Beranda / Pernikahan / Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer / Bab 79. Gara-gara Surat Perjanjian

Share

Bab 79. Gara-gara Surat Perjanjian

Penulis: Muda Anna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 08:33:05

Eddriz terpaksa memesan dan mengantri lagi untuk membeli rujak buah. Pasalnya Raline cemberut dan marah gara-gara rujak buahnya dihabiskan suami. Semakin sore rujak buah itu semangin antri membuat Eddriz kesal sendiri, tetapi tetap diredam emosinya.

"Ada lagi yang diinginkan selain rujak, Sayang?"

"Tidak, Ra maunya rujak buah saja," jawab Raline masih merajuk.

"Itu jualan apa, Sayang?" Eddriz mengalihkan perhatian agar tidak marah dengan menujuk pedagang yang terlihat ramai. pembelinya sebagin besar anak-anak dan remaja.

"Itu Abang cilok namanya."

"Abang mau beli boleh, 'kan?"

"Terserah." Raline masih merasa kesal.

Yang awalnya Eddriz melarang membeli makanan yang di pinggir jalan. Sekarang laki-laki suami Raline itu mencoba semua jajanan setelah merasakan nikmatnya cilok yang dibelinya.

Eddriz membeli jajanan hampir satu deretan pedagang di taman. Sedangkan Raline hanya setia makan rujak buah dan minum es kelapa saja. Raline duduk menunggu Edrriz selesai berbelanja.

"Ayo pulang, Bang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 80. Ngidam Ingin Menghajar

    Ayah Wisnu spontan memundurkan badannya. Padahal awalnya berdiri memegangi jeruji besi yang membatasi antara diri sendiri dan Ngadimin. Suara teriakan teman lama itu terdengar menciutkan nyali.Ngadimin berusaha duduk dan melihat Ayah Wisnu yang berdiri menjauh, "Kemari kamu, Wisnu!" teriaknya."Apa salahku?" tanya Ayah Wisnu pura-pura bingung."Kamu yang meyakinkan aku untuk menagih hutangmu pada Ra!"Ayah Wisnu tersenyum merasa menang karena mendengar teriakan Ngadimin. Pasalnya laki-laki yang terlihat babak belur itu menagih terlebih dahulu. Padahal perjanjian awal akan menunggu dan akan menemui berdua."Itu salah kamu sendiri, aku sudah katakan tunggu aku. Mengapa kamu mengingkari janji?" tanya Ayah Wisnu membela diri.Bang Jack tersenyum simpul mendengar dua laki-laki itu berdebat saling menyalahkan. Keduanya salah tempat jika mengusik istri kedua Eddriz. Untung ayah tiri itu tidak ada saat Ngadimin dihajar Eddriz, mungkin jika ada sudah akan menjadi bergedel seperti Ngadimin."S

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 81. Lewat Safea

    Tangan Eddriz terasa kebas karena memberikan bogem mentah pada Ayah Wisnu berkali-kali. Hati terasa lega bisa melampiaskan kekesalan dan kemrahan hari ini. Tidak hanya tangan yang beraksi, kaki pun ikut unjuk gigi menendang perut sampai kaki. "Lempar dia ke luar dari sini!" Eddriz langsung meninggalkan Ayah Wisnu dan pos security begitu saja.Bang Jack memerintahkan security untuk segera mengusir Ayah Wisnu ke luar dari gerbang utama perusahaan. Laki-laki yang sudah babak belur itu berusaha berdiri dan mengangkat tangan, "Bang Jack ...?" Ayah Wisnu tidak melanjutkan ucapannya karena pandangan mata tajam Bang Jack seolah seperti pedang yang menghunus jantung."Maaf, Pak. Saya tidak bisa membantu Anda, Ini salah Anda sendiri bukankah kemarin sudah saya katakan untuk pulang ke Bandung!"Ayah Wisnu terduduk tanpa kata. Niatnya ke perusahaan agar tidak bertemu dengan pengawal pribadi itu. Kemarin sudah berjanji akan langsung pulanng ke Bandung.Bang Jack berlari untuk mengantar tuannya y

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 82. Ingkar Janji

    Bang Jack bertolak pinggang melihat Ayah Wisnu yang bingung. Ada rasa kesal bercampur marah pada laki-laki tua itu. Kemarin minta diantar ke stasiun berjanji akan pulang ke Bandung, tetapi sekarang masih ada di Jakarta.Semua usaha Ayah Wisnu kini gagal sudah tanpa ada celah lain lagi untuk bisa menemui Raline. Tinggal satu yang belum diusahakan, tetapi setelah bertemu dengan Shafea harapan itu pasti gagal karena Hanna pasti akan melapor juga pada bodyguard yang ada didepannya."Fea!" teriak Bang Jack."Ya, Bang!" Shafea berlari mendekati Bang Jack sambil merlirik Ayah Wisnu."Siap-saiplah, Abang antar ke kampus!""Iya, Bang."Shafea berlari kembali masuk rumah. Mengambil tas dan bergegas mengunci pintu rumah. Ayah Wisnu masih berdiri terpaku di halaman rumah Shafea."Sudah, Bang. Ayo berangkat!"Bang Jack berjanan menuju mobil sambil menggandeng Shafea. Melihat tajam pada Ayah Wisnu yang masih terbengong. Sengaja membiarkan laki-laki tua yang tidak tahu diri itu menerima akibat yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 83. Undangan

    "Habiskan saja, Abang ikhlas." Bang Jack berkata sambil memutar kemudi setir."Eee, jangan dong. Fea bukan cewek matre. Tidak mau ngabisin uang Abang yang kerja mati-matian setiap hari.""Abang kerja untuk calon istri, kita menikah saja, yok!"Shafea hanya nyengir kuda saja diajak menikah. Pasalnya baru kemarin saat jadian sudah berpesan untuk menunggu sampai kuliah selesai. Namun, sekarang sudah mengajak menikah serasa aneh dan terlalu terburu-buru."Sabar dulu, setidaknya Fea magang atau KKN. lagian Abang belum kenal Fea lama dan jangan buru-buru. Setidaknya kita harus saling mengenal pribadi masing-masing.""Abang sudah langsung yakin kok sama Fea, atau Fea hanya berniat main-main?""Eee, kagak. Fea serius dua rius malah."Abang sepuluh rius, makanya mengajak Fea menikah, biaya kuliah nanti Abang yang menangung.""Fea mendapat bea siswa, Bang. Dulu kami bertiga mendapat bia siswa yang sama dan Ra yang paing baik nilainya di antara kami."Pembicaraan sejoli itu terputus saat mobil s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 84. Kado

    Eddriz langsung memberikan kecupan hangat di dahi Raline. Berpindah ke pipi dan berakhir di bibir dengan bergerilya dengan penuh penghayatan. Cinta selalu ditunjukkan walau istri tercinta jarang memberikan nafkah batin dengan alasan hamil muda."Tidak perlu cemburu, Abang akan mengikuti semua apa yang dilarang Ra. Abang tidak berniat menghadiri undangan itu."Raline menunjukkan senyum terindah setelah Eddriz meyakinkan hati. Tiba-tiba hati merasa hangat dan tenang kembali. Tidak pernah merasakan seperti ini dulu sebelum hamil."Ra mau jalan-jalan, bosan di resort terus," katanya dengan suara manja. "Mau jalan ke mana?""Apakah boleh Ra lihat salju?""Keinginan Ra sudah terkabul, bersiaplah!""Berangkat sekarang?""Belum, tunggu Wibi dan Jack mempersiapkan terlebih dahulu."Awalnya bayangan Raline ingin melihat salju di Trans Studio. Namun Eddriz langsung membuat rencana untuk pergi ke Autralia. Kebetulan di nagara itu sedang musim dingin sekarang.Yang ingin menikmati salju hanya sat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 85. Salju

    Petugas sedang memberishkan jalan raya yang tertutup longsor salju dari atap rumah penduduk yang ada di pinggir jalan. Hal ini sering terjadi jika salju terus turun. Untungnya petugas sangat sigap menjalankan tugasnya. Terpaksa rombongan berhenti menunggu petugas bekerja. Tidak ada seorang pun diperbolehkan ke luar dari mobil saat petugas sedang bekerja. Hanya boleh melihat dari dalam mobil agar tidak terjadi kecelakaan kerja."Bang, Ra mau memegang salju itu!" pinta Raline dengan antusias."Jangan ke luar, Tuan. Saya ambilkan dari sini saja!" Bang Jack menengadah mengeluarkan tangannya menampung salju yang jatuh dari atas setlah membuka jendela kaca mobil. "Ini silakan, Nyonya. Semoga bisa mengobati rasa penasaran Anda!" Bang Jack memberikan seganggam salju dari luar jendela mobil setelah ditampung beberapa saat."Waaah, terima kasih. Cepat ambil, Bang. Ra mau memegangnya!"Raline memegang salju dengan mata berbinar. Rasa kagum dan penasaran terobati kini. dulu sama sekali tidak bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 86. Undangan dikirim Dua Kali

    Sampai pagi hari, Ralien enggan lepas dari pelukan Eddriz. Ibu hamil muda itu masih polos tanpa benang memejamkan mata dan kepala menempel di dada. Ada rasa nyaman yang tidak bisa dilukiskan yang dirasakan hati saat ini.Mulai dari kecil selalu mendamba kasih sayang ayah. Berada dalam pelukan Eddriz mendapatkan rasa itu. Sehingga tidak mempermasalahkan suami yang terpaut jauh umurnya saat ini."Sayang, ayo bangun dan mandi, sudah siang ini!" ajak Eddriz setelah satu jam yang lalu mengajak Raline bangun, tetapi Raline masih enggan beranjak keluar dari pelukan."Sudah jam berapa, Bang?" tanya Raline dengan suara serak khas baru bangun tidur."Jam sembilan."Raline memilih kembali mengeratkan pelukannya, "Dingin, Bang. Ra malas bangun.""Laah, kalau Ra terus memeluk Abang masih polos begini nanti keris tumpul Abang bangun lagi lho!""Eee, jangan. Kasihan putra Abang nanti terlalu capek.""Maka itu, ayo bangun. Semua rombongan sudah berkumpul di restoran, hanya menunggu Ra untuk sarapan!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 87. Manusia Salju

    Untung sesaat sebelum Raline mendekat, pesan WA beralih pada tugas yang dikirim Asisten Wibi setelah undangan. Bukan takut atau tidak ingin bercerita tentang undangan yang kedua. Namun, tidak ingin Raline berpikir negatif dan cemburu yang tidak beralasan.Nama Arum sudah lama terkubur dan hilang di hati. Apalagi sekarang ini akan memiliki keturunan. Tidak ingin merusak kebahagiaan perjalanan menuju tempat permainan salju seperti yang diinginkan istri tercinta."Ra mau baca pekerjaan Abang, Ini lihatlah!""Enggak, Ra mau dipeluk sama Abang. Jangan pikir pekerjaan terus!""Baiklah, kemari!" Eddriz memeluk Raline dengan erat sambil mengecup keningnya berkal-kali.Asisten Wibi menyewa satu pondok untuk dijadikan bascamp selama di Australian Alps. Ada fasilitas lengkap di pondok itu untuk semua anggota. Mulai penghangat ruangan, makanan, MCK dan tempat istirahat yang cukup untuk satu rombongan dan pemancar telekomunikasi."Bang, Ra mau bermain salju. Apakah Abang mau ikut?" tanya Ralinecse

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11

Bab terbaru

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 113. Baby Edward

    Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 112. Kontraksi

    Yang dikhawatirkan mengganggu ketenangan Raline tidak muncul hari ini. Asisten Wibi mendapatkan kabar jika pengusaha baru ayah Wisnu sedang melakukan lobi bisnis di kota Surabaya. Ada lima tim sukses Ayah Wisnu yang berangkat bersamaan akan bersaing melawan perusahaan Bushiry Group.Raline sedang berada di supermarket besar yang ada di lantai satu rumah sakit. Dikawal Jenny dan Bibi Asih kanan dan kiri saat memilih makanan ringan di etalase. Ada pengawalan ketat Bang Jeck dari kejauhan memantau setiap lalu lalang pengunjung.Ada seorang wanita datang mengenakan masker, kaca mata hitam dan berhijab pasmina. Awalnya memilih makanan ringan di samping Jenny. Tidak melakukan hal yang mencurigakan layaknya pengunjung yang sedang berbelanja."Jenny, makanan ini menurutmu varian apa yang paling enak?" tanya Raline."Yang super pedas itu yang paling bikin ketagihan, Nyonya.""Apakah pedas banget?""Tentu saja, Nyonya. Lihatlah tingkat kepedasannya level sepuluh."Tiba-tiba wanita yang mengenak

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 111. Kontraksi Palsu

    Rumah sakit hari ini disibukkan dengan persiapan istri pemiliki rumah sakit yang diduga akan melahirkan. Hampir jalan menuju kamar khusus untuk persalinan sudah di sterilkan dari pengunjung rumah sakit. Setiap sudut dan lorong dijaga ketat oleh security dan anah buah Bang Jack.Tidak hanya ambulance yang dikawal oleh Bang Jack. Satu mobil yang di dalamnya ada Jenny, Pak Basri dan Bibi Asih juga langsung dikawal. Asisten Wibi bertugas menjemput sahabat Raline yaitu kekasih hati Hanna dan kekasih kepala bodyguard Shafea.Sampai di rumah sakit brankar sudah siap siaga menunggu di depaan pintu rumah sakit. Bergegas masuk menuju kamar dan diikuti oleh tim dokter langsung berlari menuju kamar khusus. Eddriz ikut berlari disamping branker dan menautkan tangan Raline dengan sempurna.Raline terus mengusap perut yang terkadang menegang terkadang anteng. Wajahnya terlihat bingung selalu melihat sekitar orang-orang yang terlihat tegang. Termasuk wajah Eddriz yang terlihat sangat khawatir dan cem

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 110. Menegang

    Raline mengulang membaca rekan bisnis yang telah merebut perusahaan milik orang tua teman sekolah. Hampir tidak percaya membaca nama yang tertera dalam laporan itu. Nama Ayah Wisnu yang menjadi perebut perusahaan itu.Raline terpaku dan bingung membaca laporan dari Asisten Wibi. Pasalnya ayah tiri itu tidak pernah mempunyai pengalaman memimpin perusahaan. Tidak pernah juga berkecimpung di dunia bisnis dalam skala besar."Tunggu sebentar, Sayang. Abang juga hampir tidak percaya ini.""Coba panggil asisten Abang sekarang!""Baik, Abang hubungi dia sekarang menggunakan ponsel saja biar cepat."Kurang dari lima menit Asisten Wibi datang dengan tergesa-gesa. Sudah menduga tentang yang akan ditanyakan oleh atasanya terutama sang istri. Sehingga datang dengan membawa bukti dan kabar yang lebih lengkap lagi."Apakah laporan yang kamu berikan tadi benar adanya, Wibi?""Benar sekali, Tuan.""Ayah tiri Ra sekarang seorang pengusaha dari perusahaan itu?""Iya, sekarang ini dia sudah pindah di Jak

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 109. Kisah Teman Ra

    Bang Jack berlari medekati karyawan wanita yang pingsan. Wanita muda berumur kurang dari dua puluh tahun itu memejamkan mata. Terlihat wajahnya pucat dan tubuhnya lemah tak berdaya."Cepat panggil petugas klinik!" teriak Bang Jack."Sudah, Bang. Teman wanita ini tadi berlari menuju ke sana!""Bagus, kalian mundur, berikan udara yang cukup agar dia bisa bernapas dengan lega!"Yang awalnya tidak terlihat dari posisi Raline karena adanya kerumunan orang. Sekarang terlihat jelas wanita yang tergeletak tidak berdaya di lantai kantin. Raline menyipitkan mata karena seolah mengenal wanita yang pingsan itu."Ra sepertinya kenal wanita itu, deh, Bang.""Siapa, Sayang?""Entahlah, tetapi Ra lupa-lupa ingat. Siapa dia, ya?""Biarkan dia ditangani oleh dokter dulu, kalau penasaran nanti minta Jack atau Wibi untuk mengetahui identitasnya.""Iya.""Habiskan makannya, apa mau tambah lagi?""Tidak, Ra sudah kenyang."Raline dan Eddriz kembali ke kantor setelah selesai makan siang. Hanya dengan sekali

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 108. Makan di Kantin

    Asisten Wibi kembali mengirim vidio tentang Arum selama dua jam di dalam perusahaan. Dari CCTV terlihat wanita itu masuk ke kamar mandi. Tidak ke luar dari kamar mandi salama dua jam berlalu.Di dalam kamar mandi tidak ada CCTV. Sehingga bukti yang diberikan oleh Asisten Wibi hanya rekaman Arum masuk dan ke luar dari kamar mandi saja. Tidak ada yang tahu selama dua jam Arum melakukan apa saja."Sekarang ke mana wanita itu?" tanya Eddriz setelah Asisten Wibi selesai bercerita."Kami mengusir Nyonya Arum setelah dia menandatangani surat perjanjian, Tuan.""Surat perjanjian apa?"Asisten Wbi bercerita berniat melaporkan ke pihak yang berwajib tentang tindakan Arum hari ini. Harus ada efek jera agar tidak mengulangi lagi. Namun, wanita mantan istri itu memohon untuk tidak dibawa ke ranah hukum karena berniat baik..Asisten Wibi dan yang lain tidak mengetahui apa yang dimaksud niat baik Arum. Dengan menandatangani surat perjanjian di atas materai Arum melenggang ke luar perusahaan. Dengan

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 107. Menyelinap di Perusahaan

    Eddriz memandang Arum dengan perasaan jijik dan kesal. Mantan istri itu terang-terangan menawarkan diri seperti wanita malam yang sedang menjajakan jasanya. Tiba-tiba teringat masa lalu yang dikalukan wanita mantan istri itu dulu saat berselingkuh."Kamu gila, aku bukan laki-laki yang doyan berselingkuh seperti kamu.""Aku tahu Bang Ed masih ada rasa cinta sama aku, jadi apa ...?" Arum tidak melanjutkan ucapannya saat Eddriz melambaikan tangan tanda tidak setuju."Stop, jangan dilanjutkan ucapan kamu, di sini tidak ada sama sekali nama kamu. Cinta masa lalu sudah aku kubur dalam-dalam, pergi dari sini!" Edrriz menunjuk dadanya sendiri."Bang Ed, please! aku ...!" Arum kembali tidak melanjutkan ucapannya karena mendengar suara seorang wanita yang memanggil dengan suara manja.."Abang!" teriak Raline pura-pura tidak mendengar percakapan suami dan mantan istrinya."Sayang, kemarilah!" Eddriz merentangkan tangannya menyambut Raline.Dengan sengaja Raline duduk dipangkuan Eddriz saling ber

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 106. Ikut ke Kantor

    Arum tetap tidak bisa dan dilarang keras masuk ke area resort milik Eddriz. Wanita mantan istri Eddriz itu dengan terpaksa ke luar dari area Ancol dengan kawalan ketat bodyguard pribadi Eddriz. Sambil komat-kamit mengucapkan sumpah serapah dan bahasa yang kasar seperti biasanya.Eddriz melihat semua yang dilakukan Arum dari kantor pribadi melalui CCTV. Hanya melihat sendiri tanpa didampingi oleh Raline. Sengaja tidak mengajak Raline agar istri tercinta bisa istirahat tanpa memikirkan apa pun terutama ulah mantan istri."Dasar wanita gila, ke laut saja sana!" teriak Eddriz ketika wanita mantan istri itu sesaat setelah di paksa ke luar dari area resort.Dengan menata hati dan menghilangkan emosi, Eddriz menyusul Raline yang sedang bersantai. Duduk di balkon sambil melihat deburan ombak dari samping resort. Tidak terlihat halaman depan terutama gerbang pintu utama sehingga Raline tidak melihat drama Arum yang ingin bertemu.Asisten Wibi mendekati Hanna yang sedang duduk berbincang dengan

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 105. Kedatangan Arum

    Hanna terdiam sambil memandang wajah Asisten Wibi yang menunggu jawaban. Sayangnya, Hanna belum sempat menjawab pertanyaan cinta, ada suara Bang Jack menggelegar dari kejauhan, "Asisten Wibi!" teriaknya.Spontan Asisten Wibi dan Hanna menengok ke arah Bang Jack yang melambaikan tangan meminta untuk mendekat, "Ada apa?" tanya Asisten Wibi."Ada mantan istri Tuan Ed berjalan menuju ke sini!""Waduh gawat ini, Han. Tolong bantu Mas!""Ada apa, Mas?""Mantan istri Tuan Ed menuju ke sini, tadi Tuan Ed berpesan untuk mengusir dia!"Asisten Wibi berlari ke arah Bang Jack yang menunggu dengan cemas. Harus mencegah wanita mantan istri itu sebelum membuat ulah, "Mana orangnya?" tanya Asisten Wibi setelah berdiri disamping Bang Jack."Itu lihatlah!" Arum berjalan mendekati resort dengan dikawal asisten pribadi seorang wanita dan satu laki-laki yang tidak dikenal.Tidak hanya Bang Jack yang menunggu Asisten Wibi mendekat. Anak buah Bang Jack juga ikut menunggu perintah selanjutnya. Tindakan apa y

DMCA.com Protection Status