"Seberbahaya itu?" tanya Omri yang kelopak matanya berkedut. Zafran adalah genius dari Sekte Panca. Kekuatannya jelas lebih hebat dari Omri. Sepertinya, monster di oasis benar-benar hebat, sampai-sampai Zafran berbicara seperti itu."Bukannya aku ingin menakuti kalian, tapi situasi di dalam sana benar-benar menyeramkan. Semua kakak dan adik seperguruanku dimakan monster. Kalau terlambat selangkah saja, aku mungkin sudah mati," jelas Zafran dengan ekspresi sedih.Zafran menyaksikan kematian kakak dan adik seperguruannya. Dia tidak bisa membantu apa pun. Perasaan seperti ini sungguh menyiksanya."Sepertinya misi kali ini sangat berbahaya," gumam Omri sambil merenungkan sesuatu. Sekte Panca bukan sekte di wilayah barat daya, tetapi kekuatan mereka lebih hebat daripada Sekte Gauta.Sekte Panca mengutus murid elite, tetapi semuanya malah tewas. Bisa dilihat betapa berbahayanya situasi di dalam oasis. Dengan kekuatan Omri yang sekarang, takutnya dia tidak akan sanggup untuk melawan dan harus
Bagi Zafran, insiden di dalam oasis adalah mimpi buruk terbesar dalam hidupnya. Dengan hanya memikirkannya, dia sudah ketakutan. Mana mungkin dia punya keberanian untuk masuk lagi?"Ngapain takut? Asalkan ada aku, nggak akan ada yang bisa melukaimu. Aku bisa menjamin keselamatanmu sekalipun situasi sangat berbahaya," ucap Vasuki dengan angkuh."Senior, tempat itu nggak sesimpel yang kamu bayangkan." Zafran menggeleng dan menjelaskan, "Kami cuma berkeliling di pinggir sebentar, tapi sudah bertemu begitu banyak bahaya. Kami belum sempat masuk.""Tapi, aku yakin makin dalam akan makin berbahaya. Monster-monster di dalam pasti lebih kuat lagi dari yang ada di luar. Petarung tingkat master sekalipun harus hati-hati kalau pergi ke sana.""Kamu berlebihan sekali. Kamu cuma pesilat tingkat sejati. Kamu nggak tahu sehebat apa pesilat master. Lagian, aku bukan master biasa. Aku bisa membunuh semua monster itu secepat kilat!" ujar Vasuki."Kekuatan Senior tentu nggak perlu diragukan lagi. Tapi, a
Malam segera tiba. Di desa, makin banyak kelompok yang berkumpul. Ada sekte terkenal, sekte jahat, para ahli bela diri terkemuka, bahkan beberapa penjahat terkenal.Meskipun posisi dan identitas mereka berbeda-beda, tujuan mereka sama, yaitu memasuki oasis untuk mencari harta karun. Itu sebabnya, perselisihan mulai terjadi secara diam-diam.Penganut aliran sesat diam-diam membunuh orang untuk merampok, sedangkan penganut aliran benar akan menegakkan kebenaran dan memanfaatkan situasi ini untuk menyingkirkan saingan.Malam harinya, terjadilah pertumpahan darah. Beberapa bahkan sudah tewas sebelum memulai perjalanan mencari harta karun.Saat ini, di sebuah penginapan dekat pintu masuk desa. Luther, Misandari, Omri, Vasuki, Toro, dan lainnya sedang mempelajari peta yang digambar oleh Zafran.Peta itu digambar secara asal-asalan sehingga sangat sulit untuk dipahami. Selain itu, Zafran menggambarnya sesuai dengan yang ada di ingatannya sehingga beberapa hal belum tentu benar."Peta macam ap
"Pak ... Pak ... aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu katakan. Tolong lepaskan aku. Aku kesulitan bernapas." Wanita paruh baya itu meronta-ronta dengan wajah memerah. Namun, semua usahanya sia-sia.Di hadapan Luther, wanita paruh baya ini tidak ada bedanya dengan seekor anak ayam yang lemah. Dia bisa mati kapan saja."Luther, apa yang kamu lakukan?" tanya Omri sambil mengernyit. Pendekar yang baik tidak akan menindas rakyat biasa dengan cara seperti ini."Luther, kamu sudah gila ya? Dia berbaik hati mengantar lilin untuk kita. Kamu malah menyerangnya. Di mana letak perikemanusiaanmu?" tegur Toro dengan murka.Adapun Vasuki, dia masih menikmati anggurnya dengan santai, seolah-olah masalah ini tidak ada urusan dengannya. Sementara itu, Misandari tampak bingung, tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia tahu Luther melakukan semua ini karena punya alasan."Ada yang salah dengan orang ini. Dia ingin mencelakai kita," ujar Luther sambil menatap wanita paruh baya itu lekat-lekat. Dia tidak be
Lima menit kemudian, Toro kembali ke kamar dengan wajah bercucuran keringat. Dia melapor kepada Misandari, "Nona, kamu benar. Sebagian besar orang kita keracunan. Untung ada penawar racun darimu. Kalau nggak, hasilnya pasti akan merepotkan.""Nggak ada yang meninggal, 'kan?" tanya Misandari."Ada beberapa yang kondisinya agak parah. Mereka jadi lumpuh, tapi untung nyawa mereka nggak dalam bahaya," sahut Toro."Baguslah kalau begitu." Misandari menghela napas lega. Tatapannya yang indah terlihat agak sinis. Dia tidak sembarangan mengganggu orang, tetapi bukan orang yang bisa diusik. Siapa pun yang menggunakan metode tercela seperti ini harus mendapat ganjarannya."Toro, utus beberapa orang untuk menyelidiki kejadian ini. Cari tahu siapa dalang di balik semuanya. Begitu ada kabar, langsung kabari aku," instruksi Misandari."Baik." Toro mengiakan, lalu berbalik dan keluar. Dia tentu membenci pelaku yang telah meracuni anggotanya."Nona! Ini gawat! Sesuatu terjadi dengan Pak Jasim!" Saat i
Semua orang sontak memandang ke arah sumber suara. Terlihat tubuh Zafran yang terperangkap jaring bertambah besar. Sekujur tubuhnya dipenuhi garis hitam. Gigi dan kukunya menjadi tajam, matanya yang merah menjadi hitam, dan mulutnya terus mengeluarkan raungan binatang buas."Rawr! Rawr! Rawr!" Suara Zafran menjadi makin kuat. Ekspresinya menjadi makin mengerikan. Punggungnya bahkan menggembung sehingga mematahkan Jaring Emas secara perlahan."Rawr!" Zafran meraung lagi. Dia mencengkeram Jaring Emas dengan kuku tajamnya, lalu merobek dengan kasar.Sret! Jaring Emas yang kokoh tersobek menjadi 2 bagian dan memperlihatkan lubang besar. Para pengawal yang memegang jaring itu pun terjatuh."Gawat! Dia akan kabur!""Cepat pikirkan cara untuk menahannya!"Semua orang tampak panik. Mereka melemparkan tali ke tubuh Zafran, lalu mencoba mengikatnya. Zafran terus berteriak, tubuhnya bergetar tanpa henti. Gerakannya pun membuat tali terputus."Nggak bisa ditahan! Semuanya, cepat kabur!" Para pemud
Saat berikutnya, Zafran mundur beberapa langkah sambil meraung. Karena kehilangan akal sehat, Zafran tidak menggunakan energi sejati untuk melindungi tubuhnya sehingga hanya menggunakan fisiknya.Dengan demikian, Zafran terluka dan berlumuran darah. Ketika orang-orang mengira Zafran akan terjatuh, kejadian yang mengejutkan pun terjadi.Zafran seolah-olah tidak bisa merasakan sakit dan tidak peduli pada cederanya. Dia meraung, lalu menyerbu ke arah Davin tanpa rasa takut. Yang paling mengejutkan adalah luka Zafran pulih dengan cepat. Kecepatan ini sungguh mengerikan!"Huh! Kamu benar-benar nggak bakal kapok sebelum diberi pelajaran. Akan kubunuh kamu!" Davin tidak ingin berbelaskasihan lagi saat melihat Zafran menyerangnya. Tombaknya bergetar dan memancarkan cahaya berwarna perak hingga sekeliling tampak bercahaya.Tatapan Davin tampak fokus. Dia menarik tombaknya ke belakang, lalu menikam dengan kuat hingga terdengar deru angin.Tombak perak yang bercahaya berubah menjadi naga perak da
Kecepatan cahaya itu sungguh mengerikan. Orang yang menyerang tidak lain adalah Zafran. Dia memang terpaku dan tidak bisa melepaskan diri. Namun, dia akhirnya meraih tombak dan menarik tubuhnya ke depan.Setelah mendekati Davin, Zafran melayangkan tangannya ke leher Davin. Kukunya yang tajam pun bagaikan bilah yang membawa kekuatan mematikan."Trik murahan!" Davin mendengus menghadapi serangan Zafran. Dia sama sekali tidak takut dan melayangkan pukulan.Duar! Terdengar suara ledakan yang dahsyat. Pelindung Davin yang terbuat dari energi sejati sobek karena cakar Zafran. Bahkan, pergelangan tangan Davin putus. Darah bercucuran ke mana-mana."Argh!" Ketika melihat tangannya putus, Davin tertegun sesaat sebelum berteriak histeris. Dia tidak menyangka kuku Zafran akan setajam itu, bahkan lebih tajam daripada senjata."Tanganku! Tanganku!" Davin menggenggam tangannya yang bercucuran darah. Dia merasa terkejut sekaligus murka, tetapi lebih merasa panik.Davin mengira dirinya bisa mengalahkan