"Semuanya, cepat pilih kandidat nomor 13, Diego!""Semuanya, ini waktunya menjadi kaya raya! Kalau melewatkannya, kalian bakal nyesal!""Apa ada yang bisa meminjamkanku harta karunnya? Setelah mendapat Batu Spiritual, akan kubayar bersama bunga!"Para pejudi sibuk berteriak. Mereka mempertaruhkan semua barang berharga yang dimiliki. Suasana menjadi sangat heboh. Menurut para pejudi ini, mereka tidak akan rugi sepeser pun. Itu sebabnya, makin besar taruhan mereka akan makin baik."Hei! Minggir! Kami duluan datang! Kami duluan bertaruh!" Situasi mulai kacau karena para pejudi makin ramai.Elio dan Yuki hanya lebih lambat selangkah, tetapi depan meja judi sudah dipenuhi lautan manusia. Mereka terpaksa berdesakan di tengah-tengah kerumunan.Siapa juga yang ingin melewatkan kesempatan emas seperti ini? Namun, hanya tersisa 5 menit dari pertarungan ronde lima. Jika taruhan ditutup, mereka akan rugi besar. Makanya, para pejudi sibuk berdesakan tanpa sempat memedulikan citra masing-masing lagi
Ketika melihat tombak yang hendak menikamnya, Astor hanya menyunggingkan senyuman. Saat berikutnya, dia maju untuk menyambut serangan lawan.Klang! Pedang dan tombak berbenturan, menghasilkan lingkaran riak energi. Riak menyapu seperti gelombang, membuat angin kencang bertiup.Keduanya berdiri tegak di tempat masing-masing tanpa berniat mengalah sedikit pun. Diego masih memegang tombak dengan kedua tangan. Energi sejati terus memancar keluar. Dia ingin memukul mundur Astor dengan kekuatan dahsyatnya.Anehnya, tidak peduli bagaimana Diego mengerahkan kekuatan dan energi sejati, Astor sama sekali tidak mundur. Pedang dan tombak terus menekan satu sama lain. Tekanan dan benturan sampai mengeluarkan suara ledakan yang bertubi-tubi. Pada saat yang sama, tombak dan pedang berangsur menjadi bengkok."Hm?" Diego mengernyit. Tebersit keterkejutan pada tatapannya. Dia adalah salah satu dari sepuluh genius di Organisasi Mondial. Kemampuannya diakui semua orang. Di Grup C, dia seharusnya tak terka
Semua orang termangu melihat Diego yang tiba-tiba terjatuh. Satu per satu membelalakkan mata dengan tidak percaya.Tidak ada yang menyangka, seseorang yang merupakan salah satu dari sepuluh genius di Organisasi Mondial, malah dikalahkan oleh seseorang tak dikenal.Dengan kekuatan Diego, dia seharusnya bisa mengalahkan semua kandidat yang berada di Grup C. Lantas, kenapa dia malah kalah telak sekarang? Sebenarnya Diego yang lemah atau Astor yang terlalu hebat?"Gawat! Kali ini benar-benar gawat!""Sialan! Sebenarnya apa yang dilakukan Diego ini? Masa kalah dari pesilat tak dikenal? Benar-benar sampah!""Genius Organisasi Mondial apanya? Aku rasa dia cuma seorang pecundang!""Diego! Berengsek kamu! Aku berakhir tragis gara-gara kamu!""Kalah! Aku kalah! Batu Spiritualku!"Setelah hening sesaat, seluruh arena dipenuhi ratapan dan makian. Kekalahan Diego membuat para pejudi menderita kerugian besar. Semua Batu Spiritual mereka sirna begitu saja. Bahkan, ada yang mengambil pinjaman dengan h
Ketika melihat tatapan Elio yang dipenuhi penantian, Elsa tak kuasa mengernyit. "Elio, berhenti berjudi. Kalau nggak, kamu akan terjerumus makin dalam."Pejudi tidak akan pernah merasa puas. Menang tetap berjudi, kalah tetap berjudi. Tidak akan ada habisnya hingga akhirnya mereka tersesat dan kehilangan segalanya.Kini, Elio sudah menunjukkan tanda-tanda kecanduan. Jika tidak segera dihentikan, akibatnya akan fatal."Kak, sekali lagi saja. Aku janji ini yang terakhir. Kalau menang, aku akan berhenti," janji Elio."Kak, aku juga sama. Aku memberi mereka pedangku. Aku harus ambil pedangku balik," sahut Yuki.Keduanya menatap Elsa lekat-lekat. Elsa bertanya, "Kalian nggak mikir gimana kalau kalah lagi?""Nggak bakal. Kali ini aku akan sangat hati-hati. Aku akan mengamati dulu sebelum bertaruh," jamin Elio."Ya, ya! Tadi kami ditipu. Kalau tahu ditipu, aku nggak bakal ikut pilihannya. Percaya pada kami, kami pasti menang kali ini," pinta Yuki."Kalian masih nggak ngerti ya? Banyak tipu mus
Malam hari, di Gunung Narima, di Restoran Camar. Charlotte yang kaya raya menyewa lantai dua restoran untuk mengadakan pesta. Tentunya, yang diundang hanya Luther dan teman-temannya.Bagaimanapun, kekayaan yang diperolehnya dengan merebut barang-barang milik orang lain bukan sesuatu yang terhormat. Charlotte tidak boleh terlalu mencolok."Paman, hari ini aku senang. Ayo, kita minum sampai puas!" Charlotte menuangkan anggur dan bersulang dengan Luther. Dia meneguknya sampai habis.Luther terkekeh-kekeh dan mengangkat gelasnya. Kemudian, Charlotte berkata dengan ramah kepada Elsa dan lainnya, "Ayo, jangan sungkan-sungkan. Minum saja sepuasnya.""Dilihat dari wajahmu yang begitu berseri-seri, kamu pasti untung banyak hari ini, 'kan?" tanya Ozias dengan tersenyum."Nggak banyak kok, cuma sedikit," sahut Charlotte sambil tersenyum rendah hati."Nona Charlotte sangat beruntung. Setiap kali taruhan makin banyak, kamu berhasil memenangkan semuanya," ujar Elsa dengan nada misterius."Ini nggak
"Aku tahu kamu ada di dalam! Keluar dan terima ajalmu!" Lagi-lagi terdengar bentakan. Saking kuatnya suara itu, air di gelas sampai beriak.Elio dan lainnya menatap Charlotte secara serempak. Di sini, hanya Charlotte yang pantas disebut sebagai siluman. Masalahnya adalah siapa yang nyalinya begitu besar? Berani sekali dia menantang Wanita Suci Sekte Sihir di tempat umum."Semuanya, kalian makan saja. Aku akan membereskannya sendiri." Charlotte tersenyum, lalu mengambil tisu untuk menyeka mulutnya. Kemudian, dia bangkit dengan anggun dan menuruni tangga.Elio dan lainnya bertatapan. Semuanya menuju ke depan jendela untuk melihat situasi di luar. Di luar restoran, terlihat seorang pria bertubuh kekar membawa 20 sampai 30 orang datang. Mereka terus meneriaki Charlotte.Semuanya memegang golok. Ekspresi mereka ganas, seolah-olah ingin memulai pertarungan besar."Eh! Dia itu ...." Yuki mengangkat alisnya. Dia mengenali pria kekar itu. Mereka pernah bertemu di kompetisi. Hanya saja, dia tida
"Kak Hilal, tenang saja. Kami akan menjalankan tugas kami dengan baik. Karena kamu sudah membayar kami, kami akan membantumu menyelesaikan masalah.""Benar. Kamu cuma perlu duduk santai dan lihat gimana kami memberantas siluman untukmu."Clay bersaudara berbicara dengan angkuh, seolah-olah kemenangan berada di tangan mereka."Hei! Kamu dengar itu? Kalau tahu diri, langsung menyerah saja. Kalau nggak, kamu yang bakal mati hari ini!" pekik Hilal sambil memelotot."Ngapain basa-basi? Maju kalau mau bertarung. Cepat sedikit, aku masih mau makan di atas," ucap Charlotte yang mulai tidak sabar."Lancang sekali! Kamu akan merasakan akibatnya nanti!" Clay bersaudara sungguh murka melihat sikap angkuh Charlotte. Mereka langsung mengangkat senjata dan menyerbu ke depan.Senjata kedua pria ini sangat unik. Yang satu adalah kuas hakim, yang satu lagi adalah swipoa besi. Begitu menyapukan tangan ke swipoa itu, sejumlah besar manik swipoa memelesat seperti senjata rahasia.Ketika manik swipoa menyer
"Dasar penyihir! Jangan sombong ya! Beraninya kamu meremehkan Empat Harimau! Tahun depan akan menjadi peringatan kematianmu!""Huh! Empat Harimau mendominasi dunia persilatan selama bertahun-tahun! Kami sudah melawan banyak ahli bela diri! Beraninya wanita sepertimu bicara lancang di hadapan kami! Dasar nggak tahu diri!""Kalau tahu diri, sebaiknya kamu berlutut dan menyerah. Kalau nggak ... kamu pasti akan mati!"Hinaan Charlotte membuat Empat Harimau murka. Mereka langsung berteriak untuk menakutinya. Reputasi Wanita Suci Sekte Sihir memang menakutkan, tetapi mereka bukan orang lemah. Mereka telah melewati banyak rintangan dan tidak takut pada kematian.Lagi pula, Charlotte terlihat sangat muda, paling-paling baru berusia 18 atau 19 tahun. Sekalipun berlatih sejak berada di kandungan ibunya, basis kultivasinya tidak mungkin di atas mereka.Selain itu, Charlotte bertarung sendirian. Tidak akan ada yang melindunginya. Sementara itu, mereka bisa saling mendukung. Sehebat apa pun Charlot
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar