin ikut bersama dengan Abimana. Rianti dan Dinda berasa dibelakangnya."Nggak usah. Biar aku sama Angga aja."Abimana langsung membawa Alina ke dalam mobil. Angga juga ikut ke dalam mobilnya dan ia mengemudikan mobil Abimana. Pemuda itu terlihat mengkhawatirkan Alina, walaupun ia tidak mengatakan sepatah kata pun. Namun, dari sorot mata dan raut wajahnya sudah memperlihatkan semuanya. Bagaimana cara ia menatap kekasihnya dengan khawatir?"Bang, banyak yang ingin aku bicarakan sama Abang," kata Angga seraya melirik Abimana dari kaca depan mobil itu. Ia terlihat seperti menahan diri dari tadi."Abang akan jelasin semuany

  • Dikhianati Suami, Dipinang Kakak Ipar   Bab 111. Kecewa

    Jawaban dari Alina, sontak saja membuat semua orang yang ada di sana menatap Alina dengan bingung. Terutama keluarga Abimana. Mereka yang baru mengetahui kalau Alina mandul dan wanita itu juga membenarkannya. "Alina, apa benar kamu mandul?" Pertanyaan Wirya kepada Alina, membuat suasana di ruangan itu mendadak dingin dan terasa tegang. Terlebih lagi, Alina menundukkan kepalanya dengan tidak percaya diri. Ia merasa takut dengan pandangan orang-orang saat ini terhadap dirinya. Namun, di sisi lainnya, Bella tersenyum melihat Alina terpojokkan setelah apa yang ia ungkapkan. Ia merasa menjadi pahlawan yang mengungkapkan fakta besar. "Iya Om, saya memang mandul." Wirya, Galih dan ketiga kakak Abimana tercengang mendengar jawaban Alina. Mereka tidak percaya kalau Alina akan mengakui itu. Sedangkan Alina, ia berpikir kalau keluarga Abimana mungkin akan membatalkan pernikahannya dan Abimana karena hal ini. "Kalau kalian mau membatalkan pernikahan karena saya mandul. Saya—" "Tidak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status