"Apa aku masih perlu menyerahkan orang itu kepadamu?" tanya Luther sambil menatap Gino. Tatapannya terlihat datar, tidak ada emosi yang terungkap."Uhuk, uhuk ...." Gino memuntahkan darah saat terbatuk. Dia bangkit dengan sempoyongan, lalu membentak dengan penuh kebencian, "Siapa sebenarnya kamu? Beraninya kamu melawan Sekte Drakonas!""Kamu nggak berhak tahu identitasku." Luther meneruskan dengan nada datar, "Selagi aku belum marah besar, sebaiknya kamu pergi sejauh mungkin. Kalau nggak, akibatnya akan lebih fatal dari ini.""Kamu ...." Gino menggertakkan gigi. Dia ingin melancarkan serangan lagi, tetapi hanya bisa menahan diri untuk sekarang.Kekuatan Luther jelas jauh lebih hebat darinya. Jika bersikeras melawan, Gino hanya akan terkesan bodoh. Dia akan menunggu sampai para tetua datang."Bocah, aku nggak akan melupakan kejadian ini. Tunggu saja. Suatu hari nanti, aku pasti akan membalas penghinaan ini berkali-kali lipat!" Setelah mengancam, Gino membawa orang-orangnya pergi."Kenap
Luther tidak memperlihatkan reaksi apa pun saat mendengar tawaran Vasuki. Sementara itu, Omri justru merasa bersemangat."Kenapa malah bengong? Cepat setujui tawaran Tuan Vasuki. Ini kesempatan langka lho!" Omri terus memberi isyarat mata kepada Luther.Vasuki adalah salah satu dari lima petarung terhebat di barat daya. Kekuatannya setara dengan guru Omri, yaitu sudah mencapai tingkat master.Setiap tahun, ada banyak pesilat yang berebutan untuk menjadi murid Vasuki. Akan tetapi, Vasuki angkuh dan emosinya tidak stabil sehingga dia tertarik pada para pesilat itu. Itu sebabnya, dia belum punya keturunan ataupun murid.Tanpa disangka, Vasuki yang begitu arogan malah berinisiatif untuk merekrut murid hari ini. Hal ini sungguh di luar dugaan."Tuan, aku terima niat baikmu. Tapi, aku nggak ingin berguru," tolak Luther sambil menggeleng."Anak Muda, aku nggak menerima murid sembarangan. Pertimbangkan baik-baik dulu." Vasuki pun mengangkat alis karena cukup terkejut.Dengan status Vasuki, ban
"Seberbahaya itu?" tanya Omri yang kelopak matanya berkedut. Zafran adalah genius dari Sekte Panca. Kekuatannya jelas lebih hebat dari Omri. Sepertinya, monster di oasis benar-benar hebat, sampai-sampai Zafran berbicara seperti itu."Bukannya aku ingin menakuti kalian, tapi situasi di dalam sana benar-benar menyeramkan. Semua kakak dan adik seperguruanku dimakan monster. Kalau terlambat selangkah saja, aku mungkin sudah mati," jelas Zafran dengan ekspresi sedih.Zafran menyaksikan kematian kakak dan adik seperguruannya. Dia tidak bisa membantu apa pun. Perasaan seperti ini sungguh menyiksanya."Sepertinya misi kali ini sangat berbahaya," gumam Omri sambil merenungkan sesuatu. Sekte Panca bukan sekte di wilayah barat daya, tetapi kekuatan mereka lebih hebat daripada Sekte Gauta.Sekte Panca mengutus murid elite, tetapi semuanya malah tewas. Bisa dilihat betapa berbahayanya situasi di dalam oasis. Dengan kekuatan Omri yang sekarang, takutnya dia tidak akan sanggup untuk melawan dan harus
Bagi Zafran, insiden di dalam oasis adalah mimpi buruk terbesar dalam hidupnya. Dengan hanya memikirkannya, dia sudah ketakutan. Mana mungkin dia punya keberanian untuk masuk lagi?"Ngapain takut? Asalkan ada aku, nggak akan ada yang bisa melukaimu. Aku bisa menjamin keselamatanmu sekalipun situasi sangat berbahaya," ucap Vasuki dengan angkuh."Senior, tempat itu nggak sesimpel yang kamu bayangkan." Zafran menggeleng dan menjelaskan, "Kami cuma berkeliling di pinggir sebentar, tapi sudah bertemu begitu banyak bahaya. Kami belum sempat masuk.""Tapi, aku yakin makin dalam akan makin berbahaya. Monster-monster di dalam pasti lebih kuat lagi dari yang ada di luar. Petarung tingkat master sekalipun harus hati-hati kalau pergi ke sana.""Kamu berlebihan sekali. Kamu cuma pesilat tingkat sejati. Kamu nggak tahu sehebat apa pesilat master. Lagian, aku bukan master biasa. Aku bisa membunuh semua monster itu secepat kilat!" ujar Vasuki."Kekuatan Senior tentu nggak perlu diragukan lagi. Tapi, a
Malam segera tiba. Di desa, makin banyak kelompok yang berkumpul. Ada sekte terkenal, sekte jahat, para ahli bela diri terkemuka, bahkan beberapa penjahat terkenal.Meskipun posisi dan identitas mereka berbeda-beda, tujuan mereka sama, yaitu memasuki oasis untuk mencari harta karun. Itu sebabnya, perselisihan mulai terjadi secara diam-diam.Penganut aliran sesat diam-diam membunuh orang untuk merampok, sedangkan penganut aliran benar akan menegakkan kebenaran dan memanfaatkan situasi ini untuk menyingkirkan saingan.Malam harinya, terjadilah pertumpahan darah. Beberapa bahkan sudah tewas sebelum memulai perjalanan mencari harta karun.Saat ini, di sebuah penginapan dekat pintu masuk desa. Luther, Misandari, Omri, Vasuki, Toro, dan lainnya sedang mempelajari peta yang digambar oleh Zafran.Peta itu digambar secara asal-asalan sehingga sangat sulit untuk dipahami. Selain itu, Zafran menggambarnya sesuai dengan yang ada di ingatannya sehingga beberapa hal belum tentu benar."Peta macam ap
"Pak ... Pak ... aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu katakan. Tolong lepaskan aku. Aku kesulitan bernapas." Wanita paruh baya itu meronta-ronta dengan wajah memerah. Namun, semua usahanya sia-sia.Di hadapan Luther, wanita paruh baya ini tidak ada bedanya dengan seekor anak ayam yang lemah. Dia bisa mati kapan saja."Luther, apa yang kamu lakukan?" tanya Omri sambil mengernyit. Pendekar yang baik tidak akan menindas rakyat biasa dengan cara seperti ini."Luther, kamu sudah gila ya? Dia berbaik hati mengantar lilin untuk kita. Kamu malah menyerangnya. Di mana letak perikemanusiaanmu?" tegur Toro dengan murka.Adapun Vasuki, dia masih menikmati anggurnya dengan santai, seolah-olah masalah ini tidak ada urusan dengannya. Sementara itu, Misandari tampak bingung, tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia tahu Luther melakukan semua ini karena punya alasan."Ada yang salah dengan orang ini. Dia ingin mencelakai kita," ujar Luther sambil menatap wanita paruh baya itu lekat-lekat. Dia tidak be
Lima menit kemudian, Toro kembali ke kamar dengan wajah bercucuran keringat. Dia melapor kepada Misandari, "Nona, kamu benar. Sebagian besar orang kita keracunan. Untung ada penawar racun darimu. Kalau nggak, hasilnya pasti akan merepotkan.""Nggak ada yang meninggal, 'kan?" tanya Misandari."Ada beberapa yang kondisinya agak parah. Mereka jadi lumpuh, tapi untung nyawa mereka nggak dalam bahaya," sahut Toro."Baguslah kalau begitu." Misandari menghela napas lega. Tatapannya yang indah terlihat agak sinis. Dia tidak sembarangan mengganggu orang, tetapi bukan orang yang bisa diusik. Siapa pun yang menggunakan metode tercela seperti ini harus mendapat ganjarannya."Toro, utus beberapa orang untuk menyelidiki kejadian ini. Cari tahu siapa dalang di balik semuanya. Begitu ada kabar, langsung kabari aku," instruksi Misandari."Baik." Toro mengiakan, lalu berbalik dan keluar. Dia tentu membenci pelaku yang telah meracuni anggotanya."Nona! Ini gawat! Sesuatu terjadi dengan Pak Jasim!" Saat i
Semua orang sontak memandang ke arah sumber suara. Terlihat tubuh Zafran yang terperangkap jaring bertambah besar. Sekujur tubuhnya dipenuhi garis hitam. Gigi dan kukunya menjadi tajam, matanya yang merah menjadi hitam, dan mulutnya terus mengeluarkan raungan binatang buas."Rawr! Rawr! Rawr!" Suara Zafran menjadi makin kuat. Ekspresinya menjadi makin mengerikan. Punggungnya bahkan menggembung sehingga mematahkan Jaring Emas secara perlahan."Rawr!" Zafran meraung lagi. Dia mencengkeram Jaring Emas dengan kuku tajamnya, lalu merobek dengan kasar.Sret! Jaring Emas yang kokoh tersobek menjadi 2 bagian dan memperlihatkan lubang besar. Para pengawal yang memegang jaring itu pun terjatuh."Gawat! Dia akan kabur!""Cepat pikirkan cara untuk menahannya!"Semua orang tampak panik. Mereka melemparkan tali ke tubuh Zafran, lalu mencoba mengikatnya. Zafran terus berteriak, tubuhnya bergetar tanpa henti. Gerakannya pun membuat tali terputus."Nggak bisa ditahan! Semuanya, cepat kabur!" Para pemud
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru