Claude manatap Lillia sambil tersenyum tipis. Sementara itu, Lillia yang dipandang seperti itu merasa kurang nyaman dan bertanya dengan kening berkerut, “Apa ada masalah lain lagi?”“Biarpun kamu nggak ngomong, aku tetap akan memberinya pelajaran,” jawab Claude dengan acuh tak acuh. Namun, aura intimidasi yang dipancarkannya malah sangat jelas.“Dia itu adik sepupunya Frederick. Kalau kamu memberinya pelajaran, kerja sama aku dan Frederick akan hancur. Aku juga harus mengembalikan mutiara darinya sebagai bentuk minta maaf,” jawab Lillia dengan kesal.Setelah berpikir sejenak, Claude bertanya, “Elgan pacaran sama dia?”“Aku juga nggak tahu. Tapi, apa hubungannya itu denganku?” jawab Lillia dengan acuh tak acuh.“Kamu memang merasa nggak ada masalah, tapi dia menganggapmu sebagai ancaman. Apa sebenarnya niat Elgan terhadapmu?” tanya Claude dengan tenang. Dia tidak menyangka akan ada hari di mana dia dan Lillia bisa membicarakan tentang pria yang menaruh perasaan terhadap Lillia dengan te
Setelah berbasa-basi sejenak, Elgan dan Lillia pun memutuskan sambungan telepon dengan memikirkan kekhawatiran masing-masing.Lillia meletakkan ponselnya, lalu memusatkan kembali perhatiannya pada layar komputer. Baru saja kembali bekerja sebentar, dia tiba-tiba menerima sebuah pesan.[ Jangan hubungi Elgan lagi! Dasar wanita penggoda! ]Begitu membaca isinya, Lillia pun mencibir, lalu langsung menghapusnya. Namun, Monica mengirim pesan padanya lagi.[ Kamu kira aku takut padamu karena kamu punya dukungan Claude? Kalau kamu membuatku marah dan hal ini berdampak buruk pada Elgan, dia nggak akan berteman denganmu lagi! ]Setelah beberapa saat, Lillia baru membalas pesan itu.[ Apa kamu begitu nggak percaya diri, makanya kamu baru melampiaskan kekesalanmu padaku? ]Penampilan dan gaya Monica sangat dewasa sehingga terasa tidak cocok dengan gaya bicaranya dalam pesan-pesan ini. Hal ini pun membuat Lillia merasa agak terkejut.[ Apa kamu mau merendahkanku untuk meningkatkan nilaimu sendiri?
Monica tertegun sejenak, lalu berkata, “Kamu itu neneknya Lillia? Kamu nggak tahu dia itu ....”“Nak, sebelum menuduh orang, keluarkan dulu buktinya. Kenapa kamu nggak berhenti memaki orang? Apa kamu begitu nggak berpendidikan?” seru Ohara untuk menyela Monica.“Setidaknya aku lebih berpendidikan dari cucumu yang suka menggoda pria,” sahut Monica. Setelah itu, dia langsung memutuskan sambungan telepon.Ohara merasa sangat marah dan hendak menelepon balik. Namun, tiba-tiba terdengar suara Lillia dari belakangnya yang berkata, “Berikan saja ponselnya padaku. Nenek nggak usah peduli. Ini semua hanyalah salah paham.”“Apa sainganmu menyuruh orang untuk menindasmu lagi?” tanya Ohara sambil berbalik dan menyerahkan ponsel itu pada Lillia.Lillia menggeleng dan menjawab, “Aku juga nggak tahu.”Seusai makan dengan suasana hati yang kurang bagus, Lillia pun kembali ke kamar dan menelepon Monica.Monica langsung menjawab dan bertanya dengan sombong, “Kenapa? Kamu mau menggantikan nenekmu untuk m
“Nona Lillia, kamu datang mencari kami karena berharap kami mendisiplinkannya?” tanya Harris sambil menatap Lillia dengan ekspresi tajam.“Hari ini, nenekku nggak sengaja menerima telepon darinya. Kesehatan nenekku pada dasarnya memang kurang bagus. Setelah menerima telepon itu, dia sangat marah dan hal itu akan berpengaruh pada kesehatannya. Oleh karena itu, aku baru datang mencari kalian. Aku nggak tahu harus bagaimana berkomunikasi dengan Nona Monica. Aku juga nggak tahu alasannya melakukan hal seperti ini. Makanya, aku mau minta bantuan kalian,” jawab Lillia dengan ekspresi datar.Baru saja Harris hendak berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Setelah melihat yang meneleponnya adalah nomor Kota Pinang, keningnya pun langsung berkerut.“Nona Lillia, tunggu sebentar. Aku harus menerima telepon ini,” kata Harris. Setelah itu, dia pun bangkit dan meninggalkan ruang tamu.Saat Harris pergi menjawab telepon, Frederick berkata, “Kenapa Monica melakukan hal seperti ini? Biarpun ada salah
Lillia tidak harus mendapatkan hasilnya hari ini juga. Bagaimanapun, menjaga hubungan yang baik dengan orang lain adalah tindakan yang bijak. Dia pun mengambil cangkir teh itu dan mencium aromanya. Cangkir teh khas Kota Mindara sangat kecil, tetapi sangat indah.“Silver Needle White Tea memang sangat cocok diminum di musim panas,” ujar Lillia setelah menyesapnya.Harris merasa sangat terkejut karena Lillia bisa langsung menebak jenis tehnya, padahal baru minum seteguk. Apalagi, Silver Needle White Tea bukanlah jenis teh yang terkenal. Teh jenis ini memang lumayan populer di Mindara, tetapi sebagian besar orang di wilayah lain tidak mengetahuinya.“Apa Nona Lillia punya pengetahuan mendalam mengenai teh?” tanya Harris sambil tersenyum.Lillia tentu saja tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai teh. Pengetahuannya tentang teh didapatkannya dari Louis. Louis sangat menyukai teh dan sering membicarakan budaya teh dengannya.“Ada seorang temanku yang sangat suka minum teh. Dia pernah me
Setelah dipikir-pikir, memang tidak mungkin ada orang lain yang menolong Lillia secara diam-diam seperti ini selain Claude.[ Nggak kok. Hans yang memberitahuku. Dia masih menganggapmu seperti bosnya sendiri. ]Claude langsung menggunakan Hans yang tidak mengetahui apa-apa sebagai tameng.Lillia menggigit bibirnya sambil mengetik pesan balasan.[ Hans benar-benar sangat baik terhadapku. Nanti, aku akan membelikan sedikit hadiah untuknya. Sampaikan terima kasih dariku kepadanya, ya. ]Setelah membaca pesan dari Lillia itu, Claude pun merasa patah hati. Berhubung Claude tidak membalas lagi, Lillia pun meletakkan ponselnya di samping. Beban pikirannya akhirnya sirna juga. ...Keesokan harinya, Lillia menunggu telepon dari Harris di kamar hotel. Dia sekalian mendiskusikan masalah mengenai pratinjau busana yang akan ditampilkan di acara Wima TV nanti dengan Frederick.“Kamu rasa hanya menampilkan sebuah video promosi di September sudah cukup? Apa kita benar-benar harus menunggu sampai Des
Begitu mendengar kata wanita penggoda yang digunakan Monica, Frederick langsung tahu bahwa semua pesan-pesan itu memang dikirim langsung oleh Monica sendiri.“Claude juga sudah ikut campur dalam hal ini. Kamu nggak akan mungkin bisa melakukan apa-apa terhadap Lillia. Kalau kamu masih melanjutkan hal ini, orang tuamu juga akan ikut tertimpa sial!” seru Frederick dengan marah.“Memangnya dia begitu hebat? Lagian, semua yang kukatakan itu kenyataan kok. Buat apa aku takut? Apa kamu tahu? Dalam reuni terakhir, Elgan dibilang berstandar ganda oleh teman-temannya gara-gara Lillia. Mana bisa aku bersabar?” jawab Monica sambil memelototi Frederick.“Itu juga masalah Elgan sendiri. Buat apa kamu cari masalah dengan Lillia?” tanya Frederick.“Benar, semua itu masalah Elgan, sedangkan Lillia sangat suci. Puas?” sindir Monica. Setelah itu, dia pun hendak berjalan pergi.“Kalau kamu minta maaf dan mengakui perbuatanmu, juga berjanji nggak akan mengulanginya lagi, semua ini akan segera berakhir,” ka
“Pak Elgan, sebenarnya aku tahu kenapa bisa timbul masalah seperti ini. Aku juga sangat membenci masalah yang nggak jelas seperti ini. Menangani masalah-masalah ini sangat menghabiskan waktuku,” ujar Lillia dengan nada yang sudah tidak sesungkan dulu lagi. Meskipun masih terdengar bersahabat, ketidakberdayaan dan kekesalannya juga terpampang jelas.Setelah mendengar ucapan Lillia, Elgan merasa sangat bersalah. Dia berkata, “Lillia ....”“Pak Elgan, aku nggak seharusnya mengeluh padamu. Tapi, tunanganmu itu memang sudah keterlaluan. Menurutmu, bagaimana aku harus menyelesaikan masalah ini?” sela Lillia.“Lillia, aku akan menyelesaikan masalah ini dengan baik. Apa kamu percaya padaku?” tanya Elgan dengan nada yang masih penuh harapan seperti dulu.“Pak Elgan, kenapa aku harus terlibat dalam hubungan kalian dan menerima makian yang tak berujung? Menyelesaikan masalah ini dengan baik adalah kewajibanmu. Apa hubungannya dengan rasa percayaku padamu? Kalau aku nggak percaya padamu, apa kamu