Share

Bab 23

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Halo, Baby! Lagi apa?”

Malam hari, Mita baru saja pulang dari rumah ke dua orang tuanya. Ia langsung mendatangi ruang kerja suaminya yang berada di lantai tiga. Danar tengah menatap layar laptop dengan tatapan serius.

Danar bahkan tidak menyadari kepulangan istrinya—yang sesuka hatinya. Pedih, bahkan Mita tidak memperdulikan putra mereka.

Menaruh tas mahalnya di atas meja, Mita berjalan berlenggak-lenggok mendekati suaminya. Ia bahkan tiba-tiba saja menyingkirkan laptop dari pangkuan suaminya, kemudian ia duduk di atas pangkuan suaminya dengan ke dua tangan yang mengalung pada leher suaminya.

Wanita cantik itu memeluk suaminya dengan erat.

“Mita, Mas masih punya pekerjaan. Tolong, awas dulu!” peringat Danar yang merasa tak nyaman karena istrinya itu menduduki miliknya. Seharusnya, ia tidak mengganggunya saat ini. Bukan waktu yang tepat. Suasana hati pria itu juga sedang buruk.

Raut wajah Mita langsung kecut saat mendapat penolakan dari Danar. Ia kecewa dan langsung turun dari pangku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 24

    “Tuan Danar, saya mau melapor,” ucap Gilang ketika ia sudah bertemu langsung dengan majikannya. Pemuda tampan itu langsung duduk di sofa seberang Danar di ruang kerjanya. Ia pun menaruh berkas laporan keuangan di atas meja.Danar hanya mengangguk sebagai jawaban.“Saya sudah menyelesaikan tugas saya, mengurus gaji para pekerja di sini. Termasuk, ibu susu Den Sagara,” ucapnya dengan sudut bibir yang tertarik hingga membentuk senyum samar saat menyebut ‘ibu susu Den Sagara’. Jelas, Danar bisa menangkap maksudnya.Danar menatap tajam ke arah Gilang. Rasanya, ia tidak senang melihat perhatian Gilang pada sosok mantan istrinya.“Saya harap kau harus bersikap profesional, Gilang!” peringat Danar dengan singkat, jelas dan padat. “Siap, Tuan. Ah, ya, satu lagi, saya telat memberikan gaji pada Mbak Embun. Oleh karena itu saya meminta maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan itu,” imbuh Gilang terdengar serius.“Kenapa? Alasan?” tukas Danar didera rasa ingin tahu yang besar.Danar sudah berpik

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 25

    Setiap subuh, Sagara selalu terbangun minta ASI. Mau tak mau Embun yang kini menempati kamar yang bersebelahan dengan Sagara, langsung datang ke sana saat menerima telepon dari Maya. Senyum terbit di wajahnya setiap kali mendengar nada dering khusus dari Maya—pertanda bayinya menginginkan dirinya.Beruntung, pukul tiga pagi Embun sudah terbangun. Ia sudah mandi dan menikmati sepertiga malamnya. Wanita itu bahkan selalu berdandan dan memakai pakaian yang terbaik saat menyambut bayinya. Bahkan ia sudah menyemprotkan parfum beraroma lembut pada tubuhnya. Ia ingin anaknya merasa nyaman saat bersamanya dan mengingatnya sebagai ibu—yang begitu mencintainya. “Mbak, mau kemana?” tanya Maya yang sudah menyambut kedatangan Embun di bibir pintu. Wanita muda itu memindai penampilan Embun dari pucuk kepala hingga ujung kaki. Kemudian ia terkekeh pelan. “Memang beda ya kalau menyusui anak sultan,” katanya lagi dengan tanpa rasa canggung. Gadis itu bicara ceplas-ceplos. Embun hanya tersenyum tak te

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 26

    Sepulang kuliah, Yasmin buru-buru pulang ke apartemennya. Ia merasa senang karena ke dua orang tuanya mengunjunginya. “Mama bawa ayam kecap kesukaanku ‘kan?”Yasmin langsung menggelayut mesra pada lengan ibunya. Ia menyambut kedatangan ibunya dengan penuh sukacita.Indira menatap putrinya sesaat lalu menjawab. “Enggak! Ibu capek, Yasmin. Ibu harus bantuin Ayah lembur nulis laporan hasil penjualan kebun kopi kita.”Indira sengaja berpura-pura. Ia dan suaminya saling melempar pandang, menunggu reaksi putrinya yang manja akan marah.Benar saja, dugaan mereka. Yasmin langsung melepas rangkulan tangannya pada ibunya. Ia berjalan meninggalkan mereka dan duduk di sofa untuk kemudian menyalakan layar televisi 21 Inchi. Ia duduk dengan wajah yang kecut.“Tad da!”Indira memperlihatkan satu box kontainer dari dalam goody bag yang dibawanya. Sontak, mata Yasmin langsung tertuju pada kotak itu kemudian memalingkan wajahnya kembali pada layar televisi.“Hei, yakin gak mau makan siang ayam kecap b

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 27

    Sore itu Danar dan Embun pergi ke dokter anak langganan keluarga Danar. Ia datang ke sana karena rekomendasi dari tante dari ibunya yang tinggal di Jakarta. Suasana menjadi terasa canggung di dalam mobil itu. Pasalnya, Danar hanya mengajak Embun dan Sagara, tanpa ke dua babysitternya. Ia juga mengemudikan kendaraannya sendiri. Sepintas orang akan menganggap mereka sepasang suami istri yang harmonis. Keluarga kecil yang sedang menikmati sebagai orang tua baru. Namun, sebaliknya, Embun begitu khawatir. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Embun berinisiatif mengenakan masker agar tidak bisa dikenali siapapun terutama Mita yang mungkin saja bisa bertemu di luar.Sepanjang perjalanan menuju klinik dokter anak, tidak ada percakapan yang berarti. Sagara juga begitu mudah tertidur dalam pangkuan ibunya. Empat puluh menit kemudian, akhirnya mereka tiba di depan sebuah klinik. Danar segera memarkirkan mobilnya lalu membukakan pintu untuk Embun. Mereka pun berjalan bersisian layaknya

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 28

    Pukul sepuluh malam Danar menghabiskan waktunya di depan kamarnya. Ia duduk di atas kursi rotan di balkon kamar sembari menghisap gulungan tembakau. Ketika ia sedang stress dan banyak pikiran, ia akan melampiaskannya dengan benda yang membuatnya merasakan ekstasi sesaat itu.Dersik angin malam terasa dingin menusuk-nusuk tubuh. Namun ia tidak beranjak sedikitpun dari sana. Pria dingin itu sedang menunggu kepulangan istrinya. Tak berselang lama, sebuah mobil Mercedes Benz berwarna merah tampak bergerak memasuki halaman rumah. Suara deru mesin yang halus sama sekali tidak mengusik penghuni rumah yang sudah berbaring istirahat malam itu. Security rumah langsung menyambut kedatangan Nyonya rumah. Dari atas balkon kamarnya, Danar bisa melihat wanitanya turun dari mobilnya lalu masuk rumah dengan jalan berlenggak lenggok. Pria dingin itu kemudian masuk dan memilih merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Bahkan lampu utama sudah dimatikan. Yang tersisa hanyalah temaram lampu tidur.“Malam, S

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 29

    Pagi itu cuaca teramat cerah. Awan putih bergerombol dan berarak di langit yang biru. Sungguh, lukisan alam yang begitu indah alami. Pun, suara burung-burung yang bernyanyi, menambah riuh suasana pagi itu. Mereka meloncat dari satu dahan ke dahan lain dengan penuh semangat–menggoyangkan dedaunan hijau yang asri.Di balkon kamar lantai dua, tampaklah sepasang suami istri yang baru saja bangun dan menikmati suasana pagi.“Halo, Sayang!” sapa Mita pada suaminya yang kini tengah menyesap secangkir kopi dengan nikmat. Hari itu hari minggu. Oleh karena itu sepasang suami istri itu tidak pergi ke kantor. Mereka menghabiskan waktu istirahat di rumah saja.Danar hanya bergumam menanggapi istrinya. Ia masih merasa kesal atas sikapnya yang seolah tidak bersalah. Sebagai bentuk kekesalan dan kemarahannya, ia hanya mengabaikannya.“Kenapa gak dijawab?” serunya lagi, mengenyahkan bokongnya di atas kursi rotan di sampingnya. Ia memandang suaminya dari samping. Di usia tiga puluh lima tahun, suaminya

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 30

    Embun buru-buru berlari dari depan kamar Sagara. Ia lupa jika hari itu hari minggu di mana Mita ada di rumah. Wanita bermanik almond itu menyusuri lorong menuju anak tangga agar segera turun ke lantai bawah.Namun karena ia tergesa-gesa, tubuhnya mendadak oleng dan menabrak sosok pemuda yang berjalan berlawanan arah dengannya.Ke duanya terkejut hingga mereka jatuh bersamaan, dengan posisi saat itu Embun menindih tubuh pemuda tampan di depannya. Dalam beberapa detik, kepala Embun menindih dada pemuda itu. Panik, Embun buru-buru bangun dari posisi yang tidak nyaman itu. Nafasnya mendadak memburu.“M-maaf, Mas Gilang,” ucap Embun dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus. Rasanya, ia ingin bersembunyi di suatu tempat. Mereka pun bangun dengan suasana yang agak canggung. Embun merasa sangat malu. Namun Gilang merasa insiden baru saja boleh lah terulang kembali. Senyum buaya darat tersungging di bibir tipisnya. Untuk pertama kalinya, Embun memeluknya meski karena ketidaksengajaan.“

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 31

    Siang itu ke tiga orang wanita muda, Embun, Maya dan Linda tengah menyantap satu kotak donat madu yang diberikan oleh Gilang. Awalnya, Embun menolak setiap pemberiaan pemuda berpotongan rambut ala Korea itu. Ia memang tidak suka mendapat perhatian lebih—yang bisa menimbulkan kesalahpahaman. Namun Gilang tipikal pria pemaksa. Ia selalu membuat sejuta alasan agar Embun menerima makanan itu. Wanita menyusui harus banyak makan yang manis, katanya.Andai Gilang tahu, jenis makanan yang diberikan oleh Bu Neli padanya. Sebagai ibu susu Tuan muda, ia makan begitu banyak makanan yang bergizi demi menghasilkan ASI yang melimpah untuk Sagara baik dari yang rasa manis hingga asin. Tentu saja, Embun melakukan itu dengan penuh kerelaan sebab ia sangat menyayangi putranya. Entahlah, menjadi sebuah kebiasaan Gilang setiap kali datang ke rumah Danar, ia membawa satu kantong makanan untuk wanita yang ditaksirnya. Embun pun menerimanya dan menikmatinya bersama dengan teman yang lain. Karena Maya sudah l

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 142

    Pulang dari gym, Manggala kembali mengantar pulang Pasha. Karena sewaktu pergi ke tempat gym, Manggala menjemput Pasha dengan mobilnya. Selama perjalanan mereka mengobrol banyak hal.Setelah percakapan di tempat gym, Manggala setidaknya merasa sedikit lebih lega, mengetahui alasan yang membuat Embun marah padanya. Karena sudah mengetahui sumber permasalahannya, maka ia berencana akan bicara empat mata dengannya. Hanya saja, Manggala sedikit butuh waktu untuk mempersiapkan pertemuan dengannya. Mungkin ia akan mengajak personel The Great Duke lainnya untuk jalan bersama.Karena Manggala tahu, tak mungkin Embun bersedia diajak ngobrol benar-benar ‘berdua’. “Well, kita akan pergi hiking bagaimana? Atau, piknik ke hutan pinus? Di sana kita bisa melihat pemandangan alam,” ungkap Manggala saat tiba-tiba saja sebuah ide melintas di kepalanya. Ide tersebut muncul saat ia melihat pohon palem yang berjejer di taman. Mungkin, ia akan menyatakan cintanya saat mereka pergi ke tempat itu.Saat ini

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 141

    “Ibu, cepat sembuh! Kalau Ibu sudah sembuh, kita akan pergi jalan-jalan ke Selandia Baru. Bukankah Ibu ingin pergi ke sana? Ibu bisa pergi ke Wai Ariki Hot Spring and Spa.”Danar merengkuh tangan keriput ibunya yang masih terbaring lemah di atàs ranjang rumah sakit. Kemudian ia mengecup punggung tangannya dengan penuh kasih sayang. Pria itu duduk di atas sebuah kursi yang berada di samping ranjang. Setiap hari ia selalu datang membesuk ibunya. Tak peduli ia sibuk, ia selalu menyempatkan dirinya untuk datang, memastikan kondisi ibunya. Ia teramat senang sekali saat melihat kondisi kesehatan ibunya sudah mengalami kemajuan saat ini. Dua minggu sudah terhitung ibunya masih terbaring di rumah sakit. Ia harus menjalani perawatan akibat lukanya yang serius. Beberapa kali, Diajeng menjalani operasi pada bagian kakinya. Kakinya mengalami patah tulang sehingga harus dioperasi dan dipasang pen.Diajeng hanya mendesah pelan sembari melirik ke arah putranya yang terlihat begitu berbakti padanya

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 140

    Manggala dan ibunya duduk dan bicara empat mata. Pemuda tampan itu tidak ingin ibunya berspekulasi yang tidak-tidak tentang dirinya. Ia pun menceritakan apa yang terjadi saat mereka berada di cafe, saat pertama kali ia menemukan Serina hingga membawanya pulang ke apartemen.“Mama, dengarkan Gala! Malam, Gala menginap di hotel. Gala juga gak enak kalau tinggal berdua dengan gadis itu.”Manggala berusaha memberikan pengertian pada ibunya. Ia tidak ingin ibunya kecewa padanya.Malati menarik nafas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. “Gala, apa kau tidak menaruh curiga pada gadis itu? Bisa-bisanya kau meninggalkan gadis itu di apartemen sendirian? Kau hanya baru mengenalnya beberapa jam?”Manggala mengerti arah pembicaraan ibunya. Jika ibunya orang biasa mungkin cara berpikirnya sederhana. Namun masalahnya ibunya seorang mantan agen detektif di mana ia selalu bersikap hati-hati dan waspada terhadap kemungkinan apapun yang terjadi.Manggala tidak berpikir panjang meninggalkan gadis it

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 139

    Malam itu langit tampak gulita tanpa gemintang yang menghiasnya. Ditambah gemerosok angin menyapu dahan-dahan pohon hingga membuatnya bergoyang dan seperti sosok monster yang menakutkan. Namun pemandangan yang sedikit anker itu sama sekali tidak mengurungkan niat seorang gadis cantik untuk berjalan di jalan setapak. Gadis cantik dengan tas ransel yang tercangklong di punggungnya tampak berjalan cepat untuk mencari kendaraan yang akan membawanya keluar kota. Ia merasa sudah tidak aman jika ia kembali ke ibukota atau berada tinggal bersama ke dua orang tuanya di Bandung. Untuk sementara waktu ia akan pergi keluar kota.Peluh sudah membanjiri tubuhnya. Sungguh, ia merasa letih. Namun ia harus segera pergi demi keselamatannya. Gadis itu duduk di halte bus yang sepi. Hanya ada empat orang yang tengah duduk di sana, menunggu bus datang.Drt, drt, drt, Suara ponsel yang gemetar menginterupsi lamunannya. Gadis itu segera mengangkatnya namun sebelumnya ia mencari tempat sepi. Ia tidak mau per

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 138

    Akhirnya, the Great Duke bisa menyelamatkan gadis bermata biru dan membawanya ke penthouse milik Manggala. Dengan sebuah asumsi dan pertimbangan jika penthouse itu adalah tempat yang paling aman untuk gadis itu tinggal sementara. Manggala sempat skeptis tak bisa melarikan diri dari rumah mafia itu. Namun ia berhasil selamat setelah baku hantam dengannya. Mafia itu tidak sekuat dan sesangar penampilannya. Dari gerakannya, ia terlihat sedang sakit.Namun, saat mereka pulang ke penthouse, ibunya Manggala ternyata tidak berada di sana. Manggala baru saja membaca pesan dari ibunya jika ibunya baru saja dijemput oleh sepupunya—Nadira. Padahal ia akan meminta ijin dan bantuan pada ibunya untuk melindungi gadis itu.Kini ke empat pemuda itu berkumpul di ruang tamu dan mulai menginterogasi gadis bermata biru itu. Gadis lugu itu pun menceritakan secara singkat mengapa ia bisa tertangkap oleh pria berwajah sangar tadi.“Jadi kau dijebak oleh siapa tadi? Teman barumu?”Beryl langsung berkomentar

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 137

    “Maaf, ada kepentingan apa?” Seorang security bertubuh tinggi besar menghadang jalan Pasha yang tiba-tiba saja datang menghampirinya. Pasha melakukan penyamaran sebagai seorang tukang service AC. Ini semua ide Manggala. Mudah baginya untuk mengetahui siapa saja tamu yang datang ke sana. Sebetulnya security itu sudah tahu siapa saja tamu yang datang. Hanya saja, ia selalu waspada, mengkonfirmasi terlebih dahulu siapa saja tamu yang datang ke sana. Apalagi bosnya seorang yang keji dan tak segan memecat pekerjanya yang tidak mematuhi semua aturannya.Pasha pun menjawab dengan lugas. “Saya tukang service AC langganan rumah ini, Pak. Lihatlah ini kartu nama saya.”Pasha pun memperlihatkan sebuah kartu nama si empunya tukang service.Pucuk dicinta ulam pun tiba, sebuah keberuntungan memihak mereka. Kebetulan, di jalan perumahan mewah itu, ada sebuah mobil khusus bertuliskan service AC. Perumahan mewah itu menyediakan berbagai jenis jasa pemeliharaan rumah termasuk fasilitas demi kenyamanan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 136

    “Cepat kau katakan! Di mana gadis itu? Aku sudah membayarnya mahal! Mengapa kamu yang datang?”Pria dengan luka sayat di wajahnya itu memojokan gadis bermata biru ke dinding. Ke dua tangan kekarnya kembali menekan leher gadis itu hingga gadis itu tampak syok. Ia takut jika pria itu akan benar-benar mengakhiri hidupnya hari itu.Gadis itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan berderai air mata. Kesialan tengah menyambangi dirinya. “A-aku tidak tahu, Om. Aku tiba-tiba saja berada di kamar itu. Aku tidak ingat apapun lagi. Sungguh, bebaskan aku Om!” jawab gadis itu suara yang terbata-bata. Seingatnya, ia bekerja di sebuah hotel sebagai seorang housekeeper. Saat itu ia kehausan dan minum air berasal dari dalam tumbler miliknya. Namun setelahnya ia merasa pusing dan tingkahnya mulai aneh. Ia menjadi lebih berani dan terkesan tidak tahu malu. Sekonyong-konyong ia sudah berada di dalam kamar mewah hotel.“No! Kau harus bawa gadis itu! Aku cuma pengen dia!” ucap pria itu bernada dingin.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 135

    Suasana cafe bergaya retro itu tampak mencekam semenjak kedatangan beberapa orang pria berpakaian serba hitam. Seorang pria yang diduga sebagai ketuanya terlihat paling menonjol di antara yang lain. Wajahnya bukan wajah orang Melayu. Akan tetapi wajahnya mirip blasteran Amerika tengah. Fitur wajahnya tampan namun ada luka sayat melintang di pipinya hingga sekilas tampak menyeramkan bagi siapapun yang melihatnya. Apalagi ditambah bentuk matanya bagaikan mata elang yang tajam.Pria berwajah hispanik itu langsung mendelik ke arah sumber suara—yang tak lain suara Manggala. Ia tidak suka siapapun menginterupsi apa yang dilakukannya.“Siapa kau? Lancang sekali kau ikut campur urusanku!”Sekali hentakan pria itu mendorong gadis muda itu hingga terjatuh ke lantai. Gadis muda itu terlihat kehabisan pasokan oksigen yang membuatnya beberapa kali terbatuk-batuk. Wajahnya yang bersih tampak merah dengan mata yang sayu. Hanya dalam sekali tatapan, Manggala sudah bisa menarik kesimpulan jika gadis i

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 134

    Di sebuah kafe kopi, tempat nongkrong anak muda, empat pemuda tampan tengah duduk melingkari meja berbentuk bundar. Mereka menghabiskan waktu sore mereka dengan ngopi di kafe di mana ada live music yang disuguhkan di sana.Manggala menyesap kopi Long Black Americano dengan begitu nikmat. Harum aroma kopi dengan rasa yang pahit dan agak sedikit asam memberikan sensasi tersendiri baginya sebagai penikmat kopi. Satu teguk tidaklah cukup. Ia pun mengulanginya hingga tiga kali.Barulah pemuda tampan itu menaruh cangkir kopi itu ke atas meja. Ia pun mulai berkisah pada anggota the Great Duke. Pertama kalinya, secara resmi ia menceritakan isi kepalanya pada sahabatnya. Ia mengatakan pada mereka, jika ia serius menyukai Embun.Ke tiga sahabatnya tidak terlalu terkejut mendengar ungkapan perasaan hatinya pada Embun. Mereka sudah tahu hanya dari melihat bahasa tubuhnya. Beryl pun mulai berkomentar setelah mendengar ungkapan isi hati Manggala.“Kau harus segera menembaknya! Kalau bisa sebelum Emb

DMCA.com Protection Status