"Keterlaluan!" kata gadis berkucir yang makin marah setelah dihina oleh Luther. Tanpa peduli dengan perbedaan kekuatan mereka lagi, dia segera mengerahkan seluruh energi internal di tubuhnya dan menyerang Luther dengan lebih kuat lagi. Namun, entah berapa kali pun dia berusaha, pedangnya tetap tidak bisa bergerak sedikit pun karena dijepit jari-jari Luther dengan erat."Nggak tahu diri." Luther mendengus, lalu jarinya tiba-tiba menekan hingga ujung pedang itu pun langsung patah.Setelah itu, sebuah dorongan kuat membuat gadis berkucir itu terpental sejauh dua hingga tiga meter, lalu terjatuh ke lantai hingga dia merintih kesakitan dan kepalanya pusing."Kak, dia menindasku!" kata gadis berkucir yang kalah itu dan segera meminta bantuan dari orang-orang di sekitarnya."Lancang! Berani-beraninya kamu menyerang adikku, cari mati!" marah pria berhidung mancung itu, lalu tiba-tiba menarik pedangnya dan hendak memberi pelajaran pada Luther."Berhenti!" Pada saat itu, terdengar sebuah terikan
Menghadapi tatapan Khair yang mengancam, Luther sama sekali tidak memedulikannya. Jika tadi tidak ada yang menghalangi, Khair pasti sudah tergeletak di lantai.Setelah mengusir beberapa lalat, Vasuki kembali melanjutkan menikmati makan dan minumannya. Omri dan para murid dari Sekte Gauta juga tidak berani membuat keributan lagi dan segera mencari tempat duduk terdekat.Misandari berdiri, lalu mendekati dan berkata dengan sopan sambil memberi hormat pada Omri, "Para pahlawan, terima kasih atas bantuan kalian tadi."Omri melambaikan tangan dan berkata dengan lantang, "Hanya masalah kecil saja, nggak apa-apa. Aku paling benci orang yang suka menindas orang yang lebih lemah. Misi Sekte Gauta adalah menolong ketidakadilan.""Sekte Gauta memang nggak mengecewakan, setiap anggotanya adalah orang-orang yang berjiwa ksatria. Kalau kalian nggak keberatan, ayo berbagi meja dan minum bersama. Kebetulan aku punya beberapa botol anggur yang sangat bagus," kata Misandari mengundang Omri dan yang lain
Misandari tersenyum dan mengangkat gelasnya. "Ayo minum. Jangan sungkan, harus nikmati makan dan minum sepuasnya."Menghadapi berbagai hidangan lezat, para murid dari Sekte Gauta tidak segan-segan dan menikmatinya dengan lahap.Setelah menikmati beberapa gelas anggur dan berbagai hidangan, hubungan antara kedua belah pihak menjadi lebih akrab."Nona Misandari, Luther, dilihat dari penampilan kalian, sepertinya kalian bukan penduduk lokal. Apa kalian juga datang untuk mencari harta karun?" tanya Omri."Benar. Aku dengar ada harta karun yang tersembunyi di Gurun Maut, jadi aku membawa beberapa orang untuk mencoba keberuntungan dan sekalian berlatih," kata Misandari yang tidak membantah.Hampir semua orang yang datang ke Gurun Maut ini bertujuan untuk mencari harta karun, sehingga semuanya sudah saling memahami. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang bodoh sampai datang berwisata di lingkungan yang berbahaya dan keras seperti ini."Nona Misandari, jangan salahkan aku terlalu cerewet. Gur
Begitu mendengar berita itu, Misandari langsung bersemangat dan bertanya, "Apa? Ada orang yang keluar? Siapa dia? Di mana dia sekarang?"Oasis yang misterius itu penuh dengan ketidakpastian. Jika ada orang yang berhasil keluar dengan selamat, orang itu pasti memiliki informasi yang berharga. Siapa pun yang bisa mendapatkan informasi itu bukan hanya akan mengurangi kerugiannya, tetapi peluang untuk berhasil dalam pencarian harta karun juga akan meningkat drastis."Orang ini bernama Zafran, murid dari Sekte Panca yang mahir dalam teknik melarikan diri. Tiga hari yang lalu, dia masuk ke oasis dan nggak ada kabarnya. Tapi, tadi dia kembali ke desa gurun dengan terluka parah dan sekarang sudah dibawa pulang kepala desa untuk dirawat," jawab Toro.Omri mengernyitkan alis. "Zafran dari Sekte Panca? Aku pernah dengar tentang orang ini. Dia cukup terkenal di dunia persilatan dan kemampuannya sudah mencapai tingkat sejati tahap akhir. Bisa dibilang, dia adalah seorang genius."Sekte Panca tidak
"Omong kosong! Ini adalah kaca giok hijau kekaisaran dan barang antik juga, jadi nilainya sangat tinggi," kata Toro dengan kesal."Nilainya sangat tinggi? Ternyata memang barang berharga!" kata pria paruh baya itu dengan ekspresi gembira, lalu segera menyimpan gelang giok itu dengan hati-hati."Kami buru-buru datang ke sini, jadi nggak membawa barang lain. Gelang ini termasuk berharga, aku harap kamu menyukainya," kata Misandari sambil tersenyum."Nona, karena kamu begitu tulus, aku terpaksa membantu kalian melapor pada kepala desa. Tapi, dia mau bertemu dengan kalian atau nggak, itu di luar kendaliku," kata pria paruh baya itu dengan hati-hati."Terima kasih, Paman," kata Misandari sambil menganggukkan kepala."Baiklah, kamu tunggu sebentar." Tanpa banyak berbicara lagi, pria paruh baya itu langsung berbalik dan masuk ke rumah.Tiga menit kemudian, pria paruh baya itu kembali keluar dengan tersenyum ceria. "Nona, kepala desa kami setuju untuk menemuimu. Tapi, demi keamanan, kamu hanya
"Anak muda, kamu belum memeriksa penyakitnya, sudah bilang yakin bisa menyembuhkannya. Kamu ini terlalu sombong," kata dokter desa yang jelas tidak terima dengan kata-kata Luther.Dokter desa itu memang hanya seorang dokter biasa, tetapi dia sudah memiliki pengalaman selama puluhan tahun dan menolong banyak orang. Bahkan dia pun tidak bisa menyembuhkan penyakit ini, bagaimana mungkin anak muda ini bisa melakukannya."Pasien ini punya tiga belas luka luar dan yang paling parah adalah luka tusukan dari dada tembus ke punggung ini. Untungnya, fisiknya cukup kuat, jadi nggak fatal. Yang benar-benar bermasalah adalah racun di tubuhnya. Lima organ dalamnya sudah rusak. Kalau racunnya nggak segera dikeluarkan, pasien nggak akan bertahan sampai besok," jelas Luther tentang kondisi Zafran dengan detail."Bagaimana ... kamu bisa tahu semua ini?" tanya dokter desa itu dengan terkejut. Dia baru bisa mendapatkan kesimpulan tentang kondisi pasien setelah meneliti dan memeriksa nadi pasien. Bagaimana
"Zafran, tenanglah, sekarang kamu sudah aman. Nggak ada yang bisa menyakitimu lagi, jadi nggak perlu takut." Melihat emosi Zafran yang tidak stabil, Misandari segera menenangkannya. Jika Zafran tetap dalam kondisi seperti ini, dia tidak akan bisa mendapat informasi yang berguna.Namun, sekarang Zafran sudah dalam kondisi yang sangat ketakutan dan sama sekali tidak bisa tenang. Dia tetap memegang kepalanya dan terus bergumam sambil gemetar."Dia ... nggak gila, 'kan? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Jasim yang cemas. Dia akhirnya berhasil mendapatkan sumber penghasilannya, tetapi orang itu ternyata tidak waras. Sungguh menyebalkan."Luther, apa ada cara untuk menenangkannya?" tanya Misandari."Caranya mudah." Tanpa banyak berbicara lagi, Luther mengeluarkan sebuah jarum perak dan langsung menusukkannya ke bagian belakang leher Zafran. Seluruh tubuh Zafran pun menjadi kaku, lalu langsung pingsan di tempat tidur dan menjadi tenang."Apa ini cara yang kamu maksud?" tanya Misandari denga
Sekte Drakonas adalah pemimpin dari 3 sekte terbesar di barat daya. Kekuatan mereka jauh lebih hebat daripada Sekte Gauta dan Sekte Ligiken.Penduduk desa tentu tidak berani menyinggung eksistensi seperti ini. Bagaimanapun, jika desa di gurun ingin bertahan, mereka butuh perlindungan Sekte Drakonas."Pak Jasim, terus terang saja, Sekte Drakonas menginginkan orang yang kamu tolong itu. Kalau kamu menyerahkannya kepada kami, Sekte Drakonas akan menjadi temanmu mulai sekarang," ucap Gino sambil mengangkat kepalanya dengan sombong.Sesudah mendengar ini, ekspresi Jasim tampak rumit. Dia awalnya ingin menggunakan Zafran untuk mendapat uang. Tanpa diduga, malah ada begitu banyak kelompok besar yang menginginkannya.Terutama setelah Sekte Drakonas membuka suara, Jasim tidak bisa menolak. Tentu saja, semua ini karena dia tidak memiliki kepercayaan diri."Gino, kita semua punya tujuan yang sama. Nggak cocok kalau kamu mengambil keuntungan sendiri, 'kan?" Khair dari Sekte Ligiken akhirnya bersua