Share

BAB 67

Air Mata Bahagia

Aku tergugu mendengar penuturan ayahku. Kasih sayang dan cintanya amat besar, meski tak pernah disampaikannya langsung. Aku baru tahu alasan sebenarnya saat ayah berucap belum mengantuk jika pekerjaanku belum selesai. Dia hanya ingin memastikan aku baik-baik saja. Betul sekali jika seorang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya.

Pak Rafli dan ibunya tertegun dengan penuturan ayahku. Bahkan hidung wanita itu memerah, kurasa cerita ayah membuatnya menitikkan air mata.

"Pak… Saya janji. Saya orang pertama yang memasang tali di leher Rafli jika dia berani macam-macam dengan pernikahan mereka," ucap Ibu Pak Rafli dengan mimik wajah yang membuatku ingin tertawa.

"Saya serius ingin menjadi imam untuk Vinda, Pak. InsyaAllah saya tidak akan mengecewakannya, saya janji." Ucapan Pak Rafli membuat kudukku meremang. Aku menatap kilat keseriusan yang terpancar di matanya.

"Alhamdulillah…begini baru anakku! Akhirnya maju juga kamu, Raf! Masa mesti Ibu dulu yang maju baru k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status