Share

BAB 166

Deg. Hatiku memanas seketika mendengar tuduhannya. Meski bukan kali pertama, namun rasa yang ditimbulkannya tak pernah gagal membuatku sakit. Jika aku boleh jujur, aku ingin memberontak dari keadaan ini.

"Jangan menuduh istriku semau mulutmu, Dewi! Dia istriku, kamu harus menghormatinya seperti kau menghormatiku!" teriak Mas Rafli cukup lantang. Aku yang dibelanya hanya bisa mengusap lengannya dengan pelan.

"Aku tak ingin sikapmu makin keterlaluan. Sebagai seorang adik, kau sudah cukup memalukan!"

Dewi menatap wajah kakaknya dengan mata menantang. Tak ada penyesalan dari sorot matanya.

"Mas. Apakah kau tak sadar, semenjak ada Mbak Vinda keadaan keluarga kita makin kacau?"

Brak.

Ibu melemparkan ponselnya tepat di meja. Kami bertiga cukup kaget dengan sikap kerasnya.

"Lihat! Kau akan tahu mengapa kami memintamu kemari!" Ibu meminta Dewi melihat video yang sudah dikirimkan Mas Rafli padanya. Dengan tangan bergetar, dia mengambil ponsel milik ibunya. Kulihat dia mulai melihat video
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status