Share

Bab 9 Keributan Menjelang Pindah Rumah

Aku terbangun dengan kepala terasa berat dan masih lemas. Saat kubuka mata ada Ibu yang tampak cemas juga Ayah memeriksa denyut jantungku. Aku tak tahu berapa lama diri ini tak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi, Nak?" Ibu membantuku duduk dan bersandar pada tempat tidur.

"Hira merasa pusing tadi, Bu," jawabku tak mau jujur.

Aku sadar betul yang kualami tadi. Saat aku menyentuh benda gantungan milik Maya tadi terasa seperti kabut tebal yang tak bisa ditembus oleh pandangan mataku. Peristiwa demi peristiwa terpampang, tetapi sayang aku tak mampu melihat nyata.

"Detak jantungmu normal. 99 permenit. Mungkin kamu kelelahan, Hira."

"Kepalamu masih berat atau penglihatanmu terganggu?" tanya Ayah sembari memeriksa mataku.

"Tidak Yah. Cuma kepala Hira seperti dihantam batu," jawabku jujur. Memang saat ini kepalaku sangat sakit.

"Suruh Parman beli obat, Dek. Ini resepnya," kata Ayah pada Ibu dengan lembut. Ibu pun langsung keluar dari kamar dan menyuruh suami Bik Sum membeli obat yang dir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status