Perubahan Toro yang mendadak membuat Luther tertegun sejenak dan tiba-tiba merasa bingung. Dia yakin ini pertama kalinya mereka bertemu dan tidak memiliki dendam, tetapi Toro tampaknya meremehkan dia."Kapten Toro, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Luther dengan tenang dan perlahan-lahan menurunkan tangannya."Belum pernah," jawab Toro dengan ekspresi dingin."Kalau nggak pernah, mengapa kamu berbicara seperti ini?" tanya Luther kembali.Toro berkata dengan nada penuh tanggung jawab, "Aku hanya berpikir untuk kepentingan Nona Misandari. Gurun Maut ini sangat berbahaya, hampir semua orang yang masuk akan mati. Kalau nggak punya kekuatan, pengetahuan profesional, dan pengalaman, orang biasa nggak akan bertahan lebih dari sehari.""Nona Misandari sudah mengeluarkan banyak yang untuk menyewaku, aku tentu saja bertanggung jawab atas keselamatannya. Dilihat dari postur tubuh dan gerakanmu, jelas bukan pengawal profesional. Jadi, aku sangat meragukan kemampuanmu. Aku khawatir nanti k
"Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya, kali ini benar-benar berbeda," kata Toro yang tidak membantah kata-kata godaan wanita berambut pendek itu. Sebagai saudara seperjuangan, sehingga tidak ada yang perlu disembunyikan di antara mereka."Nona Misandari ini memang sangat istimewa. Aku memang belum pernah melihat wajahnya, tapi kesan yang dia berikan adalah seorang wanita cantik yang sangat memesona," kata pria botak kekar yang semangat."Kusman, Nona Misandari adalah wanita yang disukai kapten, sebaiknya kamu jangan punya pikiran yang tidak-tidak," peringatan wanita berambut pendek itu."Apa yang kamu katakan? Aku hanya berbicara sembarangan saja, mana berani aku berebut wanita dengan kapten," kata Kusman sambil tersenyum canggung."Kapten, jarang sekali ada wanita yang membuatmu tertarik seperti ini, jadi jangan ragu dan beranikan saja dirimu. Dengan pesona priamu, pasti nggak akan ada masalah," kata wanita berambut pendek itu dengan penuh percaya diri.Toro menggelengkan
Di dalam penginapan, Luther yang baru saja selesai mengganti pakaian tiba-tiba bersin dan bergumam, "Siapa sebenarnya yang sedang memikirkanku?"Luther menyeka hidungnya, lalu keluar dari kamar dan menuju ke kafetaria di penginapan. Penginapan ini sebelumnya adalah sebuah sekolah dasar, sehingga kafetarianya juga cukup luas. Luasnya sekitar tiga ratus meter persegi dan cukup untuk menampung ratusan orang."Di sini."Begitu masuk ke kafetaria, Luther melihat Misandari melambaikan tangan padanya. Saat mendekat, dia melihat meja sudah dipenuhi dengan beberapa hidangan lezat."Makanan ini dibuat oleh koki kita yang dijamin aman dan enak, jadi kamu bisa makan dengan tenang," jelas Misandari."Kamu memang sangat berhati-hati," kata Luther sambil tersenyum. Tanpa segan-segan lagi, dia langsung duduk dan mulai memakan dengan lahap."Sebaiknya selalu berhati-hati saat berada di tempat asing. Ini adalah daerah pinggiran Gurun Maut, berbagai orang berkumpul di sini. Kalau nggak berhati-hati, kita
Luther dan Misandari yang sedang menyaksikan kejadian ini langsung terkejut dan tidak tahu harus bagaimana merespons saat gadis berkucir itu tiba-tiba berbalik dan menunjuk ke arah mereka."Benar! Setiap hidangan yang mereka makan terlihat sangat lezat dan menarik, tapi hidangan di meja kami ini semuanya sampah!""Aku nggak peduli! Cepat ganti makanan kami. Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau kami marah!"Saat mengatakan itu, para anggota kelompok itu melemparkan makanan di meja mereka hingga berserakan di lantai."Para tamu sekalian, kemampuan kami terbatas, benar-benar nggak sanggup mengganti makanan itu," kata pelayan itu dengan ekspresi sedih dan sangat tertekan."Nggak bisa diganti? Maksudmu, kamu meragukan kami nggak bisa membayarnya?" kata pria berhidung mancung dengan ekspresi muram."Meremehkan orang! Kamu tahu siapa kami? Kami adalah murid dari Sekte Ligiken yang terkenal di dunia persilatan. Kalau menyinggung kami, kami akan langsung menghancurkan tempat ini," kata gadis
"Keterlaluan!" kata gadis berkucir yang makin marah setelah dihina oleh Luther. Tanpa peduli dengan perbedaan kekuatan mereka lagi, dia segera mengerahkan seluruh energi internal di tubuhnya dan menyerang Luther dengan lebih kuat lagi. Namun, entah berapa kali pun dia berusaha, pedangnya tetap tidak bisa bergerak sedikit pun karena dijepit jari-jari Luther dengan erat."Nggak tahu diri." Luther mendengus, lalu jarinya tiba-tiba menekan hingga ujung pedang itu pun langsung patah.Setelah itu, sebuah dorongan kuat membuat gadis berkucir itu terpental sejauh dua hingga tiga meter, lalu terjatuh ke lantai hingga dia merintih kesakitan dan kepalanya pusing."Kak, dia menindasku!" kata gadis berkucir yang kalah itu dan segera meminta bantuan dari orang-orang di sekitarnya."Lancang! Berani-beraninya kamu menyerang adikku, cari mati!" marah pria berhidung mancung itu, lalu tiba-tiba menarik pedangnya dan hendak memberi pelajaran pada Luther."Berhenti!" Pada saat itu, terdengar sebuah terikan
Menghadapi tatapan Khair yang mengancam, Luther sama sekali tidak memedulikannya. Jika tadi tidak ada yang menghalangi, Khair pasti sudah tergeletak di lantai.Setelah mengusir beberapa lalat, Vasuki kembali melanjutkan menikmati makan dan minumannya. Omri dan para murid dari Sekte Gauta juga tidak berani membuat keributan lagi dan segera mencari tempat duduk terdekat.Misandari berdiri, lalu mendekati dan berkata dengan sopan sambil memberi hormat pada Omri, "Para pahlawan, terima kasih atas bantuan kalian tadi."Omri melambaikan tangan dan berkata dengan lantang, "Hanya masalah kecil saja, nggak apa-apa. Aku paling benci orang yang suka menindas orang yang lebih lemah. Misi Sekte Gauta adalah menolong ketidakadilan.""Sekte Gauta memang nggak mengecewakan, setiap anggotanya adalah orang-orang yang berjiwa ksatria. Kalau kalian nggak keberatan, ayo berbagi meja dan minum bersama. Kebetulan aku punya beberapa botol anggur yang sangat bagus," kata Misandari mengundang Omri dan yang lain
Misandari tersenyum dan mengangkat gelasnya. "Ayo minum. Jangan sungkan, harus nikmati makan dan minum sepuasnya."Menghadapi berbagai hidangan lezat, para murid dari Sekte Gauta tidak segan-segan dan menikmatinya dengan lahap.Setelah menikmati beberapa gelas anggur dan berbagai hidangan, hubungan antara kedua belah pihak menjadi lebih akrab."Nona Misandari, Luther, dilihat dari penampilan kalian, sepertinya kalian bukan penduduk lokal. Apa kalian juga datang untuk mencari harta karun?" tanya Omri."Benar. Aku dengar ada harta karun yang tersembunyi di Gurun Maut, jadi aku membawa beberapa orang untuk mencoba keberuntungan dan sekalian berlatih," kata Misandari yang tidak membantah.Hampir semua orang yang datang ke Gurun Maut ini bertujuan untuk mencari harta karun, sehingga semuanya sudah saling memahami. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang bodoh sampai datang berwisata di lingkungan yang berbahaya dan keras seperti ini."Nona Misandari, jangan salahkan aku terlalu cerewet. Gur
Begitu mendengar berita itu, Misandari langsung bersemangat dan bertanya, "Apa? Ada orang yang keluar? Siapa dia? Di mana dia sekarang?"Oasis yang misterius itu penuh dengan ketidakpastian. Jika ada orang yang berhasil keluar dengan selamat, orang itu pasti memiliki informasi yang berharga. Siapa pun yang bisa mendapatkan informasi itu bukan hanya akan mengurangi kerugiannya, tetapi peluang untuk berhasil dalam pencarian harta karun juga akan meningkat drastis."Orang ini bernama Zafran, murid dari Sekte Panca yang mahir dalam teknik melarikan diri. Tiga hari yang lalu, dia masuk ke oasis dan nggak ada kabarnya. Tapi, tadi dia kembali ke desa gurun dengan terluka parah dan sekarang sudah dibawa pulang kepala desa untuk dirawat," jawab Toro.Omri mengernyitkan alis. "Zafran dari Sekte Panca? Aku pernah dengar tentang orang ini. Dia cukup terkenal di dunia persilatan dan kemampuannya sudah mencapai tingkat sejati tahap akhir. Bisa dibilang, dia adalah seorang genius."Sekte Panca tidak
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru