Separuh wajah wanita di cermin itu agak merah dan bengkak karena dipukul.Cukup mengenaskan.Wajahnya sering ditampar akhir-akhir ini.Elena tersenyum tak berdaya.Ketika dia hendak buang air, Nathan keluar.Suara derai terdengar dari toilet.Dengan ekspresi normal, Nathan membalas pesan yang dikirim oleh temannya yang protes Nathan tiba-tiba menutup telepon.Ketika Elena keluar dari toilet dan melihat Nathan menunggu di luar pintu toilet, dia sangat malu.Elena menyesap sup ayam panas sedikit demi sedikit. Nathan duduk di sofa sambil menunggu Elena menghabiskan sup sebelum memberitahunya hal lain."Besok aku akan mengatur operasi aborsi untukmu."Elena menyeka sudut mulutnya lalu berkata, "Oke."Nathan terdiam beberapa saat. "Bahan obat yang kamu minum tadi malam sangat berbahaya bagi janin. Maaf."Elena menggelengkan kepalanya, kemudian tersenyum. "Kamu sudah menyelamatkanku, nggak perlu minta maaf. Anak ini ... memang akan diaborsi.""Apakah kamu sudah menyimpan nomor ponselku?" Nat
Sore harinya, Martin mewakili Kaedyn untuk mengirimkan perjanjian kepada Elena tanda tangani. Dia tidak tahu apa isinya."Elena, maaf, aku nggak bisa menghentikan mereka tadi malam."Martin benar-benar merasa bersalah.Elena menggelengkan kepalanya. "Mereka menang jumlah, kamu nggak bisa mengalahkan mereka. Aku tetap ingin berterima kasih kepadamu."Elena bukan tipe orang yang mudah marah."Nicholas nggak akan muncul di hadapanmu lagi. Dia sudah dijebloskan ke penjara, Grup Burchan juga telah menghentikan semua kerja sama dengan Keluarga Ondrus."Elena mendengar bahwa Nicholas dipenjara, lalu mengingat percakapan telepon Nathan pagi ini. Sepertinya Nathan membantunya lagi.Sedangkan Grup Burchan yang telah berhenti kerja sama dengan Keluarga Ondrus, Elena tidak cukup naif untuk berpikir bahwa Kaedyn melakukannya untuk Elena.Dunia bisnis ibarat medan perang.Jika terjadi sesuatu pada Keluarga Ondrus, Grup Burchan dapat mencaplok beberapa properti Keluarga Ondrus untuk mengembangkan dir
Nathan dengan tidak fokus mendengarkan seorang petapa tua membaca kitab suci. Jemarinya mengetik di layar ponsel."Tidak."Kenapa dia harus marah?Dia dan Elena hanya berhubungan intim secara tidak sengaja.Elena bebas melakukan apa pun yang dia inginkan.Petapa tua itu diundang oleh Brandon yang merasa Nathan tampak aneh karena menjadi orang baik belakangan ini.Nathan meletakkan ponselnya, lalu mendengarkan kitab suci sambil menyilangkan kaki."Master, tolong ajari saya melafalkan sutra kehidupan tanpa batas."Sutra kehidupan tanpa batas dapat menenangkan jiwa orang mati.Hanya itu yang bisa Nathan lakukan untuk anaknya yang tidak memiliki kesempatan untuk melihat dunia ini.Pemuda itu jelas-jelas memiliki aura yang mulia, tetapi ada juga keganasan dalam dirinya.Petapa tua itu memiliki kemampuan untuk menilai orang."Sukhāvatī-vyūha."Elena tidak tahu bahwa Nathan sedang membaca sutra di rumah saat ini. Ketika dia melihat balasan singkat Nathan, dia pun berhenti mengirim pesan."Tid
Pintu bangsal dibuka lagi.Ternyata Kaedyn datang bersama Doreen.Doreen mengenakan gaun polkadot bermotif bunga putih, wajah cantiknya tampak bersih.Dia tampak polos.Elena melihat mereka berdua, kemudian membuang muka dengan tenang.Tidak ada ekspresi senang atau marah.Neneknya Kaedyn memasang ekspresi dingin, tetapi etikanya melarangnya langsung mengatakan kata-kata yang menyakitkan.Doreen memegang buket bunga krisan liar yang disukai neneknya Kaedyn. "Nenek, aku datang menjenguk Nenek."Dia berkata dengan canggung, "Aku keluar dari lift, lalu kebetulan bertemu dengan Kae."Glenna mendekat, lalu memeluk lengan Doreen. "Nenek, aku yang membuat janji dengan Kak Doreen untuk menjenguk Nenek hari ini."Anak muda datang menjenguknya, Nyonya Besar Burchan tidak mungkin mengusirnya.Dia menjawab dengan acuh tak acuh, "Terima kasih, Nona Doreen."Kaedyn menghampiri Elena, kemudian menyerahkan sebuah roti kepada Elena. "Kamu langsung kemari begitu mendarat. Makan roti dulu untuk mengganja
Elena merasa tidak nyaman saat Kaedyn memanggilnya "El".Sebelumnya pria itu selalu memanggil Elena dengan "Sekretaris Elena" atau "Elena".Kaedyn pasti keberatan setengah mati memanggil Elena dengan begitu akrab.Kepala Elena penuh dengan pikiran."Sudah, cepat pergi berkencan, nggak perlu temani Nenek.""Oke, kami akan mendengarkan Nenek."Kaedyn dan Elena berjalan keluar dari bangsal berdampingan.Wajah sang nenek yang semula tersenyum berubah menjadi sedih. "Netta, apakah kedua anak itu pikir aku ini bodoh?"Mereka jelas-jelas berpura-pura akur di hadapannya.Nama Netta adalah Netta Muren.Dia telah merawat neneknya Kaedyn selama 20 tahun lebih. Dia kurang lebih memahami kekhawatiran sang nenek. "Nyonya Besar, anak muda punya pola pikiran mereka sendiri."Nenek menggelengkan kepalanya. "Baiklah, aku akan memberi mereka kesempatan lagi selagi aku masih hidup. Setelah aku memejamkan mata, aku nggak akan bisa mengurus mereka lagi."Elena mengikuti Kaedyn ke dalam lift.Mereka berdiri
Seluruh bioskop dipesan hanya untuk mengambil beberapa foto.Elena menghela napas. Dasar orang kaya.Tugas kencan menonton film telah selesai, Kaedyn membawa Elena ke restoran.Restoran ini punya ruang privat, jadi Kaedyn tidak memesan seluruh restoran.Elena bersikap kooperatif dalam mengambil foto. Setelah mereka selesai mengambil foto, Elena mengambil tas kulit kecilnya dan hendak pergi.Kaedyn melihat punggung Elena yang tidak sabar untuk pergi dengan mengerutkan kening.Dia menyimpan ponselnya, berencana mengirimkan foto kencannya kepada neneknya nanti. Kemudian dia juga berdiri dan meninggalkan ruangan itu.Hidangan yang dipesan sudah disajikan di atas meja.Mereka tidak bernafsu untuk makan.Elena keluar dari ruang privat, dia tidak menyangka akan bertemu Nathan di restoran ini.Nathan mengenakan setelan hitam. Dia tampak sangat formal dan elegan.Wanita yang berdiri di sampingnya mengenakan gaun feminin. Wanita itu tampak muda.Aura wanita itu sangat kalem.Nathan juga melihat
Nathan teringat celana dalam renda hitam yang dia lihat di luar toilet tadi, jadi dia terkekeh pelan.Elena menatapnya sambil bertanya dengan bingung, "Apa yang kamu tertawakan?""Teringat sebuah lelucon," jawab Nathan.Elena memasang ekspresi "siapa yang percaya".Nathan menutup pintu, lalu berjalan memutari mobil ke jok pengemudi.Rokoknya dipadamkan setelah satu atau dua isapan.Ketika Elena menoleh ke samping untuk mencari sabuk pengaman, dia menemukan dua kondom yang belum dibuka.Orang dewasa tentu tahu benda apa itu.Dia juga mengerti.Bisa-bisanya ada benda ini di dalam mobil.Elena memegang kedua kondom itu, lalu menyerahkannya kepada Nathan. Dia berkata dengan nada tenang, "Jangan taruh barang ini sembarangan. Bukankah akan sangat merepotkan untuk mencarinya ketika ingin menggunakan?"Nathan menyalakan mobil. Dia melihat benda itu sambil mengangkat sebelah alisnya. "Ukurannya terlalu kecil, bukan milikku. Mobil ini mobil temanku."Nathan meminjamnya untuk sementara.Elena, ".
Mereka tidur di kamar yang sama malam itu.Segera setelah Biro Urusan Sipil buka pagi-pagi sekali, Elena dan Kaedyn masuk untuk menandatangani surat cerai.Pernikahan perjanjian yang konyol berakhir buruk."Jangan keceplosan di depan Nenek." Kaedyn memperingatkan, "Sekarang kita akan menjemput Nenek dari rumah sakit.""Akulah yang seharusnya mengatakan itu kepadamu. Sebaiknya kamu dan Doreen menahan diri di luar. Bagaimanapun, dia itu bintang terkenal yang menarik perhatian media."Elena membalas dengan sinis.Kaedyn menatap Elena sekilas dengan dingin, kemudian dia tidak lagi berbicara.Kebanggaan yang dipertahankan Elena hancur karena panggilan telepon dari Zahra Heuman."Ibu.""Kamu masih tahu kalau aku ibumu. Kapan kamu menikah dengan bosmu? Bisa-bisanya kamu menyembunyikannya dari keluargamu! Bawa suamimu pulang besok, mari kita makan bersama."Zahra terdengar sangat kesal.Menikah itu masalah besar, tetapi Elena tidak memberi tahu keluarganya.Elena menarik napas dalam-dalam agar
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat