Share

BAB ENAM PULUH ENAM

"Hai."

Sita mengangkat wajahnya yang sejak tadi sibuk membersihkan area kasir tempatnya bekerja. Wajah wanita itu berubah dingin dan datar, membuat Sandy membatin, adik ipar dan kakak ipar satu setelan pabrik.

"Kafe belum buka, masih sepuluh menit lagi," balas Sita ketus.

"Aku juga tahu," jawab Sandy enteng. Sita lantas menegakkan posisi tubuhnya. Benar-benar waspada menghadapi Sandy.

"Lalu Anda mau apa?" Sita bertanya to the poin.

"Duh, adik Nadine galak bener." Sita mengerutkan dahi mendengar lelaki di depannya menyebut nama kakaknya.

"Kenal kakakku?"

"Ya, kenallah. Dia teman kerja di kantor lama. Sebelum dipecat," cibir Sandy.

"Anda tahu kakak saya dipecat karena hal yang tidak dia lakukan, dan Anda membiarkannya. Padahal dia teman Anda," cecar Sita. Sandy sesaat melongo, tak pernah menyangka Sita yang terlihat rapuh beberapa waktu lalu, kini bisa bersuara begitu pedas.

"Bukan begitu, Ta. Itu bukan ranahku." Sita mengerjap cepat. Bagaimana pria di hadapannya tahu namanya. Apa san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status