"Omri, lawanmu adalah aku!" seru Khair sembari menghunuskan pedang dan menghalangi jalan Omri.Kekuatan kedua orang ini hampir sama sehingga pertarungan menjadi sangat sengit. Omri ingin membantu Luther, tetapi tidak bisa terlepas dari serangan orang-orang ini. Itu sebabnya, dia hanya bisa menyaksikan murid Sekte Drakonas menyerang Luther.Ketika Omri mengira Luther akan dilumpuhkan oleh musuh, sesuatu yang berada di luar dugaan pun terjadi. Terdengar suara pukulan yang nyaring.Kedua murid Sekte Drakonas yang baru mendekat itu terhempas karena pukulan Luther. Mereka terbanting dengan kuat sehingga kesulitan untuk berdiri. Seluruh proses ini terlalu cepat sampai-sampai tidak ada yang sempat bereaksi."Eh?" Omri termangu. Murid-murid Sekte Drakonas itu adalah petarung elite. Orang biasa tidak mungkin bisa melawan mereka.Namun, Luther berhasil menjatuhkan mereka hanya dengan 2 pukulan? Bukankah itu berarti kekuatannya setidaknya telah mencapai tingkat sejati? Di sekte besar, orang denga
Brr! Pedang Gino bergetar dan mengeluarkan dengungan. Sementara itu, Luther mengapit ujung pedang dengan santai. Tidak peduli bagaimana Gino mengerahkan tenaga, dia tetap kesulitan untuk menggerakkan pedangnya."Apa? Dia berhasil menghentikan serangan Gino?" Semua orang terkesiap dengan pemandangan ini. Tidak ada yang menyangka Luther memiliki kekuatan sehebat ini. Menghentikan serangan fatal Gino dengan tangan kosong? Sehebat apa Luther ini?"Gi ... gimana mungkin?" Ekspresi Gino berubah drastis. Jantungnya berdetak kencang. Dia memang hanya mengerahkan 70% kekuatannya, tetapi petarung tingkat sejati biasa tidak akan bisa menahan serangan semacam itu.Gino pun tidak pernah melihat orang seperti Luther, yang berhasil menghentikan serangannya hanya dengan mengapit ujung pedangnya."Apa bocah ini cuma menguasai satu serangan?" gumam seorang gadis berkuncir kuda dengan raut wajah masam dan mengernyit. Dia adalah murid Sekte Ligiken.Sebelumnya, Luther juga mengapit pedang gadis ini saat b
"Apa aku masih perlu menyerahkan orang itu kepadamu?" tanya Luther sambil menatap Gino. Tatapannya terlihat datar, tidak ada emosi yang terungkap."Uhuk, uhuk ...." Gino memuntahkan darah saat terbatuk. Dia bangkit dengan sempoyongan, lalu membentak dengan penuh kebencian, "Siapa sebenarnya kamu? Beraninya kamu melawan Sekte Drakonas!""Kamu nggak berhak tahu identitasku." Luther meneruskan dengan nada datar, "Selagi aku belum marah besar, sebaiknya kamu pergi sejauh mungkin. Kalau nggak, akibatnya akan lebih fatal dari ini.""Kamu ...." Gino menggertakkan gigi. Dia ingin melancarkan serangan lagi, tetapi hanya bisa menahan diri untuk sekarang.Kekuatan Luther jelas jauh lebih hebat darinya. Jika bersikeras melawan, Gino hanya akan terkesan bodoh. Dia akan menunggu sampai para tetua datang."Bocah, aku nggak akan melupakan kejadian ini. Tunggu saja. Suatu hari nanti, aku pasti akan membalas penghinaan ini berkali-kali lipat!" Setelah mengancam, Gino membawa orang-orangnya pergi."Kenap
Luther tidak memperlihatkan reaksi apa pun saat mendengar tawaran Vasuki. Sementara itu, Omri justru merasa bersemangat."Kenapa malah bengong? Cepat setujui tawaran Tuan Vasuki. Ini kesempatan langka lho!" Omri terus memberi isyarat mata kepada Luther.Vasuki adalah salah satu dari lima petarung terhebat di barat daya. Kekuatannya setara dengan guru Omri, yaitu sudah mencapai tingkat master.Setiap tahun, ada banyak pesilat yang berebutan untuk menjadi murid Vasuki. Akan tetapi, Vasuki angkuh dan emosinya tidak stabil sehingga dia tertarik pada para pesilat itu. Itu sebabnya, dia belum punya keturunan ataupun murid.Tanpa disangka, Vasuki yang begitu arogan malah berinisiatif untuk merekrut murid hari ini. Hal ini sungguh di luar dugaan."Tuan, aku terima niat baikmu. Tapi, aku nggak ingin berguru," tolak Luther sambil menggeleng."Anak Muda, aku nggak menerima murid sembarangan. Pertimbangkan baik-baik dulu." Vasuki pun mengangkat alis karena cukup terkejut.Dengan status Vasuki, ban
"Seberbahaya itu?" tanya Omri yang kelopak matanya berkedut. Zafran adalah genius dari Sekte Panca. Kekuatannya jelas lebih hebat dari Omri. Sepertinya, monster di oasis benar-benar hebat, sampai-sampai Zafran berbicara seperti itu."Bukannya aku ingin menakuti kalian, tapi situasi di dalam sana benar-benar menyeramkan. Semua kakak dan adik seperguruanku dimakan monster. Kalau terlambat selangkah saja, aku mungkin sudah mati," jelas Zafran dengan ekspresi sedih.Zafran menyaksikan kematian kakak dan adik seperguruannya. Dia tidak bisa membantu apa pun. Perasaan seperti ini sungguh menyiksanya."Sepertinya misi kali ini sangat berbahaya," gumam Omri sambil merenungkan sesuatu. Sekte Panca bukan sekte di wilayah barat daya, tetapi kekuatan mereka lebih hebat daripada Sekte Gauta.Sekte Panca mengutus murid elite, tetapi semuanya malah tewas. Bisa dilihat betapa berbahayanya situasi di dalam oasis. Dengan kekuatan Omri yang sekarang, takutnya dia tidak akan sanggup untuk melawan dan harus
Bagi Zafran, insiden di dalam oasis adalah mimpi buruk terbesar dalam hidupnya. Dengan hanya memikirkannya, dia sudah ketakutan. Mana mungkin dia punya keberanian untuk masuk lagi?"Ngapain takut? Asalkan ada aku, nggak akan ada yang bisa melukaimu. Aku bisa menjamin keselamatanmu sekalipun situasi sangat berbahaya," ucap Vasuki dengan angkuh."Senior, tempat itu nggak sesimpel yang kamu bayangkan." Zafran menggeleng dan menjelaskan, "Kami cuma berkeliling di pinggir sebentar, tapi sudah bertemu begitu banyak bahaya. Kami belum sempat masuk.""Tapi, aku yakin makin dalam akan makin berbahaya. Monster-monster di dalam pasti lebih kuat lagi dari yang ada di luar. Petarung tingkat master sekalipun harus hati-hati kalau pergi ke sana.""Kamu berlebihan sekali. Kamu cuma pesilat tingkat sejati. Kamu nggak tahu sehebat apa pesilat master. Lagian, aku bukan master biasa. Aku bisa membunuh semua monster itu secepat kilat!" ujar Vasuki."Kekuatan Senior tentu nggak perlu diragukan lagi. Tapi, a
Malam segera tiba. Di desa, makin banyak kelompok yang berkumpul. Ada sekte terkenal, sekte jahat, para ahli bela diri terkemuka, bahkan beberapa penjahat terkenal.Meskipun posisi dan identitas mereka berbeda-beda, tujuan mereka sama, yaitu memasuki oasis untuk mencari harta karun. Itu sebabnya, perselisihan mulai terjadi secara diam-diam.Penganut aliran sesat diam-diam membunuh orang untuk merampok, sedangkan penganut aliran benar akan menegakkan kebenaran dan memanfaatkan situasi ini untuk menyingkirkan saingan.Malam harinya, terjadilah pertumpahan darah. Beberapa bahkan sudah tewas sebelum memulai perjalanan mencari harta karun.Saat ini, di sebuah penginapan dekat pintu masuk desa. Luther, Misandari, Omri, Vasuki, Toro, dan lainnya sedang mempelajari peta yang digambar oleh Zafran.Peta itu digambar secara asal-asalan sehingga sangat sulit untuk dipahami. Selain itu, Zafran menggambarnya sesuai dengan yang ada di ingatannya sehingga beberapa hal belum tentu benar."Peta macam ap
"Pak ... Pak ... aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu katakan. Tolong lepaskan aku. Aku kesulitan bernapas." Wanita paruh baya itu meronta-ronta dengan wajah memerah. Namun, semua usahanya sia-sia.Di hadapan Luther, wanita paruh baya ini tidak ada bedanya dengan seekor anak ayam yang lemah. Dia bisa mati kapan saja."Luther, apa yang kamu lakukan?" tanya Omri sambil mengernyit. Pendekar yang baik tidak akan menindas rakyat biasa dengan cara seperti ini."Luther, kamu sudah gila ya? Dia berbaik hati mengantar lilin untuk kita. Kamu malah menyerangnya. Di mana letak perikemanusiaanmu?" tegur Toro dengan murka.Adapun Vasuki, dia masih menikmati anggurnya dengan santai, seolah-olah masalah ini tidak ada urusan dengannya. Sementara itu, Misandari tampak bingung, tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia tahu Luther melakukan semua ini karena punya alasan."Ada yang salah dengan orang ini. Dia ingin mencelakai kita," ujar Luther sambil menatap wanita paruh baya itu lekat-lekat. Dia tidak be