Share

Bab 45 Memulai Peperangan

Selepas makan malam yang menyenangkan, Mahira dan Birenda menghabiskan waktu bersama di ruang tamu bersama Abisatya. Suasana terasa hangat. Birendra sedang duduk di sofa menggendong Abi yang baru saja tertidur.

Sementara itu Mahira duduk di sebelahnya, membaca sebuah majalah. Mereka tampak tenang dan damai, menikmati momen kebersamaan. Mahira merasakan kebahagiannya sekarang.

"Abi kalau tidur lucu sekali. Bibirnya bergerak seperti meniup balon," kata Mahira tersenyum sambil memandangi Abisatya yang tertidur.

"Iya, seperti ibunya dulu. Senyumnya mirip sekali." Birendra memandang Abisatya dengan lembut, suaranya pelan agar tak membangunkannya.

Mahira menyadari keheningan tiba-tiba yang muncul dalam suara Birendra. Dia menoleh padanya, sedikit mengernyit, melihat ada kerinduan di mata sang suami pada Sarayu. Mahira berusaha untuk tidak cemburu. Dia tahu sang suami belum sepenuhnya melupakan cinta pertamanya.

"Benarkah? Untung nggak mirip kamu ya, Mas. Kata ibu dan Mas Wisnu, Mas kalau ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status