Share

Bab 115 : Bukan Anak Haram

“Gala belum tidur?” tanyaku yang sesaat tadi membeku sudah seperti maling yang ketahuan.

Bagaimana bocah kecil itu tiba-tiba keluar mendengar pembicaraan kami?

Tidak mau saja dia terlalu dini harus kuberitahu sebuah kebohongan bahwa papanya sudah tidak ada.

Sebenarnya ada rasa tidak tega juga harus mengatakannya. Mudah-mudahan Ed panjang umur dan sehat selalu.

Ini hanya untuk kebaikan anak-anaknya.

Lihatlah, seburuk apapun hubungan kami aku tentu tidak bisa melihat papa anak-anakku dalam kondisi itu.

“Kenapa Mama tidak bilang pada teman-temanku kalau papa Gala sudah meninggal?” 

“Kenapa, Sayang. Ini sudah malam, besok kita jalan-jalan ‘kan?” aku menghampirinya dan membujuknya kembali ke tempat tidur.

“Soalnya mereka suka olok-olok Gala dan Meida anak haram, Ma!”

Deg!

Mendengar kata itu dari bibir Gala sendiri hatiku meradang.

Apa anak sekecil ini ta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status