Share

Pertemuan

Author: Shilla07
last update Last Updated: 2024-12-21 23:59:28

Setelah beberapa jam mengendarai motor sambil kerapkali berhenti karena Runa merasa kelelahan, akhirnya ia sampai di rumah Ayu, Sang Ibu. Cuaca hari itu panas dan mereka tiba ketika siang hari. Terlihat pintu rumah Ayu masih tertutup, dan halamannya nampak kotor, seperti tidak dibersihkan selama berhari-hari.

“Assalamualaikum bu, ini Arka,” ucap Arka sambil mengetok pintu dengan keras-keras berharap ibunya mendengar teriakannya.

“Iya… sebentar,” Ayu berteriak sambil berjalan, kemudian memutar kunci untuk membuka pintu.

“Masuk nak, kenapa kamu bawa anak ini juga?” Tanya Ayu yang terlihat seperti tidak suka melihat kehadiran Aruna.

“Iya bu, anakku sepertinya bosan di rumah terus jadi dia ingin ikut,” jawabnya dengan lemas, lelah karena perjalanan itu cukup menguras tenaganya.

Arka menyuruh anaknya untuk segera ke kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian. Mendengar titah ayahnya, anak itu segera beranjak. Sambil memandangi neneknya dengan tatapan tidak suka. Hatinya tidak bisa dibohongi bahwa ia tahu jika sang nenek tak pernah menyukai dia dan ibunya.

Di ruang tamu, Arka mulai perbincangan dengan ibunya. Ia nampak lelah setelah perjalanan dengan motor bututnya itu. Namun rasa lelah itu nampaknya tidak mengurungkan niatnya untuk bercerita peristiwa yang dialaminya beberapa hari yang lalu. Dengan ekspresi kecewa, ia mulai memulai obrolan itu.

“Aku sudah dipecat dari pekerjaanku, bahkan sudah seminggu aku tidak bekerja, sementara ini mengandalkan pesangon yang tidak seberapa,” ucap arka dengan nada lemas seolah dialah makhluk paling menderita sedunia. Padahal pasca dipecat, dia belum mencoba melamar kemana-mana karena sibuk dengan kegalauannya selama ini.

“Seharusnya kamu nggak usah nikah sama Anna, kalian itu nggak cocok. Meski mertuamu itu kaya tapi mereka sombong,” tegas Ayu penuh penekanan, ia seolah melihat umpan untuk menjatuhkan Anna. Dalam hatinya ia kasihan dengan nasib buruk yang menimpa anaknya, tapi ia justru menyalahkan menantunya atas kesialan itu.

“Entahlah bu, sampai sekarang orang tua Anna sama sekali nggak peduli sama aku, masih aja acuh seolah-olah aku ini bukan siapa-siapa,” curhat Arka pada ibunya dengan wajah penuh kekesalan. Ia merasa, andai saja mertunya mau membantunya mungkin ia tidak perlu mendapatkan kesulitan hidup saat ini.

“Sudahlah nak, tidak perlu membahas si perempuan bawa sial itu, nanti sore ibu akan mengenalkan kamu dengan keluarga juragan material di desa ini, dia punya sawah yang lebih luas daripada sawah ibu, lebih baik kamu berkenalan dengan dia, siapa tahu jodoh,” ucap Ayu dengan semangat berapi-api, seperti sedang mendapat undian berhadiah, dia nampak senang bercerita tentang perempuan yang akan dikenalkan pada Arka.

Percakapan kedua orang tua itu ternyata sedari tadi didengar oleh Aruna. Batinnya tergoncang saat ia mendengar neneknya malah ingin menjodohkan ayahnya dengan perempuan lain. ia sebenarnya bukan anak biasa, sekilas dia terlihat seperti anak kecil yang akan masuk Sekolah Dasar, padahal dia sangat cerdas bahkan hasil kecerdasannya bisa setara dengan Anak SMP namun karena ia pendiam atau tak terlau menonjol, tak ada yang menyadari kelebihan Aruna termasuk ibunya sendiri, Anna.

Aruna sebenarnya mulai menyadari gelagat buruk ayahnya saat ia tak sengaja mendengar pertengkaran orang tuanya hari itu. Ia mulai menyadari bahwa ayahnya mulai tidak tulus atau mengabaikan bundanya. Dia juga memiliki firasat buruk ketika ayahnya memilih untuk mudik. Berbekal rengekannya ia berhasil mempengaruhi ayah dan bundanya untuk mengijikannya ikut demi membuktikan firasat itu yang ternyata benar.

Sore itu nampak, seorang laki-laki dan perempuan muda sudah duduk di ruang tamu milik Ayu. Disana juga terdapat sepasang ibu dan anak yang terlihat sumringah menyambut kedua tamu istimewa itu.

“Ohh… jadi ini anak bungsu ibu Ayu yang dari kota itu,” tanya lelaki tua bernama Warsa itu.

Warsa terkenal sebagai juragan material terkaya di desanya. Namun ia memiliki anak perempuan yang belum juga menikah. Si anak selama ini hidup dan bekerja di kota. Lelah dan khawatir dengan kondisi anaknya yang tak kunjung mendapatkan jodoh, ia memutuskan untuk mencarikan jodoh untuk anaknya.

“Iya pak, ini anak saya yang paling kecil, dia sudah dipecat dari pekerjaanya dan istrinya juga galak, pokoknya perempuan nggak baik, kasihan dia sampai kurus begini gara-gara disuruh kerja terus,” ucap Ayu dengan terus mendramatisir, ia juga membuat anaknya seperti korban kesialan rumah tangganya.

“Mas, kamu masih ingat aku? Aku Ningsih, adik kelas kamu saat SMP, dulu kamu sering banget godain aku karena aku cantik, apa benar mas Arka sedang proses cerai?” tanya perempuan muda berkulit sawo matang bernama Ningsih itu.

Mendengar pertanyaan itu Arka mengernyitkan dahinya sambil melirik pada ibunya seolah-olah minta penjelasan, dia masih berusaha mencerna keadaan ini. Ia tidak menyangka bahwa ibunya telah mengarang cerita terkait proses cerainya dengan Anna.

“Iya Ningsih, aku masih ingat kamu, dulu kamu sangat cantik, kita bahkan sempat dekat saat ibumu meninggal, kamu selalu cerita sambil nangis-nangis ke aku tapi kita semakin jauh saat kita lulus dann kamu bersekolah di kota tapi kalau tentang proses cerai-” Arka mulai menjelaskan perihal status pernikahannya, tiba-tiba ibunya memotong perkataannya.

“Nak Ningsih, Arka ini baru tadi siang sampai disini, dia pasti kelelahan jadi nanti saja ngobrol berdua agar lebih akrab sambil nostalgia,” jawab Ayu penuh dengan senyum kepalsuan, ia mencoba mengambil alih obrolan agar Arka tidak merusak rencananya.

“Jadi gimana pak? kita sepakat dengan harga kemarin ya, beri diskon lagilah, apalagi kita sebentar lagi jadi besan,” titah Ayu dengan wajah yang ia buat seramah mungkin guna mempengaruhi Warsa.

Hubungan Ayu dan Warsa cukup dekat sebab lelaki itu adalah sahabat Ayah Arka. Mereka bahkan sempat menjodohkan Arka dan Ningsih, namun batal karena Arka lebih memilih Anna yang dikira merupakan putri orang kaya karena berasal dari kota.

Runa yang bersembunyi dibalik tirai pembatas antara ruang tamu itu mulai geram dengan kelakuan neneknya. Ia tidak menyangka bahwa neneknya akan bertindak sejauh itu, hanya karena sang ibu tak kunjung memiliki anak laki-laki, ia tega menjodohkan anaknya dengan perempuan lain.

“aku nggak akan biarkan Ayah bercerai dengan Bunda” gumam ia perlahan.

Disisi lain, Anna dan Arini mulai bersiap untuk berangkat ke dokter kandungan. Berbekal info dari teman sesama gurunya, ia mulai memantapkan diri untuk berangkat meski tanpa Arka. Dengan mengendarai motor matic, ia mulai berjalan menuju klinik itu dan berhenti beberapa kali untuk mengisi bensin atau membelikan Rini jajan agar tidak mengantuk. Ia menggunakan gamis bewarna merah dan tak lupa menggunakan masker. Jalanan di kota itu sudah mulai kering karena sudah tiga hari tak turun hujan, cuaca panas tak mengurungkan niatnya untuk bertemu dokter itu.

30 menit kemudian mereka sampai di klinik itu, terlihat antrian masih sepi, Anna memang memilih antrian pagi, sesampainya di klinik, ia melihat nama di papan itu dr. Adrian M, SpOG.

Adrian? Batin Anna, ia merasa tidak asing dengan nama itu, nama itu terus tergiang-ngiang bahkan ketika ia mulai dipanggil oleh suster yang berjaga.

“Nyonya Anna Khairunnisa, silahkan masuk.” Ucap suster tersebut dengan ramah. Anna berjalan perlahan sambil menggandeng Rini yang tengah sibuk melahap permen lollipop kesukaannya.

“Nyonya Anna,” ucap lelaki itu dengan ragu-ragu. Ia nampak terkejut melihat Anna, sudah lama mereka tidak bertemu, mungkin sekitar 20 tahun yang lalu saat mereka masih anak-anak.

“iya pak dokter,” jawab Anna dengan ragu-ragu sambil menatap mata dokter itu, pikirannya mulai berkecamuk, ia seperti tidak merasa asing dengan lelaki di hadapannya.

“Apakah kamu Anna putri dari Ibu Alya dan Bapak Iwan?” tanya lelaki itu. Lelaki itu nampak memperhatikannya dengan seksama, ekspresinya seolah-olah ragu dengan apa yang diucapkan.

“Iya pak, bagaimana bapak mengenal orang tua saya?” Anna bertanya sambil terheran-heran, ia tidak merasa punya teman seorang dokter. Namun batinnya bergetar, ia merasa tidak asing dengan lelaki dihadapannya, apalagi ia menyebut nama orang tuanya.

“Ini aku Adrian, Ann, teman masa kecil kamu, dulu kamu sering mengikutiku saat bermain, bahkan teman-teman sering mengejekmu karena kamu tidak punya teman. Setelah lulus Sekolah Dasar, aku pindah rumah karena orang tuaku pindah dinas kerja di rumah sakit yang terletak di kota lain, akhirnya kita terpisah dan lost contact,” papar Adrian dengan senyum ramahnya, matanya berkaca-kaca seolah dia menyimpan rasa haru yang dalam.

“Subhanallah, ini mas Adrian, putra dari dokter Aura dan Andrew yang dulu buka praktek di rumah?” tanya Anna dengan hati-hati seolah-olah ia khawatir pikirannya keliru.

Dalam hati kecilnya, Anna sangat bahagia. Bagaimana tidak? Lelaki ini sudah seperti kakak baginya, selalu bersamanya saat kecil bahkan melindungi dia dari pembullyan, saat kecil Anna sangat pemalu, temannya tidak banyak dan dia sering dirundung teman-temannya.

Setelah dirasa cukup bernostalgia, akhirnya mereka mulai membahas tujuan utama Anna menuju klinik dokter Adrian tersebut. Anna mulai bercerita terkait keinginannya untuk program hamil anak laki-laki, apa saja yang telah ia lakukan, kemudian mengapa suaminya tak turut serta membersamainya. Mendengar ceritanya, Adrian hanya menganggukkan kepala dan mulai memutuskan untuk melakukan usg transv dengan tujuan melihat kualitas sel telur dan meminta Anna untuk melakukan tes-tes yang mendukung promilnya. Anna memperhatikan dengan seksama dan antusias atas seluruh saran dari dokter yang ternyata teman masa kecilnya itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Mantan Pacar

    Hari itu Arka berpamitan pada ibunya terkait kepulangannya ke kota. Ia tidak mungkin berlama-lama di kota kelahirannya itu. Hal ini dikarenakan 3 hari lagi sikembar akan masuk sekolah. Selain itu, ia juga mendapat kabar bahwa ada toko bunga yang baru buka di lokasi kerja dia yang dulu, ia mendapat kabar dari teman setongkrongan di warkop tempat ia biasa bermain game. Besar harapannya untuk dapat bekerja di bidang yang menurutnya sesuai dengan kemampuannya tersebut.Perjalanan tidak memakan waktu lama karena ia berangkat setelah shubuh. Perjalanan di tempuh tanpa hambatan, mesti ia nampak ogah-ogahan karena perasaannya pada Anna mulai berubah. Ia merasa Anna akhir-akhir ini terlalu mengaturnya, apalagi untuk program hamil anak laki-laki. Ia malas harus bertemu dokter yang pasti memintanya untuk gaya hidup sehat dan tidak boleh begadang, hal itu cukup menyiksa baginya yang kecanduan game online dan perokok aktif. Sepanjang jalan ia terus diberondong dengan pikiran-pikiran melelahkan ter

    Last Updated : 2024-12-22
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Kecurigaan

    Semalaman Anna tak bisa tidur nyenyak. Ia kerapkali terbangun dirundung kegelisahan. Siapakah Clara? Mengapa dia chat malam-malam? Sejak kapan gawai suaminya di kunci? Pertanyaan itu terus menerus menghantuinya hingga pagi menjelang. Mulai terdengar suara adzan shubuh tanda panggilan sholat telah tiba. Anna menghentikan lamunannya, ia bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu kemudian mendirikan sholat. Dalam sholatpun, dia nampak tak khusyuk karena kegelisahan terus menghantam pikiran dan hatinya. Seusai sholat, Anna bergegas ke dapur menyiapkan sarapan untuk anak dan suami tercintanya. Ia mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak dan mencoba untuk mengabaikan segala pikiran yang membuatnya semakin curiga, siapakah Clara? Apakah Mas Arka selingkuh? Tak terasa waktunya membangunkan anak-anak untuk bersiap ke sekolah. Anna dengan cekatan dan lembut mulai membangunkan si kembar yang terlihat masih mengantuk. Sesekali mereka menguap dan kesulitan membuka matanya. Anna hanya bi

    Last Updated : 2025-01-24
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Dikhianati Kurir

    Arka dan Clara terhenti di ambang pintu. Mereka terpaku, langkah kaki seolah tertahan sebab melihat si kembar yang berjalan beriringan selepas pulang sekolah. Langkah kecil keduanya juga tertahan saat melihat sang ayah tengah bersama wanita asing di depan rumah mereka. Siapa wanita itu? "Ayah, Siapakah tante ini?" Tanya Runa penuh selidik, tatapan tajam diarahkan pada wanita asing dihadapannya. Arka tak mampu menjawab, ia terlihat kebingungan dihadapan putri kecilnya. Keadaan seolah membungkamnya untuk berbicara. Tak ada kata yang keluar kecuali gerakan tubuh yang penuh kegelisahan. "Halo sayang, namaku Clara, tante adalah bos di tempat kerja ayah kalian. Tante ada permen coklat nih," balas Clara dengan senyum ramahnya sambil mengambil permen yang ada ditas mahalnya. Wanita itu memberikan dua permen coklat yang sangat menggoda siapapun yang melihatnya terlebih anak kecil. Rini yang begitu polos langsung mengambil permen itu lalu mengucapkan terima kasih. Tak lupa ia mencium ta

    Last Updated : 2025-01-25
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Kepergian

    Terdengar suara khas dengkuran Arka membuat Anna terbangun dari tidurnya. Wanita itu membuka matanya dan bergegas mencari gawai sang suami. Gawai itu tergeletak di ranjang dengan posisi masih tergenggam sang pemilik. Perlahan Anna mengambilnya dan menggunakan sidik jari sang suami untuk membukanya. "Yes... berhasil terbuka." Ujarnya pelan. Ia mulai membuka pesan seorang perempuan cantik dan seksi bernama Clara. Jantung Anna mulai berdetak cepat, keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Ia nampak tak siap membaca pesan yang mungkin akan sangat menyakitinya namun ia tak ada pilihan, sesekali nampak usahanya untuk menguatkan hati meski rasanya telah remuk redam. "Astaghfirullah, apa ini ya Allah," Gumam Anna pelan khawatir sang suami terbangun. Ia menemukan banyak foto mesum antara sang suami dengan perempuan bernama Clara. Selain itu, terdapat video adegan intim di ranjang yang kini sedang mereka tiduri. Terlihat Clara begitu bahagia, ia nampak tertawa dan mendesah seolah menik

    Last Updated : 2025-01-26
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Penyesalan

    "Ibu... Maafkan aku..." ucap Anna dengan lirih, air matanya terus mengalir seolah tak mampu ia bendung. Anna berjalan perlahan mendekati sang ibu, ditatapnya wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Ia memeluk wanita itu dengan erat seolah tak mau terpisah lagi. Runa yang melihat adegan mengharukan itu hanya bisa terdiam, membisu. Terdengar langkah kaki saudarinya berjalan mendekati kedua wanita yang menangis dalam pelukan. Runa segera menarik tangan Rini seolah enggan mengganggu pertemuan mengharu biru antara ibu dan anak. "Rin, ayo masuk ke dalam, kakek pasti senang melihat kita datang," Ajaknya sambil terus menarik tangan saudarinya, menjauh dari bunda dan nenek yang masih bernostalgia. Rini mengangguk sambil menuruti ajakan Runa, ia adalah saudari yang selalu menuruti keinginan kakak kembarnya. Mereka memasuki rumah kemudian menuju ruang makan, terlihat sang kakek tengah asyik membaca koran dengan ditemani segelas kopi yang harumnya semerbak. "Kakek..." Teriak si kembar

    Last Updated : 2025-01-27
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Kehamilan

    Anna nampak berpakaian rapi, ia sedang bersiap-siap untuk mengantar si kembar ke sekolah. Sebulan pasca ia pergi meninggalkan sang suami, tidak ada sama sekali itikad baik dari ayah si kembar untuk sekedar menanyakan kabar anak-anaknya. Lelaki itu seolah lupa dengan tanggung jawabnya. Si kembar pun tak ada yang menanyakan perihal keberadaan ayah mereka, seolah semua nampak baik-baik saja. Anna kini telah bekerja di sekolah yang sama dengan si kembar menuntut ilmu. Semua itu tidak terlepas dari peranan sang ibu yang masih punya pengaruh di lingkungan kerja dalam dunia pendidikan. Ia mencarikan sekolah terbaik untuk anaknya bekerja yang dapat sekaligus menjaga cucu kesayangannya. Melihat berbagai usaha yang dilakukan orang tuanya membuat Anna semakin merasa bersalah. Ia menyesal mengapa memilih jalan yang tak dikehendaki orang tuanya. Andai waktu dapat berputar, ia akan memilih jalan yang dipilihkan sang ortu, batinnya. Hari-hari dilalui dengan sangat baik, Anna cepat beradaptasi de

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Terjerat

    Asih terkejut mendengar penawaran sang majikan, ia ingin menolak tapi melihat niat baiknya maka sepatutnya ia menerima terlebih sudah malam dan jalanan semakin sepi, ia sendiri sebenarnya takut akan hal buruk terjadi. Asih hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, ia sangat malu sebab baru kali ini diajak naik mobil oleh majikannya. Sebelumnya ia pernah bekerja sebagai ART tapi majikannya tak sebaik Arka yang memberi penawaran untuk mengantar pulang. "Kamu tinggal dimana, apa masih jauh?" Tanya Arka dengan lembut yang berhasil membuat jantung Asih berdegup. Ia adalah anak yatim yang tak pernah mendapat kasih sayang seorang ayah, perhatian sepele seperti inipun sukses membuatnya salah tingkah. "Tidak pak, nanti setelah lampu merah, bapak belok kiri lalu lurus belok kanan, disitulah kos-kosan saya," Balas Asih sambil terus menundukkan kepala. Ia sama sekali tak berani menatap sang majikan. "Asih kenapa menunduk terus? apa wajahku terlihat menakutkan?" Tanya Arka seolah menggoda

    Last Updated : 2025-01-29
  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Cibiran

    Pertemuan tanpa sengaja antara Anna dan Arka di lapangan saat pelantikan kepsek seolah memberikan luka baru baginya. Ia melihat tak ada penyesalan di wajah Arka atas kehancuran rumah tangga akibat ulah sang suami. Belum lagi omong kosong yang diucapkannya di depan rekan sejawatnya, Bu Wulan. Pastinya ia takkan tinggal diam apalagi ia sudah dikenal sebagai orang yang suka bergosip, membicarakan permasalahan teman-temannya. Mulai terdengar bisikan antar guru saat Anna lewat, ia hanya melempar senyum saat melihat mereka tengah asyik bergosip. Ternyata gosip itu tidak hanya berdampak pada kehidupannya tapi kehidupan si kembar, mereka mulai diasingkan oleh teman-temannya. "Rini, ayahmu kemana? kenapa setiap kali ada pertemuan wali murid nggak pernah datang?" tanya seorang anak berambut keriting, ia adalah Maria, anak yang terkenal suka mengejek teman yang dianggap jauh di bawah levelnya. Rini hanya terdiam, ia tak mampu menjawab. Hal yang ia tahu adalah ayahnya bekerja dan berubah ka

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Jatuh Cinta?

    Anneth tak mampu menahan gejolak di hatinya. Perasaan yang sepi pasca dikhianati suami brondongnya, perlahan luluh akan perhatian Arka, pria yang baru saja dikenalnya beberapa hari yang lalu. Meski tak pernah sekalipun terucap kata terima kasih atas dukungan sang pria melalui kiriman bunga mawar yang di kirim setiap hari, hatinya tak bisa berbohong jika naluri akan cinta laki-laki kini bangkit kembali pasca perhatian dari pria itu."Apakah perasaanmu sudah lebih baik? Apakah kamu melihat bunga mawar tak lagi membuat hatimu kesal?" tanya Arka yang menangkap sinyal bahwa wanita itu mulai luluh hatinya."Aku hanya mencoba mencari tahu, siapakah pria yang mengirim bunga mawar padaku setiap hari, jika dulu nama Dimas membuatku muak kini nama Arka membuatku semakin penasaran," sahut Anneth mencoba berkilah, mengingkari perasaannya sendiri."Seperti yang kamu lihat, aku hanyalah seorang pria yang tinggal sendiri di kosan sempit yang jauh dari kata layak, tanpa istri atau anak. Apa sekarang k

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Pertemuan Tak Sengaja (2)

    Arka hanya bisa menggelengkan kepalanya, hari ketiga mengantar bunga di tempat yang sama, Anneth hanya membuangnya ke lantai dan menginjak dengan sepatu hak tingginya, kebetulan dia akan pergi ke perusahaan untuk mengecek bisnis skincarenya. "Maaf Nona, apakah tidak ada cara lain selain membuang dan merusaknya?" tanya Arka yang awalnya menahan diri kini tak bisa berpura-pura tidak peduli. "Apa urusanmu? Kamu hanyalah kurir pengantar bunga!" balas Anneth dengan ketus, ia hendak melewati Arka, segera menuju mobil mewahnya. "Aku memang tidak tahu masalah apa yang menimpa hidupmu, tapi seorang pria bernama Dimas, setiap hari datang ke toko kami, memesan bunga agar dikirim ke alamat rumah ini, aku bisa melihat ada ekspresi sedih di wajahnya," ungkap Arka yang mencoba menyentuh hati Anneth agar lebih terbuka. "Dia hanyalah pengkhianat yang tega menipuku dan berselingkuh dengan gadis yang masih kuliah! Mendengar namanya saja aku sudah jijik, apalagi melihat bunga mawar itu!" bentak Annet

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Berdamai Dengan Takdir

    "Arka, Papa memang bukan orang yang baik bahkan kamu lahir di saat aku tidak pernah peduli pada ibumu. Aku memang egois, merajut kasih dengan ibumu di saat aku sudah menikah dan memiliki dua anak," ujar Andrew yang merasa menyesal atas kesalahan pada masa lalunya. "Sudahlah, tidak ada yang bisa diubah dari takdir. Aku berat memanggilmu ayah tapi kau adalah ayahku. Maaf aku belum terbiasa dengan itu," sahut Arka yang masih merasa canggung dengan kondisi ini. Mereka memutuskan untuk makan di sebuah warung dekat puskesmas. Hal itu terjadi atas permintaan Andrew, ia bekerja sementara di sana sebab dokter jaga sedang cuti, jika situasi normal kembali maka ia akan kembali bekerja di rumah sakit dekat kota. "Terima kasih Nak, setidaknya kamu mulai menganggapku adalah Papamu meski hatimu mungkin belum menerima sepenuhnya," ucap Andrew sambil memegang tangan Arka, setidaknya mereka kini telah berdamai dengan takdir yang tercipta. Dua laki-laki yang terlibat ikatan darah itu mulai memak

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Karma Berlaku (3)

    "Runa, maafkan ayah yang selalu mementingkan diri sendiri! Ayah memang bukan orang baik," ujar Arka sambil terus berjalan terbata-bata. Arka melihat wajah kemarahan pada putri kesayangannya. Ia menyadari jika belum bisa membahagiakan putrinya, ia malah terus saja berulah. Pria itu hanya diam lalu berpasrah atas segala permasalahan hidup yang menghampirinya. Aruna mengantar ayahnya ke puskesmas agar sang ayah dapat segera terobati. Aruna duduk sambil menunggu di kursi ruang tunggu, tatapannya kosong. Ia kembali teringat perkataan Om Tirta beberapa hari yang lalu. "Aruna, kamu adalah anak yang baik dan pintar. Jangan sampai pengaruh buruk ayahmu mempengaruhimu! Dia adalah pria brengsek yang tidak tahu terima kasih! Ia tega meniduri istri sahabat yang menolongnya bahkan sampai hamil!" ujar Om Tirta, orang yang telah memberinya segepok uang. Aruna menghela nafas panjang, ia berniat untuk meninggalkan ayahnya yang sifatnya ternyata tidak bisa berubah, egois dan mau menang sendiri

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Karma Berlaku (2)

    "Ma, Dimas tega selingkuhin aku," ujar Anneth pada Mamanya, hatinya hancur saat mengetahui suami brondongnya ternyata tidak lebih dari seorang pengkhianat. "Apa? Sejak kapan? Dasar pria kurang ajar!" sahut mamanya, geram. "Dia tega memberikan apartemen yang aku berikan padanya pada gadis murahan yang masih berkuliah!" ungkap Anneth sambil menangisi segala kebodohannya selama ini. "Ceraikan saja pria tidak tahu diri itu! Kamu fokus saja pada kedua anakmu yang masih kecil! Lebih baik seperti Mama! Sendiri tapi bahagia!" sahut sang mama yang justru terkesan adu nasib. Ibu dari Adrian dan Anneth itu memilih menjanda di usia senja daripada harus sakit hati bersama pria yang tidak setia. Suaminya terbukti berselingkuh dengan perempuan desa hingga memiliki anak bernama Arka. Anak tersebut adalah suami pertama Anna, menantunya yang menikah dengan Adrian, anak lelakinya. Wanita tua itu awalnya berat merestui hubungan Anna dan Adrian karena pilihan Adrian yang seorang janda dan perna

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Surprise!!!

    "Mas, aku hamil!" ujar Anna sambil memeluk suaminya, Adrian. Ia menyerahkan tespek yang menunjukkan garis dua! Akhirnya penantian keduanya kini terjawab sudah. Setelah beberapa tahun menikah, keduanya tak langsung dikaruniai momongan hingga membuat Anna sempat stres dan memilih untuk tinggal di rumah yang berbeda dengan mama mertuanya. Adrian yang sabar dan dewasa, memilih untuk menjaga kesehatan mental istrinya daripada harus bertahan di rumah ibunya. Mereka bergegas ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kandungan Anna. Wanita itu tidak menyadari keterlambatan haidnya sebab kegiatan sekolah yang begitu padat sebab tengah menghadapi ujian kenaikan kelas. Ia sudah di sibukkan dengan membuat soal, kisi, kartu dan persiapan pengisian rapot, sungguh menguras tenaga dan pikirannya. "Selamat Pak Adrian, Ibu Anna tengah hamil usia kandungan 12 minggu, sudah terlihat dua kantung janin dalam perutnya! Artinya kalian akan dianugerahi anak kembar!" ujar Dokter Herry, salah satu teman A

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Tetap Mencinta

    Beberapa bulan kemudian ... "Adrian, Anneth baru saja melahirkan anak keduanya? Kamu kapan nyusul? aku sangat cemas denganmu! Kapan Anna akan hamil?" tanya Mama Adrian yang mulai gelisah mendapati menantu yang tak kunjung hamil setelah beberapa tahun menikah. "Ma, Anna sudah memiliki anak dari pernikahan sebelumnya, apakah itu tidak cukup untukmu? Lagian anak Anna adalah cucu dari papa atau anak dari adikku, Arka. Bukankah itu artinya cucumu juga!" tegas Adrian yang mulai tidak nyaman dengan desakan mamanya. "Cukup! Jangan bahas lelaki brengsek itu! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengakui anak itu apalagi cucu yang berasal darinya! Anak haram yang sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi keluarga kita!" bentak Mama Adrian dengan tatapan tajam, acara makan malam bersama di rumah Adrian terasa sangat menyesakkan, semua mulai merasa tidak nyaman. "Ma, kami sedang mengupayakan, doakan saja kami! Ayo sekarang kita makan dulu, ini semua masakan kesukaan mama," ujar Anna menc

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Terjerat Lagi

    "Nak, kita sementara tinggal di pasar ya, ayah baru saja keterima bekerja sebagai kuli," ujar Arka pada Aruna.Aruna hanya menganggukan kepala, bersedih atas apa yang telah terjadi. Pernikahan siri yang berakhir sebab perselingkuhan kembali membawa luka pada hati Aruna. Awalnya ia mengira pernikahan ayahnya dan Tante Asih akan lebih bahagia daripada dengan Tante Clara ternyata sama saja sebab tak berlangsung selamanya.Pasca meninggalkan rumah Asih, nasib Arka menjadi semakin tidak jelas. Ia luntang-luntung tidak jelas sebab bingung tak tahu arah hingga akhirnya ia bertemu dengan teman masa kecilnya dulu, Tirta. Orang yang dulunya adalah teman sekolah yang sama-sama memiliki keinginan untuk sukses.Tirta dan Ina adalah pasangan yang sudah lama menikah namun belum di karuniai momongan. Saat mengetahui bahwa Arka membawa Aruna yang masih duduk di bangku SMP tentunya membuat mereka bahagia sebab merasa kehadirannya dapat mengobati rindu akan memiliki keturunan."Aruna, kamu tidak perlu k

  • Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter   Tak Termaafkan

    Beberapa tahun kemudian ... Anna mulai bersedih atas kondisinya, ia belum juga dikaruniai anak dari pernikahannya dengan Adrian, sedangkan Arini mulai beranjak remaja, sebentar lagi dia akan masuk sekolah menengah pertama. Ibu Adrian yang sudah divonis sembuh dari penyakit mentalnya mulai mempertanyakan kondisi Anna, yang tak kunjung hamil. "Ann, kamu kapan ngasi ibu cucu? Masak kamu kalah dengan kakaknya Adrian? Dia sudah hamil setelah pernikahan ketiganya dan sekarang dia tengah hamil anak kedua!" sindir Ibu Adrian yang membuat batin Anna semakin terguncang. "Kami sudah berusaha Bu, mohon doanya saja," balas Anna dengan menundukkan kepala. Makanan yang tersaji di meja belum juga tersentuh. "Adrian, sebaiknya kamu menikah lagi saja, mumpung belum terlalu tua dan kasihan mama yang sudah tidak sabar ingin menggendong cucu darimu," sahut Anneth menambah suasana semakin panas, kehamilan keduanya semakin membuat Anna terpuruk. Dimas yang telah menikah dengan Anneth hanya bisa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status