Vivi menerima dokumen laporan investigasi kebakaran rumah. Malam setelah kebakaran, Reza dan Vivi menginap di rumah Vivi sementara teman-teman dekat lainnya membantu mengamankan dokumen dan barang-barang yang bisa diselamatkan.Sudah hampir satu minggu kejadian itu berlalu, abu kedua orang tua Reza disebar ke laut sesuai permintaan ibunya, sementara yang lain sudah dimakamkan oleh keluarga masing-masing."Kebakaran berasal dari ruang makan lantai satu, meja disingkirkan lalu kursi di letakan di sebelah kiri dan kanan seolah membuat jalur jalan lalu di ujung adalah sofa yang diduga ditempati dua orang."Nina merinding mendengarnya. "Apakah itu adalah ibu dan ayah mertua kamu?"Vivi mengangguk pelan. "Tubuh mereka hancur tapi di puing ada sisa potongan kain gaun pengantin dan kain baju pasien. Jadi itu pasti ibu dan ayah.""Tubuh yang lainnya utuh dan sudah gosong, ada Rosalin di dalam kan?" tanya Kinara."Ya, tes Dna di gigi cocok," jawab Vivi."Bagaimana dengan suami kamu?" tanya Vio
Tindakan netizen semakin semena-mena, Almira juga mulai muncul di tv ibukota klarifikasi mengenai kematian calon ibu mertuanya sementara Krisna tidak diizinkan menyentuh manajemen ayahnya, buka suara di media sosial.Selama ini ayahnya selalu diam mengenai kehidupan istri dan anak-anaknya karena terlalu malas ikut campur. Jadi, saat netizen menyerang Vivi pasti tidak akan ikut campur.Yang paling parah Erika, dia membuat status dan kemarahan kepada ayah dan Vivi atas kematian ibunya. Netizen membela Erika dan mencaci Vivi.Vivi sibuk bekerja, mengabaikan cibiran di media sosial atau pun kehidupan nyata.Para investor dan manajer operasional tidak berani angkat bicara, mereka sudah melihat sendiri bagaimana cerdasnya Vivi dan juga bagaimana busuknya Rosalin. Andaikan tidak ada kendala soal perjanjian waktu itu, mereka pasti sudah menjadi garda depan membela Vivi.Saat pulang ke rumah, Vivi melihat Reza sudah menyiapkan makanan. "Kamu masak?" tanya Vivi sambil duduk setelah dibantu Rez
Setelah mendengar persetujuan Erika, Vivi dan Reza menyerahkan Choky untuk mengawasi rancangan pesta.Konsep dan lainnya sudah direncanakan dari awal oleh Rosalin dan Almira tapi karena Rosalin sudah meninggal dan Almira sibuk di tv. Erika jadi melanjutkan sendirian dengan dibantu EO terkenal.Erika hanya mengundang teman dekat dan keluarga dari pihak ibu. Keluarga dari pihak ayah tidak diundang karena tidak terlalu dekat dengan dirinya.Erika membuat status di i*******m dengan nada sedih dan menyebut ibunya, sontak netizen menyemangati Erika sekaligus menyidir Vivi.Putra yang melapor ke Vivi dan Reza tidak bisa berbuat apa-apa karena yang bersangkutan tidak mau meladeni anak kecil."Apa nyonya sudah lupa kalau usianya hanya selisih satu tahun dengan nona Erika?" tanya Choky ke Putra.Putra terlalu malas untuk berkomentar.Choky dan Putra tahu, Vivi konsentrasi dengan perusahaan, pengambil alihan bisnis keluarga Hutama dan membayar hutang yang membengkak sementara sang kepala keluarga
"Senang?" tanya Vivi sambil memeluk suaminya dari belakang tanpa memakai pakaian sehelai pun.Reza yang sedang menonton video di TV flat-nya tersenyum. "Waktu itu aku tidak bisa memberikan hadiah kejutan karena butuh dana besar dan pengalaman banyak. Sekarang, akhirnya aku bisa memberikan kejutan," ucap Vivi sambil membelai dada suaminya yang bidang dan mencium pipi."Kamu tidak merasa sayang?""Tidak," tegas Vivi. "Bisnis keluarga Hutama hanya terdiri dari hotel, saat merger aku sudah memisahkan bisnis milik keluarga ibu ku.""Apakah kamu sudah mendengar ceritanya?"Tangan Vivi yang rakus dan memainkan puting Reza, terhenti."Jadi, kamu sudah tahu?""Itu hanya masa lalu.""Ibu ku dulu terlalu fokus dengan impian dan cita-cita cintanya sehingga melupakan detail yang ditinggalkan kakek, kamu pasti sudah membacanya di perpustakaan.""Kamu sengaja membuat ku membacanya?" tanya Vivi tidak mengerti. Dulu dirinya tidak terlalu tertarik dengan sejarah keluarga Hutama dan Aditama tapi setela
Netizen semakin menggila dengan berita baru semalam. Politikus yang disebut malaikat, berselingkuh dengan pria lain dan memiliki anak. Tidak, bukan berselingkuh melainkan menjebak pria supaya bisa punya anak.Erika diusir dari rumah, mencoba menghubungi semua teman-temannya, tidak ada yang mengangkat.Akhirnya Erika memutuskan tidur di hotel milik keluarga Hutama, karena terlalu lelah mengambil semua barang berharga miliknya sekaligus menangis dan mendapat kabar tidak menyenangkan, dia jatuh tertidur di dalam kamar.Ibu, andaikan ibu masih hidup----Sudah dua hari Erika berdiam diri di dalam kamar, meratapi nasib. Bingung dengan perubahan nasib tidak terduga. Selama merenung, dia mengingat masa lalu saat mengusir Vivi pergi. Apakah ayah melakukan hal yang sama untuk menghukumku? waktu itu kan semua keputusan di tangan ibu, aku hanya ikut membantu ibu dan Almira saja.Erika lalu teringat dengan kakaknya di ibukota, dia mencoba menghubungi kakaknya.Tidak tersambung.Erika mencoba lag
Erika hampir gila melihat semua koleksi perhiasan dirinya dan ibu sudah tidak ada, bahkan gaun mewah diambil mereka. Untung saja mereka masih berbaik hati tidak mengambil handphone miliknya.Erika menangis dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Semenjak kakek dan ibu meninggal, semuanya berubah. Andaikan mereka masih hidup, aku sekarang sudah melewati ulang tahun dengan bahagia dan tidak perlu menangis seperti ini.KriiiingErika buru-buru membuka handphone. "Hallo, kakak?""Erika, kamu baik-baik saja disana?"Air mata Erika mengalir. "Kakak ipar? kakak dimana?""Kakak kamu sibuk bertemu orang-orang, kamu baik-baik saja?"Erika menghapus air mata dan mulai bercerita.Setengah jam kemudian, setelah selesai bercerita. Erika mengobarkan kebencian ke Vivi. "Andai saja ayah tidak membawa anak itu masuk ke dalam rumah- pasti aku- aku-""Sudahlah, tidak ada yang perlu ditangisi. Kamu coba bertemu teman-temanku, mungkin mereka mau bantu kamu.""Bantu bagaimana?""Yah, setidaknya kamu harus se
Almira dan Krisna duduk di hadapan seorang dukun. Dukun itu membaca mantra dan melempar sesuatu ke sebuah baskom kayu berukuran sedang yang mengeluarkan asap berwarna merah."Asap ini adalah asap persembahan anak buah saya untuk menyerang mereka. Semakin banyak kalian membayar saya, semakin banyak anak buah saya bekerja dan semakin cepat hasil yang kalian ingin dapatkan."Almira menowel Krisna.Dengan cemberut, Krisna memberikan segepok uang sepuluh juta rupiah.Dukun dengan cepat menyembunyikan uang itu ke bawah kakinya dan mulai merapal mantra dengan keras. "WAS WES WOS WAS WES WOS WAS WES WOS!"Krisna bertanya ke Almira. "Ini akan berhasil kan?"Almira mengangguk mantap. "Tentu saja."Krisna menjadi lega dan ikut menirukan mantra si dukun dengan pelan.Almira ikut menirukan juga.Asap itu melayang sampai ke rumah keluarga Vivi."Tahu kebodohan manusia nggak?" tanya Alex yang sudah di dalam rumah keluarga Vivi.Vio tertawa geli. "Serakah, gak bisa dapat lalu main dukun. Menuduh Vivi
Perut Almira semakin membengkak besar. Supaya tidak malu, keluarga Almira memutuskan menikahkan Almira bersama Krisna sebagai pertimbangan Krisna masih bagian dari keluarga Aditama.Krisna berusaha meminta bantuan ke ayahnya untuk merayakan pesta pernikahan mewah. Dia sudah tidak punya uang banyak lagi, aktif kampanye di dunia politik juga harus istirahat dulu karena kasus baru-baru ini. Krisna menjadi bahan tertawaan orang-orang, padahal Almira lah yang membawanya ke sana. Tapi mereka lebih percaya ke Almira daripada dirinya.Putra yang melaporkan ke Reza sedikit geram. "Bagaimana?"Reza melirik Vivi yang sedang sibuk membaca berita di media sosial. "Bagaimana, Vi?"Vivi tertawa. "Yah, hasil tes dna sudah keluar?""Ya, kamu sudah melihatnya?" tanya Reza."Bagaimana jika memberikan sebagian harta ke anak itu sebagai kompensasi?" Vivi bertanya balik."Kompensasi?""Ya, karena terlahir di luar nikah. Lagipula kita tidak mau anak kamu ini menjadi malu karena punya kerabat yang terlahir di
Video Cefrilizia yang selingkuh dengan beberapa pengusaha, menyebar luas. Para istri kaya mengutuk perbuatan wanita yang sempat mereka bela dan kagumi, sementara para suami hanya diam tidak menanggapi. Beberapa bahkan berdoa supaya tidak muncul wajah lawan main wanita liar itu. Cefrilizia menjerit sedih dan memohon di kaki ayahnya yang menangis. "Aku tidak melakukan perbuatan kotor, papa. Kami melakukannya berdasarkan kebutuhan seperti yang papa lakukan. Jangan benci aku, papa. Aku minta maaf." Tommy memejamkan mata dengan sedih saat melihat putri kesayangan yang memiliki harga diri tinggi harus meminta maaf dengan cara seperti ini. "Mereka juga bilang akan membantu semua urusan papa, aku juga ingin melihat papa bahagia tanpa mengkhawatirkan uang seperti dulu lagi." Dua sipir penjara yang menjaga pintu, menggeleng miris. Dengan nada gemetar, Tommy bertanya kepada putrinya. "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu semua perbuatan salah? Mereka memiliki keluarga, harga diri kamu sangat t
Satu minggu kemudian Cefrilizia terkejut melihat kondisi papanya yang kurus dan tidak terawat. "Papa?"Tommy tersenyum sedih, dengan nada getir mulai menjelaskan semua permasalahannya.Cefrilizia berteriak marah. "BAGAIMANA BISA AYAH MELAKUKAN PELANGGARAN SEPERTI ITU?!""Papa hanya ingin sedikit mengambil keuntungan, tidak papa sangka pria itu malah dipenjara.""Uang kita- sita saja semua aset miliknya, ambil yang mereka punya. Papa!"Tommy menggeleng sedih. "Terlambat, semua asetnya sudah masuk ke dalam penyelidikan. Rumah dan mobil kita sudah disegel bank lebih awal, takut kita tidak bisa membayar semuanya."Tubuh Cefrilizia gemetar ketakutan, tidak ingin hidup di penjara lebih lama. "Apa yang harus aku lakukan papa?""Bertahanlah, saat ini papa tidak mampu menyewa pengacara. Tolong jangan melakukan hal-hal aneh, kita juga sudah tidak bisa membayar bodyguard."Tiba-tiba Cefrilizia teringat dengan ancaman bodyguard yang datang menghalangi dirinya dan Erika."Papa, ini pasti ulah Vivi
Sayangnya rencana Tommy hanya tinggal rencana. Kedua tangannya gemetar marah ketika mendapat surat dari bank Fumoshi beberapa hari kemudian.Penolakan!Bank Fumoshi menolak pengajuan pinjaman untuk calon klien. "Bisnisnya sangat potensial dan bagus, bagaimana bisa kalian menolak pinjaman untuk orang ini?!" teriak Tommy sambil menggebrak meja. "Kalian sadar tidak sih, kerugian apa yang akan kita dapatkan setelah melihat pengusaha potensial ini?"Reiko duduk berhadapan dengan Tommy. Kali ini dirinyalah yang turun tangan menghadapi pria tua gila dan mata keranjang ini. "Apakah anda sadar bisnis apa yang anda sodorkan ke kami?""Apa? Apakah kalian semua mempertanyakan kredibilitas dan pengalamanku selama ini?!" Tommy berdiri sambil menunjuk Reiko dengan marah.Reiko menghela napas panjang, mencoba untuk bersabar tidak melempar barang ke kepala lawan bicaranya. "Apakah anda tahu bahwa bisnis yang disodorkan itu ilegal?"Tommy kembali duduk dan menatap tidak percaya Reiko. "Saya sudah memil
Cefrilizia memberontak ketika akan dimasukan ke dalam sel oleh para polisi. "AKU TIDAK MELAKUKAN APAPUN! LEPASKAN AKU! INI PASTI ULAH VIVI!"Para polisi berhasil melempar Cefrilizia masuk ke dalam sel dan cepat-cepat menutupnya. Cefrilizia yang marah, berlari dan memegang erat pagar besi tahanan. "Panggilkan pengacara! Aku belum resmi menjadi tersangka, tapi sudah dimasukkan ke dalam sel?"Para polisi bergegas pergi meninggalkan Cefrilizia yang marah."AKU BELUM MENJALANI SIDANG DAN AKU TIDAK MEMBUNUH SIAPA PUN! KELUARKAN AKU DARI SINI! PAPA! PANGGIL PENGACARAKU!" teriak Cefrilizia sambil mengguncang pagar besi."Hei, jangan bersikap kesetanan begitu. Kami jadi takut."Cefrilizia menoleh dan melihat seorang wanita duduk di sudut tembok sambil dipijat kroninya. "Kalian-""Kami masuk penjara baru hari ini karena pengeroyokan, kamu sendiri karena apa?"Cefrilizia mendengus keras dan tidak menjawab."Ah, orang kaya," kata wanita itu sambil menikmati pijatan temannya dengan santai. "Kekuat
Keesokan harinya, Vivi berkunjung ke rumah Kinan sambil membawa kedua bayinya, sementara Reza diskusi masalah bisnis di ruang kerja suami Kinan.Kinan menyesap teh dengan anggun sambil mengamati perilaku lembut Vivi pada anak-anaknya. "Kamu terlihat sabar menghadapi mereka, biasanya anak-anak muda sedikit tidak sabar menghadapi bayi."Vivi tersenyum lembut. "Mungkin karena saya menikah dengan pria dewasa, jadi saya ikut tenang."Kinan tertarik dengan jawaban Vivi. "Oh."Vivi tersenyum gugup. "Saya sudah mendengar gosip di luar mengenai pernikahan saya dengan suami, sebenarnya saya merasa tidak adil, tapi begitu suami mengajarkan saya kesabaran, saya kembali tenang.""Bukankah kamu juga menjalankan perusahaan suami?""Anda tahu itu?""Tidak mungkin saya tidak tahu.""Sebenarnya itu ide suami saya, karena tahu saya bosan di rumah.""Bosan? Bosan mengurus anak?""Ah, tidak. Bukan begitu, saya tidak bosan mengurus anak, saya selalu dibantu para pelayan di rumah. Tapi saya bosan tidak mela
Di saat para dewan direksi panik karena Vivi, Tommy bertemu dengan dengan salah satu pengusaha muda yang mencari investor dan menjelaskan semua rencananya."Saya yakin, anda juga akan mendapatkan keuntungan banyak setelah berhasil mendapatkan kontrak dengan bank Fumoshi."Tommy mengerutkan kening tidak suka. Memang dirinya mengajukan kerja sama dengan bank tersebut untuk menaikkan nilai dirinya tapi bukan berarti dia mau menyerahkan potensial uang ke pihak bank, meskipun memang ada perjanjian tertulis.Tommy berdehem. "Berapa dana yang ingin kamu ajukan?"Pria itu menyerahkan tulisan ke tommy.Tommy tersenyum lebar ketika melihat angka itu. "Kamu yakin dengan uang segitu, bisa mendapatkan banyak penghasilan?""Oh, ayolah pak. Jangan terlalu gaptek. Sekarang zamannya dunia teknologi, kita harus bisa maju seberapapun usia kita."Tommy menaikkan salah satu alisnya. "Bisa dijelaskan dulu perlahan? Saya masih bingung.""Di dunia serba teknologi ini, masyarakat yang sudah terlanjur nyaman d
Erika menatap nanar Cefrilizia, sorot mata dan ambisi yang sama seperti ibunya. "Tidak bisakah anda tidak menyentuh kami? Sekarang kami sudah hidup tenang meskipun tidak semewah anda."Krisna memeluk bahu Erika. Seandainya mereka berdua tidak melakukan hal buruk di masa lalu, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.Cefrilizia semakin salah paham. "Aku tahu masa lalu kalian sangat mengerikan, jadi jika kalian bekerja sama padaku untuk menghancurkan Vivi. Aku berjanji akan membawa pulang kalian ke rumah itu lagi.""Aku tidak mau kembali ke tempat itu, tolong pergilah." Mohon Erika. "Jangan memaksa kami.""Aku tidak memaksa kalian, aku-"Tiba-tiba seorang pria bertubuh tinggi dan kekar menghalangi pandangan Cefrilizia sampai membuatnya terpaksa mendongak.Choky menunduk dan menatap dingin wanita tidak tahu malu itu. "Nona Heard, tolong pergi dari sini. Anda sudah mengganggu."Cefrilizia tertawa sinis. "Bagaimana bisa aku mengganggu? Aku hanya ingin menyelamatkan anak-anak tidak bersalah
Dua hari kemudian.Cefrilizia terkejut mendengar Ken dan istrinya pindah ke Australia tanpa memberikan kabar, bahkan Hannah juga mendadak keluar dari grup tanpa mengatakan apapun.Cefrilizia mondar mandir di ruang tamu dengan cemas, apakah mereka akan berkhianat?Tommy pulang ke rumah dengan bahagia lalu memeluk putrinya yang cemas. "Hahahaha-"Cefrilizia terkejut. "Papa, ada apa?""Ini berita menyenangkan untuk kita.""Berita apa? Apakah ada yang memberikan uang banyak untuk papa?""Tidak, tapi bank Fumoshi akhirnya setuju kerja sama dengan kita."Kedua mata Cefrilizia berbinar dan melompat bahagia. "Oh, astaga. Selamat papa.""Kita pasti akan kaya raya dan semua akan menghormati kita berdua, kamu juga harus membantu papa menangani klien.""Tentu saja, putri papa yang cantik ini siap membantu."Tommy melihat wajah putri kesayangannya yang mendadak murung. "Ada apa? Kenapa kamu seperti itu?""Papa tidak dihubungi teman golf papa? Si Ken?""Ah, papa sudah mendengar kabarnya. Mendadak d
Hannah berteriak marah sekaligus memukul suaminya. "Kamu berani selingkuh di belakangku? Kita sudah menikah lama dan ternyata kamu main di belakangku?"Ken berusaha melindungi diri sendiri. "Tidak, aku tidak melakukan apapun. Itu hanya iseng bersama dia, aku hanya sering main golf bersama ayahnya.""Lalu suara itu? Apa kamu pikir aku tuli?!""Aduh!"Choky dan bodyguard lain berdiri menjauh dari sofa."Pak Ken, anda bisa menandatangani jual beli saham. Nyonya tertarik untuk membeli saham dari anda," kata Putra. "Kami akui telah melakukan kesalahan selama ini."Tangan Hannah berhenti lalu menoleh ke Putra, begitu juga dengan Ken yang sudah memegang bantal sofa dan di posisi terlentang.Putra tersenyum dingin sambil memperbaiki letak kaca matanya. "Nona Vivi selama ini hanya mengandalkan kekuatan suaminya dan tidak memiliki saham apapun, meskipun tertulis secara hukum, harta tuan besar sudah menjadi milik nyonya."Sudut bibir Choky terangkat."Karena itu nyonya, tertarik membeli saham mi