Kaedyn meminta Martin untuk mengantar Elena kembali ke Perumahan Sorenson dulu.Elena duduk di dalam mobil sambil melihat dua orang yang berpelukan di luar cafe itu melalui jendela.Sepertinya Kaedyn sedang menghibur Doreen.Sudut bibir Elena terangkat. Dia merasa sedih sekaligus lega.Saat Elena meminta Glenna untuk membuat janji temu dengan Doreen tadi malam.Dia sudah menduga bahwa Glenna pasti akan memberi tahu Kaedyn tentang pertemuannya dengan Doreen di Kafe Holen.Sesuai dugaan Elena.Semua itu ada di dalam rencananya.Martin mengendarai mobil. Ketika mereka berhenti di lampu merah, dia menoleh ke arah Elena lalu bertanya, "Sekretaris Elena, kamu begitu pintar, untuk apa kamu membuat Bos marah?"Mereka telah kerja bersama selama lima tahun.Martin menyaksikan betapa Elena merawat Kaedyn dengan sepenuh hati.Demi menjaga perut Kaedyn dengan baik, Elena belajar memasak setiap malam setelah pulang kerja.Elena telah mengembangkan keterampilan memasaknya hingga sebanding dengan koki
"Apakah kamu yakin? Apakah kalian sudah periksa di rumah sakit?" Neneknya Kaedyn masih tidak menyerah.Elena keluar dari toilet. Hanya dia yang tahu betapa gugup dan gelisahnya dia saat ini."El, apakah kamu hamil?"Neneknya Kaedyn melihat perut Elena sambil bertanya dengan gembira.Elena menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Nenek, aku sudah periksa di rumah sakit. Lambungku hanya sedikit bermasalah."Neneknya Kaedyn sedikit kecewa, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa memaksakan hal ini. "Kamu harus menjaga tubuhmu dengan baik dan memperhatikan kebiasaan makanmu."Elena mengangguk. Saat dia menyuapi neneknya Kaedyn makan buah, Kaedyn keluar untuk mengangkat telepon.Setelah Elena membujuk neneknya Kaedyn untuk menghabiskan buahnya dan mengobrol sebentar dengan sang nenek, dia pun membawa mangkok kosong itu keluar.Ketika Elena melewati ruang tunggu, dia kebetulan mendengar Glenna yang menertawakannya."Kak, di luar bangsal tadi aku mendengar Nenek mendesak kalian untuk punya ana
Elena tidak menyangka bahwa perihal Doreen diserang oleh seorang penggemar akan memengaruhi dirinya.Saat Elena keluar untuk makan siang, pengawal Kaedyn datang ke restoran untuk mengundangnya pergi ke Perumahan Clurkin.Perumahan Clurkin juga merupakan properti atas nama Kaedyn, sedangkan rumah pernikahan mereka adalah Perumahan Sorenson yang diberikan oleh neneknya Kaedyn.Elena jarang datang ke Perumahan Clurkin.Ketika dia masuk ke Perumahan Clurkin dan melihat Doreen, Elena memiliki firasat buruk.Elena telah berdiri selama setengah jam.Di meja makan, Kaedyn sedang menyuapi Doreen.Tangan kanan Doreen patah, dia tidak terbiasa makan dengan tangan kiri.Jadi, Kaedyn menyuapinya."Kae, aku sudah kenyang dan benar-benar nggak bisa makan lagi." Doreen mendekati Kaedyn, lalu mengecup pipi pria itu dengan cepat sebelum berkata dengan nada manja, "Sekretaris Elena sudah menunggu lama."Kaedyn menarik selembar tisu untuk menyeka bibir Doreen.Dia menoleh ke arah Elena."Bawa orangnya mas
Perut Elena terasa mual, lalu dia tidak bisa menahan diri untuk tidak muntah di tubuh pria itu.Ekspresi dingin Kaedyn langsung berubah kaku.Dia melihat muntahan di tubuhnya, kemudian menatap Elena dengan tajam.Elena memegang mulutnya sambil menjelaskan, tetapi hatinya merasa sedikit puas. "Aku merasa nggak enak badan selama beberapa hari terakhir."Kaedyn merasa jijik. Dia melepas pakaiannya, lalu melemparkannya ke dalam mobil, memperlihatkan tubuh berototnya.Sebelum dia keluar dari ruang kerja, dia memperingatkan Elena dengan dingin."Pindah kembali ke Perumahan Sorenson. Kalau Nenek tahu kamu pindah, aku nggak akan bisa mengampunimu."Elena tidak mungkin kembali ke Perumahan Sorenson sekarang.Dia memiliki urusan penting yang harus dilakukan.Yaitu mencari tempat yang aman untuk melakukan aborsi. Jika tidak, dia akan selalu khawatir ketahuan.Begitu tekad Elena sudah bulat, dia akan langsung melakukannya.Dia memesan tiket pesawat ke kota lain.Dia terbang malam itu juga, kemudia
Suasana di klinik agak kaku untuk sesaat.Nathan tersenyum tipis. Dia memakai masker sehingga Elena tidak bisa melihat senyumannya.Dia mengikuti kemauan Elena. Dia berkata, "Ternyata kamu belum menikah, maaf. Meskipun istri keponakanku juga bernama Elena, keponakanku itu seorang bajingan."Nada Nathan penuh dengan rasa jijik."..."Elena tidak tahu harus senang atau marah.Dia tidak yakin dengan hubungan antara Nathan dan Kaedyn.Namun, pria ini mengatakan bahwa keponakan adalah seorang bajingan.Entah itu bajingan benaran atau bukan.Dari nada suaranya, Nathan tampak muak terhadap keponakannya itu.Nathan seharusnya tidak akan memberi tahu siapa pun tentang aborsinya, bukan?"Apakah rumah sakit ini merahasiakan kondisi pasien?" tanya Elena.Nathan mengetik kata terakhir di komputer, kemudian mencetak daftarnya. Mendengar pertanyaan Elena, dia pun tersenyum. "Kalau ada uang, kamu bisa membeli riwayat medis yang kamu inginkan.""Bukankah ini melanggar etika profesional?" tanya Elena la
Setelah efek obat biusnya hilang, Elena bangun."Kamu sudah bangun."Elena menoleh, kemudian dia melihat Nathan berdiri di dekat jendela.Obat biusnya sudah hilang, tetapi Elena masih merasa sedikit lemas.Dia pikir aborsi telah selesai dilakukan.Tanpa diduga, Nathan tiba-tiba berkata, "Aborsi belum dilakukan, janinmu masih ada."Elena mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?"Dia berbicara dengan suara serak, haus.Nathan berjalan mendekat, menuangkan segelas air, membantu Elena bangun, kemudian membantunya minum. Setelah Elena selesai minum, Nathan berkata, "Kaedyn."Wajah Elena menjadi sedikit pucat.Benar saja, Nathan memang mengenal Kaedyn.Elena bertanya dengan tenang tanpa ekspresi, "Apakah kamu akan memberitahunya? Percuma juga kamu memberitahunya aku hamil. Dia nggak akan menginginkan anak ini.""Nggak." Nathan menarik kursi untuk duduk. Dia menatap Elena sambil berkata dengan malas, "Aku nggak dekat dengannya, jadi aku nggak akan memberitahunya."Nathan melihat wajah Elena yang
Hujan terus turun di kota kecil sore ini.Elena menarik koper dengan satu tangan dan memegang payung dengan tangan lainnya. Dia berdiri di luar rumah sakit, menunggu taksi yang lewat.Dia terlihat agak dingin dan kesepian.Dia berjanji pada Kaedyn untuk pulang bercerai, dia tidak punya waktu untuk menunggu operasi aborsi dilakukan.Sebuah mobil berhenti di depan Elena.Sebuah lengan bertato mamba hitam bersandar di jendela mobil, dua jarinya menjepit sebatang rokok.Pria yang duduk di dalam mobil tersebut memiliki wajah tampan yang tegas."Masuk. Mau ke mana, aku antar."Dia mematikan rokoknya, kemudian memandang wanita yang memegang payung itu.Saat Elena masih ragu.Nathan sudah membuka pintu mobil, turun, lalu memasukkan koper Elena ke bagasi.Elena tidak ragu lagi. Dia membuka pintu mobil kemudian masuk. "Ke bandara."Nathan menyalakan mobil. Dia memegang setir sambil menyerahkan sekantong barang kepada Elena. "Bakpao di sini sangat enak, cobalah."Elena belum sarapan, jadi dia men
"Siapa yang datang ini? Ternyata Sekretaris Elena ya."Nicholas berkata dengan sinis. Dia menilai Elena yang mengenakan pakaian serba panjang lalu dia berdecak.Elena melihat Kaedyn hanya memandangnya sekilas. Dia pun dengan tenang berkata, "Tuan Nicholas, aku minta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya.""Kalau kamu menghabiskan sebotol anggur ini, aku akan menerima permintaan maafmu."Nicholas memberikan sebotol anggur kepada Elena dengan ekspresi jahat.Dia hampir hancur sebelumnya.Dia tidak bisa terima tanpa memberi pelajaran kepada Elena.Botol itu berisi minuman keras dengan kandungan alkohol tinggi. Jika Elena menghabiskan satu botol alkohol itu, nyawanya mungkin akan dalam bahaya.Martin tersenyum tipis. "Tuan Nicholas, bagaimana kalau aku bantu Sekretaris Elena minum setengah botol?""Nggak boleh. Kalau Sekretaris Elena nggak mau minum, nggak masalah. Lakukan saja striptis untuk kami semua nikmati."Beberapa pria di sekeliling ikut bersorak."Ya, lakukan striptis."Doreen tam
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat