Luther tidak memperlihatkan reaksi apa pun saat mendengar tawaran Vasuki. Sementara itu, Omri justru merasa bersemangat."Kenapa malah bengong? Cepat setujui tawaran Tuan Vasuki. Ini kesempatan langka lho!" Omri terus memberi isyarat mata kepada Luther.Vasuki adalah salah satu dari lima petarung terhebat di barat daya. Kekuatannya setara dengan guru Omri, yaitu sudah mencapai tingkat master.Setiap tahun, ada banyak pesilat yang berebutan untuk menjadi murid Vasuki. Akan tetapi, Vasuki angkuh dan emosinya tidak stabil sehingga dia tertarik pada para pesilat itu. Itu sebabnya, dia belum punya keturunan ataupun murid.Tanpa disangka, Vasuki yang begitu arogan malah berinisiatif untuk merekrut murid hari ini. Hal ini sungguh di luar dugaan."Tuan, aku terima niat baikmu. Tapi, aku nggak ingin berguru," tolak Luther sambil menggeleng."Anak Muda, aku nggak menerima murid sembarangan. Pertimbangkan baik-baik dulu." Vasuki pun mengangkat alis karena cukup terkejut.Dengan status Vasuki, ban
"Seberbahaya itu?" tanya Omri yang kelopak matanya berkedut. Zafran adalah genius dari Sekte Panca. Kekuatannya jelas lebih hebat dari Omri. Sepertinya, monster di oasis benar-benar hebat, sampai-sampai Zafran berbicara seperti itu."Bukannya aku ingin menakuti kalian, tapi situasi di dalam sana benar-benar menyeramkan. Semua kakak dan adik seperguruanku dimakan monster. Kalau terlambat selangkah saja, aku mungkin sudah mati," jelas Zafran dengan ekspresi sedih.Zafran menyaksikan kematian kakak dan adik seperguruannya. Dia tidak bisa membantu apa pun. Perasaan seperti ini sungguh menyiksanya."Sepertinya misi kali ini sangat berbahaya," gumam Omri sambil merenungkan sesuatu. Sekte Panca bukan sekte di wilayah barat daya, tetapi kekuatan mereka lebih hebat daripada Sekte Gauta.Sekte Panca mengutus murid elite, tetapi semuanya malah tewas. Bisa dilihat betapa berbahayanya situasi di dalam oasis. Dengan kekuatan Omri yang sekarang, takutnya dia tidak akan sanggup untuk melawan dan harus
Bagi Zafran, insiden di dalam oasis adalah mimpi buruk terbesar dalam hidupnya. Dengan hanya memikirkannya, dia sudah ketakutan. Mana mungkin dia punya keberanian untuk masuk lagi?"Ngapain takut? Asalkan ada aku, nggak akan ada yang bisa melukaimu. Aku bisa menjamin keselamatanmu sekalipun situasi sangat berbahaya," ucap Vasuki dengan angkuh."Senior, tempat itu nggak sesimpel yang kamu bayangkan." Zafran menggeleng dan menjelaskan, "Kami cuma berkeliling di pinggir sebentar, tapi sudah bertemu begitu banyak bahaya. Kami belum sempat masuk.""Tapi, aku yakin makin dalam akan makin berbahaya. Monster-monster di dalam pasti lebih kuat lagi dari yang ada di luar. Petarung tingkat master sekalipun harus hati-hati kalau pergi ke sana.""Kamu berlebihan sekali. Kamu cuma pesilat tingkat sejati. Kamu nggak tahu sehebat apa pesilat master. Lagian, aku bukan master biasa. Aku bisa membunuh semua monster itu secepat kilat!" ujar Vasuki."Kekuatan Senior tentu nggak perlu diragukan lagi. Tapi, a
Malam segera tiba. Di desa, makin banyak kelompok yang berkumpul. Ada sekte terkenal, sekte jahat, para ahli bela diri terkemuka, bahkan beberapa penjahat terkenal.Meskipun posisi dan identitas mereka berbeda-beda, tujuan mereka sama, yaitu memasuki oasis untuk mencari harta karun. Itu sebabnya, perselisihan mulai terjadi secara diam-diam.Penganut aliran sesat diam-diam membunuh orang untuk merampok, sedangkan penganut aliran benar akan menegakkan kebenaran dan memanfaatkan situasi ini untuk menyingkirkan saingan.Malam harinya, terjadilah pertumpahan darah. Beberapa bahkan sudah tewas sebelum memulai perjalanan mencari harta karun.Saat ini, di sebuah penginapan dekat pintu masuk desa. Luther, Misandari, Omri, Vasuki, Toro, dan lainnya sedang mempelajari peta yang digambar oleh Zafran.Peta itu digambar secara asal-asalan sehingga sangat sulit untuk dipahami. Selain itu, Zafran menggambarnya sesuai dengan yang ada di ingatannya sehingga beberapa hal belum tentu benar."Peta macam ap
"Pak ... Pak ... aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu katakan. Tolong lepaskan aku. Aku kesulitan bernapas." Wanita paruh baya itu meronta-ronta dengan wajah memerah. Namun, semua usahanya sia-sia.Di hadapan Luther, wanita paruh baya ini tidak ada bedanya dengan seekor anak ayam yang lemah. Dia bisa mati kapan saja."Luther, apa yang kamu lakukan?" tanya Omri sambil mengernyit. Pendekar yang baik tidak akan menindas rakyat biasa dengan cara seperti ini."Luther, kamu sudah gila ya? Dia berbaik hati mengantar lilin untuk kita. Kamu malah menyerangnya. Di mana letak perikemanusiaanmu?" tegur Toro dengan murka.Adapun Vasuki, dia masih menikmati anggurnya dengan santai, seolah-olah masalah ini tidak ada urusan dengannya. Sementara itu, Misandari tampak bingung, tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia tahu Luther melakukan semua ini karena punya alasan."Ada yang salah dengan orang ini. Dia ingin mencelakai kita," ujar Luther sambil menatap wanita paruh baya itu lekat-lekat. Dia tidak be
Lima menit kemudian, Toro kembali ke kamar dengan wajah bercucuran keringat. Dia melapor kepada Misandari, "Nona, kamu benar. Sebagian besar orang kita keracunan. Untung ada penawar racun darimu. Kalau nggak, hasilnya pasti akan merepotkan.""Nggak ada yang meninggal, 'kan?" tanya Misandari."Ada beberapa yang kondisinya agak parah. Mereka jadi lumpuh, tapi untung nyawa mereka nggak dalam bahaya," sahut Toro."Baguslah kalau begitu." Misandari menghela napas lega. Tatapannya yang indah terlihat agak sinis. Dia tidak sembarangan mengganggu orang, tetapi bukan orang yang bisa diusik. Siapa pun yang menggunakan metode tercela seperti ini harus mendapat ganjarannya."Toro, utus beberapa orang untuk menyelidiki kejadian ini. Cari tahu siapa dalang di balik semuanya. Begitu ada kabar, langsung kabari aku," instruksi Misandari."Baik." Toro mengiakan, lalu berbalik dan keluar. Dia tentu membenci pelaku yang telah meracuni anggotanya."Nona! Ini gawat! Sesuatu terjadi dengan Pak Jasim!" Saat i
Semua orang sontak memandang ke arah sumber suara. Terlihat tubuh Zafran yang terperangkap jaring bertambah besar. Sekujur tubuhnya dipenuhi garis hitam. Gigi dan kukunya menjadi tajam, matanya yang merah menjadi hitam, dan mulutnya terus mengeluarkan raungan binatang buas."Rawr! Rawr! Rawr!" Suara Zafran menjadi makin kuat. Ekspresinya menjadi makin mengerikan. Punggungnya bahkan menggembung sehingga mematahkan Jaring Emas secara perlahan."Rawr!" Zafran meraung lagi. Dia mencengkeram Jaring Emas dengan kuku tajamnya, lalu merobek dengan kasar.Sret! Jaring Emas yang kokoh tersobek menjadi 2 bagian dan memperlihatkan lubang besar. Para pengawal yang memegang jaring itu pun terjatuh."Gawat! Dia akan kabur!""Cepat pikirkan cara untuk menahannya!"Semua orang tampak panik. Mereka melemparkan tali ke tubuh Zafran, lalu mencoba mengikatnya. Zafran terus berteriak, tubuhnya bergetar tanpa henti. Gerakannya pun membuat tali terputus."Nggak bisa ditahan! Semuanya, cepat kabur!" Para pemud
Saat berikutnya, Zafran mundur beberapa langkah sambil meraung. Karena kehilangan akal sehat, Zafran tidak menggunakan energi sejati untuk melindungi tubuhnya sehingga hanya menggunakan fisiknya.Dengan demikian, Zafran terluka dan berlumuran darah. Ketika orang-orang mengira Zafran akan terjatuh, kejadian yang mengejutkan pun terjadi.Zafran seolah-olah tidak bisa merasakan sakit dan tidak peduli pada cederanya. Dia meraung, lalu menyerbu ke arah Davin tanpa rasa takut. Yang paling mengejutkan adalah luka Zafran pulih dengan cepat. Kecepatan ini sungguh mengerikan!"Huh! Kamu benar-benar nggak bakal kapok sebelum diberi pelajaran. Akan kubunuh kamu!" Davin tidak ingin berbelaskasihan lagi saat melihat Zafran menyerangnya. Tombaknya bergetar dan memancarkan cahaya berwarna perak hingga sekeliling tampak bercahaya.Tatapan Davin tampak fokus. Dia menarik tombaknya ke belakang, lalu menikam dengan kuat hingga terdengar deru angin.Tombak perak yang bercahaya berubah menjadi naga perak da
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak