Misandari tersenyum dan mengangkat gelasnya. "Ayo minum. Jangan sungkan, harus nikmati makan dan minum sepuasnya."Menghadapi berbagai hidangan lezat, para murid dari Sekte Gauta tidak segan-segan dan menikmatinya dengan lahap.Setelah menikmati beberapa gelas anggur dan berbagai hidangan, hubungan antara kedua belah pihak menjadi lebih akrab."Nona Misandari, Luther, dilihat dari penampilan kalian, sepertinya kalian bukan penduduk lokal. Apa kalian juga datang untuk mencari harta karun?" tanya Omri."Benar. Aku dengar ada harta karun yang tersembunyi di Gurun Maut, jadi aku membawa beberapa orang untuk mencoba keberuntungan dan sekalian berlatih," kata Misandari yang tidak membantah.Hampir semua orang yang datang ke Gurun Maut ini bertujuan untuk mencari harta karun, sehingga semuanya sudah saling memahami. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang bodoh sampai datang berwisata di lingkungan yang berbahaya dan keras seperti ini."Nona Misandari, jangan salahkan aku terlalu cerewet. Gur
Begitu mendengar berita itu, Misandari langsung bersemangat dan bertanya, "Apa? Ada orang yang keluar? Siapa dia? Di mana dia sekarang?"Oasis yang misterius itu penuh dengan ketidakpastian. Jika ada orang yang berhasil keluar dengan selamat, orang itu pasti memiliki informasi yang berharga. Siapa pun yang bisa mendapatkan informasi itu bukan hanya akan mengurangi kerugiannya, tetapi peluang untuk berhasil dalam pencarian harta karun juga akan meningkat drastis."Orang ini bernama Zafran, murid dari Sekte Panca yang mahir dalam teknik melarikan diri. Tiga hari yang lalu, dia masuk ke oasis dan nggak ada kabarnya. Tapi, tadi dia kembali ke desa gurun dengan terluka parah dan sekarang sudah dibawa pulang kepala desa untuk dirawat," jawab Toro.Omri mengernyitkan alis. "Zafran dari Sekte Panca? Aku pernah dengar tentang orang ini. Dia cukup terkenal di dunia persilatan dan kemampuannya sudah mencapai tingkat sejati tahap akhir. Bisa dibilang, dia adalah seorang genius."Sekte Panca tidak
"Omong kosong! Ini adalah kaca giok hijau kekaisaran dan barang antik juga, jadi nilainya sangat tinggi," kata Toro dengan kesal."Nilainya sangat tinggi? Ternyata memang barang berharga!" kata pria paruh baya itu dengan ekspresi gembira, lalu segera menyimpan gelang giok itu dengan hati-hati."Kami buru-buru datang ke sini, jadi nggak membawa barang lain. Gelang ini termasuk berharga, aku harap kamu menyukainya," kata Misandari sambil tersenyum."Nona, karena kamu begitu tulus, aku terpaksa membantu kalian melapor pada kepala desa. Tapi, dia mau bertemu dengan kalian atau nggak, itu di luar kendaliku," kata pria paruh baya itu dengan hati-hati."Terima kasih, Paman," kata Misandari sambil menganggukkan kepala."Baiklah, kamu tunggu sebentar." Tanpa banyak berbicara lagi, pria paruh baya itu langsung berbalik dan masuk ke rumah.Tiga menit kemudian, pria paruh baya itu kembali keluar dengan tersenyum ceria. "Nona, kepala desa kami setuju untuk menemuimu. Tapi, demi keamanan, kamu hanya
"Anak muda, kamu belum memeriksa penyakitnya, sudah bilang yakin bisa menyembuhkannya. Kamu ini terlalu sombong," kata dokter desa yang jelas tidak terima dengan kata-kata Luther.Dokter desa itu memang hanya seorang dokter biasa, tetapi dia sudah memiliki pengalaman selama puluhan tahun dan menolong banyak orang. Bahkan dia pun tidak bisa menyembuhkan penyakit ini, bagaimana mungkin anak muda ini bisa melakukannya."Pasien ini punya tiga belas luka luar dan yang paling parah adalah luka tusukan dari dada tembus ke punggung ini. Untungnya, fisiknya cukup kuat, jadi nggak fatal. Yang benar-benar bermasalah adalah racun di tubuhnya. Lima organ dalamnya sudah rusak. Kalau racunnya nggak segera dikeluarkan, pasien nggak akan bertahan sampai besok," jelas Luther tentang kondisi Zafran dengan detail."Bagaimana ... kamu bisa tahu semua ini?" tanya dokter desa itu dengan terkejut. Dia baru bisa mendapatkan kesimpulan tentang kondisi pasien setelah meneliti dan memeriksa nadi pasien. Bagaimana
"Zafran, tenanglah, sekarang kamu sudah aman. Nggak ada yang bisa menyakitimu lagi, jadi nggak perlu takut." Melihat emosi Zafran yang tidak stabil, Misandari segera menenangkannya. Jika Zafran tetap dalam kondisi seperti ini, dia tidak akan bisa mendapat informasi yang berguna.Namun, sekarang Zafran sudah dalam kondisi yang sangat ketakutan dan sama sekali tidak bisa tenang. Dia tetap memegang kepalanya dan terus bergumam sambil gemetar."Dia ... nggak gila, 'kan? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Jasim yang cemas. Dia akhirnya berhasil mendapatkan sumber penghasilannya, tetapi orang itu ternyata tidak waras. Sungguh menyebalkan."Luther, apa ada cara untuk menenangkannya?" tanya Misandari."Caranya mudah." Tanpa banyak berbicara lagi, Luther mengeluarkan sebuah jarum perak dan langsung menusukkannya ke bagian belakang leher Zafran. Seluruh tubuh Zafran pun menjadi kaku, lalu langsung pingsan di tempat tidur dan menjadi tenang."Apa ini cara yang kamu maksud?" tanya Misandari denga
Sekte Drakonas adalah pemimpin dari 3 sekte terbesar di barat daya. Kekuatan mereka jauh lebih hebat daripada Sekte Gauta dan Sekte Ligiken.Penduduk desa tentu tidak berani menyinggung eksistensi seperti ini. Bagaimanapun, jika desa di gurun ingin bertahan, mereka butuh perlindungan Sekte Drakonas."Pak Jasim, terus terang saja, Sekte Drakonas menginginkan orang yang kamu tolong itu. Kalau kamu menyerahkannya kepada kami, Sekte Drakonas akan menjadi temanmu mulai sekarang," ucap Gino sambil mengangkat kepalanya dengan sombong.Sesudah mendengar ini, ekspresi Jasim tampak rumit. Dia awalnya ingin menggunakan Zafran untuk mendapat uang. Tanpa diduga, malah ada begitu banyak kelompok besar yang menginginkannya.Terutama setelah Sekte Drakonas membuka suara, Jasim tidak bisa menolak. Tentu saja, semua ini karena dia tidak memiliki kepercayaan diri."Gino, kita semua punya tujuan yang sama. Nggak cocok kalau kamu mengambil keuntungan sendiri, 'kan?" Khair dari Sekte Ligiken akhirnya bersua
Manusia seharusnya memikirkan keselamatan sendiri. Jasim tidak bisa menyinggung semua kelompok besar ini, jadi hanya bisa melemparkan tanggung jawab kepada Luther. Dengan demikian, hasil akhir tidak berkaitan dengannya lagi."Hm?" Luther mengangkat alisnya saat ditunjuk Jasim. 'Dasar pria tua licik! Sebelumnya kamu gila pujian, tapi sekarang kamu lepas tanggung jawab!'"Hei, serahkan orang di dalam kepadaku, aku bisa memberimu kekayaan," ujar Gino yang menatap Luther. Nada bicaranya terdengar memerintah."Siapa kamu? Apa aku mengenalmu?" tanya Luther dengan tidak acuh."Aku murid kedua Sekte Drakonas, Gino. Asalkan kamu menyerahkannya kepadaku, Sekte Drakonas akan menjadi penyokongmu," sahut Gino dengan angkuh."Gimana kalau aku menolak?" tanya Luther."Menolak? Huh!" Gino mendengus dan meneruskan, "Kalau kamu menolak, berarti kamu melawan Sekte Drakonas. Apa kamu sanggup menanggung konsekuensi seperti ini?"Menurut Gino, Luther hanya tokoh kecil yang lemah. Beraninya dia melawan Sekte
"Omri, lawanmu adalah aku!" seru Khair sembari menghunuskan pedang dan menghalangi jalan Omri.Kekuatan kedua orang ini hampir sama sehingga pertarungan menjadi sangat sengit. Omri ingin membantu Luther, tetapi tidak bisa terlepas dari serangan orang-orang ini. Itu sebabnya, dia hanya bisa menyaksikan murid Sekte Drakonas menyerang Luther.Ketika Omri mengira Luther akan dilumpuhkan oleh musuh, sesuatu yang berada di luar dugaan pun terjadi. Terdengar suara pukulan yang nyaring.Kedua murid Sekte Drakonas yang baru mendekat itu terhempas karena pukulan Luther. Mereka terbanting dengan kuat sehingga kesulitan untuk berdiri. Seluruh proses ini terlalu cepat sampai-sampai tidak ada yang sempat bereaksi."Eh?" Omri termangu. Murid-murid Sekte Drakonas itu adalah petarung elite. Orang biasa tidak mungkin bisa melawan mereka.Namun, Luther berhasil menjatuhkan mereka hanya dengan 2 pukulan? Bukankah itu berarti kekuatannya setidaknya telah mencapai tingkat sejati? Di sekte besar, orang denga
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak