Kaedyn tadi mendengar manajer Doreen mengatakan bahwa dia melihat seorang pria masuk ke dalam kamar Elena.Dia menelepon Martin untuk memeriksa keamanan Elena.Wajah Elena penuh dengan pertanyaan. "Aku baik-baik saja. Apakah terjadi sesuatu?"Martin menjelaskan, "Manajernya Doreen melihat seorang pria masuk ke dalam kamarmu, jadi Kae meneleponku untuk memeriksanya.""Oh, nggak apa-apa. Pria itu temanku."Setelah mengetahuinya dan melihat Elena baik-baik saja, Martin pun melapor kepada Kaedyn.Ketika Martin datang untuk melapor ke Kaedyn, Doreen tidak ada di ruang tamu."Sekretaris Elena bilang, pria itu temannya.""Teman?" Kaedyn mengulangi kata itu, lalu dia berkata dengan nada dingin, "Oke, pergilah istirahat, Pak Martin. Terima kasih."Martin jelas menyadari ketidaksenangan Kaedyn, tetapi dia pergi tanpa berpikir terlalu banyak.Di sisi lain.Elena memanggil Nathan. Melihat pria itu tidak keluar dari kamar mandi, Elena pun membuka pintu kamar mandi. "Ka .... Ah!"Dia berseru, lalu s
Nathan sangat tinggi, tingginya sekitar 189 sentimeter.Tinggi Elena adalah 170 sentimeter.Elena mengulurkan tangannya, berjinjit, lalu memeluk leher Nathan.Nathan mengangkat sebelah alisnya. Dia mungkin kasihan dengan Elena yang harus berjinjit.Jadi, Nathan bersikap kooperatif dengan membungkuk.Tatapan Nathan yang dalam menatap mata Elena."Tuan Nathan, kamu ingin menjadi simpananku? Kakak Simpanan?"Nafas Elena mendekati Nathan, bibir merahnya tidak benar-benar menyentuh pria itu.Ada sedikit jarak di antara mereka.Tatapan Elena penuh kasih sayang.Suaranya lembut.Nathan mendengus.Hanya Elena yang berani menggodanya, lalu ingin menarik diri.Nathan menekan Elena ke dinding, mencekal pergelangan tangan wanita itu. Napasnya menerpa wajah Elena.Cahaya kuning redup di atas menyinari Elena hingga dia menyipitkan matanya.Elena mengangkat lehernya.Matanya melihat handuk Nathan."Coba panggil 'kakak simpanan' lagi, hm?""Kalau kamu nggak mau nggak bisa bangun besok pagi, bersikapla
Elena berkata dengan tenang, "Terima kasih."Saat Kaedyn dan Elena melakukan panggilan video dengan sang nenek, Doreen duduk di sisi lain sofa, menghindari kamera video.Dia melirik Elena yang duduk di sebelah Kaedyn, lalu menunduk, mendengarkan percakapan mereka."Kae, El, kalian telah bekerja keras selama ini. Apakah anggota keluarga almarhum telah ditenangkan?"Neneknya Kaedyn juga khawatir dengan kebakaran yang terjadi di pabrik Taman Sains dan Teknologi di Kota Orlik.Saham perusahaan kini sedang anjlok, tetapi untungnya tidak terus menurun."Semua anggota keluarga setuju untuk menerima kompensasi dan bantuan, tetapi ada anggota keluarga almarhum yang sedikit sulit dihadapi." Kaedyn menoleh ke arah Elena.Elena menambahkan, "Orang-orang yang diutus ke sana menemukan kalau istri Tuan Carroll kurang sehat, kerabat mereka nggak bisa diandalkan. Kalau istrinya meninggal, walaupun ada kompensasi yang begitu besar, putri mereka mungkin nggak akan hidup senang."Akhir-akhir ini media men
Doreen berdiri dengan satu kaki di luar bangsal. Dia melihat melalui jendela.Dia melihat Kaedyn sedang berbicara dengan Elena.Kecemburuan membuncah di hatinya.Dia mengetuk pintu.Manajernya membantu Doreen duduk di kursi roda, membuka pintu bangsal, lalu masuk."Sekretaris Elena, terima kasih banyak telah menyelamatkan Kae hari ini." Doreen meletakkan kotak makan di nakas. "Aku membawakan makanan untuk kalian."Elena memandang Doreen sambil berkata, "Terima kasih. Siapa pun itu, aku akan menolongnya."Jadi, Elena tidak melakukannya untuk Kaedyn.Doreen tidak memercayai apa yang dikatakan Elena.Dia merasa bahwa Elena masih mencintai Kaedyn.Memikirkan hal ini, Doreen hanya merasa tertekan.Terutama ketika dia mendengar Kaedyn telah mengatur pesawat pribadi guna mengantar Elena kembali ke Kota Burgan untuk memulihkan diri.Hal ini membuat Doreen sedikit gelisah.Terkadang firasat wanita lebih sensitif dibandingkan pria yang tidak sensitif secara emosional.Doreen tidak mau mengakui b
Elena berkata dengan lemah, "Kalau saat itu orangnya kamu, aku juga akan mengulurkan tangan."Tindakan Elena untuk menyelamatkan orang itu dilakukan secara refleks. Selain itu jika sesuatu terjadi pada Kaedyn, Elena tidak tahu apa yang akan terjadi dengan pengobatan adiknya.Elena tidak menyelamatkan Kaedyn karena Elena mencintainya.Namun, sepertinya tidak ada memercayainya."Media ini suka menulis sembarangan."Perkataan Elena sebelumnya mereda sebagian amarah Nathan.Nathan tidak pernah menyangka bahwa suatu hari dia akan menjadi simpanan wanita yang sudah menikah, bahkan merasa sedikit cemburu tanpa alasan.Setengah amarahnya yang tersisa akan Nathan lampiaskan pada Elena lain kali."Kaedyn mengatur penerbangan untuk membawaku kembali ke Kota Burgan besok."Ketika Nathan mendengarnya, dia tersenyum. Dia mengeluarkan ponselnya lalu langsung menelepon seseorang. "Atur penerbangan ke Kota Burgan untukku malam ini."Dia menutup telepon, kemudian tatapannya menjadi gelap. "Aku akan meng
Pesawat tiba di Kota Burgan tepat pukul delapan malam.Elena meminum obat penghilang rasa sakit yang memiliki efek mengantuk.Tidak lama setelah pesawat lepas landas, dia tertidur.Nathan melihat Elena sudah tertidur. Nathan takut Elena menyentuh tangannya yang terluka saat tidur, jadi dia menggenggam jemari wanita itu.Kapan pun Elena bergerak, Nathan akan mengetahuinya.Elena masih tidur ketika pesawat mendarat.Nathan dengan hati-hati menggendongnya turun dari pesawat.Dua barisan pengawal berjaga di luar. Leon berjalan mendekat dengan hormat lalu merendahkan suaranya ketika berkata, "Bos, Tuan Besar sudah mengatur orang untuk datang ke Kota Burgan."Tatapan Nathan tampak tenang. "Hm."Di dalam mobil, Leon tidak berani melihat ke jok belakang, jadi dia menaikkan penghalangnya.Di jok belakang.Nathan membiarkan Elena untuk duduk di atas pangkuannya.Dia memeluk wanita itu.Elena sebenarnya sedikit terjaga ketika dia digendong ke dalam mobil, tetapi otaknya masih pusing, jadi dia tid
"Untuk terakhir kalinya."Elena meletakkan teleponnya sambil menyahut.Nathan mengalihkan perhatiannya dengan hal lain. Dia membelai rambut Elena dengan malas. "Aku akan membantumu mencuci rambutmu malam ini."Elena meliriknya dengan curiga. "Nggak perlu, kamu bisa mencari seorang gadis untuk membantuku."Elena tidak begitu percaya bahwa Nathan bisa mencuci rambut panjang perempuan.Dia takut kesakitan."El-el, apakah kamu nggak percaya padaku?" Nathan mengangkat sebelah alisnya, kemudian menyingsingkan lengan bajunya. Dia seperti akan mencuci rambut Elena sekarang. "Aku sangat pandai mencuci rambut panjang.""Apakah kamu sering mencuci rambut perempuan?"Elena tampak bertanya-tanya.Kalau tidak, bagaimana mungkin Nathan pandai melakukannya?Nathan mengetuk kepala Elena dengan jari telunjuknya sambil tersenyum tipis. "Hentikan pikiran di kepalamu. Dulu aku sering mencuci rambut panjangnya Meryl.""Kamu punya adik perempuan? Kakak yang baik."Elena juga menginginkan seorang kakak lelaki
"Kamu benar-benar nggak ingin tahu siapa aku bagi Kak Nathan?"Janine meminta pelayan untuk membawakannya segelas jus.Sikap pelayan itu penuh hormat.Elena memperhatikan sikap pelayan itu."Kalau begitu siapa kamu baginya?" tanya Elena sambil mengangkat alisnya.Melihat Elena sama sekali tidak marah, Janine pun senang. "Kak Nathan sangat menyedihkan. Kamu sama sekali nggak cemburu. Kalau wanita nggak cemburu, itu tandanya dia nggak mencintai pria itu.""Aku cemburu di dalam hati."Elena menjawab dengan tenang.Nathan baru saja masuk, lalu dia mendengar kata-kata Elena.Dia berjalan ke arah Elena, membungkuk lalu mengangkat dagu Elena. "Apakah kamu benar-benar cemburu?"Nathan terkekeh.Dia tahu bahwa El-el-nya tidak cemburu.Elena mungkin memiliki kesan baik terhadap Nathan, tetapi belum sampai tahap cinta.Janine menjadi lebih diam saat Nathan masuk.Nathan memegang tangan Elena.Elena ingin melepaskan diri, tetapi Nathan menahannya dengan kuat.Dia memainkan tangan Elena sembari mem
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat