Cedron tak bisa menahan tawanya. Dia berkata, "Kamu memang pintar mengajukan pertanyaan."Cedron tentu berharap ada keseruan seperti ini. Usai berbicara, dia bahkan diam-diam melirik Claude.Terlihat Claude bersandar di kursi sambil menoleh sedikit untuk menatap Lillia. Tatapannya terlihat datar, tetapi ekspresinya tampak tegang. Kurang jelas apakah pria ini merasa penasaran atau tidak peduli.Telinga dan leher Lillia seketika memerah. Dia tidak menyangka Nikita akan mengajukan pertanyaan seperti ini di depan kamera. Setelah ragu-ragu sejenak, dia pun bertanya dengan lirih, "Gimana kalau ganti pertanyaannya saja?"Awalnya, semua orang menatapnya dengan gugup. Begitu mendengar pertanyaan ini, semua orang pun bertatapan, seolah-olah menyampaikan makna lain ke kamera.Tatapan Nikita seketika tampak mendalam. Namun, dia tetap menyahut dengan ramah, "Kamu boleh minum kalau nggak mau jawab kok. Kami nggak akan menyulitkanmu."Begitu ucapan ini dilontarkan, seorang desainer pria tiba-tiba men
Lillia mengiakan. Dengan demikian, salah satu kamera mengikuti Claude dan Lillia. Setelah mereka berdua masuk, kamera berhenti di depan pintu. Tidak ada yang mengikuti keduanya masuk. Lagi pula, 5 menit ini adalah waktu pribadi mereka.Claude menutup pintu, lalu menguncinya dan menoleh menatap Lillia. Terlihat wajah Lillia yang agak merah karena mabuk. Ketika ditatap oleh Claude, Lillia tiba-tiba maju dan meraih tangannya. Sembari menggoyangkannya, dia bertanya, "Kenapa kamu kejam sekali?"Claude khawatir orang-orang di luar bisa mendengarnya. Dia menarik Lillia ke sofa yang dekat jendela dan bertanya, "Kejam apanya?"Nada bicaranya tetap terdengar datar seperti biasa. Akan tetapi, tanpa disadari Claude, dia terdengar lebih lembut kali ini.Lillia memberanikan diri untuk menatap pria di depannya lekat-lekat. Dia berkata dengan agak sedih, "Kamu nggak bisa lihat aku sangat membutuhkanmu? Aku tahu kamu harus adil dalam acara ini, tapi sketsa itu bisa ketinggalan karena Nikita. Kalau kamu
Claude menyerahkan Lillia kepada Moonela. Tindakan lembutnya ini tidak disengaja. Begitu Lillia bersandar di tubuhnya, Moonela pun baru menyadari bahwa wanita ini benar-benar mabuk.Dalam hatinya, Moonela berdoa semoga Lillia tidak menyinggung Claude barusan. Meskipun begitu, dia tetap berkata dengan sopan, "Terima kasih sudah menjaganya."Claude mengiakan dengan singkat. Tatapannya tertuju pada wajah Moonela. Tiba-tiba, dia bertanya, "Kamu bisa membawanya sendirian?""Bisa," sahut Moonela sembari tersenyum sopan. Pada saat yang sama, dia cukup terkejut dengan pertanyaan Claude ini. Namun, dia tidak berpikir terlalu banyak dan segera membawa Lillia ke kamar.[ Claude jelas-jelas nggak rela melepaskan pelukannya. Lima menit terlalu singkat untuk seorang pria. Seharusnya 50 menit! Hahaha! ][ Wah, ini gila! Aku ingin meliihat apa yang mereka lakukan di dalam sana. Masa nggak ada kamera di ruangan itu! ][ Apa Lorraine begitu suka promosi? Dia gagal merayu Claude, jadi menyuruh asistennya
Kenapa dirinya melakukan hal seperti itu? Sepertinya, Claude bukan menyuruhnya menciumnya, melainkan memberi tahu bahwa dirinya sama sekali tidak tergerak. Kenapa malah ....Lillia menundukkan kepala, menarik-narik rambutnya. Dia harus bersembunyi kalau bertemu dengan Claude. Dia harus terus bersembunyi sampai Claude melupakan kejadian kemarin!Sesudah pembawa acara mengumumkan acara sudah selesai, Lillia pun mencari alasan untuk keluar sebentar dan meninggalkan Moonela.Setelah menenangkan diri di luar, jantung Lillia yang berdebar-debar berangsur tenang kembali. Suhu tubuhnya yang tinggi juga perlahan menurun.Lillia menepuk-nepuk wajahnya untuk mengembalikan ekspresinya yang acuh tak acuh. Sesudah itu, dia baru berbalik dan kembali ke penginapan.Kejadian kemarin bukan apa-apa. Lillia bisa membantah karena dirinya memang mabuk. Dia juga akan bercerai dengan Claude sehingga tidak perlu memikirkannya lagi.Setelah keluar dari lift, Lillia yang sudah tenang malah bertemu Claude saat be
Lillia bersembunyi di taman untuk membuat sketsa. Setelah matahari terbenam, dia baru diam-diam kembali ke kamarnya. Selama waktu ini, dia telah membuat banyak dugaan, tetapi tidak yakin apakah sketsa tersebut benar-benar diganti oleh Claude untuknya.Selanjutnya, Lillia perlu membuat sketsa final. Setelah sketsa final selesai, proses pembuatan pakaian akan dimulai.Afternoon tea yang dijadwalkan setiap 3 hari sekali kembali diadakan. Lillia baru saja melupakan kemeriahan acara sebelumnya. Tidak disangka, tema acara hari ini telah berubah lagi. Mereka berkumpul di ruang bersantai yang ada di lantai paling atas untuk makan bersama. Tema acara hari ini adalah seni teh dan dessert.Lillia dan Moonela sudah datang lebih awal. Setelah duduk, dia berbisik pelan, "Claude nggak suka makanan manis, jadi seharusnya nggak akan datang."Usai berkata demikian, Claude dan Cedron malah muncul bersama. Begitu Cedron masuk, dia menyapa semua orang dengan ramah, "Hari ini kalian juga bersantai saja. Ngg
Cedron memperkenalkan budaya teh, sekaligus menyebutkan nama perusahaan investor sebagai iklan. Saat membuat dessert, Cedron berdiri di samping Lillia sembari berkata ke arah layar, "Dessert ini dinamakan buah saat zaman dulu. Bukankah kedengarannya menarik sekali?"Dipadukan dengan penampilannya yang tampan, senyuman Cedron terlihat sangat menawan. Seketika para komentar penonton terus-menerus memujinya.Cedron mengalihkan pandangannya dan berkata pada Lillia, "Lillia, buatkan dessert ini dengan baik untuk ditunjukkan pada semua orang."Lillia menebak bahwa ini adalah misi yang diberikan oleh perusahaan investor, sehingga dia mengangguk setuju. "Baik."Cedron awalnya bermaksud membantu Lillia, tapi entah sejak kapan Claude telah berjalan ke sisi mereka. Dia menatap Cedron sekilas, lalu Cedron mengangguk dan menyingkir ke samping. "Baiklah, kamu yang bantu dia saja."Moonela menarik napas saat melihat adegan ini, dalam hatinya membatin, 'Entah apa lagi yang salah dengan Claude ini? Ken
Sebagai seorang pelakor, Nikita malah menganggapnya mudah ditindas? Mendengar ucapan ini, Moonela langsung menyunggingkan senyuman. Dia menimpali dengan nada sinis, "Tenang saja, aku punya rencana tersendiri untuk masalah ini."Sebelumnya mereka berada di posisi yang menguntungkan sehingga Moonela juga tidak ingin mengatakan apa pun pada media. Namun, jika Nikita tidak meminta maaf secara public kali ini, Moonela juga tidak akan melepaskannya begitu saja!Tiga jam acara seni teh dan pembuatan dessert telah berlalu. Lillia membereskan barang-barangnya, lalu kembali ke kamar. Baru saja dia hendak duduk dan beristirahat, pintu kamarnya tiba-tiba diketuk. Lillia mengira Moonela datang untuk membahas tentang alur sketsa, sehingga dia langsung membukakan pintu tanpa ragu-ragu.Ternyata orang yang datang adalah Claude. Tanpa menunggu Lillia mengatakan apa pun, Claude telah masuk ke kamarnya langsung. Setelah memastikan tidak ada kamera yang mengikutinya, Lillia baru menutup pintu kamar."Ken
Claude baru melepaskan dagu Lillia setelah itu. Dia berdiri di samping memandang Lillia, lalu berkata, "Sampai jumpa malam ini. Kirim pesan padaku nanti, aku akan bawakan sketsamu."Usai bicara, Claude langsung berjalan ke arah pintu dan keluar dari kamar itu. Suasana yang tadinya terasa mesra dan hangat, langsung sirna hanya karena sebuah panggilan dari Nikita. Lillia duduk meratap cukup lama sebelum beranjak ke kamar mandi. Seusai mandi, dia langsung mencari Moonela dan memberitahukan permintaan Claude.Saking kesalnya, Moonela melempar ponselnya ke sofa. "Kulihat sikapnya lumayan baik padamu saat di acara, kukira hubungan kalian sudah ada perkembangan. Siapa tahu ... ternyata dia hanya pura-pura?""Baginya, Nikita tetap punya posisi yang berbeda," jawab Lillia. Moonela berjalan ke samping meja teh dan menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri. Setelah meneguk air di gelasnya, dia melanjutkan, "Kukira kali ini kita bisa beri pelajaran pada Nikita. Tak disangka .... Memang bagus se
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per