Share

Tersisihkan

Penulis: Dwimarta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 19:45:34

Wina tak sanggup melihat wajah Dewa. Seraya menunduk, ia mengangguk perlahan.

Dewa tetap tak percaya akan jawaban istrinya, meski hanya anggukan. Ia beralih menoleh ke arah ibunya. "Biar semua kerjaan Wina, aku yang selesaikan, Bu. Aku tak ingin dia sakit saat hamil muda begini."

Dewa tahu jika semua ini adalah ulah ibunya. Tetapi, ia tak mau ribut panjang. Tangan istrinya langsung digapai, berjalan menuju kamar.

Lestari yang mendengar ucapan Dewa, bertambah panas. Anaknya telah berani membela Wina di depan mukanya. Keberadaannya saat ini sudah tersaingi oleh anak menantunya itu. 'Awas saja kau Wina. Tak akan kubiarkan hidup tenang.'

***

"Kau itu kalau disuruh ibu, bilang aja kalau dilarang sama aku ngerjakan semua pekerjaan rumah," protes Dewa saat mereka masuk ke dalam kamar.

"Aku sudah jawab gitu, Wa. Tapi sudahlah mungkin ibu juga capek," jawab Wina sambil merebahkan diri di kasur.

Embusan napas kasar keluar. Dewa tak ingin mengulur waktu membahas ibunya. 'Toh, sudah sifatnya,' ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Jebakan

    Tak ada pilihan lain. Dewa merasa harus menebus kesalahannya dengan meluncur ke alamat Mona. Saat kencan di restoran dulu, wanita itu pernah memberikan alamatnya. Kemacetan di jam sore, membuat perjalanan memakan waktu hampir satu jam sampai di rumah bos besarnya yang berada di komplek perumahan elit di kota ini.Begitu sampai di depan sebuah rumah dengan pagar tinggi menjulang, satpam langsung membukakan pagar besi. Dewa pun melaju lurus memarkirkan motornya di garasi yang luas. Satpam tergopoh-gopoh berlari ke arahnya. "Tuan Dewa, nona Mona ada di lantai atas. Silakan masuk melalui pintu utama," pandu lelaki tua itu yang berperawakan sedang."Terima kasih, Pak."Melewati taman yang indah dan sangat terawat, satpam itu membuka pintu yang berdaun lebar dan besar. "Silakan, Tuan, lewat tangga itu," tunjuknya ke tangga mewah berlapis karpet tebal.Dewa mengangguk. Ia melangkah ke dalam dan perlahan naik ke anak tangga. Matanya menatap berkeliling, tak berkedip melihat keindahan dan kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Penyesalan

    Mona beranjak dari sofa mendekat ke arah Dewa yang tergeletak lemas. Senyumnya mengembang."Sebentar lagi obatnya akan bekerja maksimal. Kau akan sangat membutuhkanku, Sayang," bisiknya sambil membuka kancing kemeja lelaki yang sudah ia nantikan sejak semalam. Obat bereaksi. Tiba-tiba Dewa merasakan seluruh tubuhnya sangat panas. Perlahan matanya terbuka perlahan. Di depannya nampak bayang istrinya, Wina. Sangat cantik dan menggoda. Tanpa sadar ia menarik tubuh itu dan hanyut dalam permainan panas.***Sudah jam delapan malam, Wina gelisah bukan main. Sudah berpuluh kali menelepon suaminya, tapi ponselnya tak aktif. Bahkan, pesan yang dikirimkan dari selepas Magrib belum dibalas sama sekali."Ke mana Dewa? Semoga nggak ada apa-apa di jalan," resah Wina berjalan bolak-balik di depan lemari. Ia tak berani keluar kamar, walau kunci ada di atas nakas. Ia pun tahu, Dewa yang meletakkan kunci itu karena khawatir akan perilaku ibunya saat ditinggal kerja.Dalam hati, Wina begitu bahagia den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Niat Fahri

    Wina langsung menghambur memeluk suaminya. Dewa yang sedang tertidur pulas, terkejut."Sayang, semalam dari mana saja? Aku khawatir sekali!" cecar Wina sambil mengusap wajah suaminya.Senyum tersungging di bibir Dewa. Ia membalas pelukan Wina meski matanya masih berat. "Aku tadi malam ada rapat mendadak. Maaf tak sempat memberi kabar padamu. Bateraiku habis," kilahnya dengan suara serak.“Apakah jadwal rapat tidak diinformasikan dulu sebelumnya?” tanya Wina heran.“Aku sebagai bawahan hanya mampu menjalankan perintah saja, Win,” jawab Dewa menahan rasa sesak mengingat kejadian semalam. Ia sudah dijebak Mona."Ayo salat dulu, setelah itu sarapan,” ajak Wina beringsut turun dari kasur.Dewa bangun perlahan. Ia masih merasakan kepalanya begitu berat. "Rasanya hari ini aku tak masuk kerja dulu, kepalaku pusing," keluhnya. Lebih tepatnya, dirinya enggan bertemu dengan Mona.Wina menengok ke arah suaminya. Telapak tangan ditempelkan di kening. "Iya, badanmu hangat. Mungkin capek."“Ayo kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Sagara

    Mendengar suara yang terdengar nyaman di telinga, membuat Wina mendongak. Terlihat raut muka lelaki bernama Sagara sangat rupawan dengan model rambut yang serasi. Badannya pun lebih gagah dari Dewa.Wina langsung mengucap istighfar dalam hati, merutuki dirinya sendiri, 'Bisa-bisanya aku membandingkan suamiku dengan lelaki lain!'“Usia berapa kamu, Nak?” tanya Wulan pada putra Herman."Tahun ini 26, Tante.""Wah, sama dong. Bedanya aku sudah punya anak. Ini!" sahut Ria sambil menyomot pipi Asya yang chubby. Semua tertawa. Asya langsung menepuk pipinya, tak rela ditarik mamanya."Oya, Nak Sagara. Bapak ingin memperkenalkanmu dengan putriku. Wina, sini, Nak," panggil Fahri.Mau tak mau Wina bangkit dan mendekat ke sisi kasur Fahri.“Nak, kenalkan ini Sagara, putra pak Herman, sahabat ayah,” ucap Fahri tersenyum ke putrinya.Wina melihat ke arah Sagara. Begitu pun Sagara. Wajah perempuan di hadapannya sudah mengalihkan perhatiannya sejak tadi.Tangan Wina terulur, "Wina Santika. Panggil a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Di mana Surga Itu

    Wina menoleh. Ucapan pria itu begitu mengejutkan. "Apa maksudmu?" desisnya."Kau tak perlu tahu. Aku paham situasimu sekarang," ucap Sagara, lalu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Wina seorang diri di taman.Memandang langkah lelaki itu semakin menjauh, belum membuat Wina sepenuhnya tersadar. Embusan anginlah yang membuatnya mengedipkan mata lalu tersadar jika Sagara sudah menghilang dari pandangan. "Sagara, tunggu!"Wina melangkah cepat kembali ke kamar Fahri, sampai-sampai tak ingat dirinya sedang hamil. Rasa khawatir menguasainya bilamana Sagara memberitahu ayahnya akan apa yang sudah ia katakan tadi. 'Tidak mungkin Sagara bilang ke ayah. Jangan sampai ia melakukannya!'Ia merasa salah, terlalu terbuka pada orang baru. Harusnya ia mengenal sifat Sagara lebih dulu. Begitu sampai di kamar Fahri, Wina membuka pintu dengan tergesa. Semua orang di dalam kamar sampai menoleh ke arahnya, tak terkecuali Sagara."Ada apa sih, Win?" tanya Ria heran."Oh, kamu cari Sagara. Jangan khaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Rasa Bersalah

    "Tak percaya bagaimana, Bu? Sungguh, saya tak mengerti," jawab Wina bingung."Halah, pura-pura tak tau." Lestari mengibaskan tangan. "Karena kehilangan kau pagi tadi, Dewa menuduhku yang tidak-tidak. Dia mengira aku yang menyuruhmu keluar belanja dan sebagainya. Kau pikir kau ini siapa?" berangnya sambil menunjuk muka menantunya.Wina jadi paham situasi rumah, sejak dirinya keluar ke rumah sakit tadi pagi. Pantas saja, Dewa begitu marah di telepon. Ia tak mengira tindakannya bisa berakibat fatal seperti ini. "Maafkan Wina, Bu. Saya salah tidak pamit pada Ibu. Lain kali saya janji tak akan mengulanginya lagi.""Enak sekali ya tinggal minta maaf. Kau harus menebus tindakanmu ini!" Lestari masih sangat kesal karena pagi tadi Dewa sampai membentak dan tak percaya padanya gara-gara ulah Wina.Wina menahan napas. Tak menyangka ibu mertuanya begitu marah. Bahkan mata beliau sampai melotot kemerahan seakan hendak melumat dirinya. Tak dapat dibayangkan, apa yang harus ia tebus untuk meredakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Pilihan Sulit

    Mona terkejut dengan usul yang dilontarkan Dewa. Karena dari dulu hanya Ratih yang mampu melobi para investor dan hasilnya memuaskan. Tapi Dewa? Apakah ia bisa? Mona harus mempertimbangkan masak-masak usul kekasihnya itu karena berkenaan dengan kepentingan perusahaan."Kau ragu padaku, Mon?" tanya Dewa penasaran karena heningnya pembicaraan mereka berdua."Bukan begitu. Tapi klien besok tidak bisa dianggap remeh dan juga--""Itu tandanya kau tak percaya denganku," potong Dewa merasa tersinggung."Bukan begitu, Dewa. Aku harap kau mengerti apa maksudku." Mona khawatir dengan suara di seberang telepon yang mulai terdengar emosi."Kau ragu kalau aku mampu?" Dewa menahan emosi.Mona mengembuskan napas panjang. Saat ini ia harus memutuskan sesuatu yang penting bagi kelanjutan perusahaannya. Berpikir tepat itulah yang harus dilakukan sekarang. "Baiklah. Kuberi kau kesempatan. Tapi ingat, buat aku puas dengan pencapaianmu."Dewa langsung tersenyum lebar, tak menyangka akhirnya keinginannya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Misi Berhasil

    "Win, gimana perutmu? Masih mual?" tanya Dewa di pintu kamar mandi sambil memijat bahu istrinya.“Entahlah, dari dalam perut rasanya masih mau keluar,” sahut Wina sambil menahan hidungnya yang terasa perih.Dewa berusaha mencari cara agar bisa segera berangkat kerja. Tak mungkin menunggui Wina yang tak pasti kapan mualnya akan berakhir."Win, aku sudah ada janji dengan klien. Jika aku berangkat sekarang, bagaimana?" pinta Dewa mengusap halus punggung istrinya. Berharap lawan bicaranya bisa memahami.Wina menghela napas. Mau tak mau ia harus mengizinkan suaminya berangkat. Apalagi mendengar kata klien, ingatannya langsung meloncat ke kenangan saat terakhir dipecat oleh bosnya. Benar-benar pengalaman yang buruk. Tanpa menoleh pada Dewa, ia mengangguk perlahan, mengiyakan permintaan suaminya.Dewa tersenyum cerah. Ia mencium ujung rambut Wina dari belakang. "Jaga dirimu baik-baik." Terdengar suara pintu kamar ditutup. Suasana kamar terasa hening. Wina merasakan kembali sendiri dan asing

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Pelabuhan Hati

    "Bagaimana kabarmu, Wina Santika?" Sapaan itu tanpa sadar membuat Wina perlahan bangun dari hamparan rumput. Matanya terpana melihat sosok yang lama tak dijumpainya. Di sudut matanya mulai terbit titik air. Bibirnya mengembang seraya bergetar. "Baik." Wina membalas canggung sapaan itu. "Kamu?""Seperti yang kau lihat. Aku sehat.""Bundaa, ayo kita pulang. Katanya kalau ada tamu, harus duduk di ruang tamu," ucap Kirei dengan cadelnya.Celotehan itu membuat dua insan yang mendengar tersenyum. Bagai mendapat perintah, Wina melangkah lebih dulu, lalu menengok sekilas ke belakang, meminta sosok pria itu untuk mengikutinya."Silakan duduk di dalam," tawar Wina mempersilakan tamu spesialnya begitu sampai di depan teras rumah."Pemandangan di sini sangat indah. Bolehkan aku duduk di bangku teras ini saja?" Sofa empuk di teras menghadap ke halaman yang penuh dengan berbagai macam tanaman bunga dan juga kolam ikan koi. Memberi kesejukan mata bagi siapapun yang memandangnya.Wina hanya bisa

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Setelah Sekian Lama

    Lima tahun kemudian.“Saya tidak dapat menjalankan rencana ini tanpa persetujuan Nona Besar, Tuan. Menunggu beliau pulang dari Kanada adalah solusi terbaik.” Ratih menghela napas panjang. Sudah berapa kali ia menolak permintaan yang dirasa tak patut dijalankan. Karena ia tahu siapa tuannya sebelum menikahi Nona Besar.“Jadi kamu mau membangkang lagi?!”“Bukan, Tuan. Tapi Nona Besar sudah berpesan berulang kali kalau segala sesuatu harus melalui izin beliau. Saya tak bisa membantahnya.”“Kauuu!” Dewa menutup percakapan di telepon dengan kasar.Sudah berbagai upaya dilakukan agar Ratih menurut padanya, tapi tak sedikit pun celah berpihak padanya. Sejak menikahi atasannya lima tahun lalu, Dewa merasa dirinya berada dalam aturan yang tak pernah sejalan dengan pemikirannya. Momen di mana Mona sering melewatkan waktu di luar negeri untuk menjalankan usaha, sebenarnya merupakan waktu yang apik baginya untuk ikut mengatur cabang lain demi mendapatkan benefit untuk dirinya sendiri. Tapi bagaik

