Ketika melihat tombak yang hendak menikamnya, Astor hanya menyunggingkan senyuman. Saat berikutnya, dia maju untuk menyambut serangan lawan.Klang! Pedang dan tombak berbenturan, menghasilkan lingkaran riak energi. Riak menyapu seperti gelombang, membuat angin kencang bertiup.Keduanya berdiri tegak di tempat masing-masing tanpa berniat mengalah sedikit pun. Diego masih memegang tombak dengan kedua tangan. Energi sejati terus memancar keluar. Dia ingin memukul mundur Astor dengan kekuatan dahsyatnya.Anehnya, tidak peduli bagaimana Diego mengerahkan kekuatan dan energi sejati, Astor sama sekali tidak mundur. Pedang dan tombak terus menekan satu sama lain. Tekanan dan benturan sampai mengeluarkan suara ledakan yang bertubi-tubi. Pada saat yang sama, tombak dan pedang berangsur menjadi bengkok."Hm?" Diego mengernyit. Tebersit keterkejutan pada tatapannya. Dia adalah salah satu dari sepuluh genius di Organisasi Mondial. Kemampuannya diakui semua orang. Di Grup C, dia seharusnya tak terka
Semua orang termangu melihat Diego yang tiba-tiba terjatuh. Satu per satu membelalakkan mata dengan tidak percaya.Tidak ada yang menyangka, seseorang yang merupakan salah satu dari sepuluh genius di Organisasi Mondial, malah dikalahkan oleh seseorang tak dikenal.Dengan kekuatan Diego, dia seharusnya bisa mengalahkan semua kandidat yang berada di Grup C. Lantas, kenapa dia malah kalah telak sekarang? Sebenarnya Diego yang lemah atau Astor yang terlalu hebat?"Gawat! Kali ini benar-benar gawat!""Sialan! Sebenarnya apa yang dilakukan Diego ini? Masa kalah dari pesilat tak dikenal? Benar-benar sampah!""Genius Organisasi Mondial apanya? Aku rasa dia cuma seorang pecundang!""Diego! Berengsek kamu! Aku berakhir tragis gara-gara kamu!""Kalah! Aku kalah! Batu Spiritualku!"Setelah hening sesaat, seluruh arena dipenuhi ratapan dan makian. Kekalahan Diego membuat para pejudi menderita kerugian besar. Semua Batu Spiritual mereka sirna begitu saja. Bahkan, ada yang mengambil pinjaman dengan h
Ketika melihat tatapan Elio yang dipenuhi penantian, Elsa tak kuasa mengernyit. "Elio, berhenti berjudi. Kalau nggak, kamu akan terjerumus makin dalam."Pejudi tidak akan pernah merasa puas. Menang tetap berjudi, kalah tetap berjudi. Tidak akan ada habisnya hingga akhirnya mereka tersesat dan kehilangan segalanya.Kini, Elio sudah menunjukkan tanda-tanda kecanduan. Jika tidak segera dihentikan, akibatnya akan fatal."Kak, sekali lagi saja. Aku janji ini yang terakhir. Kalau menang, aku akan berhenti," janji Elio."Kak, aku juga sama. Aku memberi mereka pedangku. Aku harus ambil pedangku balik," sahut Yuki.Keduanya menatap Elsa lekat-lekat. Elsa bertanya, "Kalian nggak mikir gimana kalau kalah lagi?""Nggak bakal. Kali ini aku akan sangat hati-hati. Aku akan mengamati dulu sebelum bertaruh," jamin Elio."Ya, ya! Tadi kami ditipu. Kalau tahu ditipu, aku nggak bakal ikut pilihannya. Percaya pada kami, kami pasti menang kali ini," pinta Yuki."Kalian masih nggak ngerti ya? Banyak tipu mus
Malam hari, di Gunung Narima, di Restoran Camar. Charlotte yang kaya raya menyewa lantai dua restoran untuk mengadakan pesta. Tentunya, yang diundang hanya Luther dan teman-temannya.Bagaimanapun, kekayaan yang diperolehnya dengan merebut barang-barang milik orang lain bukan sesuatu yang terhormat. Charlotte tidak boleh terlalu mencolok."Paman, hari ini aku senang. Ayo, kita minum sampai puas!" Charlotte menuangkan anggur dan bersulang dengan Luther. Dia meneguknya sampai habis.Luther terkekeh-kekeh dan mengangkat gelasnya. Kemudian, Charlotte berkata dengan ramah kepada Elsa dan lainnya, "Ayo, jangan sungkan-sungkan. Minum saja sepuasnya.""Dilihat dari wajahmu yang begitu berseri-seri, kamu pasti untung banyak hari ini, 'kan?" tanya Ozias dengan tersenyum."Nggak banyak kok, cuma sedikit," sahut Charlotte sambil tersenyum rendah hati."Nona Charlotte sangat beruntung. Setiap kali taruhan makin banyak, kamu berhasil memenangkan semuanya," ujar Elsa dengan nada misterius."Ini nggak
"Aku tahu kamu ada di dalam! Keluar dan terima ajalmu!" Lagi-lagi terdengar bentakan. Saking kuatnya suara itu, air di gelas sampai beriak.Elio dan lainnya menatap Charlotte secara serempak. Di sini, hanya Charlotte yang pantas disebut sebagai siluman. Masalahnya adalah siapa yang nyalinya begitu besar? Berani sekali dia menantang Wanita Suci Sekte Sihir di tempat umum."Semuanya, kalian makan saja. Aku akan membereskannya sendiri." Charlotte tersenyum, lalu mengambil tisu untuk menyeka mulutnya. Kemudian, dia bangkit dengan anggun dan menuruni tangga.Elio dan lainnya bertatapan. Semuanya menuju ke depan jendela untuk melihat situasi di luar. Di luar restoran, terlihat seorang pria bertubuh kekar membawa 20 sampai 30 orang datang. Mereka terus meneriaki Charlotte.Semuanya memegang golok. Ekspresi mereka ganas, seolah-olah ingin memulai pertarungan besar."Eh! Dia itu ...." Yuki mengangkat alisnya. Dia mengenali pria kekar itu. Mereka pernah bertemu di kompetisi. Hanya saja, dia tida
"Kak Hilal, tenang saja. Kami akan menjalankan tugas kami dengan baik. Karena kamu sudah membayar kami, kami akan membantumu menyelesaikan masalah.""Benar. Kamu cuma perlu duduk santai dan lihat gimana kami memberantas siluman untukmu."Clay bersaudara berbicara dengan angkuh, seolah-olah kemenangan berada di tangan mereka."Hei! Kamu dengar itu? Kalau tahu diri, langsung menyerah saja. Kalau nggak, kamu yang bakal mati hari ini!" pekik Hilal sambil memelotot."Ngapain basa-basi? Maju kalau mau bertarung. Cepat sedikit, aku masih mau makan di atas," ucap Charlotte yang mulai tidak sabar."Lancang sekali! Kamu akan merasakan akibatnya nanti!" Clay bersaudara sungguh murka melihat sikap angkuh Charlotte. Mereka langsung mengangkat senjata dan menyerbu ke depan.Senjata kedua pria ini sangat unik. Yang satu adalah kuas hakim, yang satu lagi adalah swipoa besi. Begitu menyapukan tangan ke swipoa itu, sejumlah besar manik swipoa memelesat seperti senjata rahasia.Ketika manik swipoa menyer
"Dasar penyihir! Jangan sombong ya! Beraninya kamu meremehkan Empat Harimau! Tahun depan akan menjadi peringatan kematianmu!""Huh! Empat Harimau mendominasi dunia persilatan selama bertahun-tahun! Kami sudah melawan banyak ahli bela diri! Beraninya wanita sepertimu bicara lancang di hadapan kami! Dasar nggak tahu diri!""Kalau tahu diri, sebaiknya kamu berlutut dan menyerah. Kalau nggak ... kamu pasti akan mati!"Hinaan Charlotte membuat Empat Harimau murka. Mereka langsung berteriak untuk menakutinya. Reputasi Wanita Suci Sekte Sihir memang menakutkan, tetapi mereka bukan orang lemah. Mereka telah melewati banyak rintangan dan tidak takut pada kematian.Lagi pula, Charlotte terlihat sangat muda, paling-paling baru berusia 18 atau 19 tahun. Sekalipun berlatih sejak berada di kandungan ibunya, basis kultivasinya tidak mungkin di atas mereka.Selain itu, Charlotte bertarung sendirian. Tidak akan ada yang melindunginya. Sementara itu, mereka bisa saling mendukung. Sehebat apa pun Charlot
"Dasar nggak tahu diri." Charlotte menatap sinis Hilal dan lainnya yang menerjang ke arahnya. Kemudian, dia tiba-tiba mengeluarkan bola besi seukuran kepalan tangan dan melemparkannya dengan kuat.Ini adalah Bunga Pembunuh, salah satu dari delapan senjata rahasia terhebat Sekte Talasi. Di dalam bola besi itu, tersembunyi 888 jarum beracun. Setiap jarumnya dapat menghancurkan energi sejati yang melindungi tubuh.Jika terkena jarum ini, semua pesilat di bawah tingkat master akan kehilangan kemampuan untuk menggerakkan tubuh mereka. Charlotte mendapatkannya dari ahli bela diri Sekte Talasi yang kalah judi. Kebetulan, senjata ini bermanfaat untuknya sekarang.Buzz! Setelah Bunga Pembunuh dilemparkan, terdengar dengungan ringan dan mekanisme di dalam beroperasi dengan cepat. Delapan ratus delapan puluh delapan jarum siap untuk diluncurkan."Huh! Kamu ingin menggunakan senjata rahasia melukai kami? Jangan mimpi!" Tanpa memikirkan kemungkinan apa pun, Hilal langsung menebaskan goloknya ke bol
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk