Share

Bab 10

Penulis: Harimau Emas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-10 13:54:30
Hujan terus turun di kota kecil sore ini.

Elena menarik koper dengan satu tangan dan memegang payung dengan tangan lainnya. Dia berdiri di luar rumah sakit, menunggu taksi yang lewat.

Dia terlihat agak dingin dan kesepian.

Dia berjanji pada Kaedyn untuk pulang bercerai, dia tidak punya waktu untuk menunggu operasi aborsi dilakukan.

Sebuah mobil berhenti di depan Elena.

Sebuah lengan bertato mamba hitam bersandar di jendela mobil, dua jarinya menjepit sebatang rokok.

Pria yang duduk di dalam mobil tersebut memiliki wajah tampan yang tegas.

"Masuk. Mau ke mana, aku antar."

Dia mematikan rokoknya, kemudian memandang wanita yang memegang payung itu.

Saat Elena masih ragu.

Nathan sudah membuka pintu mobil, turun, lalu memasukkan koper Elena ke bagasi.

Elena tidak ragu lagi. Dia membuka pintu mobil kemudian masuk. "Ke bandara."

Nathan menyalakan mobil. Dia memegang setir sambil menyerahkan sekantong barang kepada Elena. "Bakpao di sini sangat enak, cobalah."

Elena belum sarapan, jadi dia mengambil bakpao itu sambil berkata, "Terima kasih, kamu orang yang baik."

Nathan tersenyum penuh makna.

Nathan baru pertama kali mendengar orang lain memujinya baik.

Jika orang yang mengenal Nathan mendengar kata tersebut, mereka mungkin akan ketakutan setengah mati.

Semua orang dalam lingkaran pergaulannya tahu bahwa mereka tidak boleh main-main dengan Nathan dari Keluarga Ransford.

Pisau bedah di tangannya tidak hanya bisa menyelamatkan orang, tetapi juga bisa membuat orang menderita.

...

Pesawat mendarat di bandara Kota Burgan.

Elena menelepon Kaedyn setelah turun dari pesawat.

"Ayo ketemu di Biro Urusan Sipil jam empat, kita akan bercerai."

Setelah mereka bercerai, Elena akan melakukan aborsi.

Kaedyn memberi isyarat untuk menunda rapat, lalu dia berkata dengan nada dingin tanpa ekspresi, "Aku akan tiba tepat waktu."

Tinggal dua jam lagi sebelum pukul empat.

Kaedyn menutup telepon, kemudian dia berbicara dengan dingin kepada Manajer Departemen Desain yang baru saja melaporkan rencana untuk kuartal berikutnya. "Pasar masa depan akan fokus pada rencana AI. Aku sangat nggak puas dengan laporanmu kali ini."

Manajer Departemen Desain diam-diam mengeluh. "Saya akan mengadakan rapat lagi dengan Departemen RD untuk membahasnya, Pak."

Di depan pintu Biro Urusan Sipil.

Elena duduk di atas kopernya sembari mengunyah roti yang dia beli di toko serba ada.

Sebelum pukul empat, sebuah mobil hitam berhenti di depannya.

Kaedyn turun dari mobil, diikuti oleh Doreen.

Elena menelan roti di mulutnya sebelum berkata dengan samar, "Kalian datang bersama, apakah berencana untuk langsung menikah setelah Kaedyn bercerai?"

Doreen menundukkan kepalanya, memperlihatkan cupang yang terlihat jelas di lehernya.

Elena melihatnya, tetapi ekspresinya acuh tak acuh.

"Ayo, sudah mau jam pulang kerja."

Elena menyeret kopernya menaiki tangga.

"Doreen, tunggu aku di dalam mobil. Aku akan segera keluar."

Kaedyn mengatakan kalimat itu kepada Doreen sebelum mengikuti Elena dengan tenang.

Tepat saat mereka hendak menandatangani perceraian.

Pengurus rumah menelepon dan memberi tahu mereka bahwa nenek Kaedyn sedang menunggu mereka di Perumahan Sorenson.

Kaedyn memandang Elena dengan ekspresi tegas. Surat cerai belum ditandatangani. Dia meletakkan pena sambil bertanya, "Elena, apakah ini trikmu?"

Kaedyn menarik kursinya, lalu pergi.

Elena mengusap pelipisnya.

Dia sudah menjadi tipe wanita licik di mata Kaedyn.

Doreen menunggu di luar Biro Urusan Sipil.

Ketika dia melihat Kaedyn keluar, dia berjalan mendekat sambil tersenyum, kemudian memeluk tangan pria itu. "Kae, apakah semuanya sudah selesai?"

"Aku akan membawamu kembali ke Perumahan Clurkin dulu. Ada yang harus kuurus." Meskipun suasana hati Kaedyn sedang buruk, dia masih mengendalikan emosinya saat menghadapi Doreen. "Ayo."

Jantung Doreen berdetak kencang. Dia melirik ke arah Elena yang sedang berjalan keluar dari Biro Urusan Sipil sambil masuk ke dalam mobil.

Ruang tamu Perumahan Sorenson.

Nenek Kaedyn yang duduk di kursi roda melepas kacamata bacanya.

Dia melihat dua sejoli yang berjalan masuk itu tanpa mengatakan apa-apa.

Pengurus rumah mengambil mantel Kaedyn, kemudian menyerahkannya kepada pembantu.

"Nenek, kenapa Nenek tiba-tiba datang ke sini?"

Kaedyn tersenyum sambil duduk di sofa dekat neneknya.

"Mulai hari ini, aku akan tinggal di sini."

Ekspresi nenek Kaedyn tampak dingin. Dia jelas tidak senang.

Sebelah alis Elena terangkat. Bukankah ini artinya Kaedyn tidak akan menceraikannya untuk sementara?

Selain itu, Elena juga harus kembali tinggal bersama Kaedyn.

"Yang penting Nenek senang. Aku akan mengganti pakaian."

Kaedyn menatap Elena dengan dingin, memberi isyarat agar Elena mengikutinya.

Di kamar tidur.

Kaedyn membuka kancing bajunya, lalu melepas bajunya.

Elena berdiri di dekat pintu.

"Kalau kamu ingin teman mainmu itu hidup lebih lama, jangan bertindak bodoh."

Ekspresi Elena sedikit berubah. "Apa maksudmu?"

Pria itu menyebut sebuah nama dengan nada dingin, "Joshua."

Elena menatap Kaedyn dengan ketakutan. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu segera menelepon Joshua Winbrow.

Sebenarnya Joshua bukan adik kandung Elena.

Mereka dikirim ke panti asuhan oleh orang dewasa pada hari yang sama.

Elena bermarga Wimbrow, sedangkan Joshua bermarga Winbrow.

Mereka saling menjaga satu sama lain di panti asuhan.

Tanpa Joshua, tidak akan ada Elena yang sekarang.

Telepon Joshua tidak diangkat.

Tangan Elena yang memegang ponsel pun gemetar.

Cepat angkat, Josh,' batin Elena.

"Sekarang dia nggak mungkin menerima panggilan telepon darimu."

Kata-kata Kaedyn membuat seluruh tubuh Elena menggigil.

Elena menelepon perawat Joshua, tetapi tidak diangkat juga.

"Kamu harus minta maaf kepada Nicholas malam ini. Pak Martin akan mengantarmu ke sana. Ini adalah peringatan untukmu, Elena."

Elena menggigit bibirnya dengan marah sekaligus takut. Dia menatap pria di depannya itu.

"Kaedyn, aku juga ingin bercerai, aku juga ingin kamu bersama Doreen. Apa hubungannya keputusan Nenek denganku?"

Kaedyn mengganti pakaiannya lalu berjalan menuju Elena. Dia menatap Elena dengan maniknya yang sangat gelap. "Kenapa? Marah? Kalau kamu patuh, teman mainmu itu bisa hidup lebih lama, paham? Tingkahmu selama ini membuatku sangat kesal."

Elena menarik napas dalam-dalam, matanya memerah karena marah. "Aku paham. Anggap saja aku buta selama ini. Bisa-bisanya aku menyukai orang sepertimu."

Ketika Kaedyn mendengar kalimat tersebut, dia merasa sedikit tidak senang.

"Elena, aku hanya merasa jijik disukai olehmu. Kamu nggak pantas."

Elena menyeka air matanya yang menetes. Dia menatap Kaedyn dengan dingin, berbalik, lalu berjalan keluar dari kamar tidur.

"Kalau kamu berani tinggal di hotel, aku akan meminta seseorang untuk mematahkan salah satu kaki Joshua."

Kaedyn bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan.

Elena menyeka air matanya dengan kasar sebelum menyahut dengan dingin, "Aku mau ambil koper."

...

Pukul tujuh malam, neneknya Kaedyn sudah istirahat.

Martin pergi menjemput Elena.

Elena masuk ke dalam mobil dengan mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang.

"Sekretaris Elena, kamu tampak pucat. Apakah kamu sakit?"

Martin mengemudikan mobil sambil berbicara dengan Elena.

Elena mengkhawatirkan Joshua, jadi dia tidak bisa tenang dan istirahat dengan baik.

"Saya baik-baik saja, saya hanya kurang istirahat," jawab Elena.

"Saya akan menemanimu masuk nanti," kata Martin.

Tempat yang akan mereka tuju adalah Kelab Prata.

Klub ini terkenal sebagai surganya orang kaya.

Nicholas bukanlah orang baik.

Entah apa yang Kaedyn pikirkan. Nicholas hampir tak bisa memiliki keturunan dan dia pantas mendapatkannya.

Bisa-bisanya Kaedyn menyuruh Elena untuk minta maaf Nicholas.

Martin tidak bisa mengubah keputusan Kaedyn. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah menemani Elena masuk.

Mereka masuk ke ruang privat, beberapa orang sedang bermain kartu.

Ada juga orang yang sedang minum dan menggoda pendamping wanita.

Elena melihat bahwa Kaedyn dan Doreen juga ada di dalam ruang privat.

Kaedyn sedang mengajari Doreen cara bermain kartu.

Bab terkait

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 11

    "Siapa yang datang ini? Ternyata Sekretaris Elena ya."Nicholas berkata dengan sinis. Dia menilai Elena yang mengenakan pakaian serba panjang lalu dia berdecak.Elena melihat Kaedyn hanya memandangnya sekilas. Dia pun dengan tenang berkata, "Tuan Nicholas, aku minta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya.""Kalau kamu menghabiskan sebotol anggur ini, aku akan menerima permintaan maafmu."Nicholas memberikan sebotol anggur kepada Elena dengan ekspresi jahat.Dia hampir hancur sebelumnya.Dia tidak bisa terima tanpa memberi pelajaran kepada Elena.Botol itu berisi minuman keras dengan kandungan alkohol tinggi. Jika Elena menghabiskan satu botol alkohol itu, nyawanya mungkin akan dalam bahaya.Martin tersenyum tipis. "Tuan Nicholas, bagaimana kalau aku bantu Sekretaris Elena minum setengah botol?""Nggak boleh. Kalau Sekretaris Elena nggak mau minum, nggak masalah. Lakukan saja striptis untuk kami semua nikmati."Beberapa pria di sekeliling ikut bersorak."Ya, lakukan striptis."Doreen tam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 12

    Elena tiba-tiba berhenti melawan, seperti telah menerima nasibnya.Melihat Elena menjadi patuh, Nicholas pun menyuapi Elena obat itu lagi, kemudian dia menggigit tulang selangka Elena.Obat ampuh ini bekerja dengan cepat.Saat Nicholas sedikit mengendurkan cengkeramannya pada Elena.Elena mengeluarkan pisau tajam dari saku celananya.Dengan cepat, keras dan akurat, Elena menyayat lengannya untuk menjernihkan pikirannya.Beberapa orang yang siap untuk menonton adegan dewasa siaran langsung itu pun berteriak."Ah! Dia bunuh diri!"Pisau Elena pun menempel di leher Nicholas. Elena menjilat bibirnya lalu berkata dengan suara serak, "Tuan Nicholas, mari kita mati bersama, bersenang-senang di akhirat. Bagaimana?"Nicholas si pengecut ketakutan hingga mengompol.Jika dia tahu bahwa wanita ini masih bisa berulah setelah diberi obat, Nicholas akan mengikatnya dulu."Letakkan pisaunya, aku akan melepaskanmu," kata Nicholas dengan gemetar."Nggak akan. Aku akan kerepotan kalau melepaskanmu, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 13

    Suasana tampak ambigu.Elena mendapat suntikan dan akhirnya bisa tidur nyenyak.Nathan, yang telah melakukan sesuatu, pergi untuk mencuci tangannya.Dia melihat jari-jarinya yang ramping, lalu tersenyum.Elena perlahan membuka matanya, kemudian dia mencium bau disinfektan rumah sakit.Dia mendengar suara seorang pria berbicara dengan suara rendah.Ketika dia sudah sadar, dia menoleh lalu mendapati pria yang berdiri di dekat jendela sedang bertelepon.Suaranya sangat serak, tetapi ada sedikit nada dingin dalam perkataannya. "Biarkan dia tinggal di penjara selama sisa hidupnya."Brandon Edkins yang ada di ujung telepon tertawa. "Nathan, bisa-bisanya kamu marah karena seorang wanita. Ini nggak seperti kamu.""Mungkin aku kerasukan," kata Nathan dengan malas, nadanya tidak terdengar takut. "Harus membaca kitab suci.""Oke, serahkan masalah ini kepadaku," sahut Brandon dengan semangat.Nathan sepertinya menyadari bahwa seseorang sedang menatapnya. Dia menoleh, lalu melihat wanita yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 14

    Separuh wajah wanita di cermin itu agak merah dan bengkak karena dipukul.Cukup mengenaskan.Wajahnya sering ditampar akhir-akhir ini.Elena tersenyum tak berdaya.Ketika dia hendak buang air, Nathan keluar.Suara derai terdengar dari toilet.Dengan ekspresi normal, Nathan membalas pesan yang dikirim oleh temannya yang protes Nathan tiba-tiba menutup telepon.Ketika Elena keluar dari toilet dan melihat Nathan menunggu di luar pintu toilet, dia sangat malu.Elena menyesap sup ayam panas sedikit demi sedikit. Nathan duduk di sofa sambil menunggu Elena menghabiskan sup sebelum memberitahunya hal lain."Besok aku akan mengatur operasi aborsi untukmu."Elena menyeka sudut mulutnya lalu berkata, "Oke."Nathan terdiam beberapa saat. "Bahan obat yang kamu minum tadi malam sangat berbahaya bagi janin. Maaf."Elena menggelengkan kepalanya, kemudian tersenyum. "Kamu sudah menyelamatkanku, nggak perlu minta maaf. Anak ini ... memang akan diaborsi.""Apakah kamu sudah menyimpan nomor ponselku?" Nat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 15

    Sore harinya, Martin mewakili Kaedyn untuk mengirimkan perjanjian kepada Elena tanda tangani. Dia tidak tahu apa isinya."Elena, maaf, aku nggak bisa menghentikan mereka tadi malam."Martin benar-benar merasa bersalah.Elena menggelengkan kepalanya. "Mereka menang jumlah, kamu nggak bisa mengalahkan mereka. Aku tetap ingin berterima kasih kepadamu."Elena bukan tipe orang yang mudah marah."Nicholas nggak akan muncul di hadapanmu lagi. Dia sudah dijebloskan ke penjara, Grup Burchan juga telah menghentikan semua kerja sama dengan Keluarga Ondrus."Elena mendengar bahwa Nicholas dipenjara, lalu mengingat percakapan telepon Nathan pagi ini. Sepertinya Nathan membantunya lagi.Sedangkan Grup Burchan yang telah berhenti kerja sama dengan Keluarga Ondrus, Elena tidak cukup naif untuk berpikir bahwa Kaedyn melakukannya untuk Elena.Dunia bisnis ibarat medan perang.Jika terjadi sesuatu pada Keluarga Ondrus, Grup Burchan dapat mencaplok beberapa properti Keluarga Ondrus untuk mengembangkan dir

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 16

    Nathan dengan tidak fokus mendengarkan seorang petapa tua membaca kitab suci. Jemarinya mengetik di layar ponsel."Tidak."Kenapa dia harus marah?Dia dan Elena hanya berhubungan intim secara tidak sengaja.Elena bebas melakukan apa pun yang dia inginkan.Petapa tua itu diundang oleh Brandon yang merasa Nathan tampak aneh karena menjadi orang baik belakangan ini.Nathan meletakkan ponselnya, lalu mendengarkan kitab suci sambil menyilangkan kaki."Master, tolong ajari saya melafalkan sutra kehidupan tanpa batas."Sutra kehidupan tanpa batas dapat menenangkan jiwa orang mati.Hanya itu yang bisa Nathan lakukan untuk anaknya yang tidak memiliki kesempatan untuk melihat dunia ini.Pemuda itu jelas-jelas memiliki aura yang mulia, tetapi ada juga keganasan dalam dirinya.Petapa tua itu memiliki kemampuan untuk menilai orang."Sukhāvatī-vyūha."Elena tidak tahu bahwa Nathan sedang membaca sutra di rumah saat ini. Ketika dia melihat balasan singkat Nathan, dia pun berhenti mengirim pesan."Tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 17

    Pintu bangsal dibuka lagi.Ternyata Kaedyn datang bersama Doreen.Doreen mengenakan gaun polkadot bermotif bunga putih, wajah cantiknya tampak bersih.Dia tampak polos.Elena melihat mereka berdua, kemudian membuang muka dengan tenang.Tidak ada ekspresi senang atau marah.Neneknya Kaedyn memasang ekspresi dingin, tetapi etikanya melarangnya langsung mengatakan kata-kata yang menyakitkan.Doreen memegang buket bunga krisan liar yang disukai neneknya Kaedyn. "Nenek, aku datang menjenguk Nenek."Dia berkata dengan canggung, "Aku keluar dari lift, lalu kebetulan bertemu dengan Kae."Glenna mendekat, lalu memeluk lengan Doreen. "Nenek, aku yang membuat janji dengan Kak Doreen untuk menjenguk Nenek hari ini."Anak muda datang menjenguknya, Nyonya Besar Burchan tidak mungkin mengusirnya.Dia menjawab dengan acuh tak acuh, "Terima kasih, Nona Doreen."Kaedyn menghampiri Elena, kemudian menyerahkan sebuah roti kepada Elena. "Kamu langsung kemari begitu mendarat. Makan roti dulu untuk mengganja

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 18

    Elena merasa tidak nyaman saat Kaedyn memanggilnya "El".Sebelumnya pria itu selalu memanggil Elena dengan "Sekretaris Elena" atau "Elena".Kaedyn pasti keberatan setengah mati memanggil Elena dengan begitu akrab.Kepala Elena penuh dengan pikiran."Sudah, cepat pergi berkencan, nggak perlu temani Nenek.""Oke, kami akan mendengarkan Nenek."Kaedyn dan Elena berjalan keluar dari bangsal berdampingan.Wajah sang nenek yang semula tersenyum berubah menjadi sedih. "Netta, apakah kedua anak itu pikir aku ini bodoh?"Mereka jelas-jelas berpura-pura akur di hadapannya.Nama Netta adalah Netta Muren.Dia telah merawat neneknya Kaedyn selama 20 tahun lebih. Dia kurang lebih memahami kekhawatiran sang nenek. "Nyonya Besar, anak muda punya pola pikiran mereka sendiri."Nenek menggelengkan kepalanya. "Baiklah, aku akan memberi mereka kesempatan lagi selagi aku masih hidup. Setelah aku memejamkan mata, aku nggak akan bisa mengurus mereka lagi."Elena mengikuti Kaedyn ke dalam lift.Mereka berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10

Bab terbaru

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 444

    "Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 443

    Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 442

    Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 441

    "Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 440

    Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 439

    "Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 438

    Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 437

    Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.

  • Dikejar Paman Mantan Suami   Bab 436

    Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat

DMCA.com Protection Status