Hal yang paling mengejutkan Lillia adalah, bahkan ada warganet yang menulis fiksi penggemar mengenai dirinya dan Claude. Isi ceritanya lumayan panas hingga Lillia pun merasa malu setelah membacanya.“Kak Lillia, apa AC-nya kurang dingin? Kenapa wajahmu begitu merah?” tanya Nadia yang berjalan mendekat untuk mengantarkan dokumen.“Iya, panas juga ya,” jawab Lillia dengan sok serius. Setelah mengeklik mouse beberapa kali dengan panik, dia baru berhasil menutup halaman web itu dengan aplikasi menggambar.Nadia meletakkan dokumen itu di meja Lillia, lalu bertanya, “Apa aku perlu menurunkan suhu AC-nya?”“Nggak usah, tolong ambilkan saja segelas air es untukku,” jawab Lillia. Dia merasa sangat haus setelah membaca fiksi penggemar yang isinya lumayan panas itu. Membaca sesuatu seperti ini di siang hari benar-benar adalah sebuah kesalahan.Saat Nadia pergi mengambilkan air untuknya, Lillia buru-buru menutup halaman web itu, lalu mengesampingkan semuanya dan lanjut menggambar dengan penuh kons
Lillia tidak menyangka fiksi penggemar ini akan menjadi trending topic selama beberapa hari. Hal yang terpenting adalah, Claude juga menge-like fiksi penggemar itu. Tindakannya itu terkesan seperti memberikan tanggapan pada para penggemar.“Menurutmu, apa maksudnya? Apa dia sengaja mau menimbulkan skandal di antara aku dan dia?” tanya Lillia dengan kesal pada Moonela. Saat ini, mereka sedang ada di bar.Moonela menggoyangkan gelas alkoholnya sambil menjawab, “Aku juga nggak ngerti.”Gara-gara tindakan Claude itu, Lillia jadi tidak bisa batal menge-like postingan itu. Meskipun kejadiannya sudah berlalu 4 hari, Lillia masih tidak berani masuk ke Instagram dengan akunnya sendiri. Dia hanya diam-diam menggunakan akun Moonela untuk melihat keadaannya.“Kebetulan banget!” Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang familier.Lillia dan Moonela menoleh ke arah datangnya suara dengan serentak, lalu melihat Elgan yang mengenakan setelan jas biru sedang berdiri di belakang mereka. Jika dilihat dar
Moonela pun mau tak mau meredam amarahnya. Dia bertanya dengan kebingungan sambil menggenggam tangan Lillia, “Kenapa Monica memusuhimu?”Lillia berpikir sejenak, lalu menjawab, “Mungkin karena Elgan? Bukannya kelihatan kalau Elgan sengaja berdandan? Jadi, mereka seharusnya mau kencan.”Moonela pun menjawab sambil menjulingkan matanya, “Dasar orang nggak masuk akal!”Saat ini, Moonela akhirnya sudah mengerti. Apabila Elgan dan Monica benar-benar berpacaran, Monica pasti cemburu pada Lillia karena Elgan bersikap baik terhadap Lillia sebelumnya. Selain itu, Elgan juga bersikap luar biasa baik terhadap Lillia semasa kuliah dulu sehingga ada rumor bahwa Elgan menyukai Lillia. Monica bisa mengetahui hal ini dengan mudah begitu menyelidikinya.Namun, Lillia tidak peduli pada masalah ini.Keesokan harinya.Tidak lama setelah Lillia tiba di studio, Nadia mengatakan ada orang yang datang mencarinya. Baru saja Nadia selesai berbicara, pintu kantor Lillia pun dibuka seseorang.“Bu, kamu nggak bole
Claude manatap Lillia sambil tersenyum tipis. Sementara itu, Lillia yang dipandang seperti itu merasa kurang nyaman dan bertanya dengan kening berkerut, “Apa ada masalah lain lagi?”“Biarpun kamu nggak ngomong, aku tetap akan memberinya pelajaran,” jawab Claude dengan acuh tak acuh. Namun, aura intimidasi yang dipancarkannya malah sangat jelas.“Dia itu adik sepupunya Frederick. Kalau kamu memberinya pelajaran, kerja sama aku dan Frederick akan hancur. Aku juga harus mengembalikan mutiara darinya sebagai bentuk minta maaf,” jawab Lillia dengan kesal.Setelah berpikir sejenak, Claude bertanya, “Elgan pacaran sama dia?”“Aku juga nggak tahu. Tapi, apa hubungannya itu denganku?” jawab Lillia dengan acuh tak acuh.“Kamu memang merasa nggak ada masalah, tapi dia menganggapmu sebagai ancaman. Apa sebenarnya niat Elgan terhadapmu?” tanya Claude dengan tenang. Dia tidak menyangka akan ada hari di mana dia dan Lillia bisa membicarakan tentang pria yang menaruh perasaan terhadap Lillia dengan te
Setelah berbasa-basi sejenak, Elgan dan Lillia pun memutuskan sambungan telepon dengan memikirkan kekhawatiran masing-masing.Lillia meletakkan ponselnya, lalu memusatkan kembali perhatiannya pada layar komputer. Baru saja kembali bekerja sebentar, dia tiba-tiba menerima sebuah pesan.[ Jangan hubungi Elgan lagi! Dasar wanita penggoda! ]Begitu membaca isinya, Lillia pun mencibir, lalu langsung menghapusnya. Namun, Monica mengirim pesan padanya lagi.[ Kamu kira aku takut padamu karena kamu punya dukungan Claude? Kalau kamu membuatku marah dan hal ini berdampak buruk pada Elgan, dia nggak akan berteman denganmu lagi! ]Setelah beberapa saat, Lillia baru membalas pesan itu.[ Apa kamu begitu nggak percaya diri, makanya kamu baru melampiaskan kekesalanmu padaku? ]Penampilan dan gaya Monica sangat dewasa sehingga terasa tidak cocok dengan gaya bicaranya dalam pesan-pesan ini. Hal ini pun membuat Lillia merasa agak terkejut.[ Apa kamu mau merendahkanku untuk meningkatkan nilaimu sendiri?
Monica tertegun sejenak, lalu berkata, “Kamu itu neneknya Lillia? Kamu nggak tahu dia itu ....”“Nak, sebelum menuduh orang, keluarkan dulu buktinya. Kenapa kamu nggak berhenti memaki orang? Apa kamu begitu nggak berpendidikan?” seru Ohara untuk menyela Monica.“Setidaknya aku lebih berpendidikan dari cucumu yang suka menggoda pria,” sahut Monica. Setelah itu, dia langsung memutuskan sambungan telepon.Ohara merasa sangat marah dan hendak menelepon balik. Namun, tiba-tiba terdengar suara Lillia dari belakangnya yang berkata, “Berikan saja ponselnya padaku. Nenek nggak usah peduli. Ini semua hanyalah salah paham.”“Apa sainganmu menyuruh orang untuk menindasmu lagi?” tanya Ohara sambil berbalik dan menyerahkan ponsel itu pada Lillia.Lillia menggeleng dan menjawab, “Aku juga nggak tahu.”Seusai makan dengan suasana hati yang kurang bagus, Lillia pun kembali ke kamar dan menelepon Monica.Monica langsung menjawab dan bertanya dengan sombong, “Kenapa? Kamu mau menggantikan nenekmu untuk m
“Nona Lillia, kamu datang mencari kami karena berharap kami mendisiplinkannya?” tanya Harris sambil menatap Lillia dengan ekspresi tajam.“Hari ini, nenekku nggak sengaja menerima telepon darinya. Kesehatan nenekku pada dasarnya memang kurang bagus. Setelah menerima telepon itu, dia sangat marah dan hal itu akan berpengaruh pada kesehatannya. Oleh karena itu, aku baru datang mencari kalian. Aku nggak tahu harus bagaimana berkomunikasi dengan Nona Monica. Aku juga nggak tahu alasannya melakukan hal seperti ini. Makanya, aku mau minta bantuan kalian,” jawab Lillia dengan ekspresi datar.Baru saja Harris hendak berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Setelah melihat yang meneleponnya adalah nomor Kota Pinang, keningnya pun langsung berkerut.“Nona Lillia, tunggu sebentar. Aku harus menerima telepon ini,” kata Harris. Setelah itu, dia pun bangkit dan meninggalkan ruang tamu.Saat Harris pergi menjawab telepon, Frederick berkata, “Kenapa Monica melakukan hal seperti ini? Biarpun ada salah
Lillia tidak harus mendapatkan hasilnya hari ini juga. Bagaimanapun, menjaga hubungan yang baik dengan orang lain adalah tindakan yang bijak. Dia pun mengambil cangkir teh itu dan mencium aromanya. Cangkir teh khas Kota Mindara sangat kecil, tetapi sangat indah.“Silver Needle White Tea memang sangat cocok diminum di musim panas,” ujar Lillia setelah menyesapnya.Harris merasa sangat terkejut karena Lillia bisa langsung menebak jenis tehnya, padahal baru minum seteguk. Apalagi, Silver Needle White Tea bukanlah jenis teh yang terkenal. Teh jenis ini memang lumayan populer di Mindara, tetapi sebagian besar orang di wilayah lain tidak mengetahuinya.“Apa Nona Lillia punya pengetahuan mendalam mengenai teh?” tanya Harris sambil tersenyum.Lillia tentu saja tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai teh. Pengetahuannya tentang teh didapatkannya dari Louis. Louis sangat menyukai teh dan sering membicarakan budaya teh dengannya.“Ada seorang temanku yang sangat suka minum teh. Dia pernah me