/ Romansa / Dikejar Lagi Oleh Suamiku / Bab 41 Kelicikan Fatma Menghancurkan Hubungan Birendra

공유

Bab 41 Kelicikan Fatma Menghancurkan Hubungan Birendra

last update 최신 업데이트: 2024-09-11 08:50:24

"Pagi, Dokter Arya," sapa Mahira saat mereka bertemu di lobby.

"Pagi juga, Dokter Mahira. Ada sesuatu yang membuatmu gembira di hari ini?" Arya menyahut dengan tersenyum.

"Apa tampak ya di wajah saya?" Mahira malu, karena ketahuan dirinya tengah berbahagia menyambut hari-harinya.

"Jelas sekali. Sampai mata saya berkilau," canda Arya seraya tertawa.

"Naik apa ke sini, Dokter Mahira? Diantar suami tentunya," sambung Arya yang sempat melihat Mahira satu mobil dengan Birendra.

"Iya. Mulai sekarang Mas Bi akan mengantar saya setiap pagi," jawab Mahira. Senyum tak lepas dari bibirnya saat ini.

"Saya doakan pernikahan anda langgeng ya, Dok." Ada ucapan tulus dari Arya meski dia menahan emosional di hatinya.

"Terima kasih," sahut Mahira.

"Sudah mau pulang, Dok?" Mahira melihat Arya masih berpakaian yang sama seperti sore kemarin.

"Iya nih. Kemarin IGD kedatangan rombongan bus yang terluka karena tabrakan."

"Saya pamit dulu ya."

Mahira mengangguk seraya berjalan menuju lorong kanan tempat IGD
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

관련 챕터

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 42 Kembalinya Cinta Pertama

    Sanur baru saja kembali ke kota asalnya setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri. Dia berdiri di depan rumah masa kecilnya, tempat dia tumbuh besar sebelum dikirim oleh ayahnya ke luar negeri untuk tinggal bersama bibinya. Sanur menatap rumah tua itu dengan perasaan bercampur aduk—ada kemarahan, kebencian, dan juga kerinduan yang menyakitkan. Rasa ditinggalkan membuat dirinya menjadi pribadi dengan penuh luka di hati. "Anda lebih memilihnya untuk tinggal bersama daripada aku yang juga membutuhkan kasih sayang. Sanur berdiri di depan gerbang rumah jari-jarinya mencengkeram besi pagar yang mulai berkarat. Matanya berkabut, tapi bukan karena hujan yang rintik-rintik, melainkan air mata yang berusaha dia tahan. "Kenapa, Yah? Kenapa kau tega?" tanya Sanur dalam hati dengan lirih. Sanur menggigit bibir bawahnya, menahan gejolak di dadanya. Dia melangkah maju dan mendekat ke pintu rumah. Tangannya yang gemetar terulur, seakan ingin menyentuh gagang pintu, tapi terhenti di tengah ja

    최신 업데이트 : 2024-09-12
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 43 Membuka Kembali Kasus Kecelakaan

    Arya berada di depot masakan rumah yang terletak di sudut kota, senja hari. Bukan untuk memesan makan malam melainkan bertemu dengan sang kawan yang berprofesi sebagai detektif. Arya sengaja mendatangi sang kawan untuk membahas soal kecelakaan Sarayu.Arya duduk dengan raut wajah tegang selagi menunggu sang kawan. Dia menatap secangkir kopi yang sudah mulai dingin dan tak berselang lama Adi baru saja datang lalu duduk di hadapannya."Maaf agak terlambat. Tadi masih dipanggil atasan," ucap Adi menaruh ponsel di atas meja."Tidak apa-apa. Aku tidak terburu-buru," sahut Arya."Oke ... mau bicara dirimu, Pak Dokter?" tanya Adi sang kawan bercanda."Aku tahu kamu pasti sibuk, Di. Tapi aku butuh bantuanmu. Ini tentang Sarayu. Aku nggak bisa percaya kalau orang yang mereka tangkap itu benar-benar pelakunya." Arya berbicara dengan nada rendah dan tangannya gemetar di sekitar cangkir kopi."Arya, kamu tahu polisi sudah bekerja keras dalam kasus ini. Bukti yang mereka kumpulkan cukup kuat. Kena

    최신 업데이트 : 2024-09-13
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 44 Jangan Dekati Istriku

    Di ruangan kantor ber-AC, Birendra duduk dengan gelisah, melirik jam tangannya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Matanya sedikit layu dan wajahnya tampak tegang sembari memerhatikan ponselnya.Kemarin Birendra menerima sebuah foto melalui pesan yang memperlihatkan Mahira sedang minum kopi bersama dokter Arya di lobby rumah sakit. Meski tak ada yang terlihat mencurigakan di foto itu, Birendra merasa tak nyaman. Dia tak ingin terlihat cemburu, namun hatinya tak bisa berbohong.Tak lama kemudian, Rudi datang dan duduk di depannya. Rudi menyadari ketegangan Birendra, merasa ada sesuatu yang tak beres."Ada masalah lagi?" tanya Rudi mengangkat alis, mencoba membaca wajah temannya. Dia tahu pasti ada sesuatu sedang terjadi."Ada yang mengganggu pikiranku sejak kemarin," ucap Birendra menunduk, kedua tangan saling meremas di atas meja sambil menarik napas dalam-dalam dan mengusap wajahnya dengan tangan."Pasti masalahnya tak ada lagi Sarayu, ibu mertua atau Mahira," terka Rudi menc

    최신 업데이트 : 2024-09-14
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 45 Memulai Peperangan

    Selepas makan malam yang menyenangkan, Mahira dan Birenda menghabiskan waktu bersama di ruang tamu bersama Abisatya. Suasana terasa hangat. Birendra sedang duduk di sofa menggendong Abi yang baru saja tertidur.Sementara itu Mahira duduk di sebelahnya, membaca sebuah majalah. Mereka tampak tenang dan damai, menikmati momen kebersamaan. Mahira merasakan kebahagiannya sekarang."Abi kalau tidur lucu sekali. Bibirnya bergerak seperti meniup balon," kata Mahira tersenyum sambil memandangi Abisatya yang tertidur."Iya, seperti ibunya dulu. Senyumnya mirip sekali." Birendra memandang Abisatya dengan lembut, suaranya pelan agar tak membangunkannya.Mahira menyadari keheningan tiba-tiba yang muncul dalam suara Birendra. Dia menoleh padanya, sedikit mengernyit, melihat ada kerinduan di mata sang suami pada Sarayu. Mahira berusaha untuk tidak cemburu. Dia tahu sang suami belum sepenuhnya melupakan cinta pertamanya."Benarkah? Untung nggak mirip kamu ya, Mas. Kata ibu dan Mas Wisnu, Mas kalau ti

    최신 업데이트 : 2024-09-15
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 46 Kembalinya Sang Masa Lalu

    Siang yang mendung di pemakaman kecil di pinggir kota. Angin lembut berhembus, membawa aroma tanah basah setelah hujan. Di antara barisan nisan, seorang perempuan berdiri diam di depan sebuah makam yang sederhana. Dia adalah Sanur kakak perempuan yang telah lama berada di luar negeri.Wajahnya tegang, sorot matanya dingin. Di bawah payung hitam yang dia genggam erat, Sanur mencoba menyembunyikan perasaannya yang bergejolak. Di hadapannya, terukir nama Sanur, adik perempuannya yang meninggal tanpa sempat bertemu kembali dengannya."Jadi ... kau benar-benar di sini, ya?"Sanur berbicara lirih, hampir seperti berbisik. Dia menggelengkan kepala perlahan, pandangannya tajam memandangi nisan dengan tatapan yang menyimpan banyak kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan."Semua orang menanyakan kabarmu, mereka bilang kamu sudah tiada. Aku tak peduli. Kenapa aku harus peduli?"Sanur tertawa kecil, getir. Bibirnya menyunggingkan senyum yang terasa dipaksakan."Aku pikir, dengan berada jauh dari sin

    최신 업데이트 : 2024-09-17
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 47 Bayangan Di Antara Kenangan

    Wisnu enggan menghadiri acara pesta ulang tahun rumah sakit kemarin malam dan memilih menghabiskan waktu di kantor sembari memahat patung seorang wanita yang ada dalam ingatannya.Wisnu tak menyadari jika pagi sudah datang karena saking semangatnya memahat. Dia pun memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat mencari makanan siap saji dan buah-buahan."Sepertinya makan nasi campur enak nih," ujarnya setelah sampai di supermarket."Kalau aku pergi ke rumah Mas Bi. Pastinya dia akan mengomeliku sepanjang waktu karena tak hadir kemarin malam," gumamnya sambil berjalan menuju tempat buah.Saat sedang memilih apel, Wisnu melihat sosok wanita dari kejauhan. Jantungnya berdegup lebih cepat, dan tanpa sadar, dirinya tersenyum. Dia mengambil napas panjang mencoba menenangkan diri lalu berjalan mendekat.Wisnu mengatur langkahnya agar tidak terlalu terburu-buru, tetapi juga tidak terlalu lambat. Sesampainya di dekat wanita tersebut, dia pura-pura tertarik pada jeruk yang ada di sampingnya.Sa

    최신 업데이트 : 2024-09-18
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 48 Apa Aku Tetap Menjadi Yang Kedua

    Suasana senyap, hanya suara detik jam terdengar samar. Mahira duduk di kursinya, bahunya tertunduk sedikit, matanya kosong menatap layar laptop. Tangannya yang semula bergerak mengetik, kini berhenti, jari-jarinya melambat di atas keyboard.Matanya memang menatap layar namun pikirannya melayang sementara layar menampilkan lembar kerja yang tak terisi tulisan. Mahira berusaha untuk fokus, akan tetapi bayangan pesta beberapa malam lalu kembali menghantui."Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya?""Benarkah yang aku lihat kemarin?"Mahira menghela napas panjang, tangannya yang satu terangkat ke wajah, memijat pelipisnya pelan. Matanya terpejam sejenak, namun bayangan pesta dua hari lalu kembali hadir di benaknya.Birendra berdiri di sampingnya seraya tersenyum dan mengobrol dengan tamu-tamu. Tiba-tiba, Birendra terdiam, pandangannya tertuju ke arah seorang wanita yang baru saja keluar. Mahira ikut menoleh, dan jantungnya berhenti sejenak saat melihat wajah wanita itu—mirip sekali d

    최신 업데이트 : 2024-09-19
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 49 Gosip Untuk Mahira

    Minggu pagi Mahira hanya di rumah bersama Abistya sedangkan Birendra--- pria itu bahkan tak pulang sejak kemarin. Mahira mencoba menelepon, tapi gagal untuk ke sekian kalinya hingga dia menghubungi Rudi dan sahabat Birendra pun tak tahu keberadaannya.Mahira cemas. Cemas jika Birendra akan kembali seperti dulu ketika Sarayu meninggal. Berhari-hari tak ada di rumah atau mengurung diri di kamar. Kini Mahira ingin tahu keadaan Birendra."Halo Hira ..." Wisnu masuk dengan santai lalu mengedipkan mata pada Abisatya."Mas Wisnu?" Mahira tersadar dari lamunannya saat merasakan seseorang menggoda Abisatya."Lihat tuh Abi. Ibu kamu bengong jadi nggak sadar aku di sini," ucap Wisnu masih menggoda sang keponakan di depannya."Mas biasakan menyebut dirimu dengan panggilan Paman bukan 'aku'," sahut Mahira membenarkan kalimat Wisnu.Mahira memerhatikan penampilan Wisnu yang berbeda. Biasanya Wisnu akan memakai T-shirt lalu dipadu dengan jaket kulit dan celana panjang longgar. Kini tampak lebih rapi

    최신 업데이트 : 2024-09-20

최신 챕터

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 164 Memilih Jalan Yang Tepat

    "Selamat pagi dunia.""Terima kasih untuk berkat-Mu hari ini, Allah."Cahaya pagi menyelinap masuk melalui jendela rumah sakit, menerangi lorong-lorong yang mulai sibuk dengan aktivitas para dokter dan perawat. Di antara mereka, seorang pria dengan jas dokter yang baru saja dikenakan kembali setelah sekian lama berjalan dengan langkah penuh harapan sembari bergumam sendiri.Wajahnya masih sedikit pucat, tetapi terlihat di matanya berbinar. Dia menarik napas dalam-dalam seolah ingin meresapi udara rumah sakit yang begitu familiar, tempat yang pernah menjadi bagian besar dalam hidupnya sebelum semuanya berubah."Dokter Arya, senang berjumpa dengan anda lagi," kata seorang perawat yang kebetulan berpapasan dengannya."Saya juga senang berjumpa dengan kalian lagi," balas Arya seraya tersenyum."Selamat bertugas kembali, Dok," ucap salah satu perawat wanita."Terima kasih suster Wina."Arya melanjutkan kembali langkah kakinya menuju ruang berkumpulnya para dokter sebelum bertugas di pagi i

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 163 Kapan Kamu Bangun, Mahira?

    "Ayo Mahira ....""Kamu pasti bisa melewati ini semuanya. Berjuanglah."Di ruang operasi yang dipenuhi suara mesin pemantau detak jantung dan alat-alat medis, Dokter Gatot berkeringat di balik masker bedahnya. Tangannya yang bersarung tangan lateks bergerak cepat, berusaha menghentikan pendarahan hebat di otak Mahira. Para perawat dan petugas anestesi bekerja dengan cekatan, saling bertukar pandang setiap kali tekanan darah pasien turun drastis.“Tekanan darahnya anjlok lagi, Dok!” seru seorang perawat, suaranya tegang.Dokter Gatot mengatupkan rahangnya dengan napasnya yang tertahan. “Tambahkan satu ampul epinefrin. Kita harus stabilkan dia dulu.”"Baik, Dok."Jarum jam terus berdetak, tapi keadaan Mahira tak juga membaik. Sudah tiga jam lamanya Dokter Gatot yang menggantikan Arya mengoperasi Mahira, keadaan di ruang operasi sungguh mendebarkan."Dokter Mahira, jangan menyerah. Anda harus berjuang demi dokter Arya!" seru perawat Raka mendampingi dokter Gatot.Para dokter dan perawat

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 162 Apa Ini Akhir

    Mahira membuka pintu kamar rawat inap dengan pelan agar tak menganggu ketenangan pasien di ruangan. Mahira berjalan mendekati ranjang yang berada di dekat jendela. Di sana tampak Arya terbaring diam dan tubuhnya tak bergerak sedikit pun, tertelan oleh ketenangan alat medis yang terus berbunyi terus menerus. Mahira menatapnya sejenak, ada rasa rindu dan sedih tercampur dalam tatapan matanya yang berkaca-kaca.Mahira berdiri dalam diam seakan takut mengganggu tidur Arya yang terlalu panjang. Wajahnya yang dulu penuh semangat kini tampak pucat, bekas air mata masih terlihat di sudut matanya. Setelah sekian lama berdiri di sisi tempat tidur Arya, Mahira mengulurkan tangan, menyentuh jemari Arya yang dingin dan tak merespons."Halo Dokter Arya ....""Tiga hari lagi memasuki tahun baru dan sudah empat bulan anda tidur. Apa anda tidak ingin bangun?""Banyak kawan-kawan yang menantimu membuka mata."Mahira berjalan ke jendela dan menutup tirainya karena malam telah tiba. Kemudian Mahira kemba

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 161 Pilihan Mahira

    Mahira perlahan membuka mata dan penglihatan yang buram. Ruangan putih yang asing menyambutnya, dengan bau karbol yang khas. Dia mencoba duduk, tetapi seketika rasa nyeri menusuk di kepalanya membuatnya meringis. Tangan kanannya bergerak memegang pelipis, sementara matanya menyipit menahan sakit yang kian terasa."Jangan banyak bergerak dulu, Hira," kata suara berat dan tenang milik Dokter Agustin terdengar di sebelahnya. Dia berdiri dengan tangan terlipat di depan dada disertai sorot matanya yang lembut."Kamu baru saja pingsan. Mahira. Untung Birendra segera membawamu ke sini.""Kenapa dengan saya, Dok?" tanya Mahira berusaha untuk bicara."Kondisimu semakin parah, Hira. Hematomamu sudah terlalu besar dan kita harus melakukan operasi secepatnya. Tidak bisa kamu biarkan seperti ini terus."Mahira terdiam, dadanya terasa sesak mendengar kata-kata itu. Bibirnya mengatup rapat seraya matanya menatap lurus ke depan dan berusaha mengusir pikiran-pikiran buruk. Sambil menarik napas dalam-d

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 160 Kebahagian Birendra

    Di balik jeruji besi yang dingin, Maya duduk bersandar pada dinding yang lembap. Wajahnya pucat, matanya sembab dan bahunya sedikit bergetar, menahan perasaan yang berkecamuk dalam dada.Hidupnya telah berubah. Dia bukan lagi Maya seorang mahasiswi kedokteran atau adik asuh kesayangan sang nona. Dia telah mengecewakan sang nona juga ibunya yang malu kepada dirinya."2012 ada yang menemuimu. Keluarlah." Seorang sipir wanita membuka jeruji besi tempat Maya berada sekarang."Siapa yang mau menemui saya, Bu?" tanya Maya. Hampir dua bulan tak seorang pun sudi menjenguknya."Kamu akan tahu nanti."Maya didampingi dua sipir wanita dengan tangan yang terborgol. Langkah-langkah halus terdengar mendekat ke ruang pertemuan dan tak lama kemudian seorang wanita berdiri di hadapannya. Mahira.Wanita itu tetap anggun meskipun ada kelelahan yang terlihat di matanya. Dengan ekspresi tenang, tetapi sarat kekecewaan, Mahira menatap Maya dalam-dalam. Maya menundukkan kepala seraya jari-jarinya saling men

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 159 Maukah Kau Berkorban Untuknya, Mahira?

    "Apa yang ingin kamu bicarakan, Mas?" Mahira menatap Birendra dengan pandangan serius. "Ini tentang kita, Hira. Tentang pernikahan yang telah kita jalani," kata Birendra. Birendra duduk di ruang tamu seraya menghadap Mahira yang duduk di seberangnya. Tatapannya berat seolah menimbang setiap kata yang akan dia ucapkan. Kedua tangannya berada di pangkuan dan jemarinya saling mengait erat, sesekali bergerak gelisah. Mahira menatap Birendra dengan lembut, wajahnya tenang walau ada sedikit kerutan di dahinya menunjukkan kekhawatiran yang dia coba sembunyikan sejak tadi saat Birendra memanggilnya. "Aku siap mendengarnya, Mas. Katakan saja," sahut Mahira ingin mengetahui keputusan yang diambil Birendra. Dia sudah tahu Birendra hendak membicarakan perceraian. "Aku tidak tahu harus memulai dari mana pembicaraan ini, Hira. Kamu tahu sendiri pernikahan kita bukan didasari oleh cinta di hatiku. Aku hanya menganggapmu sebagai adik bukan seorang istri," ucap Birendra mengungkapkan isi hati

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 158 Bangunlah Arya

    Sanur berdiri di terminal keberangkatan memandang pesawat yang akan membawanya dan putrinya, Alya, meninggalkan Indonesia. Hatinya terasa berat, tetapi dia yakin bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Dia sudah berpamitan dengan Mahira juga Birendra dan mereka mengerti alasannya pergi. Namun ada satu orang yang tak diberi tahu, Sanur tak bisa membiarkan Wisnu ikut terikat dalam kehidupannya yang penuh luka. Dia merasa dirinya tak pantas bagi Wisnu. “Semua akan baik-baik saja,” bisiknya pada diri sendiri meskipun hatinya masih bimbang sembari menggandeng tangan kecil Alya. "Ibu, kita akan ke mana? Kenapa naik pesawat?" Alya gadis kecil berjaket dan bertopi itu tampak bingung. "Kita akan ke Amerika, Nak. Kita akan memulai kehidupan yang baru di sana," jawab Sanur memberi pengertian pada Alya. "Apa Paman Wisnu dan Kakek Rahmat ikut juga bersama kita?" tanyanya lagi. "Hanya kita berdua, Nak." Sanur melihat kesedihan di wajah Alya. Dua bulan bersama Wisnu dan Rahmat ayah Mahir

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 157 Bertahanlah, Dokter Arya

    Tanpa disadari oleh Fatma, seorang polisi diam-diam berjalan di belakangnya. Polisi tersebut mendekati Fatma dengan sigap dan sebelum dia bisa melakukan sesuatu yang lebih berbahaya, polisi berhasil melumpuhkannya."Sudahi permainan anda, Ibu Fatma!""Tidak ... aku tak berakhir seperti ini!" Fatma berteriak tidak terima.Pistol yang dia genggam jatuh dengan bunyi keras ke lantai beton. Bayi Abisatya yang hampir terlepas dari genggamannya langsung diselamatkan oleh seorang petugas polisi dan dengan hati-hati diserahkan kembali kepada Mahira.Mahira meraih Abisatya dengan tangan gemetar, dan begitu dia mendekap putranya, air mata mengalir deras di pipinya. Rasa syukur dan kebahagiaan meluap-luap di hatinya setelah berhari-hari terjebak dalam mimpi buruk ini."Ibu di sini, Sayang. Kamu aman sekarang," kata Mahira memeluk erat Abisatya."Jangan menangis lagi. Kita pulang ya sekarang," imbuh Mahira sembari mencium wajah Abisatya yang sudah berhenti menangis.Birendra dengan cepat menghampi

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 156 Serahkan Dirimu, Fatma

    Mahira berdiri terpaku, tangan gemetar saat menatap pisau di hadapannya. Fatma menunggunya membuat keputusan, tetapi bagaimana mungkin ia bisa memilih? Di satu sisi ada Abisatya, putranya yang bahkan belum bisa berbicara. Di sisi lain, ada Sanur, yang meski bukan siapa-siapa baginya secara pribadi, tetaplah seseorang yang berharga bagi Wisnu."Kenapa anda begitu menginginkan kematianku, Bibi Fatma?" tanya Mahira sengaja untuk mengalihkan pembicaraan.Fatma mendengkus kesal, dia menatap Mahira dengan tatapan kebencian. Tidak ada rasa iba pada Mahira yang notebene adalah keponakannya. Rasa bencinya telah mengakar di hatinya."Karena dengan kematianmu, aku bisa mewarisi harta ibumu. Semua yang dia miliki seharusnya jatuh kepadaku bukan kepada ibumu. Sejak kecil aku diabaikan dan tak seorang pun menyayangiku hanya karena ibumu memiliki penyakit jantung," ucap Fatma sinis."Bukankah anda telah mengambil semuanya? Kenapa anda masih menginginkan kematianku?" ulang Mahira."Wajahmu mengingatk

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status