"Akan ada pangeran tampan yang akan menjadi penerus Bushiry Group di masa depan nanti," kata Dokter Atika dengan penuh keyakinan."Alhamdulillah, ya Allah. Terima kaksih banyak. Terima kasih Ra Sayang!" Eddriz langsung memeluk Raline dengan linangan air mata kebahagiaan.Raline ikut meneteskan air mata melihat suami yang sangat bahagia. Saat ini merasa seperti menjadi manusia yang seutuhnya bisa mmeberikan harapan terbesar suami, "Selamat, Abang. Doa dan harapan Abang sudah terkabul sekarang," ucapnya lirih."Terima kasih, Sayang. Abang sangat mencitaimu.""Ra juga."Dokter Daniel mengusap pundak istri tercinta dan tersenyum. Rasa bahagia menyaksikan orang yang selama ini dihormati dan menjadi panutan dirasakan di dada. Hanya bisa berucap syukur atas kebahagiaan atasan yang tidak ternilai."Selamat, Tuan. Semoga sehat selalu sampai bayi lahir nanti," kata Dokter Daniel."Terima kasih, Dan.""Masih ada yang ditanyakan, Tuan dan Nyonya?" tanya Dokter Atika."Tidak, Dok. Terima kasih ban
Setelah makan soup kimlo satu porsi Raline langsung merasa mengantuk. Perut terasa penuh dan enggan melakukan apa pun. Hanya ingin merebahkan diri dan bersantai di tempat tidur."Mau pulang atau menginap di sini?" tanya Eddriz mengusap pipi Raline."Tidak tahu lihat saja nanti, Ra mau tidur dulu ngantuk banget.""Ya, sudah. Tidur saja dulu, Abang kerja online saja di sofa sana ya?""Hhmm."Belum saja membuka laptop untuk bekerja, Asisten Wibi datang membawa laporan. Ibu cleaning servis yang di tanyakan oleh Raline kemarin sudah diketahui identitasnya. Didapat dari laporan HRD rumah sakit dengan lengkap.Ibu cleaning servis adalah kakak kandung dari istri Ayah Raline. Ibu beranak dua itu tinggal di kontrakan rumah petak tidak jauh dari rumah sakit. Hanya tinggal bersama kedua putranya, sedangkan suami sudah meninggal dunia lima tahun yang lalu.Dari informasi yang didapat ibu tulang punggung keluarga itu masih membiayai kedua anaknya yang duduk di bangku sekolah SMA. Ibu yang pendiam d
Asisten Wibi berkunjung ke rumah sakit diluar jam kerja. Sengaja agar tidak dianggap datang karena diutus oleh atasan. Membawa buah tangan buket buah dalam keranjang."Assalamualaikum," sapa Asisten Wibi mengteuki pintu sebelum masuk."Walaikum salam, Wibi silahkan masuk!" Arum langsung sumeringah."Apa kabar, Nyonya. Anda sendirian?""Sudah lumayan, kebetulan Evan baru saja pulang." Arum terlihat tersenyum bahagia."Alhamdulullah, syukurlah jika Anda sudah lebih baik.""Kamu sendirian ke sini?""Benar, Nyonya. Ini sudah diluar jam kerja."Wajah Arum tiba-tiba terlihat murung dan kecewa. Wajah yang awalnya berseri-seri dan ceria, kini terjadi sebaliknya. Mata masih sesekali melirik pintu berharap ada yang datang bersama Aisten Wibi."Tuan Ed tidak akan datang, Nyonya tidak usah mengharapkan kehadiran beliau.""Apakah pesanku tidak kamu sampaikan?""Saya sampaikan, tetapi Tuan Ed tidak bisa memenuhi harapan Anda.""Kenapa?""Tuan Ed sekarang sudah bahagia dengan istri barunya, Anda jug
Tiba-tiba hati Asisten Wibi menghangat mendengar ibu dari Hanna itu mengucap calon menantu. Selama ini jarang memikirkan diri sendiri setelah istri tercinta meninggal dunia. Sudah beberapa kali dijodohkan oleh ibu, tetapi selalu menolak karena sebagian dari mereka tidak suka dengan anak kecil.Asisen Wibi langsung ke kantor administrasi rumah sakit. Memberikan memo kecil dan stempel perusahaan Bushiry group yang akan membiayai semua pengobatan ibunya Hanna, "Pasien ini akan dibiayai oleh perusahaan sampai sembuh, silakan di klaim ke kantor dan tangani dengan baik!" perintah Asisten Wibi kepada kepala bagian administrasi."Baik, akan kami tangani dengan sebaik mungkin.""Terima kasih.""Sama-sama."Asisten Wibi datang dan mendekati Hanna dan ibunya setelah dari kantor administrasi. Mereka masih menunggu di depan laborat, "Semua sudah selesai, Hanna tinggal mengikuti perawat yang akan datang sebentar lagi. Semoga Ibu cepat sembuh.""Terima kasih, Mas. Hanna ...!" Hanna tidak melanjutkan
Arum mengirim pesam Wa kepaa Asisten Wibi menumpahkan kekesalannya tentang sahabat Raline. Kata wanita mantan istri Eddriz pilih kasih. Hanya memikirkan kesejahteraaan istrinya yang sekarang tanpa memikirkan yang lain.. JIka di pahami dengan teliti secara tidak langsung wanita mantan istri Eddriz itu merasa iri. Pasalnya, dia juga sedang dirawat di rumah sakit. Namun, tidak diperhatikan sama sekali, jangankan bantuan diminta datang saja tidak bersedia.Karena kesal dan sakit hati Asisten Wibi menjawab pesan WA langsung menusuk ulu hati, "Anda sadar tidak, Nyonya. Siapa Anda minta diperhatikan oleh Tuan Ed. Ingat Anda ini hanya seorang mantan!" tulis pesan WA pertama Asisten Wibi.Asisen Wibi menulis lagi pesan yang kedua tanpa menunggu jawaban dari Arum, "Mantan atau bekas itu wajibnya di tinggalkan dan dibuang pada tempatnya, sadarlah dari mimpi, Nyonya."Kesabaran ada batasnya, awalnya Asisten Wibi berniat tidak akan membalas semua pesan Arum. Namun, wanita itu lama-lama melunjak d
Edriz tersentak kaget dengan pertanyaan Raline. Untungnya istri tercita belum sempat melongok melihat ponsel. Akan sangat menjadi masalah jika tahu saat ini sedang membaca laporan tentang Arum"Ini email dari Wibi, Sayang. Pekerjaan yang harus diselesaikan besok pagi.""Ooo, jadi Abang mau lembur sekarang?""Tidak, kerjakan besok pagi saja. Lebih enak memeluk Ra begini lebih asyik." Sampai pagi Eddriz dan Raline terlelap sambil berpelukan. Bangun tidur di pagi hari dengan keadaan segar. Setelah bersih dan rapi diawali dengan sarapan pagi bersama dengan bahagia.Pukul sembilan pagi, saat Eddriz dan Asisten Wibi sedang meeting di kantor pribadi yang ada di rumah sakit. Tiba-tiba ada kabar di media sosial jika hari ini Arum diizinkan pulang dari rumah sakit. Dalam akun pribadi Arum itu ada foto Arum tersenyum mengembang dan terlihat bahagia."Semoga wanita mantan Tuan Ed itu sekarang bisa menelan pil pahit, tidak menggangu lagi mulai dari sekarang!" Doa Asisten Wibi kusus untuk Arum."
Ralie hampir menangis dilarang menikmati makanan ringan yang baru dibelinya. Hati seolah tersakiti dan disia-siakan, padahal hanya masalah makanan. Padahal kemarin akan mengabulkan semua permintaan dan keinginan hati."Eee, jangan menangis dan bersedih, iya boleh makan, tetapi tidak boleh dihabiskan." Eddriz merasa bersalah melihat Raline bersedih dan hampir menangis.Raline langsung kembali tersenyum, bayangan renyahnya keripik kentang seolah menari di pelupuk mata. Tangan bergelayut manja di lengan Eddriz mengikuti masuk lift khusus. Wajah yang tadi terlihat mendung sekarang membali cerah secerah mentari pagi."Ra mau keripik kentang aja, yang lain hanya icip-icip. kalau enak Ra makan, kalau tidak enak siapa saja yang mau makan silakan saja.""Iya, Sayang. Nanti Abang bantu makan biar cepat habis."Saat dalam lift berdua, Raline langsung bertanya tentang perjanjian dulu, "Bang, masih ingat tentang rahasia yang Abang janjikan tentang Ayah Wisnu dan meninggaknya Ibu Rayya?""Masih don
Asisten Wibi mendapat laporan dari anak buah Bang Jack yang ditugaskan di sekitar pantai. Ada Arum bersama asisten pribadi berada tidak jauh dari resort. Ditambah rombongan para model dan kru kameraman bersama dengan Arum."Kamu selidiki dulu tujuan Arum ke sini dan perketat penjagaan!" perintah Eddriz dengan suara tegas."Baik, seandainya Nyonya Arum itu singgah ke sini bagaimana, Tuan!""Usir saja, bilang pada wanita itu semua sudah pulang ke rumah utama setelah acara mandi-mandi selesai!""Siap, Tuan.""Ingat jangan sampai dia masuk resort ini, mengerti?" "Mengerti, Tuan."Eddriz masuk kamar menemui Raline yang berisitrahat di kamar. Asisten Wibi mulai mengkoordinasikan situasi dengan Bang Jack. Harus dikerjakan dengan cepat dan tidak boleh kecolongan seperti peristiwa Ngadimin dulu."Orang ini sekarang pacaran melulu kerjaannya," gerutu Asisten Wibi melihat Bang Jack yang sedang berduaan dengan Shafea duduk santai di kursi malas."Bang Jack!" teriaknya."Ya, Asisten. Ada apa?""K
Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban
Yang dikhawatirkan mengganggu ketenangan Raline tidak muncul hari ini. Asisten Wibi mendapatkan kabar jika pengusaha baru ayah Wisnu sedang melakukan lobi bisnis di kota Surabaya. Ada lima tim sukses Ayah Wisnu yang berangkat bersamaan akan bersaing melawan perusahaan Bushiry Group.Raline sedang berada di supermarket besar yang ada di lantai satu rumah sakit. Dikawal Jenny dan Bibi Asih kanan dan kiri saat memilih makanan ringan di etalase. Ada pengawalan ketat Bang Jeck dari kejauhan memantau setiap lalu lalang pengunjung.Ada seorang wanita datang mengenakan masker, kaca mata hitam dan berhijab pasmina. Awalnya memilih makanan ringan di samping Jenny. Tidak melakukan hal yang mencurigakan layaknya pengunjung yang sedang berbelanja."Jenny, makanan ini menurutmu varian apa yang paling enak?" tanya Raline."Yang super pedas itu yang paling bikin ketagihan, Nyonya.""Apakah pedas banget?""Tentu saja, Nyonya. Lihatlah tingkat kepedasannya level sepuluh."Tiba-tiba wanita yang mengenak
Rumah sakit hari ini disibukkan dengan persiapan istri pemiliki rumah sakit yang diduga akan melahirkan. Hampir jalan menuju kamar khusus untuk persalinan sudah di sterilkan dari pengunjung rumah sakit. Setiap sudut dan lorong dijaga ketat oleh security dan anah buah Bang Jack.Tidak hanya ambulance yang dikawal oleh Bang Jack. Satu mobil yang di dalamnya ada Jenny, Pak Basri dan Bibi Asih juga langsung dikawal. Asisten Wibi bertugas menjemput sahabat Raline yaitu kekasih hati Hanna dan kekasih kepala bodyguard Shafea.Sampai di rumah sakit brankar sudah siap siaga menunggu di depaan pintu rumah sakit. Bergegas masuk menuju kamar dan diikuti oleh tim dokter langsung berlari menuju kamar khusus. Eddriz ikut berlari disamping branker dan menautkan tangan Raline dengan sempurna.Raline terus mengusap perut yang terkadang menegang terkadang anteng. Wajahnya terlihat bingung selalu melihat sekitar orang-orang yang terlihat tegang. Termasuk wajah Eddriz yang terlihat sangat khawatir dan cem
Raline mengulang membaca rekan bisnis yang telah merebut perusahaan milik orang tua teman sekolah. Hampir tidak percaya membaca nama yang tertera dalam laporan itu. Nama Ayah Wisnu yang menjadi perebut perusahaan itu.Raline terpaku dan bingung membaca laporan dari Asisten Wibi. Pasalnya ayah tiri itu tidak pernah mempunyai pengalaman memimpin perusahaan. Tidak pernah juga berkecimpung di dunia bisnis dalam skala besar."Tunggu sebentar, Sayang. Abang juga hampir tidak percaya ini.""Coba panggil asisten Abang sekarang!""Baik, Abang hubungi dia sekarang menggunakan ponsel saja biar cepat."Kurang dari lima menit Asisten Wibi datang dengan tergesa-gesa. Sudah menduga tentang yang akan ditanyakan oleh atasanya terutama sang istri. Sehingga datang dengan membawa bukti dan kabar yang lebih lengkap lagi."Apakah laporan yang kamu berikan tadi benar adanya, Wibi?""Benar sekali, Tuan.""Ayah tiri Ra sekarang seorang pengusaha dari perusahaan itu?""Iya, sekarang ini dia sudah pindah di Jak
Bang Jack berlari medekati karyawan wanita yang pingsan. Wanita muda berumur kurang dari dua puluh tahun itu memejamkan mata. Terlihat wajahnya pucat dan tubuhnya lemah tak berdaya."Cepat panggil petugas klinik!" teriak Bang Jack."Sudah, Bang. Teman wanita ini tadi berlari menuju ke sana!""Bagus, kalian mundur, berikan udara yang cukup agar dia bisa bernapas dengan lega!"Yang awalnya tidak terlihat dari posisi Raline karena adanya kerumunan orang. Sekarang terlihat jelas wanita yang tergeletak tidak berdaya di lantai kantin. Raline menyipitkan mata karena seolah mengenal wanita yang pingsan itu."Ra sepertinya kenal wanita itu, deh, Bang.""Siapa, Sayang?""Entahlah, tetapi Ra lupa-lupa ingat. Siapa dia, ya?""Biarkan dia ditangani oleh dokter dulu, kalau penasaran nanti minta Jack atau Wibi untuk mengetahui identitasnya.""Iya.""Habiskan makannya, apa mau tambah lagi?""Tidak, Ra sudah kenyang."Raline dan Eddriz kembali ke kantor setelah selesai makan siang. Hanya dengan sekali
Asisten Wibi kembali mengirim vidio tentang Arum selama dua jam di dalam perusahaan. Dari CCTV terlihat wanita itu masuk ke kamar mandi. Tidak ke luar dari kamar mandi salama dua jam berlalu.Di dalam kamar mandi tidak ada CCTV. Sehingga bukti yang diberikan oleh Asisten Wibi hanya rekaman Arum masuk dan ke luar dari kamar mandi saja. Tidak ada yang tahu selama dua jam Arum melakukan apa saja."Sekarang ke mana wanita itu?" tanya Eddriz setelah Asisten Wibi selesai bercerita."Kami mengusir Nyonya Arum setelah dia menandatangani surat perjanjian, Tuan.""Surat perjanjian apa?"Asisten Wbi bercerita berniat melaporkan ke pihak yang berwajib tentang tindakan Arum hari ini. Harus ada efek jera agar tidak mengulangi lagi. Namun, wanita mantan istri itu memohon untuk tidak dibawa ke ranah hukum karena berniat baik..Asisten Wibi dan yang lain tidak mengetahui apa yang dimaksud niat baik Arum. Dengan menandatangani surat perjanjian di atas materai Arum melenggang ke luar perusahaan. Dengan
Eddriz memandang Arum dengan perasaan jijik dan kesal. Mantan istri itu terang-terangan menawarkan diri seperti wanita malam yang sedang menjajakan jasanya. Tiba-tiba teringat masa lalu yang dikalukan wanita mantan istri itu dulu saat berselingkuh."Kamu gila, aku bukan laki-laki yang doyan berselingkuh seperti kamu.""Aku tahu Bang Ed masih ada rasa cinta sama aku, jadi apa ...?" Arum tidak melanjutkan ucapannya saat Eddriz melambaikan tangan tanda tidak setuju."Stop, jangan dilanjutkan ucapan kamu, di sini tidak ada sama sekali nama kamu. Cinta masa lalu sudah aku kubur dalam-dalam, pergi dari sini!" Edrriz menunjuk dadanya sendiri."Bang Ed, please! aku ...!" Arum kembali tidak melanjutkan ucapannya karena mendengar suara seorang wanita yang memanggil dengan suara manja.."Abang!" teriak Raline pura-pura tidak mendengar percakapan suami dan mantan istrinya."Sayang, kemarilah!" Eddriz merentangkan tangannya menyambut Raline.Dengan sengaja Raline duduk dipangkuan Eddriz saling ber
Arum tetap tidak bisa dan dilarang keras masuk ke area resort milik Eddriz. Wanita mantan istri Eddriz itu dengan terpaksa ke luar dari area Ancol dengan kawalan ketat bodyguard pribadi Eddriz. Sambil komat-kamit mengucapkan sumpah serapah dan bahasa yang kasar seperti biasanya.Eddriz melihat semua yang dilakukan Arum dari kantor pribadi melalui CCTV. Hanya melihat sendiri tanpa didampingi oleh Raline. Sengaja tidak mengajak Raline agar istri tercinta bisa istirahat tanpa memikirkan apa pun terutama ulah mantan istri."Dasar wanita gila, ke laut saja sana!" teriak Eddriz ketika wanita mantan istri itu sesaat setelah di paksa ke luar dari area resort.Dengan menata hati dan menghilangkan emosi, Eddriz menyusul Raline yang sedang bersantai. Duduk di balkon sambil melihat deburan ombak dari samping resort. Tidak terlihat halaman depan terutama gerbang pintu utama sehingga Raline tidak melihat drama Arum yang ingin bertemu.Asisten Wibi mendekati Hanna yang sedang duduk berbincang dengan
Hanna terdiam sambil memandang wajah Asisten Wibi yang menunggu jawaban. Sayangnya, Hanna belum sempat menjawab pertanyaan cinta, ada suara Bang Jack menggelegar dari kejauhan, "Asisten Wibi!" teriaknya.Spontan Asisten Wibi dan Hanna menengok ke arah Bang Jack yang melambaikan tangan meminta untuk mendekat, "Ada apa?" tanya Asisten Wibi."Ada mantan istri Tuan Ed berjalan menuju ke sini!""Waduh gawat ini, Han. Tolong bantu Mas!""Ada apa, Mas?""Mantan istri Tuan Ed menuju ke sini, tadi Tuan Ed berpesan untuk mengusir dia!"Asisten Wibi berlari ke arah Bang Jack yang menunggu dengan cemas. Harus mencegah wanita mantan istri itu sebelum membuat ulah, "Mana orangnya?" tanya Asisten Wibi setelah berdiri disamping Bang Jack."Itu lihatlah!" Arum berjalan mendekati resort dengan dikawal asisten pribadi seorang wanita dan satu laki-laki yang tidak dikenal.Tidak hanya Bang Jack yang menunggu Asisten Wibi mendekat. Anak buah Bang Jack juga ikut menunggu perintah selanjutnya. Tindakan apa y