Share

Bab 83. Undangan

"Habiskan saja, Abang ikhlas." Bang Jack berkata sambil memutar kemudi setir.

"Eee, jangan dong. Fea bukan cewek matre. Tidak mau ngabisin uang Abang yang kerja mati-matian setiap hari."

"Abang kerja untuk calon istri, kita menikah saja, yok!"

Shafea hanya nyengir kuda saja diajak menikah. Pasalnya baru kemarin saat jadian sudah berpesan untuk menunggu sampai kuliah selesai. Namun, sekarang sudah mengajak menikah serasa aneh dan terlalu terburu-buru.

"Sabar dulu, setidaknya Fea magang atau KKN. lagian Abang belum kenal Fea lama dan jangan buru-buru. Setidaknya kita harus saling mengenal pribadi masing-masing."

"Abang sudah langsung yakin kok sama Fea, atau Fea hanya berniat main-main?"

"Eee, kagak. Fea serius dua rius malah."

Abang sepuluh rius, makanya mengajak Fea menikah, biaya kuliah nanti Abang yang menangung."

"Fea mendapat bea siswa, Bang. Dulu kami bertiga mendapat bia siswa yang sama dan Ra yang paing baik nilainya di antara kami."

Pembicaraan sejoli itu terputus saat mobil s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status