Dengan terpaksa Asisten Wibi menggendong Hanna turun dari gumung salju. Digendong di belakang nemplok di punggung seoerti anak kecil. Padahal perjalanan menuju puncak masih setengah lagi.Ada suara notifikasi pesan WA masuk di ponsel Asisten Wibi dalam jumlah banyak dan beruntun. Ponsel itu ada di saku jaket tebal yang dikenakan. Karena tangan sedang menopang kaki Hanna yang berada di gendongan, Asisten Wibi tidak bisa mengambil atau membaca pesan itu.Hanna yang menduga pesan itu dari kekasih Asisten Wibi, langsung berbisik di telinga, "Kalau Mas Wibi mau buka pesan WA dari pacar, Hanna turunkan aja dulu.""Hus, Mas Wibi tidak punya pacar.""Itu suara pesan tang ting tang ting, bukan dari pacar Mas Wibi?""Bukan, itu dari orang iseng yang sedang sakit hati.""Siapa oreng iseng itu?" tanya Hanna penasaran."Kepo.""Iiiih, Mas Wibi pelit."Asistn Wibi tergelak saat Hanna berbisik di telinga. Mulutnya hampir menempel di daun telinga yang membuat tergelak karena geli. Disamping itu terka
Edddriz tergelaak mendengar keluguan sang istri tercinta. Pasalnya di pegunungan Australia ini tidak mungkin ada jagung yamg siap untuk dibakar. Harus mencari dulu ke supermarket besar untuk mendapatkan buah yang termasuk tanaman hibrida itu."Sayang, di sini tidak ada orang yang menjual jagung. Kita harus mencari ke supermarket besar dan posisinya jauh dari sini.""Yaah, padahal Ra sudah ngiler pingin makan jagung bakar."Eddriz tiba-tiba teringat pesan dari rekan bisnis untuk selalu memenuhi permintaan ibu hamil. Agar bayi saat lahir nanti tidak ileran. Namun, ada juga yang mengatakan itu mitos, tetapi tetap saja ingin memenuhi keinginan ngidam istri."Sabar, nanti akan Abang usahakan membeli di dekat hotel jika ada.""Ra maunya bakar sendiri menggunakan tunggu seperti ini, Bang!""Abang usahakan, semua keinginana Ra akan terpenuhi agar putra Abang tidak ileran, terapi sabar dulu, ya?""Ra mau tidur duku deh.""Mau Abang peluk atau bobok sendiri?""Apakah Abang ada pekerjaan?""Tida
Eddriz tersenyum dan bersikap setenang mungkin mendengar pertayaan Raline. Bukan ingin menyembunyikan tentang sang mantan pada istri tercinta. Namun, tidak ingin melihat istri khawatir dan cemburu lagi jika Arum berusaha menghubungi."Itu teman Wibi yang ada di Jakarta, Ra mau ke mana?""Ra mau bertanya sama Abang kapan kita kembali ke hotel?""Jam lima, ada yang Ra inginkan lagi?""Tidak, Ra mau duduk di depan sana."Datang Jenny dari luar pondok, "Ayo, Jenny temani, Nyonya!""Waah, tebetulan, ayo Jen!"Raline sebenarnya curiga jika yang dimaksud dengan orang yang seperti cacing kepanasan adalah Arum. Namun, tidak ingin memperpanjang masalah. Jikalau itu Arum berarti Eddriz sengaja tidak ingin berhubungan lagi dengan sang mantanRaline duduk meluruskan kaki di kursi malas yang ada di tersa pondok. Jenny juga ikut duduk bersandar di samping Raline. Berbincang dan bercerita pengalaman bermain salju dan berski dengan rombongan."Jen, coba kamu cari informasi tentang acara aqiqah putrin
