Share

BAB EMPAT PULUH SEMBILAN

"Rekayasa?"

Dua pria di depan Rafael mengangguk. "Yang aku curigai saat ini mereka." Sandy menunjukkan foto dua tersangka menurut analisa pria tersebut.

"Tapi kita belum bisa menyerang sekarang. Aku perlu bukti untuk menjerat mereka tanpa bisa berkelit lagi," sahut pria satunya lagi.

Ketiganya mengangguk kompak. Akan sulit mengungkap hal ini jika hanya bermodal insting saja. Perlu bukti autentik dan nyata untuk menangkap pelakunya.

"Jadi jangan potong jari gue ya," mohon Sandy. Sementara Rafael hanya melengos, tidak ingin menanggapi lebih jauh. Yang dia inginkan adalah Nadine segera pulih.

Malam itu, Nadine ditidurkan semalaman penuh. Mencegah pergerakan bahu, juga menghindari nyeri hebat yang akan membuat Nadine tidak nyaman sepanjang malam.

Karena itulah, Rafael bisa sedikit tenang. Ditemani seorang pria, Rafael begadang sesekali memeriksa keadaan Nadine. Sampai menjelang subuh pria itu pamit pulang. Sedang Sandy memang sudah diusir pulang sejak awal lagi. Ada hal yang harus mereka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status