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Suatu Permintaan

    Duduk di tepi pantai di dalam saung bambu beratapkan daun rumbia, menjadi pilihan Sagara makan siang bersama Wina. Menu ikan bakar, udang saus manis, cumi tepung krispi, dan dua buah kelapa muda, menerbitkan selera Wina tanpa bisa dicegah. Sagara sampai tak berkedip melihat kalapnya perempuan yang ngidam itu hampir menghabiskan porsi yang ada."Ga, ayo makan. Keburu abis," ajak Wina sambil terus mengunyah. Sama sekali tak terusik walau jarinya sudah belepotan sambal. Keringat mengalir pelan di keningnya. "Aku sudah kenyang lihat kamu makan," celetuk Sagara memilih minum kelapa muda. Tangannya mengambil tisu dan mengusap lembut kening Wina."Aku pesankan lagi ya menunya?" timpal Wina dengan raut muka bersalah karena sudah begitu kalapnya menghabiskan semua menu.Sagara tertawa renyah. "Nggak usah. Kamu tahu nggak, apa yang membuatku bahagia saat ini?" "Apa?""Anakmu ternyata satu selera sama aku," jawab Sagara, tersenyum lebar.Pipi Wina bersemu merah. Kepalanya menunduk demi mengal

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Alasan Istimewa

    "Apakah tak dipikirkan lagi keputusanmu, Nak?" tanya Fahri untuk kedua kalinya, saat putrinya sedang berkemas di dalam kamar.Wina yang sedang mengemasi baju ke dalam koper, berbalik dan tersenyum ke arah ayahnya. "Seperti yang kuutarakan kemarin, Yah. Aku tak mau nantinya jadi bahan gosip tetangga, yang akhirnya sampai ke telinga Ayah dan Ibu. Kehamilanku sudah masuk trimester dua, aku tak mau mereka menuduhku hamil di luar nikah. Atau bahkan, mengataiku wanita yang dicampakkan suaminya." Dengan berusaha tersenyum, kelihatan sekali bibir Wina menahan untuk tidak menangis. "Selain itu, aku takut omongan mereka nanti berimbas pada perkembangan anakku."Fahri hanya bisa tercenung, tak punya daya untuk mempertahankan putrinya di rumah ini. Apalagi kemarin Wina juga beralasan ingin mengembangkan usaha online-nya dengan mendirikan toko di kota asal mbak Siti, asisten toko Ria yang sudah menjadi anak buah Wina selama ini. Siti bahkan sudah pulang kampung lebih dulu demi mencarikan tempat k

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Mencair

    Fahri dan Wulan meraba bahwa apa yang didengarnya tidak salah. Lelaki yang sudah berani menikahi putrinya, ternyata meninggalkan begitu saja demi wanita lain? Sagara sebenarnya sungkan menjelaskan, tapi berusaha keras demi Wina. "Dewa telah menjalin cinta dengan atasannya. Dan Wina telah diusir dari rumah mertuanya.""Astaghfirullah." Tubuh Wulan menghempas ke sandaran kursi. Tak dapat membayangkan kesakitan yang dialami putrinya. Ia lalu memeluk Wina dengan penuh kasih sayang."Keluarga tak tahu diri!" geram Fahri bangkit dari kursinya.Sagara segera bangkit dan memegang pundak Fahri. "Sabar, Paman. Yang lebih penting sekarang adalah menyelamatkan kondisi Wina yang rapuh."Ucapan Sagara berhasil mengendurkan kemarahan Fahri. Tangis pun kini tumpah di wajahnya, merasa tak berdaya sebagai seorang ayah yang harusnya bisa melindungi putrinya. Perlahan ia berjalan ke arah Wina.Melihat ayahnya mendekat, Wina segera menyambut memeluknya. "Maafkan Wina, Ayah!"Fahri mengangguk dan mendekap

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Kejujuran

    Air muka Wina terlihat memohon pada Sagara. Usai mengucapkannya, rasa lara dan kehilangan sosok suami seperti menguap entah ke mana. Masa krisis tersakiti dalam hubungan rumah tangga, seolah perlahan mulai ia lewati.Sagara serius menatap Wina. "Kenapa kau tiba-tiba--""Ga, aku tak mungkin bersedih terus-menerus." Wajah Wina menunduk, lalu ia melanjutkan berkata, "Sebenarnya sudah lama aku tersakiti akan tingkah Dewa. Harusnya aku tersadar sejak awal. Janji dia tidak bisa dipercaya."Kejujuran yang menyakitkan telinga Sagara, membuatnya semakin paham akan derita Wina yang dipendam selama ini. Hatinya tambah menyumpahi lelaki itu. Benar kata Ali. Tak seharusnya ia berusaha mengakurkan hubungan Wina dan Dewa. Tidak ada gunanya. Bahkan akan semakin menyakiti perempuan di hadapannya."Bagaimana dengan rasa cintamu?" Sagara bertanya lagi, meski dalam hati ia merasa bodoh menanyakan hal itu. Tapi setidaknya dia bisa mengantongi perasaan Wina terhadap Dewa."Seharusnya sejak bau parfum wanit

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Siuman

    Hangat sinar surya pada dedaunan menerbitkan rasa nyaman mata yang memandangnya. Tetesan embun semakin menipis seiring langit berubah membiru. Kicauan burung di luar jendela kamar memecah keheningan di kamar yang berisi hanya dua orang sejak kemarin.Bibir Sagara melengkung ke atas melihat gerakan beberapa burung yang bertengger di atas dahan di luar jendela. Setidaknya makhluk kecil itu mampu menghibur hati dan pikirannya yang cemas sejak kemarin sore. Di sebelahnya, tubuh Wina masih belum sadarkan diri di atas tempat tidur. Untunglah kemarin ia berhasil menangkap tubuh ringkih itu sebelum jatuh ke lantai. Sejak kejadian itu, Wina beberapa kali mengigau tak jelas diiringi air mata yang mengalir. Karena kondisi itu, matanya tak bisa terpejam sedetik pun dari semalam. Jika kompres di dahi Wina mengering, ia dengan telaten menggantinya.Menurut dokter pribadi yang dipanggil Sagara ke rumah, keadaan Wina masih bisa teratasi. Beban pikiran yang ditanggungnya membuat raga wanita ini tidak

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Tahanlah Rintik Air Matamu

    Perkataan Dewa masih terngiang, sangat menyakitkan menghujam jantung. Bahkan Wina berkali meyakinkan dirinya di bawah guyuran hujan, bahwa kejadian barusan bukanlah mimpi. Namun, semakin melangkah menjauh dari rumah, semakin percaya bahwa apa yang dialaminya benar-benar nyata. Ia telah diusir dari rumah itu. Tangisnya luruh bersama air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Kedua tangannya memeluk erat tas yang dibawa, mencari kehangatan di derasnya air langit yang menghujam tubuh. Sambil terus berjalan dan terisak, ia tak menduga harus tersisih dari sisi suaminya karena kehadiran seorang wanita yang jauh lebih segalanya darinya. Hatinya masih tak percaya jika ego suaminya telah tega mengalahkan buah hati mereka demi wanita yang baru dikenal. Langkah kakinya tak terasa semakin menjauh dari perumahan tempat tinggal lelaki yang tega menepikannya. Wina belum tahu akan melangkah ke mana. Hanya nama kakaknya yang sanggup diingat. Jika datang ke rumah Ria pun ia harus kuat menanggung malu

  • Dicampakkan Suami Dicintai CEO   Hadiah Pahit Kala Hujan

    "Wina, ambil jemuran! Hujan bentar lagi turun!" teriak Lestari dari lantai bawah.Wina yang masih merapikan tempat tidur langsung menjawab seruan itu, agar ibu mertuanya tidak berteriak kesekian kali. Pandangannya beralih ke jendela. Rupanya di luar, mendung sudah menggantung di langit. Dengan cekatan ia segera merampungkan pekerjaannya dan bergegas turun. Sesampainya di lantai bawah, ia melihat Lestari masih asyik menonton acara televisi, sama sekali tak mempedulikan pekerjaan rumah. Namun, ia tak ambil pusing dan berjalan cepat ke halaman mengambil jemuran seprai serta selimut kepunyaan Lestari dan Diani. Tak lupa, pakaian satu rumah yang tadi dicucinya juga turut diambil dari tali jemuran. Benar saja, begitu jemuran terakhir diangkat, gerimis mulai turun.Wina meletakkan seluruh cucian kering itu di ruang setrika yang ada di sebelah dapur. Tatkala masih melipat seprai, ia mendengar mesin mobil berhenti di luar rumah. Indra pendengarannya yakin bahwa itu bukan suara mobil ayah mertu

DMCA.com Protection Status