Asisten Wibi tidak hanya tersenyum, sekarang tergelak saat melihat vidio Arum yang berlari menuju halaman saat mendengar ada mobil masuk halaman. Mobil itu mirip seperti mobil milik Eddriz yang sering digunakan ke kantor.Mobil ternyata milik teman Evan yang sedang menghadiri undangan mereka. Arum terlihat kecewa dan hanya mengangguk meyapa tamu tanpa tersenyum. Kembali mendekati sopir box dan melihat barang yang belum selesai diturunkan semua.Barang yang dibeli Raline untuk putri Arum sangat komplit untuk sang si bayi yang baru lahir. Bahkan jika dikalkulasi cukup untuk keprluan bayi itu samapi umur satu tahun ke depan. Kado yang diberikan seperti sedang memberikan modal usaha untuk orang tua bayi.Dalam vidio terlihat Arum bertanya kepada sopir tentang barang yang dikirim. Mulai dari siapa yang belanja dan siapa orang yang memerintahkan mengantar. Sopir box itu selalu menjawab dengan menyebut satu nama yaitu Nyonya Raline Bushiry."Bagaimana, Nyonya Arum, Anda kecewa atau kesal?" t
Raline hampir membanting ponsel milik eddriz gegara membaca postingan Arum di akun pribadinya. Tulisan yang mengatakan memberikan kado hanya untuk pencitraan. Untuk menutupi pernikahan palsu dan kehamilan palsu yang dikabarkan ke media sosial."Berarti selama ini mantan Abang itu menganggap Ra hamil bohongan?" tanyanya kesal.Eddriz mengambil ponsel dari tangan Raline. Ikut membaca tulisan yang baru saja dibaca Raline sambil mengerutkan keningnya. Hanya berpikir dalam hati, sebenarnya yang belum bisa move on adalah mantan istri."Jangan emosi, Sayang. Anggap saja anjing menggonggong kafilah berlalu.""Ra jadi kesal, Bang. Ingin rasanya menjambak rambut wanita tua itu!""Eeee, jangan begitu, Sayang." Eddriz langsung mengerutkan keningnya, jika dipikir secara logika memang sulit dipercaya kehamilan ini. Dulu lebih dari sepuluh tahun tidak pernah sekali pun dipercaya oleh yang maha kuasa tentang keturunan. Namun, sekarang hanya melakukan sekali langsung membuahkan hasil janin yang sekar
Jenny bercerita dengan ragu-ragu saat ditanya oleh Raline tentang sang mantan istri uan Eddriz. Pasalnya ini akan membuat Raline meradang lagi karena kesal. Wanita mantan istri Eddriz itu tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit lantaran pingsan di kamar mandi.Dari kabar yang beredar, Arum sedang marah tidak tahu penyebabnya. Tensi naik drastis dan saat di kamar mandi dan terjatuh. Kepala terbentur toilet kamar mandi, untungnya acara aqiqah sudah selesai karena undangan hanya sampai jam tiga sore saja."Apa perlu diceritkan kepada Tuan Ed, Nyonya?" tanya Jenny dengan ragu."Biarkan Raline saja yang bercerita, yang lain jangan cerita.""Baik, Nyonya."Raline kembali duduk di meja tempatnya tadi sebelum Eddriz kembali dari memesan menu yang diinginkan. Sengaja melihat berita yang baru terjadi di media sosial. Ingin melihat reaksi Eddriz tanpa adanya pengaruh dari siapa pun.Ponsel sengaja diletakkan di meja saat Eddriz datang. Tayangan Arum yang dilarikan ke rumah sakit dilihat langsung oleh
Eddriz tergelak mendengar tuduhan Raline yang mengatakan ingin bertemu dengan mantan istri karena ingin mengajak periksa ke rumah sakit. Di Jakarta tidak hanya ada satu rumah sakit. Tidak mungkin akan memberikan fasilitas rumah sakit biasa untuk istri tercinta.Arum saat ini berada di rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah. Sedangkan Eddriz memeliki rumah sakit swasta bertaraf internasional tersebar di seluruh negeri. Tim dokter terbaik juga sudah dipersiapkan khusus sejak diketahui akan memiliki keturunan."Sayang, wanita tua itu sekarang dirawat di mana?""Di rumah sakit daerah." jawab Raline dengan serius."Apakah Ra tidak tahu siapa pemilik rumah sakit Internasional Bushiry?""Tidak, itu punya siapa?""Punya suami Ra-lah, tidak mungkin Abang mengajak ke rumah sakit milik pemerintah sedangkan Abang memiliki rumah sakit sendiri dengan fasilitas terbaik.""Ooo, kirain Abang berniat bertemu dengan mantan.""Tidaklah, Sayang."Jenny datang membawa buah yang dipotong dadu. Diikuti Pa
Eddriz tersenyum dan memeluk Raline dengan gemas, "Tentu bisa, Sayang. Lihat saja nanti sudah bisa atau belum di umur kandungan Ra yang sekarang.""Semoga bisa, Ra sudah tidak sabar ingin mengetahui bayi yang ada di perut Ra laki-laki atau perempuan.""Abang harap laki-laki, Sayang.""Kalau dikasih sama yang di atas perempuan bagaimana, Bang?""Tidak apa-apa juga, Sayang. Abang akan tetap menyayanginya.""Tetap sayang Ra juga, 'kan?""Itu pasti dong, I love you."Raline tersenyum dalam pelukan Eddriz. Keluar dari lift masih dalam pelukan menuju kamar khusus yang sudah di persiapkan sektar dua bulan lalu. Kamar sekaligus ruang untuk bersalin nanti dengan fasilitas yang sangat lengkap.Kamar yang dirancang paduan dari tiga kamar dan satu mini bar. Yang pertama kamar hotel dengan fasilitas lengkap. Yang kedua perpaduan ruang bersalin untuk lahiran normal. Ditambah alat pemeriksaan rutin tiap bulan tersedia seperti USG.Yang membuat Raline tercengang yang ketiga. Ada fasilitas ruang untuk
Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban
Yang dikhawatirkan mengganggu ketenangan Raline tidak muncul hari ini. Asisten Wibi mendapatkan kabar jika pengusaha baru ayah Wisnu sedang melakukan lobi bisnis di kota Surabaya. Ada lima tim sukses Ayah Wisnu yang berangkat bersamaan akan bersaing melawan perusahaan Bushiry Group.Raline sedang berada di supermarket besar yang ada di lantai satu rumah sakit. Dikawal Jenny dan Bibi Asih kanan dan kiri saat memilih makanan ringan di etalase. Ada pengawalan ketat Bang Jeck dari kejauhan memantau setiap lalu lalang pengunjung.Ada seorang wanita datang mengenakan masker, kaca mata hitam dan berhijab pasmina. Awalnya memilih makanan ringan di samping Jenny. Tidak melakukan hal yang mencurigakan layaknya pengunjung yang sedang berbelanja."Jenny, makanan ini menurutmu varian apa yang paling enak?" tanya Raline."Yang super pedas itu yang paling bikin ketagihan, Nyonya.""Apakah pedas banget?""Tentu saja, Nyonya. Lihatlah tingkat kepedasannya level sepuluh."Tiba-tiba wanita yang mengenak
Rumah sakit hari ini disibukkan dengan persiapan istri pemiliki rumah sakit yang diduga akan melahirkan. Hampir jalan menuju kamar khusus untuk persalinan sudah di sterilkan dari pengunjung rumah sakit. Setiap sudut dan lorong dijaga ketat oleh security dan anah buah Bang Jack.Tidak hanya ambulance yang dikawal oleh Bang Jack. Satu mobil yang di dalamnya ada Jenny, Pak Basri dan Bibi Asih juga langsung dikawal. Asisten Wibi bertugas menjemput sahabat Raline yaitu kekasih hati Hanna dan kekasih kepala bodyguard Shafea.Sampai di rumah sakit brankar sudah siap siaga menunggu di depaan pintu rumah sakit. Bergegas masuk menuju kamar dan diikuti oleh tim dokter langsung berlari menuju kamar khusus. Eddriz ikut berlari disamping branker dan menautkan tangan Raline dengan sempurna.Raline terus mengusap perut yang terkadang menegang terkadang anteng. Wajahnya terlihat bingung selalu melihat sekitar orang-orang yang terlihat tegang. Termasuk wajah Eddriz yang terlihat sangat khawatir dan cem
Raline mengulang membaca rekan bisnis yang telah merebut perusahaan milik orang tua teman sekolah. Hampir tidak percaya membaca nama yang tertera dalam laporan itu. Nama Ayah Wisnu yang menjadi perebut perusahaan itu.Raline terpaku dan bingung membaca laporan dari Asisten Wibi. Pasalnya ayah tiri itu tidak pernah mempunyai pengalaman memimpin perusahaan. Tidak pernah juga berkecimpung di dunia bisnis dalam skala besar."Tunggu sebentar, Sayang. Abang juga hampir tidak percaya ini.""Coba panggil asisten Abang sekarang!""Baik, Abang hubungi dia sekarang menggunakan ponsel saja biar cepat."Kurang dari lima menit Asisten Wibi datang dengan tergesa-gesa. Sudah menduga tentang yang akan ditanyakan oleh atasanya terutama sang istri. Sehingga datang dengan membawa bukti dan kabar yang lebih lengkap lagi."Apakah laporan yang kamu berikan tadi benar adanya, Wibi?""Benar sekali, Tuan.""Ayah tiri Ra sekarang seorang pengusaha dari perusahaan itu?""Iya, sekarang ini dia sudah pindah di Jak
Bang Jack berlari medekati karyawan wanita yang pingsan. Wanita muda berumur kurang dari dua puluh tahun itu memejamkan mata. Terlihat wajahnya pucat dan tubuhnya lemah tak berdaya."Cepat panggil petugas klinik!" teriak Bang Jack."Sudah, Bang. Teman wanita ini tadi berlari menuju ke sana!""Bagus, kalian mundur, berikan udara yang cukup agar dia bisa bernapas dengan lega!"Yang awalnya tidak terlihat dari posisi Raline karena adanya kerumunan orang. Sekarang terlihat jelas wanita yang tergeletak tidak berdaya di lantai kantin. Raline menyipitkan mata karena seolah mengenal wanita yang pingsan itu."Ra sepertinya kenal wanita itu, deh, Bang.""Siapa, Sayang?""Entahlah, tetapi Ra lupa-lupa ingat. Siapa dia, ya?""Biarkan dia ditangani oleh dokter dulu, kalau penasaran nanti minta Jack atau Wibi untuk mengetahui identitasnya.""Iya.""Habiskan makannya, apa mau tambah lagi?""Tidak, Ra sudah kenyang."Raline dan Eddriz kembali ke kantor setelah selesai makan siang. Hanya dengan sekali
Asisten Wibi kembali mengirim vidio tentang Arum selama dua jam di dalam perusahaan. Dari CCTV terlihat wanita itu masuk ke kamar mandi. Tidak ke luar dari kamar mandi salama dua jam berlalu.Di dalam kamar mandi tidak ada CCTV. Sehingga bukti yang diberikan oleh Asisten Wibi hanya rekaman Arum masuk dan ke luar dari kamar mandi saja. Tidak ada yang tahu selama dua jam Arum melakukan apa saja."Sekarang ke mana wanita itu?" tanya Eddriz setelah Asisten Wibi selesai bercerita."Kami mengusir Nyonya Arum setelah dia menandatangani surat perjanjian, Tuan.""Surat perjanjian apa?"Asisten Wbi bercerita berniat melaporkan ke pihak yang berwajib tentang tindakan Arum hari ini. Harus ada efek jera agar tidak mengulangi lagi. Namun, wanita mantan istri itu memohon untuk tidak dibawa ke ranah hukum karena berniat baik..Asisten Wibi dan yang lain tidak mengetahui apa yang dimaksud niat baik Arum. Dengan menandatangani surat perjanjian di atas materai Arum melenggang ke luar perusahaan. Dengan
Eddriz memandang Arum dengan perasaan jijik dan kesal. Mantan istri itu terang-terangan menawarkan diri seperti wanita malam yang sedang menjajakan jasanya. Tiba-tiba teringat masa lalu yang dikalukan wanita mantan istri itu dulu saat berselingkuh."Kamu gila, aku bukan laki-laki yang doyan berselingkuh seperti kamu.""Aku tahu Bang Ed masih ada rasa cinta sama aku, jadi apa ...?" Arum tidak melanjutkan ucapannya saat Eddriz melambaikan tangan tanda tidak setuju."Stop, jangan dilanjutkan ucapan kamu, di sini tidak ada sama sekali nama kamu. Cinta masa lalu sudah aku kubur dalam-dalam, pergi dari sini!" Edrriz menunjuk dadanya sendiri."Bang Ed, please! aku ...!" Arum kembali tidak melanjutkan ucapannya karena mendengar suara seorang wanita yang memanggil dengan suara manja.."Abang!" teriak Raline pura-pura tidak mendengar percakapan suami dan mantan istrinya."Sayang, kemarilah!" Eddriz merentangkan tangannya menyambut Raline.Dengan sengaja Raline duduk dipangkuan Eddriz saling ber
Arum tetap tidak bisa dan dilarang keras masuk ke area resort milik Eddriz. Wanita mantan istri Eddriz itu dengan terpaksa ke luar dari area Ancol dengan kawalan ketat bodyguard pribadi Eddriz. Sambil komat-kamit mengucapkan sumpah serapah dan bahasa yang kasar seperti biasanya.Eddriz melihat semua yang dilakukan Arum dari kantor pribadi melalui CCTV. Hanya melihat sendiri tanpa didampingi oleh Raline. Sengaja tidak mengajak Raline agar istri tercinta bisa istirahat tanpa memikirkan apa pun terutama ulah mantan istri."Dasar wanita gila, ke laut saja sana!" teriak Eddriz ketika wanita mantan istri itu sesaat setelah di paksa ke luar dari area resort.Dengan menata hati dan menghilangkan emosi, Eddriz menyusul Raline yang sedang bersantai. Duduk di balkon sambil melihat deburan ombak dari samping resort. Tidak terlihat halaman depan terutama gerbang pintu utama sehingga Raline tidak melihat drama Arum yang ingin bertemu.Asisten Wibi mendekati Hanna yang sedang duduk berbincang dengan
Hanna terdiam sambil memandang wajah Asisten Wibi yang menunggu jawaban. Sayangnya, Hanna belum sempat menjawab pertanyaan cinta, ada suara Bang Jack menggelegar dari kejauhan, "Asisten Wibi!" teriaknya.Spontan Asisten Wibi dan Hanna menengok ke arah Bang Jack yang melambaikan tangan meminta untuk mendekat, "Ada apa?" tanya Asisten Wibi."Ada mantan istri Tuan Ed berjalan menuju ke sini!""Waduh gawat ini, Han. Tolong bantu Mas!""Ada apa, Mas?""Mantan istri Tuan Ed menuju ke sini, tadi Tuan Ed berpesan untuk mengusir dia!"Asisten Wibi berlari ke arah Bang Jack yang menunggu dengan cemas. Harus mencegah wanita mantan istri itu sebelum membuat ulah, "Mana orangnya?" tanya Asisten Wibi setelah berdiri disamping Bang Jack."Itu lihatlah!" Arum berjalan mendekati resort dengan dikawal asisten pribadi seorang wanita dan satu laki-laki yang tidak dikenal.Tidak hanya Bang Jack yang menunggu Asisten Wibi mendekat. Anak buah Bang Jack juga ikut menunggu perintah selanjutnya. Tindakan apa y