Kaedyn keluar dari rumah sakit sambil menggendong Doreen yang telah diperiksa, lalu dia segera masuk ke dalam mobil."Lain kali kamu harus berhati-hati. Tangan kirimu belum sembuh total, sekarang kakimu terluka."Doreen berkata dengan lembut, "Jangan marah, aku berjanji akan patuh lain kali. Maaf, aku nggak seharusnya pergi ke jamuan makan malam ini. Aku nggak tahu kalau perjamuannya untuk ...."Dia mengedipkan matanya yang sedikit merah. "Kalau aku tahu, aku nggak akan pergi."Melihat kesedihan Doreen, Kaedyn pun menghela napas. "Maaf, ini salahku, aku membuatmu sedih. Doreen, beri aku waktu setengah tahun lagi, oke?"Kaedyn memeluk Doreen, lalu mencium keningnya."Semua ini salahku. Andaikan aku nggak memilih pergi ke luar negeri. Maaf, Kae." Doreen bersandar pada Kaedyn dengan sedih.Kaedyn tertegun sejenak ketika dia mengingat Elena yang merawatnya selama ini setelah Doreen keluar negeri."Aku berencana untuk pindah dari Perumahan Clurkin dulu. Sekarang semua orang sudah tahu kalau
Elena juga melihat video di ponsel Nathan."..."Elena menundukkan kepalanya sambil menggerakkan kakinya yang agak pegal.Nathan menekan tombol jeda pada video, mengambil sepasang sandal datar yang disiapkan oleh hotel untuk tamu, membungkuk lalu meletakkannya di depan kaki Elena."Ganti."Setelah itu, Nathan kembali menonton video itu.Ketika dia selesai menonton, dia mengerutkan kening sambil bertanya, "Kenapa wanita suka memainkan trik-trik kecil seperti itu?"Elena mengganti sepatunya, mengangkat kepala lalu bertanya balik, "Kenapa pria suka sok pahlawan?"Nathan hanya bisa berkomentar dalam satu kata, "Bodoh."Elena menjulurkan lehernya. "Ini namanya cinta, keindahan ada di mata yang melihatnya.""Ini memang cinta. Simpanan sudah mencari masalah, istri sah masih mencintai si pria bajingan."Nathan tertawa mengejek. Dia memandang Elena seolah sedang melihat budak cinta. Rasanya dia ingin membela otak Elena untuk melihat apa isinya.Elena tanpa sadar menyentuh keningnya. "Aku nggak
Elena mendorong Nathan.Nathan pun menjauhkan bibirnya dari bibir Elena.Tadinya Elena akan marah.Namun, dia melihat bibir tipis Nathan yang ternodai lipstik merahnya, seperti pria centil "Apa maksudmu? Kamu ingin merebut istri keponakan tertuamu?"Kalimat Elena agak sarkas.Nathan duduk di sofa sambil tersenyum. Jubah mandi putihnya sedikit longgar, dadanya yang terbuka sangat seksi.Dia berkata, "Bukankah itu alasan kamu ingin tinggal di sini? Ingin merayuku agar mengkhianati keponakan tertuaku? Apa yang tadi dia katakan? Kamu terpukul?"Elena, "..."Mengapa pria ini begitu pintar?Elena memang ingin membalas dendam kepada Kaedyn.Wanita terkadang picik.Elena menyimpulkannya dengan mengatakan, "Bukan aku yang berselingkuh, tapi dia. Kami sama-sama selingkuh, ini namanya adil."Elena mungkin telah dipaksa keluar dari sifat pemberontaknya oleh Kaedyn dan yang lainnya.Dia menjadi makin berani.Nyalinya menjadi besar.Mungkin dia memendam kekesalan.Nathan terdiam oleh kata-kata Elena
Nathan menggigit bibir merah Elena, lalu menggendong wanita tersebut pergi mencuci muka dan mandi....Keesokan harinya, ketika Elena bangun, dia sendirian di tempat tidur.Ini melegakannya.Dia melihat gaun wanita lengan panjang di samping tempat tidur, serta satu set pakaian dalam.Ketika dia melihat ke cermin, Elena menemukan tanda-tanda merah di tubuhnya. Dia tidak sanggup melihatnya.Elena mengganti pakaiannya, lalu keluar dari kamar tidur. Dia melihat Nathan yang sepertinya sedang mengadakan rapat online.Nathan melihat ke arahnya.Elena menunjuk pintu yang artinya aku akan pergi.Tak disangka, Nathan berkata, "Jangan lupa transfer biaya jasa gigolo kepadaku."Elena, "..."Beberapa orang dalam rapat itu tiba-tiba menghentikan rapat ketika mendengar bos mereka berbicara.Mereka tidak melakukan tindakan mencurigakan, hanya menunggu dengan hormat."Ya."Mereka mendengar suara lembut dan serak seorang wanita.Nathan menambahkan, "Ada sarapan di atas meja. Makanlah sebelum pergi."Ele
Di pesawat, Brandon menoleh ke arah pria yang sedang membaca buku kedokteran itu sambil bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba mau pergi ke Kota Orlik?"Nathan bisa pergi sendiri, kenapa dia harus membawa Brandon?"Melakukan operasi pada pasien."Sekalian melihat seseorang."Tunggu, Bung. Kamu mau melakukan operasi pada pasien, untuk apa mengajakku?"Itulah masalahnya.Nathan mengambil kopi yang dibawakan oleh pramugari, mengucapkan terima kasih, lalu menjawab pertanyaan Brandon, "Tentu saja ada gunanya kamu ikut."Brandon pikir ada masalah yang tidak dapat ditangani oleh Nathan sehingga Nathan ingin meminta Brandon turun tangan. Brandon sempat merasa senang.Tak disangka berguna yang Nathan maksud adalah menyuruh Brandon menjadi kurir.Pekerjaannya setiap hari adalah mengantar makanan dan minuman untuk wanita bernama Elena itu.Brandon protes, "Aku ini punya aset ratusan miliar, perlukah aku turun tangan sendiri untuk melakukan pekerjaan seperti ini?"Nathan mengabaikan protesnya. "Kalau as
Di kantor area pabrik.Kaedyn sedang mengusap matanya ketika dia mendengar ponselnya bergetar.Dia mengambil, membukanya, lalu melihat dua video yang dikirim oleh Elena.Salah satunya adalah video Doreen terjatuh di jamuan makan di Hotel Quaker. Kemudian di video tersebut, ada adegan Elena didorong ke dinding oleh adik Kaedyn.Ketika Kaedyn melihat berita dan pesan yang Elena kirim, ekspresinya Kaedyn pun menjadi gelap.Kaedyn, "Maaf."Elena yang melihat kata itu mencibir, "Aku mau lihat Josh."Dia tidak bisa tenang jika tidak melihat Joshua dengan matanya sendiri.Kaedyn awalnya merasa sedikit menyesal, tetapi ketika dia melihat Elena menggunakan kesempatan untuk meminta bertemu Joshua, Kaedyn membalas pesan dengan kesal, "Boleh."Area pabrik sangat luas.Elena membawa Doreen ke kantor sementara Kaedyn, lalu membawa kotak makan termos ke ruang makan.Ketika Kaedyn melihat Doreen datang, matanya tertuju pada kaki Doreen yang terluka dengan sedikit tidak senang. "Bukannya memulihkan dir
Elena pamit kepada Larsen dan yang lainnya sebelum mengikuti Martin ke mobil lain."Elena, kamu baik-baik saja?"Martin awalnya mengira Kaedyn menyukai Elena, tetapi apa yang terjadi selama ini membuatnya berpikir bahwa dia mungkin salah.Kaedyn selalu mencintai Doreen."Ya." Elena tersenyum tulus. "Kalau mereka akhirnya menikah, aku akan mengucapkan selamat kepada mereka."Martin menyadari bahwa Elena serius, dia pun turut senang. Dia tersenyum dan berkata, "Baguslah kalau kamu sudah melepaskannya, toh pria ada di mana-mana."Sekitar pukul tujuh malam, mobil tiba di hotel.Elena mengucapkan selamat malam kepada Martin, kemudian menggesek kartunya untuk masuk ke dalam kamar.Saat lampu dinyalakan, dia terkejut karena melihat pria itu duduk di sofa. Elena segera menutup pintu.Nathan membuka matanya, kemudian dia berkata dengan suara serak, "Sudah pulang.""Kenapa kamu datang ke Kota Orlik? Bukan, bagaimana kamu masuk?"Nathan bersandar di sofa, tangannya dengan santai bertumpu pada san
Kaedyn tadi mendengar manajer Doreen mengatakan bahwa dia melihat seorang pria masuk ke dalam kamar Elena.Dia menelepon Martin untuk memeriksa keamanan Elena.Wajah Elena penuh dengan pertanyaan. "Aku baik-baik saja. Apakah terjadi sesuatu?"Martin menjelaskan, "Manajernya Doreen melihat seorang pria masuk ke dalam kamarmu, jadi Kae meneleponku untuk memeriksanya.""Oh, nggak apa-apa. Pria itu temanku."Setelah mengetahuinya dan melihat Elena baik-baik saja, Martin pun melapor kepada Kaedyn.Ketika Martin datang untuk melapor ke Kaedyn, Doreen tidak ada di ruang tamu."Sekretaris Elena bilang, pria itu temannya.""Teman?" Kaedyn mengulangi kata itu, lalu dia berkata dengan nada dingin, "Oke, pergilah istirahat, Pak Martin. Terima kasih."Martin jelas menyadari ketidaksenangan Kaedyn, tetapi dia pergi tanpa berpikir terlalu banyak.Di sisi lain.Elena memanggil Nathan. Melihat pria itu tidak keluar dari kamar mandi, Elena pun membuka pintu kamar mandi. "Ka .... Ah!"Dia berseru, lalu s
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat