Share

Bab 78. Orang Biasa

Penulis: Muda Anna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-06 09:20:45

Hari ini adalah hari pertama Eddriz menjadi orang biasa. Menjadi orang seperti masyarakat pada umumnya. Padahal seumur hidup tidak penah melakukan itu sama sekali.

Sebelum berangkat Raline menubah pemampilan Eddriz. Yang awalnya selalu memakai jas kebesaran, kini hanya memakai kaos disro warna biru navi dan celana pendek selutut. Memakai topi dan kaca mata hitam untuk penyamaran.

Raline memakai gaun berwana pink pendek di bawah lutut. Topi bulat warna senada dengan gaun yang gerly. Ditampah kaca mata hitam yang terlihat sangat cantik dan terlihat ceria.

"Di mana belinya rujak itu, Sayang?" tanya Eddriz saat mulai melajukan mobilnya.

"Di sana taman kota, rujaknya sangat enak, Bang!"

Mobil meluncur menuju taman kota yang diinginkan Raline. Yang tidak berubah hanya pengawalan ketat Bang Jack saja dalam petulangan Raline dan Eddriz kali ini. Hanya bedanya, pengawalan dilakukan dari kejauhan sesuai permintaan Raline.

"Abang perkir di pinggir taman yang kosong sebelah sana itu, ya!" perinta
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 79. Gara-gara Surat Perjanjian

    Eddriz terpaksa memesan dan mengantri lagi untuk membeli rujak buah. Pasalnya Raline cemberut dan marah gara-gara rujak buahnya dihabiskan suami. Semakin sore rujak buah itu semangin antri membuat Eddriz kesal sendiri, tetapi tetap diredam emosinya."Ada lagi yang diinginkan selain rujak, Sayang?""Tidak, Ra maunya rujak buah saja," jawab Raline masih merajuk."Itu jualan apa, Sayang?" Eddriz mengalihkan perhatian agar tidak marah dengan menujuk pedagang yang terlihat ramai. pembelinya sebagin besar anak-anak dan remaja."Itu Abang cilok namanya.""Abang mau beli boleh, 'kan?""Terserah." Raline masih merasa kesal.Yang awalnya Eddriz melarang membeli makanan yang di pinggir jalan. Sekarang laki-laki suami Raline itu mencoba semua jajanan setelah merasakan nikmatnya cilok yang dibelinya.Eddriz membeli jajanan hampir satu deretan pedagang di taman. Sedangkan Raline hanya setia makan rujak buah dan minum es kelapa saja. Raline duduk menunggu Edrriz selesai berbelanja."Ayo pulang, Bang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 80. Ngidam Ingin Menghajar

    Ayah Wisnu spontan memundurkan badannya. Padahal awalnya berdiri memegangi jeruji besi yang membatasi antara diri sendiri dan Ngadimin. Suara teriakan teman lama itu terdengar menciutkan nyali.Ngadimin berusaha duduk dan melihat Ayah Wisnu yang berdiri menjauh, "Kemari kamu, Wisnu!" teriaknya."Apa salahku?" tanya Ayah Wisnu pura-pura bingung."Kamu yang meyakinkan aku untuk menagih hutangmu pada Ra!"Ayah Wisnu tersenyum merasa menang karena mendengar teriakan Ngadimin. Pasalnya laki-laki yang terlihat babak belur itu menagih terlebih dahulu. Padahal perjanjian awal akan menunggu dan akan menemui berdua."Itu salah kamu sendiri, aku sudah katakan tunggu aku. Mengapa kamu mengingkari janji?" tanya Ayah Wisnu membela diri.Bang Jack tersenyum simpul mendengar dua laki-laki itu berdebat saling menyalahkan. Keduanya salah tempat jika mengusik istri kedua Eddriz. Untung ayah tiri itu tidak ada saat Ngadimin dihajar Eddriz, mungkin jika ada sudah akan menjadi bergedel seperti Ngadimin."S

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 81. Lewat Safea

    Tangan Eddriz terasa kebas karena memberikan bogem mentah pada Ayah Wisnu berkali-kali. Hati terasa lega bisa melampiaskan kekesalan dan kemrahan hari ini. Tidak hanya tangan yang beraksi, kaki pun ikut unjuk gigi menendang perut sampai kaki. "Lempar dia ke luar dari sini!" Eddriz langsung meninggalkan Ayah Wisnu dan pos security begitu saja.Bang Jack memerintahkan security untuk segera mengusir Ayah Wisnu ke luar dari gerbang utama perusahaan. Laki-laki yang sudah babak belur itu berusaha berdiri dan mengangkat tangan, "Bang Jack ...?" Ayah Wisnu tidak melanjutkan ucapannya karena pandangan mata tajam Bang Jack seolah seperti pedang yang menghunus jantung."Maaf, Pak. Saya tidak bisa membantu Anda, Ini salah Anda sendiri bukankah kemarin sudah saya katakan untuk pulang ke Bandung!"Ayah Wisnu terduduk tanpa kata. Niatnya ke perusahaan agar tidak bertemu dengan pengawal pribadi itu. Kemarin sudah berjanji akan langsung pulanng ke Bandung.Bang Jack berlari untuk mengantar tuannya y

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 82. Ingkar Janji

    Bang Jack bertolak pinggang melihat Ayah Wisnu yang bingung. Ada rasa kesal bercampur marah pada laki-laki tua itu. Kemarin minta diantar ke stasiun berjanji akan pulang ke Bandung, tetapi sekarang masih ada di Jakarta.Semua usaha Ayah Wisnu kini gagal sudah tanpa ada celah lain lagi untuk bisa menemui Raline. Tinggal satu yang belum diusahakan, tetapi setelah bertemu dengan Shafea harapan itu pasti gagal karena Hanna pasti akan melapor juga pada bodyguard yang ada didepannya."Fea!" teriak Bang Jack."Ya, Bang!" Shafea berlari mendekati Bang Jack sambil merlirik Ayah Wisnu."Siap-saiplah, Abang antar ke kampus!""Iya, Bang."Shafea berlari kembali masuk rumah. Mengambil tas dan bergegas mengunci pintu rumah. Ayah Wisnu masih berdiri terpaku di halaman rumah Shafea."Sudah, Bang. Ayo berangkat!"Bang Jack berjanan menuju mobil sambil menggandeng Shafea. Melihat tajam pada Ayah Wisnu yang masih terbengong. Sengaja membiarkan laki-laki tua yang tidak tahu diri itu menerima akibat yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 83. Undangan

    "Habiskan saja, Abang ikhlas." Bang Jack berkata sambil memutar kemudi setir."Eee, jangan dong. Fea bukan cewek matre. Tidak mau ngabisin uang Abang yang kerja mati-matian setiap hari.""Abang kerja untuk calon istri, kita menikah saja, yok!"Shafea hanya nyengir kuda saja diajak menikah. Pasalnya baru kemarin saat jadian sudah berpesan untuk menunggu sampai kuliah selesai. Namun, sekarang sudah mengajak menikah serasa aneh dan terlalu terburu-buru."Sabar dulu, setidaknya Fea magang atau KKN. lagian Abang belum kenal Fea lama dan jangan buru-buru. Setidaknya kita harus saling mengenal pribadi masing-masing.""Abang sudah langsung yakin kok sama Fea, atau Fea hanya berniat main-main?""Eee, kagak. Fea serius dua rius malah."Abang sepuluh rius, makanya mengajak Fea menikah, biaya kuliah nanti Abang yang menangung.""Fea mendapat bea siswa, Bang. Dulu kami bertiga mendapat bia siswa yang sama dan Ra yang paing baik nilainya di antara kami."Pembicaraan sejoli itu terputus saat mobil s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 84. Kado

    Eddriz langsung memberikan kecupan hangat di dahi Raline. Berpindah ke pipi dan berakhir di bibir dengan bergerilya dengan penuh penghayatan. Cinta selalu ditunjukkan walau istri tercinta jarang memberikan nafkah batin dengan alasan hamil muda."Tidak perlu cemburu, Abang akan mengikuti semua apa yang dilarang Ra. Abang tidak berniat menghadiri undangan itu."Raline menunjukkan senyum terindah setelah Eddriz meyakinkan hati. Tiba-tiba hati merasa hangat dan tenang kembali. Tidak pernah merasakan seperti ini dulu sebelum hamil."Ra mau jalan-jalan, bosan di resort terus," katanya dengan suara manja. "Mau jalan ke mana?""Apakah boleh Ra lihat salju?""Keinginan Ra sudah terkabul, bersiaplah!""Berangkat sekarang?""Belum, tunggu Wibi dan Jack mempersiapkan terlebih dahulu."Awalnya bayangan Raline ingin melihat salju di Trans Studio. Namun Eddriz langsung membuat rencana untuk pergi ke Autralia. Kebetulan di nagara itu sedang musim dingin sekarang.Yang ingin menikmati salju hanya sat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 85. Salju

    Petugas sedang memberishkan jalan raya yang tertutup longsor salju dari atap rumah penduduk yang ada di pinggir jalan. Hal ini sering terjadi jika salju terus turun. Untungnya petugas sangat sigap menjalankan tugasnya. Terpaksa rombongan berhenti menunggu petugas bekerja. Tidak ada seorang pun diperbolehkan ke luar dari mobil saat petugas sedang bekerja. Hanya boleh melihat dari dalam mobil agar tidak terjadi kecelakaan kerja."Bang, Ra mau memegang salju itu!" pinta Raline dengan antusias."Jangan ke luar, Tuan. Saya ambilkan dari sini saja!" Bang Jack menengadah mengeluarkan tangannya menampung salju yang jatuh dari atas setlah membuka jendela kaca mobil. "Ini silakan, Nyonya. Semoga bisa mengobati rasa penasaran Anda!" Bang Jack memberikan seganggam salju dari luar jendela mobil setelah ditampung beberapa saat."Waaah, terima kasih. Cepat ambil, Bang. Ra mau memegangnya!"Raline memegang salju dengan mata berbinar. Rasa kagum dan penasaran terobati kini. dulu sama sekali tidak bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 86. Undangan dikirim Dua Kali

    Sampai pagi hari, Ralien enggan lepas dari pelukan Eddriz. Ibu hamil muda itu masih polos tanpa benang memejamkan mata dan kepala menempel di dada. Ada rasa nyaman yang tidak bisa dilukiskan yang dirasakan hati saat ini.Mulai dari kecil selalu mendamba kasih sayang ayah. Berada dalam pelukan Eddriz mendapatkan rasa itu. Sehingga tidak mempermasalahkan suami yang terpaut jauh umurnya saat ini."Sayang, ayo bangun dan mandi, sudah siang ini!" ajak Eddriz setelah satu jam yang lalu mengajak Raline bangun, tetapi Raline masih enggan beranjak keluar dari pelukan."Sudah jam berapa, Bang?" tanya Raline dengan suara serak khas baru bangun tidur."Jam sembilan."Raline memilih kembali mengeratkan pelukannya, "Dingin, Bang. Ra malas bangun.""Laah, kalau Ra terus memeluk Abang masih polos begini nanti keris tumpul Abang bangun lagi lho!""Eee, jangan. Kasihan putra Abang nanti terlalu capek.""Maka itu, ayo bangun. Semua rombongan sudah berkumpul di restoran, hanya menunggu Ra untuk sarapan!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11

Bab terbaru

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 118. Kebahagiaan

    Bang Jack dan Asisten Wibi hanya bisa mendengarkan percakapan penghuni rumah dari depan pintu saja. Pasalnya, dilarang masuk oleh pembeli bertato dengan alasan di dalam rumah sedang ada meeting dadakan. Dua orang kepercayaan Eddriz itu memasang telinga lebar-lebar untuk mengenali satu per satu orang yang sedang berbincang di dalam rumah.Asisten Wibi pernah beberapa kali bertemu dengan Ayah Wisnu. Suara bas khas ayah tiri Raline itu sangat mudah dikenali jika sedang berteriak atau sedang marah. Namun, jika berbincang dengan lirih atau jarak yang lumayan jauh sedikit sulit dikenali."Apakah itu suara target, Bang?" tanya Asisten Wibi sambil berbisik."Susah dikenali, aku tidak yakin." Bang Jack menjawab dengan berbisik juga."Direkam saja, Bang. Nanti kita selidiki bersama IT.""Ide bagus."Bukan hanya Bang Jack yang merekam percakapan orang yang ada di dalam rumah. Asisten Wibi juga merekam menggunakan ponsel dengan pura-pura membaca pelanggan yang memesan nasi goreng. Tidak ada seora

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 117. Berhasil

    Keadaan kantor Bushiry Grop yang ada di pusat rata dengan tanah kurang dari tiga puluh menit. Namun, Eddriz tetap meluncur ke puncak daerah Bogor. Putra semata wayang adalah satu-satunya harta yang paling berharga di dunia ini.Bukan hanya pihak yang berwajib yang menangani kasus perusahaan Bushiry Grop. Interpol, CIA pihak berwajib Asia yang terlibat langsung tentang pembajakan kontainer juga ikut terlibat. Ternyata, Bang Syam merupakan satu orang yang paling dicari khususnya di Asia Tenggara saat ini.Suasana sekitar villa milik Arum seketika mencekam setelah pihak yang berwenang bergerak cepat. Evakuasi penghuni villa yang ada di sekitar hanya berlangsung lima belas menit. Semua dilakukan secara diam-diam tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun.Satu per satu anak buah Bang Syam dilumpuhkan dengan cepat tanpa suara. Kecepatan dan ketepatan mereka bak angin yang berhembus tanpa terasa, tetapi tepat sasaran. Eddriz dan rombongan belum sampai setengah jalan, musuh sudah bisa dilumpuh

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 116. Penculikan

    Satu hari setelah Harmini dilepaskan dengan syarat tidak bercerita kepada siapa pun termasuk pelanggan laundry. Wanita beranak dua itu beraktivitas seperti biasa yaitu bekerja sebagai buruh cuci gosok. Terus diawasi oleh anak buah Bang Jack dari kejahuan.Bang Jack juga mengirim anak buah seorang wanita yang pura-pura melamar pekerjaan di loundry itu. Sengaja mengajak berbincang Harmini dan karyawan yang lain sekitaran pekerjaan. Selain untuk mengulur waktu sekalian untuk mengawasi dan menunggu pelanggan yang dicurigai sebagai asisten pribadi Arum. Tanpa diduga, pemilik laundry sedang pergi belanja bahan untuk laundry. Anggota yang sedang melamar dengan leluasa berbincang dengan alasan menunggu sang pemilik usaha. Istilah sambil menyelam minum air yaitu sambil menyelidiki dan sekaligus berharap orang dicurigai itu datang hari ini.Sebelum istirahat tiba, Asisten Wibi dan Bang Jack melaporkan penyelidikaan yang dilakukan anak buah wanita kepada Eddriz. Sekitar pukul sebelas pagi, ada

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 115. Perawat Gadungan

    Eddriz terpaksa melihat introgasi perawat gadungan dengan online karena permintaan Raline. Istri kecil Eddriz itu bersikukuh ingin melihat wajah perawat yang menyusup ke rumah sakit. Suami Raline itu selalu mengabulkan semua permintaan istri tercinta apa pun keinginannya. Bang Jack dan kepala security yang saat ini sedang mencecar pertanyaan pada perawat gadungan. Asisten Wibi duduk di sofa di sampinng Eddriz dan berkoordinasi dengan IT untuk menyelidiki latar belakang perawat gadungan. Sedangkan, Eddriz dan Raline mlihat layar televisi yang terhubung dengan CCTV yang ada di kantor security rumah sakit. "Siapa yang menyuruh kamu menjadi perawat?" tanya Bang Jack dengan suara tegas. "Saya sendiri, Pak," jawab Perawat gadungan itu sambil menunduk. Kepala security yang mulai tidak sabar dan emosi tiba-tiba menggebrak meja dengan kedua tangan. Bukan hanya perawat gadungan yang tersentak kaget karena mendengar suara gebrakkan meja. Namun, Bang Jack juga ikut kaget dan memundurkan ku

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 114. Tender

    Raline beristirahat paska operasi terlelap di atas tempat tidur. Eddriz masih emosi tingkat dewa, tetapi bukan karena istri trcinta. Namun, karena ayah tiri Raline yang mengajukan tender lebih tinggi dari tawaran perusahaan Bushiry Grop.Asisten Wibi memberikan keterangan kemungkinan ada orang dalam dari perusahaan Bushiry Grop yang yang membocorkan informasi. Saat ini suasana tender yang ada di Surabaya sedang tegang menunggu yang menang antara dua perusahaan."Kamu selidiki orang dalam yang membocorkan sekarang juga!" perintah Eddriz dengan suara meninggi karena marah."Tim kita sedang menyelidiki, Tuan.""Bagus tendang dia dari Bushiry Grop, dan jangan lupa blacklist ke seluruh perusahhan di seluruh Indonesia.""Siap, Tuan.""Siapa yang memimpin tende itu, kirim nama sekarang aku hubungi dia?""Baik, saya kirim lewat pesan WA sekarang, Tuan."Kekausaan seorang Eddriz Bushiry tanpa batas. Hanya dengan sekali gertak orang yang dihubungi bukan hanya menggigil ketakutan. Lutut seketika

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 113. Baby Edward

    Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 112. Kontraksi

    Yang dikhawatirkan mengganggu ketenangan Raline tidak muncul hari ini. Asisten Wibi mendapatkan kabar jika pengusaha baru ayah Wisnu sedang melakukan lobi bisnis di kota Surabaya. Ada lima tim sukses Ayah Wisnu yang berangkat bersamaan akan bersaing melawan perusahaan Bushiry Group.Raline sedang berada di supermarket besar yang ada di lantai satu rumah sakit. Dikawal Jenny dan Bibi Asih kanan dan kiri saat memilih makanan ringan di etalase. Ada pengawalan ketat Bang Jeck dari kejauhan memantau setiap lalu lalang pengunjung.Ada seorang wanita datang mengenakan masker, kaca mata hitam dan berhijab pasmina. Awalnya memilih makanan ringan di samping Jenny. Tidak melakukan hal yang mencurigakan layaknya pengunjung yang sedang berbelanja."Jenny, makanan ini menurutmu varian apa yang paling enak?" tanya Raline."Yang super pedas itu yang paling bikin ketagihan, Nyonya.""Apakah pedas banget?""Tentu saja, Nyonya. Lihatlah tingkat kepedasannya level sepuluh."Tiba-tiba wanita yang mengenak

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 111. Kontraksi Palsu

    Rumah sakit hari ini disibukkan dengan persiapan istri pemiliki rumah sakit yang diduga akan melahirkan. Hampir jalan menuju kamar khusus untuk persalinan sudah di sterilkan dari pengunjung rumah sakit. Setiap sudut dan lorong dijaga ketat oleh security dan anah buah Bang Jack.Tidak hanya ambulance yang dikawal oleh Bang Jack. Satu mobil yang di dalamnya ada Jenny, Pak Basri dan Bibi Asih juga langsung dikawal. Asisten Wibi bertugas menjemput sahabat Raline yaitu kekasih hati Hanna dan kekasih kepala bodyguard Shafea.Sampai di rumah sakit brankar sudah siap siaga menunggu di depaan pintu rumah sakit. Bergegas masuk menuju kamar dan diikuti oleh tim dokter langsung berlari menuju kamar khusus. Eddriz ikut berlari disamping branker dan menautkan tangan Raline dengan sempurna.Raline terus mengusap perut yang terkadang menegang terkadang anteng. Wajahnya terlihat bingung selalu melihat sekitar orang-orang yang terlihat tegang. Termasuk wajah Eddriz yang terlihat sangat khawatir dan cem

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 110. Menegang

    Raline mengulang membaca rekan bisnis yang telah merebut perusahaan milik orang tua teman sekolah. Hampir tidak percaya membaca nama yang tertera dalam laporan itu. Nama Ayah Wisnu yang menjadi perebut perusahaan itu.Raline terpaku dan bingung membaca laporan dari Asisten Wibi. Pasalnya ayah tiri itu tidak pernah mempunyai pengalaman memimpin perusahaan. Tidak pernah juga berkecimpung di dunia bisnis dalam skala besar."Tunggu sebentar, Sayang. Abang juga hampir tidak percaya ini.""Coba panggil asisten Abang sekarang!""Baik, Abang hubungi dia sekarang menggunakan ponsel saja biar cepat."Kurang dari lima menit Asisten Wibi datang dengan tergesa-gesa. Sudah menduga tentang yang akan ditanyakan oleh atasanya terutama sang istri. Sehingga datang dengan membawa bukti dan kabar yang lebih lengkap lagi."Apakah laporan yang kamu berikan tadi benar adanya, Wibi?""Benar sekali, Tuan.""Ayah tiri Ra sekarang seorang pengusaha dari perusahaan itu?""Iya, sekarang ini dia sudah pindah di Jak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status