Elena mendorong Nathan.Nathan pun menjauhkan bibirnya dari bibir Elena.Tadinya Elena akan marah.Namun, dia melihat bibir tipis Nathan yang ternodai lipstik merahnya, seperti pria centil "Apa maksudmu? Kamu ingin merebut istri keponakan tertuamu?"Kalimat Elena agak sarkas.Nathan duduk di sofa sambil tersenyum. Jubah mandi putihnya sedikit longgar, dadanya yang terbuka sangat seksi.Dia berkata, "Bukankah itu alasan kamu ingin tinggal di sini? Ingin merayuku agar mengkhianati keponakan tertuaku? Apa yang tadi dia katakan? Kamu terpukul?"Elena, "..."Mengapa pria ini begitu pintar?Elena memang ingin membalas dendam kepada Kaedyn.Wanita terkadang picik.Elena menyimpulkannya dengan mengatakan, "Bukan aku yang berselingkuh, tapi dia. Kami sama-sama selingkuh, ini namanya adil."Elena mungkin telah dipaksa keluar dari sifat pemberontaknya oleh Kaedyn dan yang lainnya.Dia menjadi makin berani.Nyalinya menjadi besar.Mungkin dia memendam kekesalan.Nathan terdiam oleh kata-kata Elena
Nathan menggigit bibir merah Elena, lalu menggendong wanita tersebut pergi mencuci muka dan mandi....Keesokan harinya, ketika Elena bangun, dia sendirian di tempat tidur.Ini melegakannya.Dia melihat gaun wanita lengan panjang di samping tempat tidur, serta satu set pakaian dalam.Ketika dia melihat ke cermin, Elena menemukan tanda-tanda merah di tubuhnya. Dia tidak sanggup melihatnya.Elena mengganti pakaiannya, lalu keluar dari kamar tidur. Dia melihat Nathan yang sepertinya sedang mengadakan rapat online.Nathan melihat ke arahnya.Elena menunjuk pintu yang artinya aku akan pergi.Tak disangka, Nathan berkata, "Jangan lupa transfer biaya jasa gigolo kepadaku."Elena, "..."Beberapa orang dalam rapat itu tiba-tiba menghentikan rapat ketika mendengar bos mereka berbicara.Mereka tidak melakukan tindakan mencurigakan, hanya menunggu dengan hormat."Ya."Mereka mendengar suara lembut dan serak seorang wanita.Nathan menambahkan, "Ada sarapan di atas meja. Makanlah sebelum pergi."Ele
Di pesawat, Brandon menoleh ke arah pria yang sedang membaca buku kedokteran itu sambil bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba mau pergi ke Kota Orlik?"Nathan bisa pergi sendiri, kenapa dia harus membawa Brandon?"Melakukan operasi pada pasien."Sekalian melihat seseorang."Tunggu, Bung. Kamu mau melakukan operasi pada pasien, untuk apa mengajakku?"Itulah masalahnya.Nathan mengambil kopi yang dibawakan oleh pramugari, mengucapkan terima kasih, lalu menjawab pertanyaan Brandon, "Tentu saja ada gunanya kamu ikut."Brandon pikir ada masalah yang tidak dapat ditangani oleh Nathan sehingga Nathan ingin meminta Brandon turun tangan. Brandon sempat merasa senang.Tak disangka berguna yang Nathan maksud adalah menyuruh Brandon menjadi kurir.Pekerjaannya setiap hari adalah mengantar makanan dan minuman untuk wanita bernama Elena itu.Brandon protes, "Aku ini punya aset ratusan miliar, perlukah aku turun tangan sendiri untuk melakukan pekerjaan seperti ini?"Nathan mengabaikan protesnya. "Kalau as
Di kantor area pabrik.Kaedyn sedang mengusap matanya ketika dia mendengar ponselnya bergetar.Dia mengambil, membukanya, lalu melihat dua video yang dikirim oleh Elena.Salah satunya adalah video Doreen terjatuh di jamuan makan di Hotel Quaker. Kemudian di video tersebut, ada adegan Elena didorong ke dinding oleh adik Kaedyn.Ketika Kaedyn melihat berita dan pesan yang Elena kirim, ekspresinya Kaedyn pun menjadi gelap.Kaedyn, "Maaf."Elena yang melihat kata itu mencibir, "Aku mau lihat Josh."Dia tidak bisa tenang jika tidak melihat Joshua dengan matanya sendiri.Kaedyn awalnya merasa sedikit menyesal, tetapi ketika dia melihat Elena menggunakan kesempatan untuk meminta bertemu Joshua, Kaedyn membalas pesan dengan kesal, "Boleh."Area pabrik sangat luas.Elena membawa Doreen ke kantor sementara Kaedyn, lalu membawa kotak makan termos ke ruang makan.Ketika Kaedyn melihat Doreen datang, matanya tertuju pada kaki Doreen yang terluka dengan sedikit tidak senang. "Bukannya memulihkan dir
Elena pamit kepada Larsen dan yang lainnya sebelum mengikuti Martin ke mobil lain."Elena, kamu baik-baik saja?"Martin awalnya mengira Kaedyn menyukai Elena, tetapi apa yang terjadi selama ini membuatnya berpikir bahwa dia mungkin salah.Kaedyn selalu mencintai Doreen."Ya." Elena tersenyum tulus. "Kalau mereka akhirnya menikah, aku akan mengucapkan selamat kepada mereka."Martin menyadari bahwa Elena serius, dia pun turut senang. Dia tersenyum dan berkata, "Baguslah kalau kamu sudah melepaskannya, toh pria ada di mana-mana."Sekitar pukul tujuh malam, mobil tiba di hotel.Elena mengucapkan selamat malam kepada Martin, kemudian menggesek kartunya untuk masuk ke dalam kamar.Saat lampu dinyalakan, dia terkejut karena melihat pria itu duduk di sofa. Elena segera menutup pintu.Nathan membuka matanya, kemudian dia berkata dengan suara serak, "Sudah pulang.""Kenapa kamu datang ke Kota Orlik? Bukan, bagaimana kamu masuk?"Nathan bersandar di sofa, tangannya dengan santai bertumpu pada san
Kaedyn tadi mendengar manajer Doreen mengatakan bahwa dia melihat seorang pria masuk ke dalam kamar Elena.Dia menelepon Martin untuk memeriksa keamanan Elena.Wajah Elena penuh dengan pertanyaan. "Aku baik-baik saja. Apakah terjadi sesuatu?"Martin menjelaskan, "Manajernya Doreen melihat seorang pria masuk ke dalam kamarmu, jadi Kae meneleponku untuk memeriksanya.""Oh, nggak apa-apa. Pria itu temanku."Setelah mengetahuinya dan melihat Elena baik-baik saja, Martin pun melapor kepada Kaedyn.Ketika Martin datang untuk melapor ke Kaedyn, Doreen tidak ada di ruang tamu."Sekretaris Elena bilang, pria itu temannya.""Teman?" Kaedyn mengulangi kata itu, lalu dia berkata dengan nada dingin, "Oke, pergilah istirahat, Pak Martin. Terima kasih."Martin jelas menyadari ketidaksenangan Kaedyn, tetapi dia pergi tanpa berpikir terlalu banyak.Di sisi lain.Elena memanggil Nathan. Melihat pria itu tidak keluar dari kamar mandi, Elena pun membuka pintu kamar mandi. "Ka .... Ah!"Dia berseru, lalu s
Nathan sangat tinggi, tingginya sekitar 189 sentimeter.Tinggi Elena adalah 170 sentimeter.Elena mengulurkan tangannya, berjinjit, lalu memeluk leher Nathan.Nathan mengangkat sebelah alisnya. Dia mungkin kasihan dengan Elena yang harus berjinjit.Jadi, Nathan bersikap kooperatif dengan membungkuk.Tatapan Nathan yang dalam menatap mata Elena."Tuan Nathan, kamu ingin menjadi simpananku? Kakak Simpanan?"Nafas Elena mendekati Nathan, bibir merahnya tidak benar-benar menyentuh pria itu.Ada sedikit jarak di antara mereka.Tatapan Elena penuh kasih sayang.Suaranya lembut.Nathan mendengus.Hanya Elena yang berani menggodanya, lalu ingin menarik diri.Nathan menekan Elena ke dinding, mencekal pergelangan tangan wanita itu. Napasnya menerpa wajah Elena.Cahaya kuning redup di atas menyinari Elena hingga dia menyipitkan matanya.Elena mengangkat lehernya.Matanya melihat handuk Nathan."Coba panggil 'kakak simpanan' lagi, hm?""Kalau kamu nggak mau nggak bisa bangun besok pagi, bersikapla
Elena berkata dengan tenang, "Terima kasih."Saat Kaedyn dan Elena melakukan panggilan video dengan sang nenek, Doreen duduk di sisi lain sofa, menghindari kamera video.Dia melirik Elena yang duduk di sebelah Kaedyn, lalu menunduk, mendengarkan percakapan mereka."Kae, El, kalian telah bekerja keras selama ini. Apakah anggota keluarga almarhum telah ditenangkan?"Neneknya Kaedyn juga khawatir dengan kebakaran yang terjadi di pabrik Taman Sains dan Teknologi di Kota Orlik.Saham perusahaan kini sedang anjlok, tetapi untungnya tidak terus menurun."Semua anggota keluarga setuju untuk menerima kompensasi dan bantuan, tetapi ada anggota keluarga almarhum yang sedikit sulit dihadapi." Kaedyn menoleh ke arah Elena.Elena menambahkan, "Orang-orang yang diutus ke sana menemukan kalau istri Tuan Carroll kurang sehat, kerabat mereka nggak bisa diandalkan. Kalau istrinya meninggal, walaupun ada kompensasi yang begitu besar, putri mereka mungkin nggak akan hidup senang."Akhir-akhir ini media men