แชร์

Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter
Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter
ผู้แต่ง: Shilla07

Desakan Mertua

ผู้เขียน: Shilla07
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-12-21 23:51:18

“Gimana Na, sudah isi apa belum?” ujar Ayu dengan tatapan tajamnya pada menantu perempuannya.

Ia seringkali menanyakan pertanyaan itu dan berharap mendapat jawaban yang memuaskan ambisinya, memperolah cucu laki-laki dari anak lelaki kesayangannya.

“Belum bu, doakanlah kami, lagipula saya masih ingin fokus mengasuh Arini dan Aruna, mereka sebentar lagi masuk Sekolan Dasar dan pasti semakin banyak keperluannya,” jawab Anna dengan helaan nafas panjang.

Sebenarnya pertanyaan itu cukup mengganggunya, ia sudah berusaha semaksimal mungkin namun jika takdir tak berpihak padanya, dia bisa apa?

Ibu Mertua mengernyitkan dahinya yang sudah penuh dengan goresan-goresan kehidupan dan berucap dengan penuh penekanan, “Apa? kamu gimana sih Na? Justru karena anakmu sudah besar, sudah saatnya mereka punya adik, dan adiknya harus laki-laki! Kasian Arka tidak punya anak laki-laki, apa kata orang nanti? Aura saja sudah punya anak laki-laki dan perempuan. Kamu jangan mau kalah sama dia!”

“Bu, kami pasti akan berusaha lagi, ibu tidak perlu khawatir, aku dan mas Arka pasti akan berusaha semaksimal mungkin.” balas Anna dengan lembut meski hatinya terasa seperti diiris-iris, perih.

Mendenger suara ibunya yang mulai meninggi, Arka yang sedang bermain dengan anak-anaknya mulai beranjak menuju ruang tamu untuk menenangkan ibunya yang mulai mengintimidasi Anna. “Ibu sudah bu, jangan tanya itu lagi pada Anna, kasihan dia sudah lelah mengurus aku dan si kembar,” terdengar suara Arka dengan penuh penekanan pada ibunya. Dia nampak menahan emosi saat ibunya terus memberondong Anna dengan pertanyaan kapan punya anak laki-laki.

“Arka, Ibu tidak ingin kamu menjadi bahan gosip tetangga, kamu sudah lama nikah, apa susahnya punya anak laki-laki? Mending kamu cari istri lagi!” Ketus ibu mertua dengan sorot mata tajamnya pada Anna, seolah-olah Anna penyebab semua kegagalan itu.

“Ibu, kami akan berusaha lagi dan ibu jangan pikir aku akan menikah lagi, itu tidak akan terjadi karena aku sangat mencintai Anna!” Balas Arka dengan tegas.

“Anna, ayo kita pulang, sudah cukup kita berkunjung kerumah ibu.” Ajak Arka kepada istrinya dengan meraih tangannya menuju kamar untuk segera beberes, daripada berdebat tanpa ujung, lebih baik pulang saja, itu yang dipikirkannya.

Hari itu cuaca sedikit mendung, tak mengurungkan niatnya untuk segera pulang, apalagi mobil sewaan mereka telah bertengger dihalaman sejak pagi. sebelum pulang tak lupa mereka mencium tangan Ayu dengan takzim, kemudian Anna memberikan sebuah amplop berisi nominal yang mungkin tidak seberapa bagi mertuanya.

“Punya duit kamu? Gaji guru honorer berapa sih,” ketus Ayu Sang Ibu Mertua.

“Ada bu, meski tidak banyak, semoga bisa sedikit meringankan ibu.” Ucap Anna lembut dengan senyum dibibir merahnya.

Di sepanjang perjalanan, semua diam membisu seperti terhanyut dalam pikiran masing-masing. Sepasang suami istri itu nampak memperhatikan lalu lalang kendaraan yang melaju dengan kecepatan sedang, belum ada yang memulai perbincangan sampai akhirnya Aruna mulai mengeluhkan keluh kesahnya pada bunda yang teramat disayanginya.

“Bunda, aku tidak suka dirumah nenek, tadi Runa dengar nenek marahin ibu, kenapa sih nenek kok jahat?” celotehnya pada Anna.

Anna yang sedang melamun segera tersadarkan, dipandanginya anak kesayangannya itu dengan penuh kasih sayang, sambil tersenyum ia menjawab, “Nenek tidak jahat nak, dia hanya mengingatkan bunda untuk lebih berusaha lagi, Runa tidak boleh menuduh nenek jahat ya, nenek tidak jahat kok.” Mendengar jawaban itu, Runa mulai memejamkan matanya mencoba mencernanya meski seperti tidak sesuai dengan apa yang dilihatnya.

Melihat sikap Runa yang seolah abai, Anna hanya tersenyum lalu menoleh ke sebelah kirinya, terlihat Rini menarik tangan bundanya seolah-olah ingin mengajaknya mengobrol, “Bund, tadi Kak Vina ngejek Rini, katanya Rini tidak punya adik laki-laki, tidak seperti kak Vina yang punya adik, padahal Rini tidak mau punya adik, Rini sudah senang punya Runa.” Celotehnya sambil cemberut, menunjukkan kekesalannya pada sikap Vina, anak dari Aura sang kakak ipar Anna. Anna hanya tersenyum dan memeluk Rini dengan harapan agar Rini lebih tenang.

Setelah si kembar terlelap, Anna mulai terdiam dalam lamunannya, tiba-tiba dia teringat pada kenangan yang membuatnya akhirnya setuju untuk dinikahi Arka. Kenangan yang membuatnya begitu mencintai Arka yang hanya seorang kurir pengantar bunga. Perihal perjuangan mereka untuk mendapat restu dari orang tua Anna yang seorang PNS yang tentunya tidak mudah karena cinta mereka ibarat cinta beda strata sosial. Orang tua Anna berharap anaknya bersuamikan lelaki yang mapan bukan lelaki yang tidak jelas masa depannya seperti Arka.

“Na, sudah hampir sampai, tolong bangunin si kembar.” Ucapan Arka menyadarkan Anna dari lamunannya.

Anna bergegas membangunkan si kembar dengan perlahan. Ia tersenyum melihat suaminya yang cekatan menurunkan barang-barang mereka, kemudian menggandeng Runa. Terlintas dipikirannya alasan masih mempertahankan pernikahannya meski sang mertua selalu membuatnya sedih. Arka adalah lelaki yang bertanggung jawab, setia dan begitu menyayangi keluarganya. Meski tak semapan mantannya dulu, itu bukanlah masalah penting baginya karena uang bisa dicari, pikir Anna.

Tak terasa waktu telah menunjukkan Pukul 21.00 WIB. Terlihat si kembar sedang bermain di ruang TV sambil diawasi Anna, sedangkan Arka di ruang tamu memainkan ponselnya.

“Aruna, Arini, ayo tidur sudah malam, mainnya besok lagi.” Titahnya pada si kembar, meski terlihat ogah-ogahan, mereka tetap mulai mengemasi mainannya dan bergegas menuju kamarnya.

“Mas, ayo istirahat, kamu belum mengantuk?” sapa Anna pada suaminya yang sedang asyik bermain ponsel.

“Kamu tidur terlebih dahulu saja, aku masih main game.” Balas Arka tanpa menoleh sedikitpun pada istrinya.

Anna hanya terdiam dan langsung menuju ke kamarnya. Ia mulai memikirkan perkataan mertuanya, sambil berbaring diatas ranjangnya dan mengharap suaminya segera menemaninya beristirahat namun lelaki itu tak kunjung datang. Ia mulai memejamkan matanya namun ketakutan itu muncul lagi di pikirannya, bagaimana jika mereka tidak punya anak laki-laki? bagaimana jika Arka menikah lagi demi punya anak laki-laki?

“Belum tidur kamu, masih kepikiran omongan ibu?” tanya Arka seolah mampu menerobos apa yang dilamunkan istrinya sejak tadi.

“Iya mas, aku takut kamu mulai terpengaruh dengan omongan ibu, apalagi ibu keras kepala, dia pasti akan terus memaksa kita untuk memiliki anak laki-laki,” ungkap Anna dengan nada sedih, seolah-olah hal yang telah terpikirkan akan segera terjadi.

“Sudahlah Na, kamu tahu kalau aku begitu mencintaimu apa adanya, nanti aku akan bicarakan lagi pada ibu, agar dia tidak terus menerus mendesakmu,” ujar lelaki itu sambil memeluk mesra istrinya agar lebih tenang.

“Mas, kamu jangan meremehkan ibu, ibu pasti tidak gampang dibujuk, sebaiknya kita mulai program seperti dulu tapi bedanya kita akan program bayi laki-laki. Aku akan mulai ambil pekerjaan sampingan untuk menambah pemasukan kita,” ujar Anna semangat dan mulai membalas pelukan suaminya itu.

Mendengar jawaban istrinya, Arka seolah abai, dia mulai memejamkan matanya, pikirannya melayang-layang, batinnya berbicara, bagaimana mungkin mereka harus mulai punya anak lagi. Pasti nanti kebutuhan semakin banyak, kehadiran si kembar saja sudah cukup membebani hidup mereka, lama kelamaan Anna pasti akan mendesaknya untuk dapat pekerjaan yang lebih layak, hal inilah yang dikhawatirkan Arka. Awalnya ia mengira dengan menikahi Anna, hidupnya akan mapan karena orang tua Anna yang seorang PNS, ternyata hingga kini orang tua Anna tidak setuju. Orang Tua Anna hanya mau menerima si kembar dan Anna saat berkunjung, sedangkan Arka seolah-olah dianggap orang asing. Tanpa Anna ketahui, Arka sebenarnya menyesal menikahi Anna karena tidak mendapat fasilitas dari orang tuanya seperti perkiraannya namun Anna tidak pernah tahu perasaan Arka yang sebenarnya.

Beberapa hari kemudian …

Arka terlihat berjalan dengan perlahan menuju rumahnya sambil menundukkan kepala. Tatapannya terlihat kosong. Melihat suaminya pulang dengan tidak memiliki semangat, Anna segera menyiapkan kopi kesukaan suaminya. Waktu itu sore hari, cuaca nampak sedikit mendung, alam seolah memberi petanda pada Anna bahwa sebentar lagi hujan. Bukan sekedar hujan biasa tapi hujan yang berakibat pada goyahnya perekonomian mereka.

Dengan perlahan namun pasti akhirnya Arka berucap, “aku dipecat Na, toko bunga bangkrut karena bos terlibat investasi bodong,”

Dengan senyum yang dipaksakan Anna menjawab, ”sudahlah mas, rejeki bisa dicari, mas tidak perlu khawatir, aku bakal cari tambahan sambil menunggu mas dapat kerja lagi.”

Anna mencoba membesarkan hati suaminya, ia sendiri sebenarnya sangat terkejut dengan ucapan suaminya. Bagaimana dengan biaya sekolah si kembar? Bagaimana pula dengan rencana mereka memiliki anak laki-laki? Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di hati dan pikirannya. Ia tidak mengetahui bahwa ujian besar menghampirinya, tidak hanya persoalan ekonomi atau mertuanya, namun kesetiaan suaminya juga dipertaruhkan.

.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (4)
goodnovel comment avatar
Nenghally
Keren kak, semangat
goodnovel comment avatar
Shilla07
mksih kak.. moga suka ya
goodnovel comment avatar
Shilla07
mksih kak.. moga suka ya
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   PHK Mengubah Segalanya

    Hari itu langit tampak cerah, jalanan masih tampak basah karena semalam hujan mengguyur kota metropolitan itu. Terlihat orang-orang mulai berbondong-bondong untuk memulai aktivitasnya. Tidak terkecuali Arka. Ia menuju tempat kerjanya mengendarai motor butut warisan orang tuanya. Hari itu jalanan nampak padat merayap, terlihat kendaraan mulai perlahan berjalan pasca lampu merah di pertigaan itu. Jarak tempuh dari kontrakan menuju toko florist tidaklah jauh, sekitar 15 menit saja.Sesampainya di toko, Arka memarkirkan motornya. Hari itu sama sekali tak ada firasat buruk dalam benaknya, dengan langkah penuh semangat, ia berjalan menuju tokonya tanpa melihat tulisan dipintu tertera “close”. Toko terlihat sepi padahal sudah pkl 08.00 wib, biasanya sudah mulai ada aktivitas namun tidak di hari itu. Terlihat bos toko dengan wajah sayu tanpa semangat bahkan ia tak menyadari kalau Arka telah tiba.“Pagi bos, tumben pagi-pagi sudah di toko, biasanya siang baru nongol,” tanya Arka dengan senyum

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-21
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Promil Anak Laki-laki

    Pagi itu cuaca cerah, matahari menyinari bumi memberikan kehangatan bagi siapapun yang sedang berjuang di bumi manusia, tidak terkecuali Anna. Ia telah menyempatkan waktunya untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan saran dari temannya. Sebenarnya jauh sebelum pilihannya tertuju pada promil ala dokter, ia telah mencoba cara-cara lain seperti berdiet, sering berolahraga seperti jogging, senam dan renang. Ia juga menambahkan konsumsi jamu tradisional dan vitamin seperti asam folat dan vitamin D. Namun seperti takdir tak berpihak padanya karena usahanya belum juga membuahkan hasil.“Bund, kenapa ayah sering di rumah ya, apa ayah tidak bekerja?” Celoteh Runa, meski ia baru berusia 7 tahun dan akan segera masuk SD, ia termasuk anak yang aktif karena seringkali bertanya perihal yang mengganggu pikirannya.“Iya nak, ayah libur, nanti kalau sudah masuk pasti akan bekerja lagi.” Jawab Anna dengan senyum. Dielus-elus rambut putri kesayangannya itu. Tak mengherankan jika Runa bertanya-tanya k

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-21
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Pertemuan

    Setelah beberapa jam mengendarai motor sambil kerapkali berhenti karena Runa merasa kelelahan, akhirnya ia sampai di rumah Ayu, Sang Ibu. Cuaca hari itu panas dan mereka tiba ketika siang hari. Terlihat pintu rumah Ayu masih tertutup, dan halamannya nampak kotor, seperti tidak dibersihkan selama berhari-hari. “Assalamualaikum bu, ini Arka,” ucap Arka sambil mengetok pintu dengan keras-keras berharap ibunya mendengar teriakannya. “Iya… sebentar,” Ayu berteriak sambil berjalan, kemudian memutar kunci untuk membuka pintu. “Masuk nak, kenapa kamu bawa anak ini juga?” Tanya Ayu yang terlihat seperti tidak suka melihat kehadiran Aruna. “Iya bu, anakku sepertinya bosan di rumah terus jadi dia ingin ikut,” jawabnya dengan lemas, lelah karena perjalanan itu cukup menguras tenaganya. Arka menyuruh anaknya untuk segera ke kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian. Mendengar titah ayahnya, anak itu segera beranjak. Sambil memandangi neneknya dengan tatapan tidak suka. Hatinya tidak bi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-21
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Mantan Pacar

    Hari itu Arka berpamitan pada ibunya terkait kepulangannya ke kota. Ia tidak mungkin berlama-lama di kota kelahirannya itu. Hal ini dikarenakan 3 hari lagi sikembar akan masuk sekolah. Selain itu, ia juga mendapat kabar bahwa ada toko bunga yang baru buka di lokasi kerja dia yang dulu, ia mendapat kabar dari teman setongkrongan di warkop tempat ia biasa bermain game. Besar harapannya untuk dapat bekerja di bidang yang menurutnya sesuai dengan kemampuannya tersebut.Perjalanan tidak memakan waktu lama karena ia berangkat setelah shubuh. Perjalanan di tempuh tanpa hambatan, mesti ia nampak ogah-ogahan karena perasaannya pada Anna mulai berubah. Ia merasa Anna akhir-akhir ini terlalu mengaturnya, apalagi untuk program hamil anak laki-laki. Ia malas harus bertemu dokter yang pasti memintanya untuk gaya hidup sehat dan tidak boleh begadang, hal itu cukup menyiksa baginya yang kecanduan game online dan perokok aktif. Sepanjang jalan ia terus diberondong dengan pikiran-pikiran melelahkan ter

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-22
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Kecurigaan

    Semalaman Anna tak bisa tidur nyenyak. Ia kerapkali terbangun dirundung kegelisahan. Siapakah Clara? Mengapa dia chat malam-malam? Sejak kapan gawai suaminya di kunci? Pertanyaan itu terus menerus menghantuinya hingga pagi menjelang. Mulai terdengar suara adzan shubuh tanda panggilan sholat telah tiba. Anna menghentikan lamunannya, ia bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu kemudian mendirikan sholat. Dalam sholatpun, dia nampak tak khusyuk karena kegelisahan terus menghantam pikiran dan hatinya. Seusai sholat, Anna bergegas ke dapur menyiapkan sarapan untuk anak dan suami tercintanya. Ia mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak dan mencoba untuk mengabaikan segala pikiran yang membuatnya semakin curiga, siapakah Clara? Apakah Mas Arka selingkuh? Tak terasa waktunya membangunkan anak-anak untuk bersiap ke sekolah. Anna dengan cekatan dan lembut mulai membangunkan si kembar yang terlihat masih mengantuk. Sesekali mereka menguap dan kesulitan membuka matanya. Anna hanya bi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-24
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Dikhianati Kurir

    Arka dan Clara terhenti di ambang pintu. Mereka terpaku, langkah kaki seolah tertahan sebab melihat si kembar yang berjalan beriringan selepas pulang sekolah. Langkah kecil keduanya juga tertahan saat melihat sang ayah tengah bersama wanita asing di depan rumah mereka. Siapa wanita itu? "Ayah, Siapakah tante ini?" Tanya Runa penuh selidik, tatapan tajam diarahkan pada wanita asing dihadapannya. Arka tak mampu menjawab, ia terlihat kebingungan dihadapan putri kecilnya. Keadaan seolah membungkamnya untuk berbicara. Tak ada kata yang keluar kecuali gerakan tubuh yang penuh kegelisahan. "Halo sayang, namaku Clara, tante adalah bos di tempat kerja ayah kalian. Tante ada permen coklat nih," balas Clara dengan senyum ramahnya sambil mengambil permen yang ada ditas mahalnya. Wanita itu memberikan dua permen coklat yang sangat menggoda siapapun yang melihatnya terlebih anak kecil. Rini yang begitu polos langsung mengambil permen itu lalu mengucapkan terima kasih. Tak lupa ia mencium ta

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Kepergian

    Terdengar suara khas dengkuran Arka membuat Anna terbangun dari tidurnya. Wanita itu membuka matanya dan bergegas mencari gawai sang suami. Gawai itu tergeletak di ranjang dengan posisi masih tergenggam sang pemilik. Perlahan Anna mengambilnya dan menggunakan sidik jari sang suami untuk membukanya. "Yes... berhasil terbuka." Ujarnya pelan. Ia mulai membuka pesan seorang perempuan cantik dan seksi bernama Clara. Jantung Anna mulai berdetak cepat, keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Ia nampak tak siap membaca pesan yang mungkin akan sangat menyakitinya namun ia tak ada pilihan, sesekali nampak usahanya untuk menguatkan hati meski rasanya telah remuk redam. "Astaghfirullah, apa ini ya Allah," Gumam Anna pelan khawatir sang suami terbangun. Ia menemukan banyak foto mesum antara sang suami dengan perempuan bernama Clara. Selain itu, terdapat video adegan intim di ranjang yang kini sedang mereka tiduri. Terlihat Clara begitu bahagia, ia nampak tertawa dan mendesah seolah menik

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-26
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Penyesalan

    "Ibu... Maafkan aku..." ucap Anna dengan lirih, air matanya terus mengalir seolah tak mampu ia bendung. Anna berjalan perlahan mendekati sang ibu, ditatapnya wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Ia memeluk wanita itu dengan erat seolah tak mau terpisah lagi. Runa yang melihat adegan mengharukan itu hanya bisa terdiam, membisu. Terdengar langkah kaki saudarinya berjalan mendekati kedua wanita yang menangis dalam pelukan. Runa segera menarik tangan Rini seolah enggan mengganggu pertemuan mengharu biru antara ibu dan anak. "Rin, ayo masuk ke dalam, kakek pasti senang melihat kita datang," Ajaknya sambil terus menarik tangan saudarinya, menjauh dari bunda dan nenek yang masih bernostalgia. Rini mengangguk sambil menuruti ajakan Runa, ia adalah saudari yang selalu menuruti keinginan kakak kembarnya. Mereka memasuki rumah kemudian menuju ruang makan, terlihat sang kakek tengah asyik membaca koran dengan ditemani segelas kopi yang harumnya semerbak. "Kakek..." Teriak si kembar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-27

บทล่าสุด

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Jatuh Cinta?

    Anneth tak mampu menahan gejolak di hatinya. Perasaan yang sepi pasca dikhianati suami brondongnya, perlahan luluh akan perhatian Arka, pria yang baru saja dikenalnya beberapa hari yang lalu. Meski tak pernah sekalipun terucap kata terima kasih atas dukungan sang pria melalui kiriman bunga mawar yang di kirim setiap hari, hatinya tak bisa berbohong jika naluri akan cinta laki-laki kini bangkit kembali pasca perhatian dari pria itu."Apakah perasaanmu sudah lebih baik? Apakah kamu melihat bunga mawar tak lagi membuat hatimu kesal?" tanya Arka yang menangkap sinyal bahwa wanita itu mulai luluh hatinya."Aku hanya mencoba mencari tahu, siapakah pria yang mengirim bunga mawar padaku setiap hari, jika dulu nama Dimas membuatku muak kini nama Arka membuatku semakin penasaran," sahut Anneth mencoba berkilah, mengingkari perasaannya sendiri."Seperti yang kamu lihat, aku hanyalah seorang pria yang tinggal sendiri di kosan sempit yang jauh dari kata layak, tanpa istri atau anak. Apa sekarang k

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Pertemuan Tak Sengaja (2)

    Arka hanya bisa menggelengkan kepalanya, hari ketiga mengantar bunga di tempat yang sama, Anneth hanya membuangnya ke lantai dan menginjak dengan sepatu hak tingginya, kebetulan dia akan pergi ke perusahaan untuk mengecek bisnis skincarenya. "Maaf Nona, apakah tidak ada cara lain selain membuang dan merusaknya?" tanya Arka yang awalnya menahan diri kini tak bisa berpura-pura tidak peduli. "Apa urusanmu? Kamu hanyalah kurir pengantar bunga!" balas Anneth dengan ketus, ia hendak melewati Arka, segera menuju mobil mewahnya. "Aku memang tidak tahu masalah apa yang menimpa hidupmu, tapi seorang pria bernama Dimas, setiap hari datang ke toko kami, memesan bunga agar dikirim ke alamat rumah ini, aku bisa melihat ada ekspresi sedih di wajahnya," ungkap Arka yang mencoba menyentuh hati Anneth agar lebih terbuka. "Dia hanyalah pengkhianat yang tega menipuku dan berselingkuh dengan gadis yang masih kuliah! Mendengar namanya saja aku sudah jijik, apalagi melihat bunga mawar itu!" bentak Annet

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Berdamai Dengan Takdir

    "Arka, Papa memang bukan orang yang baik bahkan kamu lahir di saat aku tidak pernah peduli pada ibumu. Aku memang egois, merajut kasih dengan ibumu di saat aku sudah menikah dan memiliki dua anak," ujar Andrew yang merasa menyesal atas kesalahan pada masa lalunya. "Sudahlah, tidak ada yang bisa diubah dari takdir. Aku berat memanggilmu ayah tapi kau adalah ayahku. Maaf aku belum terbiasa dengan itu," sahut Arka yang masih merasa canggung dengan kondisi ini. Mereka memutuskan untuk makan di sebuah warung dekat puskesmas. Hal itu terjadi atas permintaan Andrew, ia bekerja sementara di sana sebab dokter jaga sedang cuti, jika situasi normal kembali maka ia akan kembali bekerja di rumah sakit dekat kota. "Terima kasih Nak, setidaknya kamu mulai menganggapku adalah Papamu meski hatimu mungkin belum menerima sepenuhnya," ucap Andrew sambil memegang tangan Arka, setidaknya mereka kini telah berdamai dengan takdir yang tercipta. Dua laki-laki yang terlibat ikatan darah itu mulai memak

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Karma Berlaku (3)

    "Runa, maafkan ayah yang selalu mementingkan diri sendiri! Ayah memang bukan orang baik," ujar Arka sambil terus berjalan terbata-bata. Arka melihat wajah kemarahan pada putri kesayangannya. Ia menyadari jika belum bisa membahagiakan putrinya, ia malah terus saja berulah. Pria itu hanya diam lalu berpasrah atas segala permasalahan hidup yang menghampirinya. Aruna mengantar ayahnya ke puskesmas agar sang ayah dapat segera terobati. Aruna duduk sambil menunggu di kursi ruang tunggu, tatapannya kosong. Ia kembali teringat perkataan Om Tirta beberapa hari yang lalu. "Aruna, kamu adalah anak yang baik dan pintar. Jangan sampai pengaruh buruk ayahmu mempengaruhimu! Dia adalah pria brengsek yang tidak tahu terima kasih! Ia tega meniduri istri sahabat yang menolongnya bahkan sampai hamil!" ujar Om Tirta, orang yang telah memberinya segepok uang. Aruna menghela nafas panjang, ia berniat untuk meninggalkan ayahnya yang sifatnya ternyata tidak bisa berubah, egois dan mau menang sendiri

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Karma Berlaku (2)

    "Ma, Dimas tega selingkuhin aku," ujar Anneth pada Mamanya, hatinya hancur saat mengetahui suami brondongnya ternyata tidak lebih dari seorang pengkhianat. "Apa? Sejak kapan? Dasar pria kurang ajar!" sahut mamanya, geram. "Dia tega memberikan apartemen yang aku berikan padanya pada gadis murahan yang masih berkuliah!" ungkap Anneth sambil menangisi segala kebodohannya selama ini. "Ceraikan saja pria tidak tahu diri itu! Kamu fokus saja pada kedua anakmu yang masih kecil! Lebih baik seperti Mama! Sendiri tapi bahagia!" sahut sang mama yang justru terkesan adu nasib. Ibu dari Adrian dan Anneth itu memilih menjanda di usia senja daripada harus sakit hati bersama pria yang tidak setia. Suaminya terbukti berselingkuh dengan perempuan desa hingga memiliki anak bernama Arka. Anak tersebut adalah suami pertama Anna, menantunya yang menikah dengan Adrian, anak lelakinya. Wanita tua itu awalnya berat merestui hubungan Anna dan Adrian karena pilihan Adrian yang seorang janda dan perna

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Surprise!!!

    "Mas, aku hamil!" ujar Anna sambil memeluk suaminya, Adrian. Ia menyerahkan tespek yang menunjukkan garis dua! Akhirnya penantian keduanya kini terjawab sudah. Setelah beberapa tahun menikah, keduanya tak langsung dikaruniai momongan hingga membuat Anna sempat stres dan memilih untuk tinggal di rumah yang berbeda dengan mama mertuanya. Adrian yang sabar dan dewasa, memilih untuk menjaga kesehatan mental istrinya daripada harus bertahan di rumah ibunya. Mereka bergegas ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kandungan Anna. Wanita itu tidak menyadari keterlambatan haidnya sebab kegiatan sekolah yang begitu padat sebab tengah menghadapi ujian kenaikan kelas. Ia sudah di sibukkan dengan membuat soal, kisi, kartu dan persiapan pengisian rapot, sungguh menguras tenaga dan pikirannya. "Selamat Pak Adrian, Ibu Anna tengah hamil usia kandungan 12 minggu, sudah terlihat dua kantung janin dalam perutnya! Artinya kalian akan dianugerahi anak kembar!" ujar Dokter Herry, salah satu teman A

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Tetap Mencinta

    Beberapa bulan kemudian ... "Adrian, Anneth baru saja melahirkan anak keduanya? Kamu kapan nyusul? aku sangat cemas denganmu! Kapan Anna akan hamil?" tanya Mama Adrian yang mulai gelisah mendapati menantu yang tak kunjung hamil setelah beberapa tahun menikah. "Ma, Anna sudah memiliki anak dari pernikahan sebelumnya, apakah itu tidak cukup untukmu? Lagian anak Anna adalah cucu dari papa atau anak dari adikku, Arka. Bukankah itu artinya cucumu juga!" tegas Adrian yang mulai tidak nyaman dengan desakan mamanya. "Cukup! Jangan bahas lelaki brengsek itu! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengakui anak itu apalagi cucu yang berasal darinya! Anak haram yang sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi keluarga kita!" bentak Mama Adrian dengan tatapan tajam, acara makan malam bersama di rumah Adrian terasa sangat menyesakkan, semua mulai merasa tidak nyaman. "Ma, kami sedang mengupayakan, doakan saja kami! Ayo sekarang kita makan dulu, ini semua masakan kesukaan mama," ujar Anna menc

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Terjerat Lagi

    "Nak, kita sementara tinggal di pasar ya, ayah baru saja keterima bekerja sebagai kuli," ujar Arka pada Aruna.Aruna hanya menganggukan kepala, bersedih atas apa yang telah terjadi. Pernikahan siri yang berakhir sebab perselingkuhan kembali membawa luka pada hati Aruna. Awalnya ia mengira pernikahan ayahnya dan Tante Asih akan lebih bahagia daripada dengan Tante Clara ternyata sama saja sebab tak berlangsung selamanya.Pasca meninggalkan rumah Asih, nasib Arka menjadi semakin tidak jelas. Ia luntang-luntung tidak jelas sebab bingung tak tahu arah hingga akhirnya ia bertemu dengan teman masa kecilnya dulu, Tirta. Orang yang dulunya adalah teman sekolah yang sama-sama memiliki keinginan untuk sukses.Tirta dan Ina adalah pasangan yang sudah lama menikah namun belum di karuniai momongan. Saat mengetahui bahwa Arka membawa Aruna yang masih duduk di bangku SMP tentunya membuat mereka bahagia sebab merasa kehadirannya dapat mengobati rindu akan memiliki keturunan."Aruna, kamu tidak perlu k

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Tak Termaafkan

    Beberapa tahun kemudian ... Anna mulai bersedih atas kondisinya, ia belum juga dikaruniai anak dari pernikahannya dengan Adrian, sedangkan Arini mulai beranjak remaja, sebentar lagi dia akan masuk sekolah menengah pertama. Ibu Adrian yang sudah divonis sembuh dari penyakit mentalnya mulai mempertanyakan kondisi Anna, yang tak kunjung hamil. "Ann, kamu kapan ngasi ibu cucu? Masak kamu kalah dengan kakaknya Adrian? Dia sudah hamil setelah pernikahan ketiganya dan sekarang dia tengah hamil anak kedua!" sindir Ibu Adrian yang membuat batin Anna semakin terguncang. "Kami sudah berusaha Bu, mohon doanya saja," balas Anna dengan menundukkan kepala. Makanan yang tersaji di meja belum juga tersentuh. "Adrian, sebaiknya kamu menikah lagi saja, mumpung belum terlalu tua dan kasihan mama yang sudah tidak sabar ingin menggendong cucu darimu," sahut Anneth menambah suasana semakin panas, kehamilan keduanya semakin membuat Anna terpuruk. Dimas yang telah menikah dengan Anneth hanya bisa

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status