Seluruh bioskop dipesan hanya untuk mengambil beberapa foto.Elena menghela napas. Dasar orang kaya.Tugas kencan menonton film telah selesai, Kaedyn membawa Elena ke restoran.Restoran ini punya ruang privat, jadi Kaedyn tidak memesan seluruh restoran.Elena bersikap kooperatif dalam mengambil foto. Setelah mereka selesai mengambil foto, Elena mengambil tas kulit kecilnya dan hendak pergi.Kaedyn melihat punggung Elena yang tidak sabar untuk pergi dengan mengerutkan kening.Dia menyimpan ponselnya, berencana mengirimkan foto kencannya kepada neneknya nanti. Kemudian dia juga berdiri dan meninggalkan ruangan itu.Hidangan yang dipesan sudah disajikan di atas meja.Mereka tidak bernafsu untuk makan.Elena keluar dari ruang privat, dia tidak menyangka akan bertemu Nathan di restoran ini.Nathan mengenakan setelan hitam. Dia tampak sangat formal dan elegan.Wanita yang berdiri di sampingnya mengenakan gaun feminin. Wanita itu tampak muda.Aura wanita itu sangat kalem.Nathan juga melihat
Nathan teringat celana dalam renda hitam yang dia lihat di luar toilet tadi, jadi dia terkekeh pelan.Elena menatapnya sambil bertanya dengan bingung, "Apa yang kamu tertawakan?""Teringat sebuah lelucon," jawab Nathan.Elena memasang ekspresi "siapa yang percaya".Nathan menutup pintu, lalu berjalan memutari mobil ke jok pengemudi.Rokoknya dipadamkan setelah satu atau dua isapan.Ketika Elena menoleh ke samping untuk mencari sabuk pengaman, dia menemukan dua kondom yang belum dibuka.Orang dewasa tentu tahu benda apa itu.Dia juga mengerti.Bisa-bisanya ada benda ini di dalam mobil.Elena memegang kedua kondom itu, lalu menyerahkannya kepada Nathan. Dia berkata dengan nada tenang, "Jangan taruh barang ini sembarangan. Bukankah akan sangat merepotkan untuk mencarinya ketika ingin menggunakan?"Nathan menyalakan mobil. Dia melihat benda itu sambil mengangkat sebelah alisnya. "Ukurannya terlalu kecil, bukan milikku. Mobil ini mobil temanku."Nathan meminjamnya untuk sementara.Elena, ".
Mereka tidur di kamar yang sama malam itu.Segera setelah Biro Urusan Sipil buka pagi-pagi sekali, Elena dan Kaedyn masuk untuk menandatangani surat cerai.Pernikahan perjanjian yang konyol berakhir buruk."Jangan keceplosan di depan Nenek." Kaedyn memperingatkan, "Sekarang kita akan menjemput Nenek dari rumah sakit.""Akulah yang seharusnya mengatakan itu kepadamu. Sebaiknya kamu dan Doreen menahan diri di luar. Bagaimanapun, dia itu bintang terkenal yang menarik perhatian media."Elena membalas dengan sinis.Kaedyn menatap Elena sekilas dengan dingin, kemudian dia tidak lagi berbicara.Kebanggaan yang dipertahankan Elena hancur karena panggilan telepon dari Zahra Heuman."Ibu.""Kamu masih tahu kalau aku ibumu. Kapan kamu menikah dengan bosmu? Bisa-bisanya kamu menyembunyikannya dari keluargamu! Bawa suamimu pulang besok, mari kita makan bersama."Zahra terdengar sangat kesal.Menikah itu masalah besar, tetapi Elena tidak memberi tahu keluarganya.Elena menarik napas dalam-dalam agar
Orang yang awalnya menertawakan identitas Elena berhenti tertawa saat mendengar ucapan itu.Sepuluh persen saham Grup Burchan itu sangat bernilai.Grup Burchan adalah salah satu dari sepuluh perusahaan teratas di antara 100 perusahaan top.Sepuluh persen saham yang Elena miliki akan menghasilkan setidaknya dua puluh triliun dividen dalam setahun.Iri, dengki semua orang rasakan.Elena bertemu beberapa orang dengan Kaedyn. Mereka menerima berbagai ucapan selamat.Pasangan sempurna, sangat serasi dan semacamnya."Maaf, permisi."Elena sudah agak muak meladeninya. Sekarang dia bukan nyonya Burchan yang sesungguhnya. Dia cukup berakting secukupnya.Doreen juga ada di perjamuan ini. Dia adalah tamu yang diundang oleh Glenna.Dia berdiri di pojok, mendengarkan percakapan para wanita itu dengan perasaan campur aduk.Ketika dia melihat Elena meninggalkan aula, Doreen pun mengikutinya.Elena keluar dari kamar mandi, dia tidak menyangka akan melihat Doreen.Dia agak terkejut.Pada acara seperti
Doreen menahan rasa sakitnya sembari berkata dengan lembut, "Aku baik-baik saja. Glenna, tolong minta seseorang untuk membawaku ke rumah sakit."Kaedyn berlutut satu kaki untuk melihat pergelangan kaki Doreen yang ternyata bengkak. Dia berdiri, lalu menggendong Doreen. "Aku akan mengantarmu."Doreen menggelengkan kepalanya, memohon dengan mata merah, "Jangan, kalau kamu meninggalkan jamuan makan malam ini, Nenek akan menyalahkanku kalau beliau mengetahuinya.""Kak Doreen, siapa yang peduli dengan perjamuan ini? Biarkan Nona Elena yang menanganinya sendiri," tawa Glenna.Elena tidak ingin melihat mereka. Dia berkata dengan nada dingin, "Nona Doreen yang menarik lenganku. Aku ingin pergi, tapi dia tetap menarik sehingga terjatuh. Apa urusannya denganku? Intinya, aku nggak sengaja mendorongnya."Setelah dia selesai berbicara, Elena ingin pergi.Kaedyn memandang Elena dengan dingin. "Entah kamu mendorongnya atau nggak, kamu harus minta maaf karena sudah menyakitinya.""Kamu ingin aku minta
Elena tidak mengangkatnya, dia berpura-pura tidak melihatnya.Raut wajah Kaedyn yang ada di rumah sakit menjadi makin dingin. Elena tidak mengangkat teleponnya, jadi Kaedyn pun mengirim pesan."Elena, jangan kembali ke Perumahan Sorenson malam ini. Aku bilang ke Nenek kalau kita bermalam di luar malam ini."Elena melihat pesan itu lalu mencibir.Bermalam, cih!...Hanya ada satu suite besar di lantai atas Hotel Quaker, yang khusus digunakan untuk menerima tamu VIP. Ada juga kolam renang luar ruangan.Seorang pria jangkung yang tampan keluar dari kolam renang.Manajer umum hotel dengan hormat menyerahkan handuk kepada pria itu. "Tuan Nathan."Nathan mengambil handuk itu, lalu dia menyeka rambut dan tubuhnya sebelum mengambil jubah mandi putih dan memakainya. Ekspresinya tampak tenang, "Ada apa?"Manajer umum itu tersenyum sembari berkata, "Saya membawakan tukang pijat untuk mengusir rasa lelah Anda."Seorang wanita yang mengenakan rok putih berdiri tidak jauh dari mereka, wajahnya tampa
Kaedyn keluar dari rumah sakit sambil menggendong Doreen yang telah diperiksa, lalu dia segera masuk ke dalam mobil."Lain kali kamu harus berhati-hati. Tangan kirimu belum sembuh total, sekarang kakimu terluka."Doreen berkata dengan lembut, "Jangan marah, aku berjanji akan patuh lain kali. Maaf, aku nggak seharusnya pergi ke jamuan makan malam ini. Aku nggak tahu kalau perjamuannya untuk ...."Dia mengedipkan matanya yang sedikit merah. "Kalau aku tahu, aku nggak akan pergi."Melihat kesedihan Doreen, Kaedyn pun menghela napas. "Maaf, ini salahku, aku membuatmu sedih. Doreen, beri aku waktu setengah tahun lagi, oke?"Kaedyn memeluk Doreen, lalu mencium keningnya."Semua ini salahku. Andaikan aku nggak memilih pergi ke luar negeri. Maaf, Kae." Doreen bersandar pada Kaedyn dengan sedih.Kaedyn tertegun sejenak ketika dia mengingat Elena yang merawatnya selama ini setelah Doreen keluar negeri."Aku berencana untuk pindah dari Perumahan Clurkin dulu. Sekarang semua orang sudah tahu kalau
Elena juga melihat video di ponsel Nathan."..."Elena menundukkan kepalanya sambil menggerakkan kakinya yang agak pegal.Nathan menekan tombol jeda pada video, mengambil sepasang sandal datar yang disiapkan oleh hotel untuk tamu, membungkuk lalu meletakkannya di depan kaki Elena."Ganti."Setelah itu, Nathan kembali menonton video itu.Ketika dia selesai menonton, dia mengerutkan kening sambil bertanya, "Kenapa wanita suka memainkan trik-trik kecil seperti itu?"Elena mengganti sepatunya, mengangkat kepala lalu bertanya balik, "Kenapa pria suka sok pahlawan?"Nathan hanya bisa berkomentar dalam satu kata, "Bodoh."Elena menjulurkan lehernya. "Ini namanya cinta, keindahan ada di mata yang melihatnya.""Ini memang cinta. Simpanan sudah mencari masalah, istri sah masih mencintai si pria bajingan."Nathan tertawa mengejek. Dia memandang Elena seolah sedang melihat budak cinta. Rasanya dia ingin membela otak Elena untuk melihat apa isinya.Elena tanpa sadar menyentuh keningnya. "Aku nggak
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat