"Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya, kali ini benar-benar berbeda," kata Toro yang tidak membantah kata-kata godaan wanita berambut pendek itu. Sebagai saudara seperjuangan, sehingga tidak ada yang perlu disembunyikan di antara mereka."Nona Misandari ini memang sangat istimewa. Aku memang belum pernah melihat wajahnya, tapi kesan yang dia berikan adalah seorang wanita cantik yang sangat memesona," kata pria botak kekar yang semangat."Kusman, Nona Misandari adalah wanita yang disukai kapten, sebaiknya kamu jangan punya pikiran yang tidak-tidak," peringatan wanita berambut pendek itu."Apa yang kamu katakan? Aku hanya berbicara sembarangan saja, mana berani aku berebut wanita dengan kapten," kata Kusman sambil tersenyum canggung."Kapten, jarang sekali ada wanita yang membuatmu tertarik seperti ini, jadi jangan ragu dan beranikan saja dirimu. Dengan pesona priamu, pasti nggak akan ada masalah," kata wanita berambut pendek itu dengan penuh percaya diri.Toro menggelengkan
Di dalam penginapan, Luther yang baru saja selesai mengganti pakaian tiba-tiba bersin dan bergumam, "Siapa sebenarnya yang sedang memikirkanku?"Luther menyeka hidungnya, lalu keluar dari kamar dan menuju ke kafetaria di penginapan. Penginapan ini sebelumnya adalah sebuah sekolah dasar, sehingga kafetarianya juga cukup luas. Luasnya sekitar tiga ratus meter persegi dan cukup untuk menampung ratusan orang."Di sini."Begitu masuk ke kafetaria, Luther melihat Misandari melambaikan tangan padanya. Saat mendekat, dia melihat meja sudah dipenuhi dengan beberapa hidangan lezat."Makanan ini dibuat oleh koki kita yang dijamin aman dan enak, jadi kamu bisa makan dengan tenang," jelas Misandari."Kamu memang sangat berhati-hati," kata Luther sambil tersenyum. Tanpa segan-segan lagi, dia langsung duduk dan mulai memakan dengan lahap."Sebaiknya selalu berhati-hati saat berada di tempat asing. Ini adalah daerah pinggiran Gurun Maut, berbagai orang berkumpul di sini. Kalau nggak berhati-hati, kita
Luther dan Misandari yang sedang menyaksikan kejadian ini langsung terkejut dan tidak tahu harus bagaimana merespons saat gadis berkucir itu tiba-tiba berbalik dan menunjuk ke arah mereka."Benar! Setiap hidangan yang mereka makan terlihat sangat lezat dan menarik, tapi hidangan di meja kami ini semuanya sampah!""Aku nggak peduli! Cepat ganti makanan kami. Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau kami marah!"Saat mengatakan itu, para anggota kelompok itu melemparkan makanan di meja mereka hingga berserakan di lantai."Para tamu sekalian, kemampuan kami terbatas, benar-benar nggak sanggup mengganti makanan itu," kata pelayan itu dengan ekspresi sedih dan sangat tertekan."Nggak bisa diganti? Maksudmu, kamu meragukan kami nggak bisa membayarnya?" kata pria berhidung mancung dengan ekspresi muram."Meremehkan orang! Kamu tahu siapa kami? Kami adalah murid dari Sekte Ligiken yang terkenal di dunia persilatan. Kalau menyinggung kami, kami akan langsung menghancurkan tempat ini," kata gadis
"Keterlaluan!" kata gadis berkucir yang makin marah setelah dihina oleh Luther. Tanpa peduli dengan perbedaan kekuatan mereka lagi, dia segera mengerahkan seluruh energi internal di tubuhnya dan menyerang Luther dengan lebih kuat lagi. Namun, entah berapa kali pun dia berusaha, pedangnya tetap tidak bisa bergerak sedikit pun karena dijepit jari-jari Luther dengan erat."Nggak tahu diri." Luther mendengus, lalu jarinya tiba-tiba menekan hingga ujung pedang itu pun langsung patah.Setelah itu, sebuah dorongan kuat membuat gadis berkucir itu terpental sejauh dua hingga tiga meter, lalu terjatuh ke lantai hingga dia merintih kesakitan dan kepalanya pusing."Kak, dia menindasku!" kata gadis berkucir yang kalah itu dan segera meminta bantuan dari orang-orang di sekitarnya."Lancang! Berani-beraninya kamu menyerang adikku, cari mati!" marah pria berhidung mancung itu, lalu tiba-tiba menarik pedangnya dan hendak memberi pelajaran pada Luther."Berhenti!" Pada saat itu, terdengar sebuah terikan
Menghadapi tatapan Khair yang mengancam, Luther sama sekali tidak memedulikannya. Jika tadi tidak ada yang menghalangi, Khair pasti sudah tergeletak di lantai.Setelah mengusir beberapa lalat, Vasuki kembali melanjutkan menikmati makan dan minumannya. Omri dan para murid dari Sekte Gauta juga tidak berani membuat keributan lagi dan segera mencari tempat duduk terdekat.Misandari berdiri, lalu mendekati dan berkata dengan sopan sambil memberi hormat pada Omri, "Para pahlawan, terima kasih atas bantuan kalian tadi."Omri melambaikan tangan dan berkata dengan lantang, "Hanya masalah kecil saja, nggak apa-apa. Aku paling benci orang yang suka menindas orang yang lebih lemah. Misi Sekte Gauta adalah menolong ketidakadilan.""Sekte Gauta memang nggak mengecewakan, setiap anggotanya adalah orang-orang yang berjiwa ksatria. Kalau kalian nggak keberatan, ayo berbagi meja dan minum bersama. Kebetulan aku punya beberapa botol anggur yang sangat bagus," kata Misandari mengundang Omri dan yang lain
Misandari tersenyum dan mengangkat gelasnya. "Ayo minum. Jangan sungkan, harus nikmati makan dan minum sepuasnya."Menghadapi berbagai hidangan lezat, para murid dari Sekte Gauta tidak segan-segan dan menikmatinya dengan lahap.Setelah menikmati beberapa gelas anggur dan berbagai hidangan, hubungan antara kedua belah pihak menjadi lebih akrab."Nona Misandari, Luther, dilihat dari penampilan kalian, sepertinya kalian bukan penduduk lokal. Apa kalian juga datang untuk mencari harta karun?" tanya Omri."Benar. Aku dengar ada harta karun yang tersembunyi di Gurun Maut, jadi aku membawa beberapa orang untuk mencoba keberuntungan dan sekalian berlatih," kata Misandari yang tidak membantah.Hampir semua orang yang datang ke Gurun Maut ini bertujuan untuk mencari harta karun, sehingga semuanya sudah saling memahami. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang bodoh sampai datang berwisata di lingkungan yang berbahaya dan keras seperti ini."Nona Misandari, jangan salahkan aku terlalu cerewet. Gur
Begitu mendengar berita itu, Misandari langsung bersemangat dan bertanya, "Apa? Ada orang yang keluar? Siapa dia? Di mana dia sekarang?"Oasis yang misterius itu penuh dengan ketidakpastian. Jika ada orang yang berhasil keluar dengan selamat, orang itu pasti memiliki informasi yang berharga. Siapa pun yang bisa mendapatkan informasi itu bukan hanya akan mengurangi kerugiannya, tetapi peluang untuk berhasil dalam pencarian harta karun juga akan meningkat drastis."Orang ini bernama Zafran, murid dari Sekte Panca yang mahir dalam teknik melarikan diri. Tiga hari yang lalu, dia masuk ke oasis dan nggak ada kabarnya. Tapi, tadi dia kembali ke desa gurun dengan terluka parah dan sekarang sudah dibawa pulang kepala desa untuk dirawat," jawab Toro.Omri mengernyitkan alis. "Zafran dari Sekte Panca? Aku pernah dengar tentang orang ini. Dia cukup terkenal di dunia persilatan dan kemampuannya sudah mencapai tingkat sejati tahap akhir. Bisa dibilang, dia adalah seorang genius."Sekte Panca tidak
"Omong kosong! Ini adalah kaca giok hijau kekaisaran dan barang antik juga, jadi nilainya sangat tinggi," kata Toro dengan kesal."Nilainya sangat tinggi? Ternyata memang barang berharga!" kata pria paruh baya itu dengan ekspresi gembira, lalu segera menyimpan gelang giok itu dengan hati-hati."Kami buru-buru datang ke sini, jadi nggak membawa barang lain. Gelang ini termasuk berharga, aku harap kamu menyukainya," kata Misandari sambil tersenyum."Nona, karena kamu begitu tulus, aku terpaksa membantu kalian melapor pada kepala desa. Tapi, dia mau bertemu dengan kalian atau nggak, itu di luar kendaliku," kata pria paruh baya itu dengan hati-hati."Terima kasih, Paman," kata Misandari sambil menganggukkan kepala."Baiklah, kamu tunggu sebentar." Tanpa banyak berbicara lagi, pria paruh baya itu langsung berbalik dan masuk ke rumah.Tiga menit kemudian, pria paruh baya itu kembali keluar dengan tersenyum ceria. "Nona, kepala desa kami setuju untuk menemuimu. Tapi, demi keamanan, kamu hanya
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga
Weker yang wajahnya pucat pun diseret pergi. Sejak kejahatannya terungkap, dia sudah dipastikan akan musnah dan bahkan seluruh keluarganya juga akan dihukum. Semua orang yang bersalah akan diadili dan yang tidak bersalah juga akan diminta pertanggungjawabannya jika pernah menikmati hasil kejahatannya. Bisa dibilang, seluruh keluarganya akan mengalami pembersihan besar-besaran."Wirya, sudah saatnya mengundang tamu utama kita," perintah Huston lagi setelah bekas darah di lantai sudah dibersihkan. Setelah membereskan Weker, target interogasi selanjutnya adalah Loland. Dibandingkan Weker, Loland jauh lebih sulit untuk dihadapi. Bagaimanapun juga, Loland memegang kekuasaan militer yang besar, bisa menjadi masalah besar jika Loland melawan karena merasa terdesak."Aku mengerti."Wirya merespons sambil memberi hormat, lalu segera memerintah bawahannya, "Panggil beberapa orang lagi dan ikuti aku."Loland meraih kedudukannya sebagai seorang jenderal besar dengan prestasinya yang mampu menghada
"Berengsek! Setelah melihat semua bukti kejahatan ini, apa lagi yang ingin kamu katakan?" teriak Huston dengan nada muram.Weker yang sudah ketakutan sampai berkeringat dingin pun berkata dengan terbata-bata, "Pangeran Huston, tolong dengar penjelasanku .... Semua ini palsu, pasti ada orang yang ingin menjebakku. Aku sudah taat hukum selama bertahun-tahun ini, mana mungkin aku melakukan hal kotor seperti ini.""Buktinya sudah jelas, kamu masih berani membantah? Aku rasa kamu nggak akan menyerah kalau nggak terdesak."Huston melambaikan tangannya dan memerintah, "Pengawal, seret dia ke penjara bawah tanah dan siksa dia. Aku ingin lihat seberapa keras mulutnya.""Siap!" jawab sekelompok Tim Penegak Hukum yang langsung masuk dan mengepung Weker.Melihat keadaan itu, Weker akhirnya menjadi panik. Dia langsung berlutut dan mulai terus memohon ampun, "Pangeran Huston, aku mengaku salah. Aku hanya khilaf sesaat. Mohon Pangeran Huston mengingat jasaku yang sudah mengabdi pada Atlandia selama b
Malam pun perlahan-lahan tiba. Saat ini, Huston sedang membaca buku sambil menunggu hasilnya dengan diam di ruang konferensi. Setelah berhasil menghasut Trisno untuk memberontak, mencari bukti kejahatan dari Loland dan Weker hanya masalah waktu.Selama ini, kediaman Raja Atlandia selalu berpura-pura tidak tahu tentang transaksi keuangan yang dilakukan Loland dan Weker. Bagaimanapun juga, seorang pejabat mengambil sedikit keuntungan bukan hal besar.Namun, kali ini berbeda. Loland dan Weker sudah diam-diam merencanakan pembunuhan terhadap Gema, yang berarti mereka sudah meremehkan dan menantang wibawa kediaman Raja Atlandia. Ini adalah pelanggaran yang serius. Jika mereka tidak dihukum dengan tegas, entah akan ada berapa banyak orang lagi yang akan mengikuti jejak mereka kelak."Pangeran Huston." Pada saat itu, Wirya yang merupakan kapten Tim Penegak Hukum bergegas masuk ke dalam ruang konferensi. Napasnya yang terengah-engah menunjukkan dia sudah berlari sepanjang perjalanan ke sini ka
Saat ini, Trisno benar-benar panik. Sebelumnya, dia hanya khawatir akan terseret dalam masalah ini. Namun, sekarang tuduhan besar langsung dijatuhkan kepadanya, membuatnya sungguh kewalahan."Hmph! Bukti sudah sangat jelas, kamu masih berani menyangkal? Apa aku harus menggunakan penyiksaan agar kamu mau bicara?" bentak Huston dengan tegas."Pangeran! Aku benar-benar nggak bersalah!" Trisno ketakutan hingga hampir menangis. Dia mengangkat tangan dan bersumpah, "Aku bersumpah, kalau aku benar-benar terlibat dalam pembunuhan Gema, aku akan disambar petir dan nggak akan pernah terlahir kembali!""Kalau sumpah itu berguna, lalu buat apa ada tim penegak hukum?" Ekspresi Huston tetap dingin. "Karena kamu adalah pejabat senior di Atlandia, aku memberimu kesempatan untuk mengaku. Kalau kamu mengaku, hukumannya akan lebih ringan. Kalau kamu tetap bersikeras, jangan salahkan aku kalau kamu berakhir di Penjara Iblis!"Begitu mendengar kata Penjara Iblis, tubuh Trisno langsung gemetaran hebat. Deng
Sepuluh menit kemudian, Loland kembali dipersilakan keluar dari ruangan nomor 1 gedung A. Namun, dibandingkan sebelumnya, sikap Wirya berubah 180 derajat, menjadi sangat ramah."Jenderal, Pangeran sudah menyelidiki semuanya. Kali ini, masalah ini sama sekali nggak ada hubungannya denganmu. Kami yang telah keliru. Mohon maaf atas kelancangan kami," kata Wirya sambil tersenyum dengan sikap sangat rendah hati."Oh?" Melihat ekspresi penuh sanjungan di wajah Wirya, Loland mengangkat alisnya dan tampak sedikit terkejut.Baru beberapa saat yang lalu, suasana di antara mereka masih begitu tegang. Sekarang, Wirya tiba-tiba menjadi begitu ramah?"Sudah benar-benar diselidiki?" tanya Loland dengan nada menyelidik."Tentu! Berdasarkan penyelidikan kami, hilangnya Gema disebabkan oleh pembalasan dendam dari musuhnya di Midyar," ujar Wirya dengan wajah serius."Selama ini Gema bertindak semena-mena di luar dan menimbulkan banyak masalah. Dia pantas mendapatkan semua ini. Alasan Pangeran menyelidiki