Share

BAB 152

"Assalamu'alaikum." Ucapan salam dariku cukup membuat semua orang yang ada di sana terperangah. Tatapan mataku fokus pada ibu yang terlihat sedikit tak nyaman. Dewi mulai mendekati anaknya yang bermain dengan dua anak yang lebih tua dirinya. Sementara Silvi, dia memandangku dengan tatapan meremehkan. Senyumannya yang tak simetris cukup membuatku menyadari dia memang sedang berusaha menjatuhkan mentalku.

"Ah Zoya… eyang kangen betul dengan anak cantik ini." Ibu meraih Zoya dalam pelukannya dan menciumi pipi manis anak itu.

"Wah… ini anak gadisnya ayah Rafli ya? Cantik sekali. Beruntung sekali Mas Rafli. Baru menikah sudah dapat hadiah anak segede ini," ucap Silvi penuh basa-basi. Aku sangsi mulut itu betul-betul mengucapkan kalimat pujian atau justru sindiran mengenai statusku yang seorang janda beranak tiga saat dinikahi Mas Rafli.

Dewi tak berucap banyak, hanya saja dari sikapnya dapat terlihat sekali dia berusaha menghindari tatapan mata denganku. Kubiarkan Dewi melakukan hal yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status