Share

BAB 174

"Mas Rafli nggak ikut, Mbak?" tanyanya sambil menyusun makanan di meja. Tangannya cekatan mengelap piring dan sendok.

"Dia ada pekerjaan di luar. Lepas asyar dia baru kemari," jawabku seraya mendekati Dewi.

Aku melihat Dewi memasukkan sup ke dalam mangkuk kecil di depannya. Aromanya benar-benar menggugah selera.

"Tenang, Mbak. Aku nggak sebodoh itu memasukkan sianida ke dalam makananku. Aku masih waras dan sayang diriku sendiri." Ucapannya nampak lugas yang akhirnya membuatku tertawa.

"Aku tak serapuh itu, Mbak. Aku masih punya anak yang butuh ibunya kuat. Mungkin memang seperti ini jalan yang harus kulalui. Meski ke depannya aku tak yakin akan nasib rumah tanggaku. Setidaknya aku pernah berusaha mempertahankannya. Bukankah yang ditakdirkan pergi akan tetap pergi meski sekuat tenaga kita menggenggamnya?" ucap Dewi dengan senyumnya yang merekah.

"Aku tak mau berpikir bahwa hidupku akan terhenti jika tak ada Mas Ardan. Aku tak boleh memposisikan diriku lemah. Tetapi memang melaporka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
masalahnya Ardan yg g mau menikahi Silvi ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status