Beranda / Romansa / Dikejar Lagi Oleh Suamiku / Bab 44 Jangan Dekati Istriku

Share

Bab 44 Jangan Dekati Istriku

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-14 14:06:03

Di ruangan kantor ber-AC, Birendra duduk dengan gelisah, melirik jam tangannya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Matanya sedikit layu dan wajahnya tampak tegang sembari memerhatikan ponselnya.

Kemarin Birendra menerima sebuah foto melalui pesan yang memperlihatkan Mahira sedang minum kopi bersama dokter Arya di lobby rumah sakit. Meski tak ada yang terlihat mencurigakan di foto itu, Birendra merasa tak nyaman. Dia tak ingin terlihat cemburu, namun hatinya tak bisa berbohong.

Tak lama kemudian, Rudi datang dan duduk di depannya. Rudi menyadari ketegangan Birendra, merasa ada sesuatu yang tak beres.

"Ada masalah lagi?" tanya Rudi mengangkat alis, mencoba membaca wajah temannya. Dia tahu pasti ada sesuatu sedang terjadi.

"Ada yang mengganggu pikiranku sejak kemarin," ucap Birendra menunduk, kedua tangan saling meremas di atas meja sambil menarik napas dalam-dalam dan mengusap wajahnya dengan tangan.

"Pasti masalahnya tak ada lagi Sarayu, ibu mertua atau Mahira," terka Rudi menc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 45 Memulai Peperangan

    Selepas makan malam yang menyenangkan, Mahira dan Birenda menghabiskan waktu bersama di ruang tamu bersama Abisatya. Suasana terasa hangat. Birendra sedang duduk di sofa menggendong Abi yang baru saja tertidur.Sementara itu Mahira duduk di sebelahnya, membaca sebuah majalah. Mereka tampak tenang dan damai, menikmati momen kebersamaan. Mahira merasakan kebahagiannya sekarang."Abi kalau tidur lucu sekali. Bibirnya bergerak seperti meniup balon," kata Mahira tersenyum sambil memandangi Abisatya yang tertidur."Iya, seperti ibunya dulu. Senyumnya mirip sekali." Birendra memandang Abisatya dengan lembut, suaranya pelan agar tak membangunkannya.Mahira menyadari keheningan tiba-tiba yang muncul dalam suara Birendra. Dia menoleh padanya, sedikit mengernyit, melihat ada kerinduan di mata sang suami pada Sarayu. Mahira berusaha untuk tidak cemburu. Dia tahu sang suami belum sepenuhnya melupakan cinta pertamanya."Benarkah? Untung nggak mirip kamu ya, Mas. Kata ibu dan Mas Wisnu, Mas kalau ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 46 Kembalinya Sang Masa Lalu

    Siang yang mendung di pemakaman kecil di pinggir kota. Angin lembut berhembus, membawa aroma tanah basah setelah hujan. Di antara barisan nisan, seorang perempuan berdiri diam di depan sebuah makam yang sederhana. Dia adalah Sanur kakak perempuan yang telah lama berada di luar negeri.Wajahnya tegang, sorot matanya dingin. Di bawah payung hitam yang dia genggam erat, Sanur mencoba menyembunyikan perasaannya yang bergejolak. Di hadapannya, terukir nama Sanur, adik perempuannya yang meninggal tanpa sempat bertemu kembali dengannya."Jadi ... kau benar-benar di sini, ya?"Sanur berbicara lirih, hampir seperti berbisik. Dia menggelengkan kepala perlahan, pandangannya tajam memandangi nisan dengan tatapan yang menyimpan banyak kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan."Semua orang menanyakan kabarmu, mereka bilang kamu sudah tiada. Aku tak peduli. Kenapa aku harus peduli?"Sanur tertawa kecil, getir. Bibirnya menyunggingkan senyum yang terasa dipaksakan."Aku pikir, dengan berada jauh dari sin

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 47 Bayangan Di Antara Kenangan

    Wisnu enggan menghadiri acara pesta ulang tahun rumah sakit kemarin malam dan memilih menghabiskan waktu di kantor sembari memahat patung seorang wanita yang ada dalam ingatannya.Wisnu tak menyadari jika pagi sudah datang karena saking semangatnya memahat. Dia pun memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat mencari makanan siap saji dan buah-buahan."Sepertinya makan nasi campur enak nih," ujarnya setelah sampai di supermarket."Kalau aku pergi ke rumah Mas Bi. Pastinya dia akan mengomeliku sepanjang waktu karena tak hadir kemarin malam," gumamnya sambil berjalan menuju tempat buah.Saat sedang memilih apel, Wisnu melihat sosok wanita dari kejauhan. Jantungnya berdegup lebih cepat, dan tanpa sadar, dirinya tersenyum. Dia mengambil napas panjang mencoba menenangkan diri lalu berjalan mendekat.Wisnu mengatur langkahnya agar tidak terlalu terburu-buru, tetapi juga tidak terlalu lambat. Sesampainya di dekat wanita tersebut, dia pura-pura tertarik pada jeruk yang ada di sampingnya.Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 48 Apa Aku Tetap Menjadi Yang Kedua

    Suasana senyap, hanya suara detik jam terdengar samar. Mahira duduk di kursinya, bahunya tertunduk sedikit, matanya kosong menatap layar laptop. Tangannya yang semula bergerak mengetik, kini berhenti, jari-jarinya melambat di atas keyboard.Matanya memang menatap layar namun pikirannya melayang sementara layar menampilkan lembar kerja yang tak terisi tulisan. Mahira berusaha untuk fokus, akan tetapi bayangan pesta beberapa malam lalu kembali menghantui."Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya?""Benarkah yang aku lihat kemarin?"Mahira menghela napas panjang, tangannya yang satu terangkat ke wajah, memijat pelipisnya pelan. Matanya terpejam sejenak, namun bayangan pesta dua hari lalu kembali hadir di benaknya.Birendra berdiri di sampingnya seraya tersenyum dan mengobrol dengan tamu-tamu. Tiba-tiba, Birendra terdiam, pandangannya tertuju ke arah seorang wanita yang baru saja keluar. Mahira ikut menoleh, dan jantungnya berhenti sejenak saat melihat wajah wanita itu—mirip sekali d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 49 Gosip Untuk Mahira

    Minggu pagi Mahira hanya di rumah bersama Abistya sedangkan Birendra--- pria itu bahkan tak pulang sejak kemarin. Mahira mencoba menelepon, tapi gagal untuk ke sekian kalinya hingga dia menghubungi Rudi dan sahabat Birendra pun tak tahu keberadaannya.Mahira cemas. Cemas jika Birendra akan kembali seperti dulu ketika Sarayu meninggal. Berhari-hari tak ada di rumah atau mengurung diri di kamar. Kini Mahira ingin tahu keadaan Birendra."Halo Hira ..." Wisnu masuk dengan santai lalu mengedipkan mata pada Abisatya."Mas Wisnu?" Mahira tersadar dari lamunannya saat merasakan seseorang menggoda Abisatya."Lihat tuh Abi. Ibu kamu bengong jadi nggak sadar aku di sini," ucap Wisnu masih menggoda sang keponakan di depannya."Mas biasakan menyebut dirimu dengan panggilan Paman bukan 'aku'," sahut Mahira membenarkan kalimat Wisnu.Mahira memerhatikan penampilan Wisnu yang berbeda. Biasanya Wisnu akan memakai T-shirt lalu dipadu dengan jaket kulit dan celana panjang longgar. Kini tampak lebih rapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 50 Hati Yang Terluka

    Mahira duduk di ruang tamu, tangannya menggenggam secangkir teh yang kini telah mendingin. Matanya menatap pintu ketika dia mendengar suara langkah kaki Birendra pulang dari luar. Birendra masuk dengan wajah lelah, jaket kulitnya tergantung di bahunya. Dia melemparkan jaketnya ke sofa dan duduk di kursi tanpa menyapa."Mau aku buatkan segelas teh dingin, Mas?" tanya Mahira pelan."Tidak usah," jawab Birendra singkat.Mahira memutuskan untuk mengajak Birendra berbicara dari hati ke hati. Lampu redup, dan hujan turun di luar, menciptakan suasana hening yang memunculkan ketegangan. Mahira duduk di sofa dengan tangan tergenggam, menatap Birendra yang sedang sibuk memegang ponselnya."Mas, bolehkah kita bicara sebentar?" tanya Mahira pelan, tapi tegas.Birendra menghela napas dan melirik Mahira dengan sekilas. Dia mengangkat bahunya, seolah enggan. Mahira bisa melihat perubahan kecil itu, yang membuat hatinya semakin berat."Tentang apa lagi, Hira? Aku capek," ucap Birendra tanpa banyak em

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 51 Birendra Bertemu Sanur

    Birendra sedang duduk di kursi direktur, matanya terfokus pada laporan di tangannya, tetapi pikirannya tampak berada di tempat lain. Rudi tanpa mengetuk pintu langsung masuk dengan membawa folder yang di dalamnya berisi informasi yang diminta Birendra."Kalau kau ke sini hanya untuk menasehatiku. Lebih baik diam saja," ucap Birendra tanpa melihat ke arah Rudi yang mendesah kesal."Pak Birendra yang terhormat, saya sudah mendapatkan informasi yang Anda minta," sahut Rudi menaruh folder di atas meja lalu dia berjalan menuju sofa.Birendra mendongak, matanya penuh harapan dan juga tegang. Dia menatap Rudi lalu matanya berpindah ke atas meja melihat folder map yang dia pinta pada sahabatnya untuk mencari tahu nama wanita tersebut."Kenapa malah bengong, Birendra? Bacalah sendiri. Jangan menyuruhku membacanya," kata Rudi menggelengkan kepala."Tolong bacakan saja, Rud. Apa salahnya membantuku sekedar membaca," jawab Birendra dengan memijit keningnya."Namanya Sanur Ningrum. Tinggal di Bela

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 52 Sanur Menjalankan Rencananya

    Perlahan gosip mengenai Mahira mulai hilang dan tak ada lagi yang membicarakannya, tetapi sikap para perawat dan dokter ada yang berubah terhadapnya. Mahira tahu ada beberapa tak suka karena mereka menganggap Mahira adalah pelakor dalam rumah tangga Birendra.Arya menyadari situasi tersebut dan Agustin pun sudah memberi peringatan kepada semua pekerja di rumah sakit agar rumor seperti itu dihentikan. Agustin juga menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya."Di mana sekarang Mahira, Arya?" tanya Agustin saat tak mendapati Mahira tak makan siang di kantin."Saya rasa dia ada di ruang istirahat, Dok," sahut Arya yang ikut cemas melihat kondisi psikis Mahira."Bawakan beberapa makanan untuknya setelah kita makan siang. Aku tak mau dia sakit," kata Agustin dan disambut anggukan Arya.Setelah rumor itu menganggunya, Mahira memilih berdiam diri di ruang istirahat sembari belajar atau mengetik laporan. Dia sudah malas menanggapi pertanyaan rekan kerjanya dan mereka akan menyalahkannya."Benar-

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23

Bab terbaru

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 140 Lelah Hati

    Sudah semalam hingga pagi ini Sanur masih terbaring tak sadarkan diri. Wajahnya pucat, alat bantu pernapasan terpasang di sampingnya. Di kursi sebelah ranjang ada Wisnu yang duduk dengan tangan terlipat di dada lalu tatapannya kosong dan berat. Sepasang mata lelahnya terus menatap Sanur seolah mencoba menyampaikan sesuatu yang tak terucap.Mahira berdiri di ujung ruangan seraya menatap mereka dari kejauhan. Sesekali dia melirik ke arah inkubator di sudut ruangan tempat bayi prematur Sanur berada. Raut wajahnya dipenuhi rasa cemas dan bingung. Dia menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang di sudut matanya."Cepatlah sadar Mbak Sanur. Apa Mbak tidak ingin melihat bayimu? Kasihan Alya yang menunggumu di rumah ayahku.""Mas Wisnu juga menunggumu, Mbak," gumam Mahira dalam hati.Meskipun wanita itu pernah menyakitinya, Mahira tak sekalipun membencinya. Bahkan kini Alya gadis kecil itu dititipkan kepada Rahmat Hasan ayah Mahira untuk sementara waktu."Mahira ...."

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 139 Sanur Dicelakai

    Derap langkah berpacu dengan rasa cemas melingkupi ketiga orang yang sedang menuju ruang operasi. Mahira berjalan di depan disertai wajahnya yang cemas, sementara Birendra dan Wisnu mengikuti di belakangnya.Birendra tampak gelisah dan terus meremas kedua tangannya. Wisnu, di sisi lain, memasang ekspresi datar diiringi langkahnya yang berat seakan menunjukkan kegundahan yang dia coba sembunyikan."Bukankah tadi mereka mengatakan Sanur baik-baik saja? Tapi kenapa sekarang harus dioperasi?" tanya Wisnu merasakan kebingungan."Kita tunggu saja di sini sampai dokter yang memberitahu," ucap Mahira menenangkan.Selang beberapa jam seorang dokter perempuan keluar dari ruang operasi, wajahnya lelah, tetapi tetap profesional untuk berbicara mengenai keadaan sang pasien. Mahira segera melangkah mendekat, diikuti oleh Birendra dan Wisnu."Bagaimana keadaan Sanur, Dokter Erika?" tanya Mahira dengan suara bergetar, matanya menatap dokter penuh harap. Mahira mengenal dokter kandungan itu dengan bai

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 138 Pertengkaran Birendra Dan Wisnu

    Setelah mendapat telepon dari Sumiati, Mahira segera bergegas menuju rumah tanpa memedulikan makan siangnya. Langkahnya dia percepat dan penuh kecemasan. Perasaannya campur aduk selama perjalanan pulang, mencoba membayangkan apa yang sebenarnya terjadi.Ketika mobil online berhenti di depan rumah, pemandangan yang dia temukan membuat dadanya semakin sesak. Polisi berjaga-jaga di halaman, dan pintu rumahnya terbuka lebar, memperlihatkan ruang tamu yang berantakan. Barang-barang berserakan seolah terjadi kerusuhan."Apa yang terjadi di sini?" tanyanya kepada seorang polisi yang berdiri di tengah ruangan. Dengan napas memburu, Mahira melangkah masuk."Maaf dengan siapa kami bicara?" tanya salah satu petugas melihat kedatangan Mahira."Saya Mahira. Istri dari Birendra pemilik rumah ini," sahut Mahira seraya menyerahkan kartu pengenalnya."Sebenarnya apa yang terjadi, Pak? Apa orang asing memasuki rumah kami?"Polisi itu menoleh dan menghela napas sebelum menjawab. "Bu Mahira, suami Anda,

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 137 Mas Birendra Mau Berubah

    Setelah perbincangan panjang dengan Dokter Arya di ruang konsultasi, aku menatap wajah Mas Birendra. Wajahnya kaku, meski bibirnya melontarkan ucapan terima kasih kepada Arya. Namun, sorot matanya yang sesekali melirik tajam ke arah Arya tidak bisa disembunyikan."Birendra, aku meminta tolong. Perhatikan kondisi istrimu. Jangan egois menjadi suami." Hanya dokter Agustin saja yang berani berbicara seperti itu pada Mas Birendra."Iya aku tahu, Agustin," seloroh Mas Birendra seraya menggandeng tanganku dengan erat."Jangan cuma bicara saja kamu ya. Awas kamu jika Mahira sampai sakit," lanjut dokter Agustin dengan bercanda.Aku melihat dokter Arya yang berdiam diri saja di samping dokter Agustin. Tatapan Mas Birendra membuat dirinya tak berani memandang ke arah kami."Lusa saya harap Pak Birendra menemani dokter Mahira berkonsultasi dengan kami di sini," ucap dokter Arya seraya membuka pintu keluar."Aku akan pastikan dia tidak jatuh atau pingsan," ucap Mas Birendra, suaranya tegas.Dokte

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 136 Pilih Aku Atau Sanur, Mas

    Mahira mengajak bicara hal yang serius dengan Wisnu hari ini. Dia menunggu pria itu di rumah sakit sekaligus memberi kabar mengenai kondisi kehamilan Sanur. Ada perasaan gelisah di pikirannya.Saat ini Mahira duduk di kursi di dekat jendela. Tangan mungilnya meremas ujung bajunya dengan cemas memandang keluar jendela ke arah langit yang suram. Tak lama, suara langkah kaki terdengar di koridor."Halo Mas .... ""Masuk Mas," kata Mahira melihat Wisnu datang seorang diri.Wisnu akhirnya tiba. Pintu terbuka dan dia masuk dengan langkah tenang, wajahnya datar tanpa ekspresi. Mata dinginnya segera bertemu dengan tatapan Mahira yang penuh keresahan.Mahira menghela napas pelan lalu berdiri untuk menyambut Wisnu."Terima kasih sudah datang, Mas Wisnu," katanya dengan suara pelan dan jelas. Dia mengangkat matanya yang penuh dengan pertanyaan."Ada apa kamu memanggilku ke sini, Hira?" tanya Wisnu seraya duduk di hadapan Mahira."Ada hal penting yang akan kusampaikan, Mas," ucap Mahira memberi s

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 135 Pergilah Dari Hidupku, Sanur

    Di balik pintu telah berdiri Sanur, wanita yang selama ini menjadi bayang-bayang dalam kehidupan rumah tangganya. Sanur melangkah masuk tanpa diundang, mengenakan gaun mahal yang tampak mencolok. Sikapnya angkuh dengan dagu terangkat dan bibir menyeringai tipis, seolah hendak menunjukkan superioritasnya."Ada keperluan apa Mbak Sanur ke sini?" tanya Mahira seraya tangannya masih menggendong Abisatya."Memangnya aku harus memberitahumu maksud kedatanganku ke sini?" Sanur balik bertanya dengan berdecih."Oh tentu saja, Mbak Sanur. Bukankah kamu datang ke rumah ini mencari Mas Birendra? Dan aku harus pun mengetahui," sahut Mahira tetap tenang."Kalau begitu ya aku tak sungkan lagi bicara denganmu," ucapnya sembari duduk."Mahira," kata Sanur, suaranya dingin dan tegas, "Kau harus menjauhi Birendra. Dia tak akan pernah sepenuhnya menjadi milikmu.""Birendra mau menceraikanku, karena ada dirimu."Mahira menatapnya dengan tenang, meski di dalam hatinya bergejolak. Matanya meneliti Sanur, me

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 134 Apa Kamu Terlibat Dalam Kecelakaanku?

    Aku memasuki apartemen dengan langkah berat, menggenggam tas di tangan sambil memijat pelipis dengan jemari. Sakit kepala yang menjalar dari pertemuanku dengan Sanur di rumah sakit belum juga reda. Rasanya seperti ada beban tak kasat mata yang terus menghimpit. Bertemu Sanur benar-benar menguras energiku. Sekarang aku butuh istirahat. Di apartemen terasa sepi karena Abisatya berada di rumah Mas Birendra kemarin dan besok aku akan menjemputnya pulang. Kami memang bergantian mengasuh dan lagipula aku tak khawatir Abisatya ada di sana karena ada Bibik Rum dan Bibik Tum. "Non Mahira ...." Ada Maya sedang berdiri di depan pintu apartemenku. "Maya? Sedang kamu di sini? Kok tidak menelepon aku dulu?" Aku melihat ponsel dan tidak ada panggilan darinya. "Mas Birendra menyuruh Bibik Tum memasak masakan Nona Mahira dan saya yang mengantarkan," ucapnya seraya memperlihatkan bag makanan di tangan kanannya. "Ya sudah masuk yuk," ajakku memutar kunci apartemen. "Kamu lama menunggu di depa

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 133 Konspirasi Tersembunyi

    Mahira memijat pelipisnya yang berdenyut. Sakit kepala yang dia alami sudah berlangsung sejak beberapa jam lalu tetapi tugasnya sebagai dokter tidak bisa ditinggalkan ketika seorang perawat tiba-tiba masuk dengan terburu-buru. "Dokter Arya ... dokter Mahira, ada korban kecelakaan, seorang wanita hamil. Luka-lukanya ringan, tapi dia terlihat panik." Mahira menarik napas panjang. “Baik, bawa ke ruang perawatan,” jawabnya tegas, meski tubuhnya terasa berat. Dia bangun dengan gerakan cepat, mencoba mengabaikan rasa sakit di kepalanya. "Tetaplah di sini. Biar aku yang menangani," ucap Arya melarang Mahira turun dari ranjang. "Aku sudah baikan, Dok. Lagipula aku tidak merasa nyaman kalau tidur-tiduran di sini," sahut Mahira dibantu Arya turun dari ranjang lalu memakai jubah dokternya. "Kamu memang keras kepala, Mahira. Jika sakitmu kambuh, aku akan menyuruh perawat membawamu ke kamar inap," kata Arya tegas seraya berjalan menuju ruang perawatan lainnya. Mahira mengikuti langkah A

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 132 Pilihan Sulit Birendra

    Birendra melangkah masuk ke ruang tunggu rumah sakit, masih merasakan perih di sudut bibirnya yang sobek akibat adu jotos dengan Wisnu. Ruangan itu sepi hanya ada beberapa pasien dan suara mesin pendingin ruangan yang mendengung pelan."Lebih baik aku ke ruangan Agustin saja." Setelah menerima perban untuk luka-lukanya Birendra melangkah menuju lift. Dia akan menemui temannya, dokter Agustin di lantai tiga.Birendra enggan pulang apalagi saat dia harus berhadapan dengan Sanur. Dia benar-benar tak ingin bicara pada wanita itu setelah mengetahui perselingkuhannya yang membuat dirinya sebagai lelaki hancur."Rudi, sudah kamu persiapkan surat cerai yang kupinta?" tanya Birendra yang menelepon Rudi sahabat sekaligus asistennya."Sudah semuanya. Kali ini tolong jangan Sanur merobeknya lagi," kata Rudi menghela napas panjang."Kamu baik-baik saja, Bi? Beritamu menyebar di surat kabar.""Atasi media yang ada hubungannya dengan Mahira. Jangan libatkan dia dalam masalahku dan Wisnu.""Ya sudah

DMCA.com Protection Status